“Tak kusangka nama besar Ksatria Pengembara akan pupus ditanganku.....ha....ha....ha....aku Iblis Kapak Merah adalah pendekar no. 1 ditanah jawa ini.....Ha ha ha...!!!”. ucap Iblis Kapak Merah lagi tertawa saat melihat Bintang yang mulai putus asa dengan usahanya untuk melepaskan dirinya dari cengkraman Iblis Kapak Merah.
“Wuuttt......akkgghhh”. Bintang terpekik saat tiba-tiba saja Iblis Kapak Merah melemparkan tubuhnya dengan keras hingga tubuh Bintang tersungkur dan terseret ketanah cukup jauh.
“Jika aku mau aku bisa saja membunuhmu tadi Ksatria Pengembara, tapi kematian yang cepat terlalu mudah bagimu, aku ingin kau merasakan sedikit bagaimana penderitaan yang akan kuberikan padamu”. ucap Iblis Kapak Merah lagi seraya kembali berjalan mendekati Bintang.
Bintang sendiri berusaha untuk bangkit, tubuh dan tenaganya sudah benar-benar tak kuasa lagi untuk melakukan semua itu, bahkan saat Iblis Kapak Merah sudah berada didekatnya, Bintang benar-benar tidak berda
Untunglah kecepatan gerak Aji Mambang Bayu dan kehebatan jurus Kijang Kelana yang dimiliki Bintang masih cukup ampuh untuk menghindari setiap serangan balik yang dilancarkan oleh Iblis Kapak Merah. “Sial, tubuh manusia ini benar-benar kebal dan tidak memiliki titik lemah apapun, lalu bagaimana cara mengalahkannya.”. batin Bintang lagi diantara gerak hindarnya seraya terus memikirkan dengan keras jalan keluar yang saat ini ditengah dihadapinya. Memasuki jurus ke 32, kedua pendekar ini masih sengit bertarung, keringat telah membanjiri tubuh keduanya karena panasnya sinar matahari yang bersinar terik disiang itu, tapi hal itu seakan tidak diperdulikan oleh keduanya yang tengah terlibat dalam satu pertarungan yang hebat. Pada suatu kesempatan, Bintang melompat menjauh untuk menghela nafasnya, Iblis Kapak Merah hanya tersenyum melihat hal itu. “Ayo keluarkan semua kesaktianmu Ksatria Pengembara..”. ucapnya lagi tertawa melihat keputus asaan Bintang. Bahkan
“Apa kau yang melakukan semua ini Bintang. ?”. satu ucapan menyadarkan perhatian Bintang. “Eh....i...iya paman patih”. ucap Bintang terbata-bata lagi seraya memalingkan wajahnya untuk menatap kearah Patih Suryo yang rupanya juga saat itu tengah menatapnya, paman Patih Suryo dapat melihat bagaimana pakaian yang dikenakan oleh Bintang sudah tidak berbentuk lagi, berbagai bekas sabetan senjata tajam terlihat disana sini. Walau Patih Suryo hanya melihat hanya ada beberapa bagian saja ditubuh Bintang yang terluka. “Kau....kau tidak apa-apa kan Bintang. ?”. tanya Patih Suryo lagi terlihat khawatir. “Aku tidak apa-apa paman, tapi kenapa paman sudah ada disini”. ucap Bintang lagi yang heran melihat kehadiran Patih Suryo ditempat itu, karena seharusnya menurut perhitungan, paling cepat rombongan Patih Suryo akan tiba besok pagi. “Gusti prabu memerintahkan padaku untuk membawa beberapa orang senopati untuk menyusulmu Bintang..... dan sekarang aku baru sangat me
Tidak ada waktu bagi Bintang untuk memperingkatkan Patih Suryo, maka ; “Hiyaa.....cringgg”. Pedang Lentur yang sejak tadi ada diwarangkannya, kini sudah tercabut dan tergenggam erat ditangan Bintang, dan ; “Hiyaaatttt.....trangg...trangggg....trangggg.”. beberapa kali Bintang menggunakan Pedang Lenturnya untuk membabat kapak-kapak merah yang menanti dibawahnya hingga menimbulkan percikan bunga api yang cukup berpijar, dan tidak sampai disitu, begitu kedua kakinya menjejak tanah, Bintang langsung melemparkan pedang ditangannya kearah Patih Suryo. “Paman patih, awasss !!!”. teriakan keras yang diucapkan oleh Bintang cukup membuat Patih Suryo berpaling dan betapa terkejutnya Patih Suryo saat melihat pedang yang dilontarkan oleh Bintang yang tengah menuju kearahnya, tidak ada waktu bagi Patih Suryo untuk menangkap apalagi menangkis lontaran pedang itu, maka ; “Hupp.”. sosok Patih Suryo bersalto diudara, dan ; “Trangggg.!!”. betapa terkejutnya Patih Suryo karena bar
