Kita kembali kedepan lumbung, dimana sosok Bintang tengah berhadapan dengan 100 orang prajurit Timur Lenk dengan persenjataan lengkap. Semuanya tampak mengenakan sorban dikepala mereka.
“Kapten, jadi benar dia orang yang telah menyelamatkan putri Sheeva itu?” tanya seorang laki-laki yang juga berjambang lebat diseluruh wajahnya, terlihat jelas dari pakaian perang yang dikenakannya, jabatannya cukup tinggi. Orang yang dipanggil kapten yang Bintang kenali sebagai orang yang pernah dipecundanginya beberapa waktu yang lalu.
“Benar panglima. Dia orang yang telah menyelamatkan putri Sheeva kemarin” ucap si kapten lagi.
Sosok yang dipanggil panglima itu tampak menatap kearah sosok Bintang dengan tatapan tajam. Lalu dengan perlahan kuda hitam yang menjadi tunggangannya kearah kedepan.
Beberapa tombak dihadapan Bintang, sosok panglima ini menghentikan kudanya.
“Siapa kau anak muda?” terdengar suara berat dan penuh wibawa
Sebuah pintu gerbang yang ukurannya cukup besar terlihat membentang panjang dengan pagar tinggi menjulang. Pintu gerbang itu merupakan pintu masuk sebuah kota yang tampak dijaga dengan sangat ketat oleh puluhan orang prajurit, bila melihat keadaannya sepertinya kota tersebut tengah dalam keadaan siaga perang. Pintu gerbang dijaga dengan sangat ketat, setiap orang yang keluar masuk diperiksa secara menyeluruh.Diatas pintu gerbang, terlihat sesosok lelaki tampan yang tengah mengawasi keadaan, tubuhnya tampak kekar berotot. Melihat zirah perang yang dikenakannya dapat kita pastikan kalau lelaki ini memiliki jabatan yang cukup penting dikota yang tengah dijaga ketat tersebut.Seorang pemuda berambut pendek sebahu yang juga berparas tampan tampak dikawal beberapa orang prajurit tampak menaiki pintu gerbang tersebut. Pemuda inipun terlihat mengenakan zirah perang.“Hormat kepada Tuan Muda Ali” ucap lelaki itu lagi menjura hormat, diikuti oleh banyak praju
“Tenangkan dirimu Sheeva, paman juga disini sedang bersiap diri. Timur Lenk pasti dalam waktu dekat juga akan menyerang kemari” ucap Gubernur Al-Musta'sim lagi.“Lalu bagaimana nasib paman Sultan, Sheeva?” tanya Tuan Muda Ali lagi.“Aku juga tidak tau ali” ucap Sheeva dengan wajah sedih.“Tenanglah Sheeva, paman akan mengirimkan mata-mata ke Baghdad untuk mencari tau kabar ayahmu” ucap Gubernur Al-Musta'sim lagi.“Terima kasih paman” ucap Sheeva mencoba tersenyum getir.“Oh ya Sheeva, bagaimana caranya kau bisa sampai kemari. Apakah tidak ada penjagaan ataupun pengejaran yang dilakukan oleh Sultan Timur Lenk?” tanya Gubernur Al-Musta'sim yang tiba-tiba teringat akan hal itu.“Beberapa kali saya dihadang paman, bahkan Komandan Busha sendiri yang turun tangan langsung untuk menangkap saya” ucap Sheeva lagi hingga membuat wajah-wajah yang ada ditempat itu
Beberapa hari kemudian, kondisi Sarah terlihat sudah mulai membaik, dan selama itu pula, Sheeva yang selalu menemani Bruce untuk bermain dan bersenda gurau. Bahkan sampai tidurnyapun Bruce sering tertidur dipangkuan Sheeva. Seperti malam ini, lagi-lagi Bruce tertidur dipangkuan Sheeva.“Putri Sheeva baik ya orangnya kak” ucap Sarah tersenyum.“Ya... Makanya Sarah harus cepat sembuh, biar bisa bermain dengan Bruce juga” ucap Bintang lagi balas tersenyum.“Terima kasih ya kak” ucap Sarah tiba-tiba hingga mengejutkan Bintang.“Terima kasih untuk apa Sarah?”“Terima kasih kakak sudah menjadi suami dan ayah yang baik bagi Sarah dan Bruce” ucap Sarah lagi hingga membuat Bintang tertegun mendengarnya. Bintang menempelkan jarinya dibibir Sarah, dan berkata ; “Jangan berkata seperti itu sayang. Kakak juga bahagia bisa memiliki istri seperti Sarah dan anak seperti Bruce” ucap Bintang lem
Pagi baru saja datang saat sosok bayangan hitam berkelebat diantara tebing-tebing batu, bila kita lihat dengan seksama, sosok hitam itu ternyata adalah sosok ninja yang tengah memanggul sosok seseorang dibahu sebelah kanannya, walaupun tebing-tebing batu begitu terjal, tapi tak sedikitpun sosok ninja ini kelihatan kesulitan untuk mendakinya hingga tak lama, sosok ninja ini tiba disebuah pintu goa yang cukup besar. Sang ninja kemudian memasuki goa tersebut. Di dalam keadaan goa itu ternyata cukup besar dan luas.Brukkk!!Sang ninja meletakkan sosok yang dipanggulnya, dengan berjongkok sang ninja kemudian membuka selimut tebal yang menutupi sosok yang dipanggulnya tadi, dan kini terlihatlah seraut wajah cantik yang menatapnya dengan kedua mata membesar, mulutnya tampak disumpal dengan gulungan kain yang tebal sehingga sosok yang dengan mata mendelik itu tidak bisa mengeluarkan suaranya.“Huhu...hu...huu” hanya itu yang keluar dari mulut yang tersumpal
“Aneh. Kenapa dia tidak terpengaruh dengan jutsu sharinganku” batin sang ninja lagi tak habis pikir.Dicoba digunakannya jutsu sharingannya yang lain, tapi tetap saja terpengaruh terhadap Bintang. Sang ninja tak mengetahui kalau Bintang dengan diam-diam segera mengerahkan mata dewanya. Mata dewanya mampu untuk menahan serangan genjutsu dari mata sharingan lawannya.“Percuma saja, sharinganmu takkan mempan terhadapku” ucap Bintang lagi sehingga membuat sang ninja kembali terkejut. Menyadari kalau lawannya tak bisa dilawan dengan sharingan. Maka ;Cringg!!Kembali sang ninja mencabut samurai yang ada dipunggungnya.Zgggghhhh!! Zgggghhhh!!Tiba-tiba saja samurai ditangan sang ninja mengeluarkan aliran petir yang berkilat-kilat.“Hyyaattttt!”Wuuuttt!!Sosok sang ninja berkelebat cepat kearah Bintang dengan samurai yang mengelu
Sore datang saat Bintang dan Tatyana terpaksa harus menginap dalam perjalanan kembali ke benteng Gubernur Al-Musta'sim.“Sepertinya malam ini kita akan menginap dulu disini Tatyana, besok pagi kita lanjutkan lagi” ucap Bintang lagi. Tatyana hanya diam lalu menatap keadaan sekitarnya, sebuah tempat yang berada didalam hutan belantara.“Tapi apa tidak ada binatang buas disekitar sini tuan?” tanya Tatyana lagi khawatir.“Tenang saja, aku akan melindungimu” ucap Bintang lagi tanpa menoleh, lalu Bintang tampak menoleh segera mengumpulkan ranting dan kayu bakar untuk membuat perapian.Tak lama, api unggun kecilpun sudah menyala, Bintang tampak bangkit berdiri dan ingin melangkah pergi.“Tu... Tuan mau kemana?” tanya Tatyana cepat.“Aku akan mencarikan makan malam dulu untuk kita. Kau tunggu disini dan terus tambah kayu bakarnya kalau apinya mau mati ya” ucap Bintang tersenyum.Serr
Kembalinya Bintang bersama Tatyana, langsung disambut dengan penuh suka cita oleh Gubernur Al-Musta'sim, berkali-kali Gubernur Al-Musta'sim mengucapkan terima kasihnya kepada Bintang, tapi Bintang seakan tak ingin terlalu berlama-lama dihadapan Gubernur Al-Musta'sim. Bintang langsung pamit untuk menemui istri dan anaknya.Begitu memasuki ruang balai pengobatan, Bintang dapat menarik nafas lega melihat istrinya, Sarah, Bruce dan Sheeva tampak tengah bercengkrama bertiga, Sarah sudah terlihat bisa duduk ditempat pembaringannya, wajahnya sudah sedikit berseri. Melihat kemunculan Bintang, Sarah dan Sheeva terlihat sama-sama melempar senyum.“Ayah!” hanya Bruce yang berteriak gembira seraya berlari kearah Bintang dan melompat langsung memeluk Bintang. Bintang menyambutnya dengan gembira dan balas memeluk Bruce. Dengan menggendong Bruce, Bintang mendekati Sarah dan Sheeva. Sheeva terlihat bangkit dan ingin melangkah pergi dari tempat itu.“Putri. Tun
Pagi itu, terlihat sosok jelita Tatyana yang tengah terburu-buru menuju balai pengobatan dengan membawa hidangan makanan ditangannya, Tatyana memang bertugas untuk menjadi pelayan bagi Putri Sheeva, tapi karena Putri Sheeva selalu berada dibalai pengobatan untuk menjaga dan merawat Sarah sekaligus menemani Bruce, makanya setiap hari Tatyana harus mengantarkan keperluan Putri Sheeva. Sama seperti halnya pagi ini.“Tatyana!” sebuah suara terdengar memanggil namanya, Tatyana menghentikan langkahnya dan menoleh.“Tuan Muda Ali” ucap Tatyana tersenyum melihat sosok Tuan Muda Ali yang terlihat mendatanginya.“Apa kau mau ke balai pengobatan Tatyana?” tanya Tuan Muda Ali lagi.“Benar tuan muda. Saya mau mengantarkan sarapan untuk Putri Sheeva dan keluarga tuan Bintang” ucap Tatyana tersenyum. “Ada apa tuan muda?” tanya Tatyana lagi.“Tatyana... Bisakah kau suruh Putri Sheeva keluar sebentar