“Tendangan Angin Puyuh..wuussh..wusshh..”. segelombang angin puyuh tercipta saat Bintang menggunakan salah satu dari jurus Tendangan Tanpa Bayangannya, untunglah jurus Tendangan Angin Puyuh ini cukup membuat kepungan yang ada disekeliling Bintang sedikit terbuka, hingga kini Bintang dapat menarik napas dalam-dalam untuk menghimpun kembali tenaganya yang terkuras, para pengikut Gerombolan Kapak Merah benar-benar tidak memberikan untuk Bintang untuk menghela napas dan kesempatan yang terbuka sesaat ini benar-benar dimanfaatkan Bintang untuk menghela napasnya dalam-dalam.
Tapi kembali Bintang harus bersiap siaga saat melihat kembali ratusan orang pengikut Gerombolan Kapak Merah kembali bersiap untuk menyerangnya. Sesaat sebelum serangan itu dilancarkan Bintang masih sempat mengarahkan pandangannya kearah rombongan Iblis Kapak Merah dan para sekutunya yang berada dipendopo rumah.
Ketegangan yang terjadi diluar juga terus terjadi didalam ruangan penjara bawah tanah, sesek
Sementara para pengikut Gerombolan Kapak Merah masih terlihat berada ditempatnya, tidak ada yang berinisiatif untuk menyerang terlebih dahulu, sebenarnya mereka cukup gentar melihat puluhan orang teman mereka yang sudah terkapar ditanah dan kesempatan ini tentu saja dimanfaatkan oleh Bintang untuk menarik napas dalam-dalam seraya mengumpulkan kembali sisa-sisa tenaganya yang tersisa. Sementara itu dipendopo rumahnya, Iblis Kapak Merah beserta para sekutunya cukup terkejut melihat kenyataan banyak orang-orang mereka yang berjatuhan. Apalagi saat ini mereka melihat bagaimana orang-orang mereka terlihat gentar untuk kembali maju menyerang melihat teman-teman mereka yang sudah terkapar disana sini. “Kalau ini terus dibiarkan bisa akan sangat berbahaya ketua”. ucap si Jarum Beracun lagi kepada Iblis Kapak Merah. “Apa yang dikatakan oleh Jarum Beracun memang sangat benar ketua, tolong ijinkan kami untuk ikut turun ketua”. ucap salah seorang ketua begal lagi.
Beberapa orang diantaranya yang tadi tengah memegang tali terlihat langsung mengambil tempat disegala sudut tubuh Bintang, Bintang semakin bersiap dengan Pedang Lentur ditangannya untuk menjaga segala kemungkinan yang akan terjadi. “Serangg !!”. hampir bersamaan ke-6 sosok kepala begal yang tengah memegang tali tersebut langsung bergerak kedepan, bahkan ; “Settt....settt....setttt”. beberapa orang diantaranya terlihat langsung melontarkan tali ditangan mereka, tapi Bintang yang sudah bersiap menerima segala kemungkinan segera bergerak menghindar dengan cara melompat keudara, dan sepertinya hal itupun sudah diduga oleh para kepala tersebut, terbukti, tiga orang diantara mereka langsung melesat keudara menyongsong kearah Bintang dengan senjata mematikan ditangan mereka, tapi mereka salah menduga kalau Bintang dapat dengan semudah itu ditundukkan, dengan Pedang Lentur ditangannya, Bintang mengibaskan pedangnya, dan ; “Trangg...tranggg....tranggg”. terdengar beberapa kal
“Tak kusangka nama besar Ksatria Pengembara akan pupus ditanganku.....ha....ha....ha....aku Iblis Kapak Merah adalah pendekar no. 1 ditanah jawa ini.....Ha ha ha...!!!”. ucap Iblis Kapak Merah lagi tertawa saat melihat Bintang yang mulai putus asa dengan usahanya untuk melepaskan dirinya dari cengkraman Iblis Kapak Merah. “Wuuttt......akkgghhh”. Bintang terpekik saat tiba-tiba saja Iblis Kapak Merah melemparkan tubuhnya dengan keras hingga tubuh Bintang tersungkur dan terseret ketanah cukup jauh. “Jika aku mau aku bisa saja membunuhmu tadi Ksatria Pengembara, tapi kematian yang cepat terlalu mudah bagimu, aku ingin kau merasakan sedikit bagaimana penderitaan yang akan kuberikan padamu”. ucap Iblis Kapak Merah lagi seraya kembali berjalan mendekati Bintang. Bintang sendiri berusaha untuk bangkit, tubuh dan tenaganya sudah benar-benar tak kuasa lagi untuk melakukan semua itu, bahkan saat Iblis Kapak Merah sudah berada didekatnya, Bintang benar-benar tidak berda
Untunglah kecepatan gerak Aji Mambang Bayu dan kehebatan jurus Kijang Kelana yang dimiliki Bintang masih cukup ampuh untuk menghindari setiap serangan balik yang dilancarkan oleh Iblis Kapak Merah. “Sial, tubuh manusia ini benar-benar kebal dan tidak memiliki titik lemah apapun, lalu bagaimana cara mengalahkannya.”. batin Bintang lagi diantara gerak hindarnya seraya terus memikirkan dengan keras jalan keluar yang saat ini ditengah dihadapinya. Memasuki jurus ke 32, kedua pendekar ini masih sengit bertarung, keringat telah membanjiri tubuh keduanya karena panasnya sinar matahari yang bersinar terik disiang itu, tapi hal itu seakan tidak diperdulikan oleh keduanya yang tengah terlibat dalam satu pertarungan yang hebat. Pada suatu kesempatan, Bintang melompat menjauh untuk menghela nafasnya, Iblis Kapak Merah hanya tersenyum melihat hal itu. “Ayo keluarkan semua kesaktianmu Ksatria Pengembara..”. ucapnya lagi tertawa melihat keputus asaan Bintang. Bahkan
“Apa kau yang melakukan semua ini Bintang. ?”. satu ucapan menyadarkan perhatian Bintang. “Eh....i...iya paman patih”. ucap Bintang terbata-bata lagi seraya memalingkan wajahnya untuk menatap kearah Patih Suryo yang rupanya juga saat itu tengah menatapnya, paman Patih Suryo dapat melihat bagaimana pakaian yang dikenakan oleh Bintang sudah tidak berbentuk lagi, berbagai bekas sabetan senjata tajam terlihat disana sini. Walau Patih Suryo hanya melihat hanya ada beberapa bagian saja ditubuh Bintang yang terluka. “Kau....kau tidak apa-apa kan Bintang. ?”. tanya Patih Suryo lagi terlihat khawatir. “Aku tidak apa-apa paman, tapi kenapa paman sudah ada disini”. ucap Bintang lagi yang heran melihat kehadiran Patih Suryo ditempat itu, karena seharusnya menurut perhitungan, paling cepat rombongan Patih Suryo akan tiba besok pagi. “Gusti prabu memerintahkan padaku untuk membawa beberapa orang senopati untuk menyusulmu Bintang..... dan sekarang aku baru sangat me
Tidak ada waktu bagi Bintang untuk memperingkatkan Patih Suryo, maka ; “Hiyaa.....cringgg”. Pedang Lentur yang sejak tadi ada diwarangkannya, kini sudah tercabut dan tergenggam erat ditangan Bintang, dan ; “Hiyaaatttt.....trangg...trangggg....trangggg.”. beberapa kali Bintang menggunakan Pedang Lenturnya untuk membabat kapak-kapak merah yang menanti dibawahnya hingga menimbulkan percikan bunga api yang cukup berpijar, dan tidak sampai disitu, begitu kedua kakinya menjejak tanah, Bintang langsung melemparkan pedang ditangannya kearah Patih Suryo. “Paman patih, awasss !!!”. teriakan keras yang diucapkan oleh Bintang cukup membuat Patih Suryo berpaling dan betapa terkejutnya Patih Suryo saat melihat pedang yang dilontarkan oleh Bintang yang tengah menuju kearahnya, tidak ada waktu bagi Patih Suryo untuk menangkap apalagi menangkis lontaran pedang itu, maka ; “Hupp.”. sosok Patih Suryo bersalto diudara, dan ; “Trangggg.!!”. betapa terkejutnya Patih Suryo karena bar
“Bintang, kau tidak apa-apa”. Tanya Patih Suryo seraya memeriksa keadaan Bintang. “Aku tidak apa-apa paman, luka ini bisa kusembuhkan sendiri”. “Yah, sebaiknya kau sembuhkan dulu lukamu Bintang, biar kami yang memberi pelajaran pada begundal-begundal keparat ini”. ucap Yudho lagi menyilangkan kedua pedang kembarnya dikedua tangannya, terlihat jelas kalau Yudho memang sangat bernafsu untuk segera bertempur. Sementara itu Patih Suryo sendiri cukup heran dan bingung melihat kemunculan para pendekar-pendekar yang telah menyelamatkan mereka tadi dari serangan gencar yang akan dilancarkan oleh pengikut Gerombolan Kapak Merah. Untunglah Bintang cepat menyadari hal itu, maka ; “Oh ya, paman patih perkenalkan mereka ini adalah para pendekar yang sebelumnya menjadi tawanan Gerombolan Kapak Merah..”. ucap Bintang lagi hingga mengejutkan Patih Suryo, tapi keterkejutannya hanya sesaat karena saat itu rombongan para pendekar yang baru saja muncul tersebut terlihat
“Lancang sekali kau berani menghina gusti prabu Iblis Kapak Merah, rupanya aku memang harus sedikit memberikan pelajaran padamu agar kau tahu betapa tingginya gunung dan luasnya lautan yang ada dihadapanmu”. ucap Patih Suryo lagi. “Akulah gunung yang tertinggi didunia ini patih, dan akulah lautan terluas dan terdalam dimuka bumi ini.”. ucap Iblis Kapak Merah lagi. “Kita lihat saja Iblis Kapak Merah.”. ucap Patih Suryo lagi terlihat mencabut keris yang sejak tadi tersampir dipinggangnya. Sebelum mencabut dari warangkanya terlihat sebelumnya Patih Suryo mencium terlebih dahulu warangka keris yang ada ditangannya dan baru mencabutnya. “Cringgg......weeerrrr”. seiring dengan tercabutnya keris itu dari warangkanya, berpedarlah cahaya merah dari senjata pusaka keris yang ada ditangan Patih Suryo, rupanya Patih Suryo benar-benar tidak main-main dengan ucapannya. Dan sepertinya Iblis Kapak Merah menyadari kalau lawan yang dihadapinya kali ini memang bukan law
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu