Malam semakin larut, saat Bruce tertidur dengan memeluk ibunya Sarah. Bintang sendiri kini hanya memperhatikan Sarah dan Bruce yang begitu terlihat bahagia dalam tidurnya.
“Sarah...” terdengar suara Bintang begitu pelan hampir berbisik kepada Sarah.
“Iya sayang” ucap Sarah menjawabnya pelan.
“Sebenarnya sudah sejak siang tadi ada seseorang yang tengah mengikuti kita” ucap Bintang tiba-tiba hingga membuat wajah Sarah berubah. “Tapi jangan khawatir, sepertinya dia bukan orang jahat” sambung Bintang lagi untuk menenangkan Sarah, terbukti ucapan Bintang cukup membuat wajah Sarah berubah tenang.
“Siapa dia sayang? dimana?” tanya Sarah algi.
“Aku juga tidak tau Sarah, tapi sepertinya dia adalah seorang wanita, dia bersembunyi dibalik pohon dan semak disana” ucap Bintang memandang kesuatu arah, Sarah memalingkan pandangannya kearah yang diberitahu Bintang, tapi karena gelapnya malam,
Pagi datang.Bruce, Sheeva dan Sarah terlihat tengah asyik menikmati dinginnya air danau yang begitu segar terasa dikulit, mereka tengah membersihkan diri mereka. Bintang tidak terlihat diantara mereka, karena memang Bintang tengah pergi untuk mencari makanan.Bukan saja Sarah yang cepat akrab dengan Sheeva, tapi Brucepun juga terlihat cepat akrab dengan Sheeva, hal ini dapat terlihat Bruce yang tengah bermain air bersama Sheeva dengan sesekali tertawa gembira.“Ayo Bruce naik. Nanti kelamaan bisa masuk angin” ucap Sarah lagi.“Sebentar lagi bu” ucap Bruce yang masih terlihat senang bermain air.Sarah sendiri hanya tersenyum lalu memandang kearah Sheeva yang ada disebelahnya yang tampak sejak tadi hanya merenung.“Sheeva...” tegur lembut Sarah hingga menyadarkannya.“Oh.. eh iya, ada apa nyonya?” tanya Sheeva dengan kaget.“Sedang melamunkan apa Sheeva?” tanya Sarah.
DELAPAN orang yang membawa Sheeva tampak tengah menggiring Sheeva menuju kearah utara. Rupanya tak jauh berjalan, terlihat beberapa ekor kuda yang ditambatkan, dan kini mereka sudah siap membawa putri Sheeva dengan kuda tersebut. Sheeva sendiri tampak dinaikkan kedalam sebuah kereta kuda bersama beberapa yang menemaninya, didepan dan dibelakang kereta kuda tersebut tampak 2 ekor kuda yang mengiringinya. Tapi baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba saja kuda yang berada didepan menghentikan barisan. 2 kuda yang ada dibelakang dengan cepat ikut kedepan, bahkan yang berada dikereta kuda ikut bangkit berdiri untuk melihat apa yang terjadi didepan. Sheeva sendiri yang juga penasaran sebenarnya ingin mengangkat wajahnya untuk melihat kedepan, tapi hal itu tak mungkin dilakukannya.Apa yang sebenarnya terjadi?Di depan 4 sosok berkuda tampak berdiri sosok lelaki muda tampan yang tak lain adalah Bintang adanya. Dengan kemampuannya memang tak sulit bagi Bintang untuk menyusul
Bruce langsung menyambut gembira melihat Sheeva yang kembali bersama Bintang, tanpa menunggu lebih lama, Bruce langsung berlari memeluk Sheeva yang juga ikut menyambut pelukan Bruce dan terharu. Sementara itu Sarah sendiri tampak menyambut kedatangan Bintang.“Kau tidak apa-apa suamiku?” tanya Sarah. Bintang tersenyum dan menggelengkan kepalanya.“Aku tidak apa-apa Sarah” ucap Bintang tersenyum.“Ya sudah, ayo sekarang kita makan dulu. Nanti saja ceritanya” ucap Sarah cepat karena memang sejak tadi mereka belum makan. Bruce bersikeras untuk menunggu Bintang dan Sheeva kembali baru mau makan.Merekapun lalu menikmati nasi bungkus yang tadi dibawa oleh Bintang. Tak lama setelah selesai menyantap makan siang mereka.“Maafkan saya yang telah membuat repot tuan dan nyonya Sarah” ucap Sheeva dengan wajah tertunduk.“Tak perlu meminta maaf Sheeva, ceritakan saja yang sebenarnya” ucap Sarah