“Bintang, kau tidak apa-apa”. Tanya Patih Suryo seraya memeriksa keadaan Bintang. “Aku tidak apa-apa paman, luka ini bisa kusembuhkan sendiri”. “Yah, sebaiknya kau sembuhkan dulu lukamu Bintang, biar kami yang memberi pelajaran pada begundal-begundal keparat ini”. ucap Yudho lagi menyilangkan kedua pedang kembarnya dikedua tangannya, terlihat jelas kalau Yudho memang sangat bernafsu untuk segera bertempur. Sementara itu Patih Suryo sendiri cukup heran dan bingung melihat kemunculan para pendekar-pendekar yang telah menyelamatkan mereka tadi dari serangan gencar yang akan dilancarkan oleh pengikut Gerombolan Kapak Merah. Untunglah Bintang cepat menyadari hal itu, maka ; “Oh ya, paman patih perkenalkan mereka ini adalah para pendekar yang sebelumnya menjadi tawanan Gerombolan Kapak Merah..”. ucap Bintang lagi hingga mengejutkan Patih Suryo, tapi keterkejutannya hanya sesaat karena saat itu rombongan para pendekar yang baru saja muncul tersebut terlihat
“Lancang sekali kau berani menghina gusti prabu Iblis Kapak Merah, rupanya aku memang harus sedikit memberikan pelajaran padamu agar kau tahu betapa tingginya gunung dan luasnya lautan yang ada dihadapanmu”. ucap Patih Suryo lagi. “Akulah gunung yang tertinggi didunia ini patih, dan akulah lautan terluas dan terdalam dimuka bumi ini.”. ucap Iblis Kapak Merah lagi. “Kita lihat saja Iblis Kapak Merah.”. ucap Patih Suryo lagi terlihat mencabut keris yang sejak tadi tersampir dipinggangnya. Sebelum mencabut dari warangkanya terlihat sebelumnya Patih Suryo mencium terlebih dahulu warangka keris yang ada ditangannya dan baru mencabutnya. “Cringgg......weeerrrr”. seiring dengan tercabutnya keris itu dari warangkanya, berpedarlah cahaya merah dari senjata pusaka keris yang ada ditangan Patih Suryo, rupanya Patih Suryo benar-benar tidak main-main dengan ucapannya. Dan sepertinya Iblis Kapak Merah menyadari kalau lawan yang dihadapinya kali ini memang bukan law
“Serrrr.....trangggg!!”. satu bayangan berkelebat dihadapan Patih Suryo dan Arya dan terdengar satu benturan keras yang menghalangi lontaran keris pusaka itu dan keris itu terpental dan menancap tak jauh dari tempat Iblis Kapak Merah berdiri, dan kini semuanya dapat melihat sosok seorang pemuda yang ditangannya tergenggam sepasang pedang yang tadi digunakan untuk menangkis lemparan Iblis Kapak Merah. “Aku lawanmu sekarang Iblis Kapak Merah”. ucap pemuda yang tak lain adalah Yudho itu. “Hem......cecunguk sepertimu mana pantas melawanku...” “Kita lihat saja Iblis Kapak Merah, apakah mulut besarmu masih bisa bersuara, jika kedua pedangku ini bisa menyumbatnya”. “Bicaramu tajam juga bocah, ayo kita lihat apakah senjatamu bisa menandingi kehebatan senjataku ini..”. ucap Iblis Kapak Merah lagi seraya mengangkat kapak raksasanya. Ditempatnya terlihat Yudho memutar kedua pedang ditangannya, terlihat pedang itu berubah menjadi puluhan banyaknya, dan ;
“Suri”. terdengar nama itu disebut oleh Arya saat mengenali sosok yang baru saja menyelamatkan sosok gadis bertopeng perak tersebut. Tapi yang dipanggil justru terlihat langsung memeriksa keadaan gadis bertopeng perak yang sudah terlihat tak sadarkan diri, wajah wanita cantik itu langsung berubah lega saat mengetahui gadis bertopeng perak itu masih bernafas dan dia terlihat berpaling kearah Arya seraya menganggukkan kepalanya untuk memberikan tanda kalau gadis bertopeng perak itu masih hidup. “Serrrr..”. dan kembali sesosok bayangan melesat dihadapan Iblis Kapak Merah, dan rupanya dia adalah Bayu Pratama, Pendekar dari Bukit Rajawali. “Serrrr..”. Arya ikut melesat disebelah Bayu. “Bagus, apakah masih ada yang lain, biar semuanya cepat selesai”. justru Iblis Kapak Merah menyambutnya dengan tawa keras melihat kedua anak muda yang kini berdiri dihadapannya. “Jangan sombong kau Iblis Kapak Merah, rasakan seranganku ini.....hyattt....bett...bettt”.
Markas besar Gerombolan Kapak Merah benar-benar menjadi tempat banjir darah dimana terlihat puluhan bahkan ratusan mayat bergelimpangan disana sini, sebagian besar mayat-mayat itu adalah para laki-laki yang mengenakan pakaian serba merah. Sebagaimana kita ketahui pada kisah sebelumnya (Gerombolan Kapak Merah & Iblis Kapak Merah), kabar tentang akan dieksekusinya seluruh para tawanan oleh Gerombolan Kapak Merah membuat Bintang tak memiliki pilihan lain kecuali menyerang langsung walaupun sulit bagi Bintang rasanya untuk bisa lolos kali ini dari kematian, tapi Bintang juga tak mungkin membiarkan nasib ke-4 sahabat barunya tewas ditiang gantungan. Penyerangan Bintang yang dengan gagah berani seorang diri menghadapi ratusan orang pengikut Gerombolan Kapak Merah bukan saja telah membuat banyak dari pengikut Gerombolan Kapak Merah yang tewas, tapi kemunculan rombongan Patih Suryo Barata bersama para senopati perangnya telah membantu perjuangan Bintang dalam menghadapi serangan