Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !
Kembali ledakan-ledakan dahsyat terjadi, serangan dingin Pangeran Menoitios dan serangan kilat Jendral Storm mulai merepotkan Bintang. Beberapa kali serangan keduanya hampir mengenai sasaran.
Setelah cukup pertarungan, tiba-tiba saja Bintang melompat mundur tapi Pangeran Menoitios dan Jendral Storm tak membiarkannya begitu saja, keduanya terus memburu kearah Bintang. Bintang sendiri terlihat langsung mengembangkan kedua tangannya dengan dengan gerakan yang sangat perlahan dan lemah lembut dan saat serangan Pangeran Menoitios dan Jendral Storm datang, Bintang tidak menahan apalagi menghindar, tapi Bintang terlihat mengikuti kemana alur serangan tersebut dan selanjutnya pertarungan berjalan lebih seimbang.
Justru hal ini yang mengejutkan Pangeran Menoitios dan Jendral Storm, bagaimana tidak, lawannya yang terlihat hanya bergerak lemah lembut bisa mengimbangi serangan mereka, bahkan ;
Deesss!
Dengan membalikkan
PERTARUNGAN sengit terus terjadi antara Bintang, menghadapi Pangeran Menoitios dan Jendral Strom, bila ditubuh Pangeran Menoitios mengeluarkan hawa dingin menusuk, Jendral Strom mengeluarkan kilatan-kilatan petir disekujur tubuhnya, sedangkan tubuh Bintang mengeluarkan aura keemasan dari ujung kaki hingga ke ujung kerambutnya, wujud sempurna dari jurus Cermin Agung Matahari Rembulan telah dikerahkan oleh Bintang. Taappp !!! Taappp !!! Bintang menangkap tinju keduanya dengan cengkraman kedua tangannya. Tak ingin kalah Pangeran Menoitios dan Jendral Storm langsung mengerahkan seluruh kekuatannya agar dapat memenangkan pertarungan ini. Pangeran Menoitios dan Jendral Storm sendiri heran saat melihat lawannya justru tersenyum. “Akkkhhhh!” Pangeran Menoitios tiba-tiba saja berteriak keras saat merasakan tangannya seperti terbakar. “Arrrgghhhh!” Jendral Storm ikut-ikut berteriak saat merasakan kekuatan petirnya justru berbalik kearah dirinya sendiri dan gelombang hawa dingin langsung me
BEBERAPA hari kemudian, Bintang, Putri Saxon dan 100 orang prajurit pilihan kembali berangkat untuk menjalankan misi mereka yang terakhir, menuju camp pelatihan wajib militer anak-anak yang berada di wilayah selatan. Tidak seperti camp pelatihan wajib militer yang lain, camp pelatihan wajib militer diwilayah selatan, camp ini berada diantara sebuah hutan belantara yang tempatnya sangat tersembunyi dan saat ini Bintang, Putri Saxon dan para prajurit telah mengintai tempat tersembunyi tersebut. Kesunyian dan kelengangan tempat itu membuat Bintang curiga.“Sunyi sekali tempat ini, seperti tanpa penjagaan Bintang” ucap Putri Saxon setengah berbisik kepada Bintang. Bintang hanya tampak mengangguk saja. “Lalu apa yang harus kita lakukan?” sambung Putri Saxon lagi. Kali ini Bintang tampak terdiam sebentar.“Tunggu sebentar!” ucap Bintang lagi seraya langsung mengambil sikap tapa brata, Bintang mengatupkan kedua tangannya didepan dada lalu m
Tempat dimana tadi Bintang berdiri langsung hancur berantakan dengan mengeluarkan suara ledakan yang cukup keras. Bintang sendiri sudah turun kembali agak jauh kebelakang dan Bintang cukup terkejut melihat lubang besar terbentuk dari hantaman godam ditangan Jendral Godham.Wuuuttt !!!Kembali Jendral Godham mengejar sosok Bintang dan mengayunkan godam ditangannya.Bbuuummm !!!Ledakan kembali terjadi saat hantaman godam Jendral Godham menghantam tempat kosong.Wuuuttt !!! Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!Bbuuummm !!! Bbuuummm !!! Bbuuummm !!!Berikutnya serangan beruntun Jendral Godham benar-benar merepotkan Bintang yang bergerak kesana kemari, walaupun bertubuh besar dan kekar, tapi sosok Jendral Godham mampu bergerak sangat cepat melancarkan serangannya.Wuuuttt !!!Pada suatu kesempatan, Bintang tiba-tiba saja hanya berdiri diam ditempatnya, sementara Jendral Godham masih memburunya dengan ganas dengan godam ditangan.S
