Ratusan ribu Prajurit Atlas Warrior sudah mengepung Bintang dan Putri Saxon yang kini sudah berdiri ditengah-tengah lapangan, tapi tak satupun Prajurit Atlas Warrior yang berani menyerang kedepan, karena beberapa waktu lalu mereka telah berhasil dibuat tak sadarkan diri hanya dalam satu serangan saja, tubuh mereka seperti tersengat petir dari dalam tanah sehingga langsung membuat mereka tak sadarkan diri.“Menyingkir semuanya!” tiba-tiba saja suara terdengar membahana ditempat itu, barisan Prajurit Atlas Warrior terlihat langsung membuka jalan.Seorang laki-laki yang mengenakan zirah perang besi seperti yang dikenakan oleh Jendral Baron terlihat melangkah kedepan, dibelakangnya tampak ratusan Prajurit Atlas Warrior mengiringi langkahnya, sepertinya sosok inipun merupakan jendral yang baru saja datang ke Distric 13, tapi yang berbeda dari sosok ini adalah, sosok ini tampak mengenakan kacamata yang utuh dikedua matanya, berbeda dari kabanyakan Prajurit Atlas
Sementara para Prajurit Atlas Warrior sendiri tampak memandangi sosok Bintang dan Jendral M-Tech berkali-kali. Sosok Jendral M-Tech yang masih terkapar terlihat mulai bangkit, kini terlihat bagaimana zirah besi dibagian depan tubuh Jendral M-Tech hancur, hal ini membuat Jendral M-Tech terlihat langsung melepaskan zirah besinya yang sudah hancur, Jendral M-Tech juga terlihat melepaskan kacamata yang selama ini selalu menjadi andalannya, hal ini dilakukan oleh Jendral M-Tech karena menyadari kalau sia-sia saja menghadapi lawan yang tidak bisa dideteksi dengan kacamatanya. Terlihat darah yang merembes keluar dari mulut Jendral M-Tech.Kini terlihatlah sosok Jendral M-Tech yang tanpa zirah besi dibagian atasnya, tubuh Jendral M-Tech terlihat cukup kekar dan berotot, ditambah dengan dua sarung tangan besi besar dikedua tangannya, semakin membuat sosok Jendral M-Tech mengerikan.“Sepertinya aku harus melawanmu dengan kekuatanku sendiri!” ucap Jendral M-Tech lagi
Raja Agung AtlasSaat ini para saint Athena sudah jauh berkembang, dimana ada tiga tingkatan dinegeri Olympus, saint perunggu, saint perak dan saint emas, kalau saya sebagai saint perak saja mampu membunuh para jendral atlas dengan sangat mudah, kalian semua tidak akan dapat membayangkan bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh para saint emas Athena. Sebaiknya pikirkan lagi niatmu untuk menyerang Olympus, karena kalian yang hanya mengandalkan kecanggihan teknologi sebagai kekuatan takkan pernah mengerti apa itu kekuatan yang sebenarnya ? berbanding terbalik dengan para saint Athena yang sudah terlatih secara fisik dan mental dan pertempuran.Jika Atlas City tetap berniat untuk menyerang Olympus, saya jamin ini merupakan awal kehancuran Atlas City.Saint Perak Istana Atlas dilanda kegemparan, bagaimana tidak dalam waktu 2 m
Camp pelatihan wajib militer wilayah barat, tampak dijaga dengan sangat ketat oleh ribuan Prajurit Atlas Warrior bersenjata lengkap, hal ini tentu saja terjadi karena Bintang dan pasukannya berhasil menghancurkan 2 camp pelatihan wajib militer sekaligus dalam waktu beberapa minggu saja.Jauh dari camp pelatihan wajib militer tersebut, terlihat sosok Bintang dan ke-25 orang prajurit pilihan tengah mengamati dari kejauhan. Disebelah Bintang tampak pula sosok jelita Putri Saxon yang juga tengah memperhatikan kearah benteng camp pelatihan wajib militer tersebut. Bintang dan Putri Saxon terlihat mengenakan sebuah teropong untuk mengamati dari kejauhan.“Siapa dua orang yang berdiri diatas pintu gerbang itu Saxon ?” tanya Bintang lagi.“Pangeran Menoitios dan jendral Strom Bintang” ucap Putri Saxon lagi.“Pangeran Menoitios...” ulang Bintang lagi.“Dia adalah putra bungsu Raja Agung Atlas Bintang. Kemampuannya ti
Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar ! Dhuar !Kembali ledakan-ledakan dahsyat terjadi, serangan dingin Pangeran Menoitios dan serangan kilat Jendral Storm mulai merepotkan Bintang. Beberapa kali serangan keduanya hampir mengenai sasaran.Setelah cukup pertarungan, tiba-tiba saja Bintang melompat mundur tapi Pangeran Menoitios dan Jendral Storm tak membiarkannya begitu saja, keduanya terus memburu kearah Bintang. Bintang sendiri terlihat langsung mengembangkan kedua tangannya dengan dengan gerakan yang sangat perlahan dan lemah lembut dan saat serangan Pangeran Menoitios dan Jendral Storm datang, Bintang tidak menahan apalagi menghindar, tapi Bintang terlihat mengikuti kemana alur serangan tersebut dan selanjutnya pertarungan berjalan lebih seimbang.Justru hal ini yang mengejutkan Pangeran Menoitios dan Jendral Storm, bagaimana tidak, lawannya yang terlihat hanya bergerak lemah lembut bisa mengimbangi serangan mereka, bahkan ;Deesss!Dengan membalikkan
PERTARUNGAN sengit terus terjadi antara Bintang, menghadapi Pangeran Menoitios dan Jendral Strom, bila ditubuh Pangeran Menoitios mengeluarkan hawa dingin menusuk, Jendral Strom mengeluarkan kilatan-kilatan petir disekujur tubuhnya, sedangkan tubuh Bintang mengeluarkan aura keemasan dari ujung kaki hingga ke ujung kerambutnya, wujud sempurna dari jurus Cermin Agung Matahari Rembulan telah dikerahkan oleh Bintang. Taappp !!! Taappp !!! Bintang menangkap tinju keduanya dengan cengkraman kedua tangannya. Tak ingin kalah Pangeran Menoitios dan Jendral Storm langsung mengerahkan seluruh kekuatannya agar dapat memenangkan pertarungan ini. Pangeran Menoitios dan Jendral Storm sendiri heran saat melihat lawannya justru tersenyum. “Akkkhhhh!” Pangeran Menoitios tiba-tiba saja berteriak keras saat merasakan tangannya seperti terbakar. “Arrrgghhhh!” Jendral Storm ikut-ikut berteriak saat merasakan kekuatan petirnya justru berbalik kearah dirinya sendiri dan gelombang hawa dingin langsung me
BEBERAPA hari kemudian, Bintang, Putri Saxon dan 100 orang prajurit pilihan kembali berangkat untuk menjalankan misi mereka yang terakhir, menuju camp pelatihan wajib militer anak-anak yang berada di wilayah selatan. Tidak seperti camp pelatihan wajib militer yang lain, camp pelatihan wajib militer diwilayah selatan, camp ini berada diantara sebuah hutan belantara yang tempatnya sangat tersembunyi dan saat ini Bintang, Putri Saxon dan para prajurit telah mengintai tempat tersembunyi tersebut. Kesunyian dan kelengangan tempat itu membuat Bintang curiga.“Sunyi sekali tempat ini, seperti tanpa penjagaan Bintang” ucap Putri Saxon setengah berbisik kepada Bintang. Bintang hanya tampak mengangguk saja. “Lalu apa yang harus kita lakukan?” sambung Putri Saxon lagi. Kali ini Bintang tampak terdiam sebentar.“Tunggu sebentar!” ucap Bintang lagi seraya langsung mengambil sikap tapa brata, Bintang mengatupkan kedua tangannya didepan dada lalu m
Tempat dimana tadi Bintang berdiri langsung hancur berantakan dengan mengeluarkan suara ledakan yang cukup keras. Bintang sendiri sudah turun kembali agak jauh kebelakang dan Bintang cukup terkejut melihat lubang besar terbentuk dari hantaman godam ditangan Jendral Godham.Wuuuttt !!!Kembali Jendral Godham mengejar sosok Bintang dan mengayunkan godam ditangannya.Bbuuummm !!!Ledakan kembali terjadi saat hantaman godam Jendral Godham menghantam tempat kosong.Wuuuttt !!! Wuuuttt !!! Wuuuttt !!!Bbuuummm !!! Bbuuummm !!! Bbuuummm !!!Berikutnya serangan beruntun Jendral Godham benar-benar merepotkan Bintang yang bergerak kesana kemari, walaupun bertubuh besar dan kekar, tapi sosok Jendral Godham mampu bergerak sangat cepat melancarkan serangannya.Wuuuttt !!!Pada suatu kesempatan, Bintang tiba-tiba saja hanya berdiri diam ditempatnya, sementara Jendral Godham masih memburunya dengan ganas dengan godam ditangan.S