Beberapa hari berlalu semenjak peristiwa di Distric 13, camp pelatihan militer anak-anak yang dijaga oleh 10.000 Prajurit Atlas Warrior yang berada dibawah komando Jendral Baron. Jendral Baron tewas, tapi Putri Saxon ikut menderita luka yang sangat parah dan sekarat karena menerima serangan langsung Jendral Baron.
“Uggghhhh!”
Sebuah erangan terdengar dari dalam bangunan camp pelatihan yang ada Distric 13, erangan tersebut berasal dari sebuah kamar yang cukup mewah yang berada didalam bangunan camp pelatihan militer tersebut. Erangan yang berasal dari sosok jelita seorang gadis cantik yang seperti baru tersadar dari keadaannya. Bila diperhatikan lebih seksama, sosok jelita itu tak lain adalah Putri Saxon.
Sesaat Putri Saxon terlihat membuka kedua matanya, terlihat kedua mata birunya yang jernih, Putri Saxon dapat merasakan kalau tubuhnya tengah berbaring diatas sebuah peraduan dengan diselimuti oleh sebuah selimut yang menutupi tubuhnya dari kaki hing
Putri Saxon terbangun saat merasakan satu tangan menyentuh kepalanya, kedua mata indah Putri Saxon langsung terbuka dan terlihatlah sepasang bola matanya yang biru indah.“Tuan!” ucap Putri Saxon terkejut saat melihat sosok Bintang dihadapannya yang tengah menyentuh kepalanya.“Oh maaf... “ ucap Bintang cepat menarik tangannya yang tadi menempel dikening Putri Saxon.“Saya sedang memeriksa putri. Syukurlah tubuh putri tidak panas lagi” ucap Bintang tersenyum.Putri Saxon juga tampak meraba kepalanya dan benar, tidak panas lagi seperti waktu pertama kali dia terbangun tadi.Bintang sendiri tampak berjalan menjauh, berjalan kearah meja, Putri Saxon mencoba duduk dari rebahannya, dengan bersandar, Putri Saxon dapat melihat bagaimana Bintang tengah mengambil sesuatu dengan mangkok ditangannya.Dengan terseok-seok Bintang berjalan kembali kearah Putri Saxon, hal ini tentu saja menjadi perhatian Putri Saxon yang
Entah seberapa lama keduanya tertidur, hingga akhirnya Putri Saxon terlihat bangun terlebih dulu. Dan wajah Putri Saxon terlihat berubah. “Ternyata benar apa yang dikatakannya, aku merasakan tenagaku sudah mulai pulih. Ku kira dia hanya memanfaatkan situasi saja karena ingin bercinta, tapi ternyata dia tidak berbohong, bercinta memang bisa memulihkan tenaga” batin Putri Saxon saat merasakan tenaganya sudah mulai kembali. Sesaat Putri Saxon terlihat menatap kearah sosok Bintang yang masih terpejam. “Benar apa yang dikatakan Letnan Rucnk. Dia memang benar-benar perkasa” sambung batin Putri Saxon lagi. Tiba-tiba bibir Putri Saxon tersenyum saat melihat kedua mata Bintang terbuka, Bintang sendiri segera menoleh kearah Putri Saxon yang ada disampingnya dan juga ikut melempar senyum. Sejenak keduanya hanya diam dan hanya saling memandang satu sama lain dengan senyuman yang penuh arti. “Bagaimana keadaan tuan sekarang?” “Sudah lebih baik putri...” “Tuan jangan memanggilku dengan sebut
Ratusan ribu Prajurit Atlas Warrior sudah mengepung Bintang dan Putri Saxon yang kini sudah berdiri ditengah-tengah lapangan, tapi tak satupun Prajurit Atlas Warrior yang berani menyerang kedepan, karena beberapa waktu lalu mereka telah berhasil dibuat tak sadarkan diri hanya dalam satu serangan saja, tubuh mereka seperti tersengat petir dari dalam tanah sehingga langsung membuat mereka tak sadarkan diri.“Menyingkir semuanya!” tiba-tiba saja suara terdengar membahana ditempat itu, barisan Prajurit Atlas Warrior terlihat langsung membuka jalan.Seorang laki-laki yang mengenakan zirah perang besi seperti yang dikenakan oleh Jendral Baron terlihat melangkah kedepan, dibelakangnya tampak ratusan Prajurit Atlas Warrior mengiringi langkahnya, sepertinya sosok inipun merupakan jendral yang baru saja datang ke Distric 13, tapi yang berbeda dari sosok ini adalah, sosok ini tampak mengenakan kacamata yang utuh dikedua matanya, berbeda dari kabanyakan Prajurit Atlas
Sementara para Prajurit Atlas Warrior sendiri tampak memandangi sosok Bintang dan Jendral M-Tech berkali-kali. Sosok Jendral M-Tech yang masih terkapar terlihat mulai bangkit, kini terlihat bagaimana zirah besi dibagian depan tubuh Jendral M-Tech hancur, hal ini membuat Jendral M-Tech terlihat langsung melepaskan zirah besinya yang sudah hancur, Jendral M-Tech juga terlihat melepaskan kacamata yang selama ini selalu menjadi andalannya, hal ini dilakukan oleh Jendral M-Tech karena menyadari kalau sia-sia saja menghadapi lawan yang tidak bisa dideteksi dengan kacamatanya. Terlihat darah yang merembes keluar dari mulut Jendral M-Tech.Kini terlihatlah sosok Jendral M-Tech yang tanpa zirah besi dibagian atasnya, tubuh Jendral M-Tech terlihat cukup kekar dan berotot, ditambah dengan dua sarung tangan besi besar dikedua tangannya, semakin membuat sosok Jendral M-Tech mengerikan.“Sepertinya aku harus melawanmu dengan kekuatanku sendiri!” ucap Jendral M-Tech lagi
Raja Agung AtlasSaat ini para saint Athena sudah jauh berkembang, dimana ada tiga tingkatan dinegeri Olympus, saint perunggu, saint perak dan saint emas, kalau saya sebagai saint perak saja mampu membunuh para jendral atlas dengan sangat mudah, kalian semua tidak akan dapat membayangkan bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh para saint emas Athena. Sebaiknya pikirkan lagi niatmu untuk menyerang Olympus, karena kalian yang hanya mengandalkan kecanggihan teknologi sebagai kekuatan takkan pernah mengerti apa itu kekuatan yang sebenarnya ? berbanding terbalik dengan para saint Athena yang sudah terlatih secara fisik dan mental dan pertempuran.Jika Atlas City tetap berniat untuk menyerang Olympus, saya jamin ini merupakan awal kehancuran Atlas City.Saint Perak Istana Atlas dilanda kegemparan, bagaimana tidak dalam waktu 2 m
Camp pelatihan wajib militer wilayah barat, tampak dijaga dengan sangat ketat oleh ribuan Prajurit Atlas Warrior bersenjata lengkap, hal ini tentu saja terjadi karena Bintang dan pasukannya berhasil menghancurkan 2 camp pelatihan wajib militer sekaligus dalam waktu beberapa minggu saja.Jauh dari camp pelatihan wajib militer tersebut, terlihat sosok Bintang dan ke-25 orang prajurit pilihan tengah mengamati dari kejauhan. Disebelah Bintang tampak pula sosok jelita Putri Saxon yang juga tengah memperhatikan kearah benteng camp pelatihan wajib militer tersebut. Bintang dan Putri Saxon terlihat mengenakan sebuah teropong untuk mengamati dari kejauhan.“Siapa dua orang yang berdiri diatas pintu gerbang itu Saxon ?” tanya Bintang lagi.“Pangeran Menoitios dan jendral Strom Bintang” ucap Putri Saxon lagi.“Pangeran Menoitios...” ulang Bintang lagi.“Dia adalah putra bungsu Raja Agung Atlas Bintang. Kemampuannya ti
Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Kembali ledakan-ledakan dahsyat terjadi, serangan dingin Pangeran Menoitios dan serangan kilat Jendral Storm mulai merepotkan Bintang. Beberapa kali serangan keduanya hampir mengenai sasaran.Setelah cukup pertarungan, tiba-tiba saja Bintang melompat mundur tapi Pangeran Menoitios dan Jendral Storm tak membiarkannya begitu saja, keduanya terus memburu kearah Bintang. Bintang sendiri terlihat langsung mengembangkan kedua tangannya dengan dengan gerakan yang sangat perlahan dan lemah lembut dan saat serangan Pangeran Menoitios dan Jendral Storm datang, Bintang tidak menahan apalagi menghindar, tapi Bintang terlihat mengikuti kemana alur serangan tersebut dan selanjutnya pertarungan berjalan lebih seimbang.Justru hal ini yang mengejutkan Pangeran Menoitios dan Jendral Storm, bagaimana tidak, lawannya yang terlihat hanya bergerak lemah lembut bisa mengimbangi serangan mereka, bahkan ;Deesss!Dengan membalikkan
PERTARUNGAN sengit terus terjadi antara Bintang, menghadapi Pangeran Menoitios dan Jendral Strom, bila ditubuh Pangeran Menoitios mengeluarkan hawa dingin menusuk, Jendral Strom mengeluarkan kilatan-kilatan petir disekujur tubuhnya, sedangkan tubuh Bintang mengeluarkan aura keemasan dari ujung kaki hingga ke ujung kerambutnya, wujud sempurna dari jurus Cermin Agung Matahari Rembulan telah dikerahkan oleh Bintang. Taappp !!! Taappp !!! Bintang menangkap tinju keduanya dengan cengkraman kedua tangannya. Tak ingin kalah Pangeran Menoitios dan Jendral Storm langsung mengerahkan seluruh kekuatannya agar dapat memenangkan pertarungan ini. Pangeran Menoitios dan Jendral Storm sendiri heran saat melihat lawannya justru tersenyum. “Akkkhhhh!” Pangeran Menoitios tiba-tiba saja berteriak keras saat merasakan tangannya seperti terbakar. “Arrrgghhhh!” Jendral Storm ikut-ikut berteriak saat merasakan kekuatan petirnya justru berbalik kearah dirinya sendiri dan gelombang hawa dingin langsung me