Kembalinya Bintang bersama Tatyana, langsung disambut dengan penuh suka cita oleh Gubernur Al-Musta'sim, berkali-kali Gubernur Al-Musta'sim mengucapkan terima kasihnya kepada Bintang, tapi Bintang seakan tak ingin terlalu berlama-lama dihadapan Gubernur Al-Musta'sim. Bintang langsung pamit untuk menemui istri dan anaknya.
Begitu memasuki ruang balai pengobatan, Bintang dapat menarik nafas lega melihat istrinya, Sarah, Bruce dan Sheeva tampak tengah bercengkrama bertiga, Sarah sudah terlihat bisa duduk ditempat pembaringannya, wajahnya sudah sedikit berseri. Melihat kemunculan Bintang, Sarah dan Sheeva terlihat sama-sama melempar senyum.
“Ayah!” hanya Bruce yang berteriak gembira seraya berlari kearah Bintang dan melompat langsung memeluk Bintang. Bintang menyambutnya dengan gembira dan balas memeluk Bruce. Dengan menggendong Bruce, Bintang mendekati Sarah dan Sheeva. Sheeva terlihat bangkit dan ingin melangkah pergi dari tempat itu.
“Putri. Tun
Pagi itu, terlihat sosok jelita Tatyana yang tengah terburu-buru menuju balai pengobatan dengan membawa hidangan makanan ditangannya, Tatyana memang bertugas untuk menjadi pelayan bagi Putri Sheeva, tapi karena Putri Sheeva selalu berada dibalai pengobatan untuk menjaga dan merawat Sarah sekaligus menemani Bruce, makanya setiap hari Tatyana harus mengantarkan keperluan Putri Sheeva. Sama seperti halnya pagi ini.“Tatyana!” sebuah suara terdengar memanggil namanya, Tatyana menghentikan langkahnya dan menoleh.“Tuan Muda Ali” ucap Tatyana tersenyum melihat sosok Tuan Muda Ali yang terlihat mendatanginya.“Apa kau mau ke balai pengobatan Tatyana?” tanya Tuan Muda Ali lagi.“Benar tuan muda. Saya mau mengantarkan sarapan untuk Putri Sheeva dan keluarga tuan Bintang” ucap Tatyana tersenyum. “Ada apa tuan muda?” tanya Tatyana lagi.“Tatyana... Bisakah kau suruh Putri Sheeva keluar sebentar
“Sheeva. Apakah aku tak memiliki kesempatan untuk merubah perasaanmu padaku?” tanya Tuan Muda Ali lagi mengharap. Putri Sheeva tersenyum manis, dan ;“Lebih baik kita tetap menjadi saudara Ali. Kita akan bisa terus saling menyayangi selamanya” ucap Putri Sheeva lagi dengan lembut hingga membuat Tuan Muda Ali menarik nafas panjang.“Baiklah Ali. Jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, aku akan kembali ke balai pengobatan” ucap Putri Sheeva lagi, Tuan Muda Ali tetap diam dan ini sudah cukup bagi Putri Sheeva untuk bangkit berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Tuan Muda Ali yang masih terpaku ditempatnya.Sheeva kembali masuk ke balai pengobatan, dan langkah Sheeva tampak terhenti saat baru saja menutup pintu balai pengobatan tersebut, Bintang, Sarah, Bruce dan Tatyana terlihat menatapnya dengan penuh arti.“Tatyana, ada apa?” tanya Sheeva lembut merasa heran dengan suasana yang ada.“Tuan B
Sore itu di sebuah gerbang pintu kotaraja terlihat sangat megah, dijaga sangat ketat oleh ratusan orang prajurit, setiap orang yang masuk keluar diperiksa dengan sangat teliti. Di pintu gerbang yang sangat luar biasa besarnya itu terpampang sebuah tulisan besar.DINASTI TIMURIYAHBanyak yang masuk tapi juga banyak yang keluar dari pintu gerbang tersebut, ternyata kotaraja timuriyah ini keadaan sangat ramai sekali, selain sebagai pusat kerajaan, kotaraja timuriyah juga menjadi pusat perdagangan, sehingga tak heran kondisinya sangat ramai sekali. Diantara ramainya orang yang berlalu lalang ditempat itu, tampak dua sosok yang baru saja tiba didepan pintu gerbang dan kini tengah berdiri menatap pintu gerbang besar itu.Sosok pertama adalah sosok lelaki muda tampan bertubuh kekar, mengenakan pakaian bangsawan, jubah putih berbulu yang tidak tertutup dibagian atasnya, hingga sekilas terlihat rajahan didadanya, hanya saja tak jelas, rajahan tersebut be