PAGI akhirnya datang, Sheeva tampak masih terlelap dalam tidurnya karena baru saja bergadang malam tadi melihat pergulatan birahi yang terjadi didepan matanya.“Kak! Kak Sheeva...” satu guncangan lembut membangunkan Sheeva dari tidurnya, Meski jelas-jelas kelihatan kalau baru saja bangun tidur, namun raut wajah Sheeva benar-benar membuat jantung setiap pria berdegup keras. Wajahnya demikian cantik dan memancarkan pesona luar biasa.“Bruce...” ucap Sheeva mencoba tersenyum saat menyadari Bruce yang telah membangunkannya.“Sssttt!” tapi Bruce dengan cepat memberikan tanda kepada Sheeva dengan menempelkan jarinya didepan bibirnya, sebagai tanda menyuruh Sheeva untuk diam. Hal ini membuat wajah Sheeva berubah, lalu ditatapnya kearah sekeliling, tidak ada seorangpun ditemuinya ditempat itu, hingga Sheeva dapat melihat bagaimana Sarah terlihat tengah mengintip disalah satu dinding lumbung padi tersebut.“Ada apa Bruce!&
Kita kembali kedepan lumbung, dimana sosok Bintang tengah berhadapan dengan 100 orang prajurit Timur Lenk dengan persenjataan lengkap. Semuanya tampak mengenakan sorban dikepala mereka.“Kapten, jadi benar dia orang yang telah menyelamatkan putri Sheeva itu?” tanya seorang laki-laki yang juga berjambang lebat diseluruh wajahnya, terlihat jelas dari pakaian perang yang dikenakannya, jabatannya cukup tinggi. Orang yang dipanggil kapten yang Bintang kenali sebagai orang yang pernah dipecundanginya beberapa waktu yang lalu.“Benar panglima. Dia orang yang telah menyelamatkan putri Sheeva kemarin” ucap si kapten lagi.Sosok yang dipanggil panglima itu tampak menatap kearah sosok Bintang dengan tatapan tajam. Lalu dengan perlahan kuda hitam yang menjadi tunggangannya kearah kedepan.Beberapa tombak dihadapan Bintang, sosok panglima ini menghentikan kudanya.“Siapa kau anak muda?” terdengar suara berat dan penuh wibawa
Sebuah pintu gerbang yang ukurannya cukup besar terlihat membentang panjang dengan pagar tinggi menjulang. Pintu gerbang itu merupakan pintu masuk sebuah kota yang tampak dijaga dengan sangat ketat oleh puluhan orang prajurit, bila melihat keadaannya sepertinya kota tersebut tengah dalam keadaan siaga perang. Pintu gerbang dijaga dengan sangat ketat, setiap orang yang keluar masuk diperiksa secara menyeluruh.Diatas pintu gerbang, terlihat sesosok lelaki tampan yang tengah mengawasi keadaan, tubuhnya tampak kekar berotot. Melihat zirah perang yang dikenakannya dapat kita pastikan kalau lelaki ini memiliki jabatan yang cukup penting dikota yang tengah dijaga ketat tersebut.Seorang pemuda berambut pendek sebahu yang juga berparas tampan tampak dikawal beberapa orang prajurit tampak menaiki pintu gerbang tersebut. Pemuda inipun terlihat mengenakan zirah perang.“Hormat kepada Tuan Muda Ali” ucap lelaki itu lagi menjura hormat, diikuti oleh banyak praju
“Tenangkan dirimu Sheeva, paman juga disini sedang bersiap diri. Timur Lenk pasti dalam waktu dekat juga akan menyerang kemari” ucap Gubernur Al-Musta'sim lagi.“Lalu bagaimana nasib paman Sultan, Sheeva?” tanya Tuan Muda Ali lagi.“Aku juga tidak tau ali” ucap Sheeva dengan wajah sedih.“Tenanglah Sheeva, paman akan mengirimkan mata-mata ke Baghdad untuk mencari tau kabar ayahmu” ucap Gubernur Al-Musta'sim lagi.“Terima kasih paman” ucap Sheeva mencoba tersenyum getir.“Oh ya Sheeva, bagaimana caranya kau bisa sampai kemari. Apakah tidak ada penjagaan ataupun pengejaran yang dilakukan oleh Sultan Timur Lenk?” tanya Gubernur Al-Musta'sim yang tiba-tiba teringat akan hal itu.“Beberapa kali saya dihadang paman, bahkan Komandan Busha sendiri yang turun tangan langsung untuk menangkap saya” ucap Sheeva lagi hingga membuat wajah-wajah yang ada ditempat itu
Beberapa hari kemudian, kondisi Sarah terlihat sudah mulai membaik, dan selama itu pula, Sheeva yang selalu menemani Bruce untuk bermain dan bersenda gurau. Bahkan sampai tidurnyapun Bruce sering tertidur dipangkuan Sheeva. Seperti malam ini, lagi-lagi Bruce tertidur dipangkuan Sheeva.“Putri Sheeva baik ya orangnya kak” ucap Sarah tersenyum.“Ya... Makanya Sarah harus cepat sembuh, biar bisa bermain dengan Bruce juga” ucap Bintang lagi balas tersenyum.“Terima kasih ya kak” ucap Sarah tiba-tiba hingga mengejutkan Bintang.“Terima kasih untuk apa Sarah?”“Terima kasih kakak sudah menjadi suami dan ayah yang baik bagi Sarah dan Bruce” ucap Sarah lagi hingga membuat Bintang tertegun mendengarnya. Bintang menempelkan jarinya dibibir Sarah, dan berkata ; “Jangan berkata seperti itu sayang. Kakak juga bahagia bisa memiliki istri seperti Sarah dan anak seperti Bruce” ucap Bintang lem