Cringgg !!!Pangeran Prometheus ikut mencabut pedang yang ada dipinggang kanannya.Wwerrrrrr !!!Pedang ditangan Pangeran Prometheus juga mengeluarkan api putih yang berkobar-kobar.“Ayo Jendral Godham, kita serang!” ucap Pangeran Prometheus lagi, dan ;Seerrrr !!Seerrr !!Kedua-duanya menyerang dengan dahsyatnya kearah Bintang. Bintang yang sudah siap dengan Pedang Bintang Angkasa yang sudah dialiri aura pedangnya tampak bersiap dengan kuda-kudanya.Traaangggg !!! Traaangggg !!!Dengan kecepatannya, Bintang menangkis serangan Jendral Godham dan Pangeran Prometheus.Selanjutnya ketiganya bertarung dengan sangat sengit, rupanya perpaduan serangan Jendral Godham dan Pangeran Prometheus cukup merepotkan bagi Bintang. Bintang memang tidak mengkhawatirkan serangan Jendral Godham, tapi Bintang memang sedikit berhati-hati dengan api putih yang dimiliki oleh Pangeran Prometheus.Wuuutt !!! Wuu
Pangeran Prometheus melepaskan bola energi putih ditangannya, dan ;Wuussshhhh !!!Bola energi dengan api putih yang berkobar-kobar melesat cepat kearah Bintang.“Yeaahh !!!!”. Bintang ikut melesatkan bola merah keemasan yang dimilikinya.Deeeebbbb !!!Kedua bola energi inipun bertemu ditengah-tengah, baik Pangeran Prometheus maupun Bintang terlihat sama-sama mengerahkan tenaga dalam mereka untuk memenangkan pertarungan ini. Pangeran Prometheus sendiri terlihat sudah mengerahkan seluruh kekuatan alat teknologinya, tapi wajah Pangeran Prometheus terlihat berubah saat melihat bola energinya mulai terdesak kearah dirinya.“Khhhaaaaaa!”Pangeran Prometheus sepertinya memang tak berniat untuk mengalah, dengan kekuatan terakhirnya, Pangeran Prometheus berteriak dengan keras, dan ;Buuuummm !!!Bola energi Pangeran Prometheus hancur dan menimbulkan ledakan dahsyat dan seketika itu pula wajah Pangeran Pro
ISTANA ATLAS geger, Jendral Godham kembali seorang diri bersama ribuan prajurit dengan wajah sedih dan suram. Tanpa banyak bicara, Jendral Godham bersama prajurit memasuki Istana Atlas. Di aula utama, Raja Agung Atlas dan para pangeran serta Putri mahkota sudah menunggu. Dan wajah-wajah ditempat itu langsung berubah melihat sosok Jendral Godham yang hanya datang sendiri, tidak bersama Pangeran Prometheus.“Semoga Raja Agung jaya selalu!” ucap Jendral Godham dan para Prajurit Atlas Warrior yang ada dibelakangnya dalam posisi menjura hormat dengan berlutut menggunakan satu kaki.“Bangunlah jendral!” ucap Raja Agung Atlas dengan penuh wibawa.“Dimana Pangeran Prometheus jendral?” sambung Raja Agung Atlas lagi dengan cepat.“Ampun Raja Agung... pangeran.....” Jendral Godham menghentikan ucapannya seolah ragu, terlihat keringat dingin keluar diwajah Jendral Godham.“Jendral Godham, cepat katakan dima
Dhuer !Guntur menggelegar dengan kerasnya seiring dengan turunnya hujan salju yang membasahi bumi. Malam itu suasana di Istana Atlas terasa lebih mencekam, diantara banyak kamar yang ada di Istana Atlas, salah satunya adalah kamar Letnan Rucnk. Entah kenapa malam itu Letnan Rucnk sulit sekali untuk memejamkan matanya, bayangan kemurkaan Raja Agung Atlas benar-benar membekas dipikiran Letnan Rucnk, sungguh mengerikan.Tok ! Tok !Walau terdengar sangat pelan, tapi Letnan Rucnk masih bisa mendengar suara ketukan pelan di pintu kamarnya.Letnan Rucnk bangkit dari pembaringannya, tubuhnya yang tinggi semampai dengan perawakan kekar wanita perkasa membuat sosok Letnan Rucnk benar-benar mengagumkan. Letnan Rucnk berjalan kearah pintu, dan ;Kreaaakkk !Letnan Rucnk membuka pintu kamarnya dengan pelan.“TUAN!” ucap Letnan Rucnk dengan wajah terkejut dan mata melotot menatap sesosok tubuh yang berdiri didepan pintu kamarnya. Soso
Letnan Rucnk terlihat datang menghadap Raja Agung Atlas yang saat itu juga sedang bersama para pangeran dan para petinggi Istana Atlas, hanya Putri mahkota, Putri Maera yang tidak terlihat hadir ditempat itu.“Letnan Rucnk, ada apa?” tanya Pangeran Hyas cepat.“Ampun pangeran, sepertinya saya tau dimana letak markas pemberontak itu” ucap Letnan Rucnk lagi hingga membuat wajah Pangeran Hyas, Raja Agung Atlas dan para petinggi Istana Atlas berubah. Bahkan Raja Agung Atlas sendiri langsung bangkit berdiri dari singgasananya.“Cepat katakan dimana markas mereka letnan!” ucap Raja Agung Atlas dengan keras.“Tempat persembunyian mereka cukup jauh dari sini Raja Agung. Izinkan saya memimpin pasukan untuk menumpas mereka Raja Agung” ucap Letnan Rucnk lagi dengan mantap.“Tidak, kali ini aku sendiri yang akan memimpin pasukan untuk berperang! Akan kuhancurkan para pemberontak itu sampai ke akar-akarnya!&
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig