Api hitam besar yang melahap gubuk yang menjadi tempat peristirahatan Bintang dalam sekejap sudah menghanguskan seluruh isi gubuk tersebut. “Kreaakkk...bursshhh.”. gubuk itu ambuk karena tiang-tiangnya yang sudah rapuh termakan api. Tubuh Bintang terlihat tergeletak tertelungkup, tapi yang mengejutkan tidak sedikitpun api yang membakar habis gubuk tersebut terlihat mengenai tubuh Bintang. Sebuah cahaya putih keperakan terlihat meringkupi tubuh Bintang. Seakan melindungi tubuh Bintang dari lahapan api hitam tersebut.
Ada yang aneh pada api hitam tersebut, setelah melahap habis gubuk tersebut, api-api yang menyebar tersebut tiba-tiba bergerak bagaikan hidup kearah Bintang. Satu demi satu api hitam yang tercerai berai itu menyatu mengelilingi Bintang seakan ingin melahap habis tubuh Bintang, cahaya putih keperakan yang meringkupi tubuh Bintangpun terlihat semakin bersinar dengan terang.
Walaupun terlihat api hitam tersebut telah melahap sekujur tubuh Bintang,
Sebuah goa yang terkesan mengerikan tapi juga menakjubkan. Mengerikan karena cahaya yang terpanjar kedalam goa tersebut sangat sedikit, hingga kondisi yang cenderung remang-remang tersebut sedikit menyeramkan untuk orang yang berada didalamnya. Menakjubkan karena goa tersebut memiliki kedalaman yang sangat dalam, walaupun didalamnya terdapat sebuah ruangan yang sangat luas, yang lebih menakjubkan ternyata langit-langit goa tersebut dapat bertahan karena ditopang-topang patung-patung berukuran raksasa yang berjumlah sembilan patung. Kepala kesembilan patung tampak menopang langit-langit goa, ditengah-tengah jejeran patung terlihat lobang cahaya yang memberikan cahaya dari sinar matahari yang masuk, tapi itupun sinar cahaya yang masuk tampak mengarah kearah sebuah batu bulat yang berada di tangan kesembilan patung raksasa tersebut. Hanya pancaran cahayanya yang memantullah yang memencarkan cahaya keseluruh arah diruangan didalam goa batu tersebut.
Beberapa waktu berlalu. “Uhhhgg.”. sebuah erangan pendek terdengar dari pulau tersebut, erangan yang berasal dari sosok seorang pemuda tampan yang seperti baru saja tersadar dari tidurnya. Bila menilik wajahnya tentu kita mengenal pemuda ini, siapa dia ? Tak salah. Dia memang Bintang. Tapi ada yang berbeda dengan penampilan Bintang saat ini. Biasanya Bintang mengenakan pakaian putih berjubah biru, tapi kali ini Bintang terlihat mengenakan pakaian merah berjubah biru ketat dengan sabuk indah beruntai tali dipinggangnya. Bahkan rambut Bintangpun terlihat rapi dengan kuncir kuda, sebagian rambutnya dibiarkan tergerai. Seperti orang yang baru bangun dari tidurnya, Bintang terlihat beberapa kali harus mengusap matanya untuk menjernihkan pandangannya.“Dimana aku?”. batin Bintang lagi serasa asing pada tempatnya berada sekarang.Sebuah kolam kecil terlihat tak jauh darinya, bergegas Bintang mendekatinya untuk membasuh wajahnya, tapi baru saja ingin me
“Keangkara murkaan Iblis Langit sama kejamnya dengan Pangeran Iblis, selama ini aku bersama murid-muridku selalu berhasil menyegel Iblis Langit agar tidak muncul kembali ke muka bumi ini, tapi akhir-akhir ini aku merasa segel Iblis Langit akan segera terbuka dan akan membebaskan Iblis Langit ke dunia”. Kakek Huang da di menjelaskan secara terbuka kepada Bintang.“Saat mendengar ramalan tentang kemunculanmu ke dunia ini dari sahabatku Wijayasumo, kini aku bisa berharap agar kelak kaulah yang bisa mengakhiri keberadaan Iblis Langit dan Pangeran Iblis ke dunia ini Bintang”. Ucap kakek Huang da di lagi. Bintang terdiam sejenak mendengar hal itu.“Maaf kek, apakah hamba mampu untuk menerima tugas yang kakek berikan. Menghadapi jin rulai saja saya hampir tewas, bagaimana saya mampu menghadapi Iblis Langit dan Pangeran Iblis”. Ucap Bintang lagi termenung.“Saat kau tak sadarkan. Aku sudah melihat perjalanan hidupmu dimasa lalum
Entah sudah berapa lama Bintang berada di Goa Sembilan Dewa bersama kakek Huang, karena Bintang tak pernah menghitungnya, bahkan anehnya selama berada ditempat itu, tidak sekalipun Bintang merasakan lapar, kalaupun ingin makan, tiba-tiba saja diatas meja batu yang ada ditelapak tangan patung dewa raksasa sudah tersedia makanan dan buah-buahan yang sangat enak dan lezat rasanya, keanehan itu tak pernah Bintang tanyakan karena Bintang meyakini semua yang terjadi ditempat itu merupakan salah satu kesaktian yang dimiliki oleh kakek Huang da di. Sejak mendengar nama kakek Huang da di dari gurunya Raja Penidur, Bengawan Cakra Buana dan mbah suro yang selalu menceritakan bagaimana hebatnya sepak terjang Manusia ½ Dewa sewaktu mengembara di Tanah Jawa, sejak itulah Bintang sangat mengagumi kakek Huang da di, Bintang sungguh tak menyangka akan dapat bertemu langsung dengan orang yang selama ini cuma berada di angan dan impiannya saja.Saat itu malam tiba, ini terlihat
Beberapa waktu berlalu, dibawah bimbingan langsung kakek Huang, Bintang akhirnya mampu menggabungkan jurus Kijang Kelana dan 8 Langkah Pemabuknya, hingga terciptalah sebuah jurus baru perpaduan diantara keduanya, kakek Huang memberikan nama jurus tersebut dengan nama jurus Kelana Pemabuk. Jurus sempurna yang saling menutupi kelemahan dari jurus masing-masing, dimana jurus 8 Langkah Pemabuk menutupi kelemahan jurus Kijang Kelana dari serangan atas, sedangkan jurus Kijang Kelana menutupi kelemahan jurus 8 Langkah Pemabuk yang memiliki kelemahan serangan bawah yang beruntun.Saat ini kakek Huang juga tengah memperhatikan Bintang yang sedang memperagakan jurus Kelana Pemabuk yang baru saja disempurnakan, beberapa kali terlihat kakek Huang mengangguk-angguk kepalanya. Wajahnya terlihat tersenyum puas.“Bagus... Bagus sekali Bintang”. Ucap kakek Huang memberikan pujian saat Bintang mengakhiri
“Sekarang coba kau tahan nafasmu, salurkan inti Tuah Petir melalui jalur nadi dikedua telapak tanganmu”. Tanpa banyak membantah Bintang mengikuti petunjuk yang diberikan oleh kakek Huang. “Apa yang kau rasakan sekarang Bintang?”.“Aku merasakan kekuatan Tuah Petirku sangat luar biasa dikedua telapak tanganku kek..”“Bagus, coba sekarang kau gabungkan dua tenaga Tuah Petir yang ada di kedua telapak tanganmu itu... lalu hantamkan kearah batu besar itu”. Ucap kakek Huang mengarah kearah sebongkah batu besar seukuran 5 ekor kerbau.Bintang cepat menghempaskan tenaga Tuah Petir yang ada dikedua telapak dengan cepat dan keras. Segelombang tenaga dalam dahsyat yang tidak mempunyai wujud ataupun warna.“Blegaaar...!!”. sebuah suara guntur menggelegar dengan amat dahsyat bersamaan dengan hancurnya batu besar seukuran 5 ekor kerbau itu menjadi serpihan-serpihan kecil yan
“Hampir separuh usiaku telah kuhabiskan untuk berkelana keseluruh permukaan bumi, ada banyak orang yang telah menganggapku sebagai guru mereka, tak terkecuali ketiga gurumu diTanah Jawa. tapi pada dasarnya aku hanya memiliki 3 orang murid, murid pertamaku juga putraku yang bernama Miyamoto Ryo yang bergelar si Raja Pedang, murid ke-2 ku bernama Kun Liong bergelar Raja Matahari dan murid terakhirku bernama Lian-Erl bergelar Ratu Bulan.. dalam hidupku, ada 2 musuh besar yang selalu berhadapan denganku, yang pertama adalah titisan Iblis Langit, dan yang kedua adalah musuh bebuyutanku Raja Iblis Kegelapan.. dalam pertarungan terakhir kami, aku berhasil membunuhnya tapi akupun tak luput dari kemalangan, pertarunganku dengan Raja Iblis Kegelapan seharusnya juga telah merenggut nyawaku, hanya saja untungnya kematian tidak akan pernah kudapatkan sebelum Segel Sembilan Dewa milikku belum kuwariskan pada seseorang”. Kakek Huang menghentikan sejenak ceritanya untuk m
GOA SEMBILAN DEWA, adalah sebuah goa yang memiliki lintasan waktu yang sangat berbeda dari dunia luar. Di mana perbedaan waktu ini sangatlah jauh berbeda, waktu 1 hari berjalan didalam Goa Sembilan Dewa sama dengan waktu 1 tahun berjalan di dunia luar, hal inilah yang membuat kenapa perjalanan waktu didalam Goa Sembilan Dewa terasa sangat lama bagi Bintang. Bahkan saat Bintang mempelajari jurus Cermin Agung Matahari Rembulanpun hanya memakan waktu sebentar.Jurus Cermin Agung Matahari Rembulan benar-benar jurus tingkat tinggi yang mengandung panasnya matahari dan dinginnya rembulan. Untunglah didalam tubuh Bintang telah memiliki Hawa Inti Surya dan Hawa Inti Salju pemberian Raja Penidur, hingga tak sulit bagi Bintang untuk mempelajari jurus Cermin Agung Matahari Rembulan, karena pada dasarnya Hawa Inti Surya dan Hawa Inti Salju yang dimiliki oleh Raja Penidur juga berasal dari kakek Huang sewaktu mengembara dan menetap di Tanah Jawa. Hawa Inti Surya