Malam itu.“Kau beristirahatlah dulu Tatyana, aku akan melihat-lihat keluar dulu” ucap Bintang lagi. Tatyana hanya tampak mengangguk.Saat sudah tengah malam, Bintang baru kembali, Tatyana masih belum tidur karena memang menunggu kedatangan Bintang.“Bagaimana tuan?” tanya Tatyana lagi penasaran dengan hasil penyelidikan Bintang.“Keadaan di istana penjagaannya sangat ketat sekali, tak mungkin bisa menyusup kedalamnya tanpa ketahuan” ucap Bintang lagi seraya berdiri menatap kearah luar dari jendela kamarnya, kamar yang Bintang tempati memang berada dilantai cukup tinggi, karena penginapan megah itu terdiri dari beberapa lantai.“Penjagaan di istana memang sangat ketat tuan, kita harus mencari cara untuk bisa masuk kedalamnya” ucap Tatyana lagi. Bintang terdiam dan memperhatikan keadaan diluar.“Tatyana, bangunan yang ada diseberang penginapan ini, itu bangunan apa?” tanya Bintang ti
ISTANA SURGA, sebuah tempat yang memliki desain arsitektur paling indah dan paling megah dari semua bangunan yang ada dikotaraja, dan malam ini, tempat itulah yang akan menjadi tempat penyelidikan Bintang. Bintang yakin banyak anggota istana yang datang ketempat itu, dan ini kesempatan bagi Bintang untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya.Di jendela kamar tempat penginapan, terlihat sosok Tatyana yang terlihat sangat geram melihat Bintang yang memasuki Istana Surga, walaupun Bintang sudah mengemukakan alasannya hanya untuk mencari informasi, bukan untuk mencari kesenangan wanita. Tapi tetap saja Tatyana geram.Istana Surga, bukan saja megah diluar, tapi juga megah didalam, keadaan didalamnya begitu ramai sekali, baik laki-laki hidung belang, maupun para wanita penghiburnya. Baru saja masuk, sosok Bintang yang memang mirip seorang bangsawan langsung disambut oleh beberapa orang wanita yang dengan manjanya mendekati Bintang. Bintang dan para tamu lain tampak digiring
Sebuah kamar mewah terbentang dihadapan Bintang yang baru saja memasuki kamar tersebut, bila diibaratkan kamar mewah yang saat ini Bintang masuki dizaman sekarang adalah kamarnya VIP mewah hotel bintang 5.“Kemarilah tuan!” sebuah suara lembut terdengar dari balik sebuah tirai besar yang menutupi peraduan besar yang ada dikamar tersebut. Dari balik tirai, sebuah kaki terlihat menjuntai keluar, memperlihatkan kemulusan kaki dan pahanya untuk menggoda Bintang.“Kemarilah tuan!” kembali terdengar suara lembut dari balik tirai berwarna merah muda itu. Dengan perlahan Bintang mulai melangkah kedepan dan berhenti tepat didepan tirai kelambu tersebut.Sreeettttt!!Tiba-tiba saja tirai itu terbuka dan dan terlihatlah sosok Miss Jessie yang hanya mengenakan gaun sutra tipis tembus pandang berwarna merah muda hingga tubuh indah Miss Jessie terlihat jelas dimata Bintang, dengan elok gemulainya, Miss Jessie bangkit dari atas peraduannya yang t
Saat pagi datang, Bintang baru kembali ke kamar penginapan dan ; Tok! Tok! Tok!Bintang mengetuk pelan pintu kamar tersebut. Tak lama dari dalam kamar terdengar suara langkah berjalan kearah pintu.Kreaaakkk!!Pintu kamar terbuka, seraut wajah sensual jelita muncul, wajah Tatyana yang menatap kearah Bintang dengan tatapan curiga.“Darimana saja tuan?” tanya Tatyana cepat. Tapi Bintang seakan tak ingin menjawabnya dan malah melangkah masuk kedalam kamar. Dengan wajah kesal Tatyana mengunci pintu kamar tersebut, sementara Bintang tampak terkapar diatas peraduan. Sepertinya Bintang terlihat sangat letih sekali.“Darimana saja tuan?” desak Tatyana dengan pertanyaan yang sama.“Tunggu sebentar Tatyana” ucap Bintang tanpa membuka kedua matanya.Tatyana tampak memperhatikan sosok Bintang yang terlihat begitu letih, dan tanpa sengaja pandangan Tatyana mengarah kearah leher Bintang, terlihat banyak bekas mer
“Saya tinggal dulu Miss Jessie” ucap mami mucikari lagi.“Oh ya, terima kasih mami” ucap Miss Jessie lagi.“Mari masuk tuan bobou” ucap Miss Jessie lagi.Tatyana tampak menatap bingung kearah Bintang.“Tuan bobou” ulang Tatyana setengah berbisik kepada Bintang. Bintang hanya tersenyum, lalu kemudian melangkah masuk. Tatyana mengikutinya dari belakang.Miss Jessie lalu menutup pintu kamarnya, dan ;“Silahkan duduk tuan bobou” ucap Miss Jessie lagi.Ketiganya lalu duduk diatas meja bundar yang ada dikamar tersebut. Miss Jessie tampak menatap kearah Tatyana dengan tatapan penuh arti.“Siapa nona ini tuan bobou?” tanya Miss Jessie lagi.“Dia teman seperjalananku miss” ucap Bintang lagi.“Namanya Tatyana”“Jadi bagaimana dengan permintaanku kemarin miss ? apakah bisa?” tanya Bintang lagi. Miss Jessie
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig