Putri Saxon terbangun saat merasakan satu tangan menyentuh kepalanya, kedua mata indah Putri Saxon langsung terbuka dan terlihatlah sepasang bola matanya yang biru indah.
“Tuan!” ucap Putri Saxon terkejut saat melihat sosok Bintang dihadapannya yang tengah menyentuh kepalanya.
“Oh maaf... “ ucap Bintang cepat menarik tangannya yang tadi menempel dikening Putri Saxon.
“Saya sedang memeriksa putri. Syukurlah tubuh putri tidak panas lagi” ucap Bintang tersenyum.
Putri Saxon juga tampak meraba kepalanya dan benar, tidak panas lagi seperti waktu pertama kali dia terbangun tadi.
Bintang sendiri tampak berjalan menjauh, berjalan kearah meja, Putri Saxon mencoba duduk dari rebahannya, dengan bersandar, Putri Saxon dapat melihat bagaimana Bintang tengah mengambil sesuatu dengan mangkok ditangannya.
Dengan terseok-seok Bintang berjalan kembali kearah Putri Saxon, hal ini tentu saja menjadi perhatian Putri Saxon yang
Entah seberapa lama keduanya tertidur, hingga akhirnya Putri Saxon terlihat bangun terlebih dulu. Dan wajah Putri Saxon terlihat berubah. “Ternyata benar apa yang dikatakannya, aku merasakan tenagaku sudah mulai pulih. Ku kira dia hanya memanfaatkan situasi saja karena ingin bercinta, tapi ternyata dia tidak berbohong, bercinta memang bisa memulihkan tenaga” batin Putri Saxon saat merasakan tenaganya sudah mulai kembali. Sesaat Putri Saxon terlihat menatap kearah sosok Bintang yang masih terpejam. “Benar apa yang dikatakan Letnan Rucnk. Dia memang benar-benar perkasa” sambung batin Putri Saxon lagi. Tiba-tiba bibir Putri Saxon tersenyum saat melihat kedua mata Bintang terbuka, Bintang sendiri segera menoleh kearah Putri Saxon yang ada disampingnya dan juga ikut melempar senyum. Sejenak keduanya hanya diam dan hanya saling memandang satu sama lain dengan senyuman yang penuh arti. “Bagaimana keadaan tuan sekarang?” “Sudah lebih baik putri...” “Tuan jangan memanggilku dengan sebut
Ratusan ribu Prajurit Atlas Warrior sudah mengepung Bintang dan Putri Saxon yang kini sudah berdiri ditengah-tengah lapangan, tapi tak satupun Prajurit Atlas Warrior yang berani menyerang kedepan, karena beberapa waktu lalu mereka telah berhasil dibuat tak sadarkan diri hanya dalam satu serangan saja, tubuh mereka seperti tersengat petir dari dalam tanah sehingga langsung membuat mereka tak sadarkan diri.“Menyingkir semuanya!” tiba-tiba saja suara terdengar membahana ditempat itu, barisan Prajurit Atlas Warrior terlihat langsung membuka jalan.Seorang laki-laki yang mengenakan zirah perang besi seperti yang dikenakan oleh Jendral Baron terlihat melangkah kedepan, dibelakangnya tampak ratusan Prajurit Atlas Warrior mengiringi langkahnya, sepertinya sosok inipun merupakan jendral yang baru saja datang ke Distric 13, tapi yang berbeda dari sosok ini adalah, sosok ini tampak mengenakan kacamata yang utuh dikedua matanya, berbeda dari kabanyakan Prajurit Atlas
Sementara para Prajurit Atlas Warrior sendiri tampak memandangi sosok Bintang dan Jendral M-Tech berkali-kali. Sosok Jendral M-Tech yang masih terkapar terlihat mulai bangkit, kini terlihat bagaimana zirah besi dibagian depan tubuh Jendral M-Tech hancur, hal ini membuat Jendral M-Tech terlihat langsung melepaskan zirah besinya yang sudah hancur, Jendral M-Tech juga terlihat melepaskan kacamata yang selama ini selalu menjadi andalannya, hal ini dilakukan oleh Jendral M-Tech karena menyadari kalau sia-sia saja menghadapi lawan yang tidak bisa dideteksi dengan kacamatanya. Terlihat darah yang merembes keluar dari mulut Jendral M-Tech.Kini terlihatlah sosok Jendral M-Tech yang tanpa zirah besi dibagian atasnya, tubuh Jendral M-Tech terlihat cukup kekar dan berotot, ditambah dengan dua sarung tangan besi besar dikedua tangannya, semakin membuat sosok Jendral M-Tech mengerikan.“Sepertinya aku harus melawanmu dengan kekuatanku sendiri!” ucap Jendral M-Tech lagi
Raja Agung AtlasSaat ini para saint Athena sudah jauh berkembang, dimana ada tiga tingkatan dinegeri Olympus, saint perunggu, saint perak dan saint emas, kalau saya sebagai saint perak saja mampu membunuh para jendral atlas dengan sangat mudah, kalian semua tidak akan dapat membayangkan bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh para saint emas Athena. Sebaiknya pikirkan lagi niatmu untuk menyerang Olympus, karena kalian yang hanya mengandalkan kecanggihan teknologi sebagai kekuatan takkan pernah mengerti apa itu kekuatan yang sebenarnya ? berbanding terbalik dengan para saint Athena yang sudah terlatih secara fisik dan mental dan pertempuran.Jika Atlas City tetap berniat untuk menyerang Olympus, saya jamin ini merupakan awal kehancuran Atlas City.Saint Perak Istana Atlas dilanda kegemparan, bagaimana tidak dalam waktu 2 m
Camp pelatihan wajib militer wilayah barat, tampak dijaga dengan sangat ketat oleh ribuan Prajurit Atlas Warrior bersenjata lengkap, hal ini tentu saja terjadi karena Bintang dan pasukannya berhasil menghancurkan 2 camp pelatihan wajib militer sekaligus dalam waktu beberapa minggu saja.Jauh dari camp pelatihan wajib militer tersebut, terlihat sosok Bintang dan ke-25 orang prajurit pilihan tengah mengamati dari kejauhan. Disebelah Bintang tampak pula sosok jelita Putri Saxon yang juga tengah memperhatikan kearah benteng camp pelatihan wajib militer tersebut. Bintang dan Putri Saxon terlihat mengenakan sebuah teropong untuk mengamati dari kejauhan.“Siapa dua orang yang berdiri diatas pintu gerbang itu Saxon ?” tanya Bintang lagi.“Pangeran Menoitios dan jendral Strom Bintang” ucap Putri Saxon lagi.“Pangeran Menoitios...” ulang Bintang lagi.“Dia adalah putra bungsu Raja Agung Atlas Bintang. Kemampuannya ti
Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Kembali ledakan-ledakan dahsyat terjadi, serangan dingin Pangeran Menoitios dan serangan kilat Jendral Storm mulai merepotkan Bintang. Beberapa kali serangan keduanya hampir mengenai sasaran.Setelah cukup pertarungan, tiba-tiba saja Bintang melompat mundur tapi Pangeran Menoitios dan Jendral Storm tak membiarkannya begitu saja, keduanya terus memburu kearah Bintang. Bintang sendiri terlihat langsung mengembangkan kedua tangannya dengan dengan gerakan yang sangat perlahan dan lemah lembut dan saat serangan Pangeran Menoitios dan Jendral Storm datang, Bintang tidak menahan apalagi menghindar, tapi Bintang terlihat mengikuti kemana alur serangan tersebut dan selanjutnya pertarungan berjalan lebih seimbang.Justru hal ini yang mengejutkan Pangeran Menoitios dan Jendral Storm, bagaimana tidak, lawannya yang terlihat hanya bergerak lemah lembut bisa mengimbangi serangan mereka, bahkan ;Deesss!Dengan membalikkan
PERTARUNGAN sengit terus terjadi antara Bintang, menghadapi Pangeran Menoitios dan Jendral Strom, bila ditubuh Pangeran Menoitios mengeluarkan hawa dingin menusuk, Jendral Strom mengeluarkan kilatan-kilatan petir disekujur tubuhnya, sedangkan tubuh Bintang mengeluarkan aura keemasan dari ujung kaki hingga ke ujung kerambutnya, wujud sempurna dari jurus Cermin Agung Matahari Rembulan telah dikerahkan oleh Bintang. Taappp !!! Taappp !!! Bintang menangkap tinju keduanya dengan cengkraman kedua tangannya. Tak ingin kalah Pangeran Menoitios dan Jendral Storm langsung mengerahkan seluruh kekuatannya agar dapat memenangkan pertarungan ini. Pangeran Menoitios dan Jendral Storm sendiri heran saat melihat lawannya justru tersenyum. “Akkkhhhh!” Pangeran Menoitios tiba-tiba saja berteriak keras saat merasakan tangannya seperti terbakar. “Arrrgghhhh!” Jendral Storm ikut-ikut berteriak saat merasakan kekuatan petirnya justru berbalik kearah dirinya sendiri dan gelombang hawa dingin langsung me
BEBERAPA hari kemudian, Bintang, Putri Saxon dan 100 orang prajurit pilihan kembali berangkat untuk menjalankan misi mereka yang terakhir, menuju camp pelatihan wajib militer anak-anak yang berada di wilayah selatan. Tidak seperti camp pelatihan wajib militer yang lain, camp pelatihan wajib militer diwilayah selatan, camp ini berada diantara sebuah hutan belantara yang tempatnya sangat tersembunyi dan saat ini Bintang, Putri Saxon dan para prajurit telah mengintai tempat tersembunyi tersebut. Kesunyian dan kelengangan tempat itu membuat Bintang curiga.“Sunyi sekali tempat ini, seperti tanpa penjagaan Bintang” ucap Putri Saxon setengah berbisik kepada Bintang. Bintang hanya tampak mengangguk saja. “Lalu apa yang harus kita lakukan?” sambung Putri Saxon lagi. Kali ini Bintang tampak terdiam sebentar.“Tunggu sebentar!” ucap Bintang lagi seraya langsung mengambil sikap tapa brata, Bintang mengatupkan kedua tangannya didepan dada lalu m
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig