Rafasya masih diam dan mencerna apa yang dikatakan oleh istrinya.Mimpi atau nyata, masih belum bisa dibedakannya. Karena otaknya yang belum mampu bekerja dengan sempurna. Baru saja dia dikejutkan oleh permintaan aneh dari Cinta, kini pria itu tampak panik ketika melihat tubuh istrinya yang bergetar. "Cinta." Rafasya menarik tangan istrinya hingga tubuh Cinta kini menghadap ke arahnya. Cinta hanya diam tanpa berkata apa-apa. Rasa takut tidak bisa di sembunyikan dari wajah polosnya. "Kenapa nangis?"Cinta tidak menjawab Dia terus saja menangis meluapkan kesedihan yang menyesakkan dadanya. Selama menikah dengan Rafasya, ini adalah permintaannya. Permintaan sederhana yang begitu mudah untuk dipenuhi. Hal ini yang membuat Cinta tidak bisa menerima ketika Rafasya menolak keinginannya. "Sayang Jangan nangis. Abang Beneran nggak bisa masak." Rafasya benar-benar shock dengan permintaan yang dia anggap aneh. Diusapnya pipi Cinta yang sudah basah karena air mata. Cinta hanya diam dan beg
Setelah menyiapkan bahan untuk bumbu. Kini Rafasya dipusingkan dengan bahan yang lainnya. Seperti garam, penyedap makan, kecap, saus sambal dan minyak goreng. Hanya membuat 1 piring nasi goreng saja, sudah membuatnya ingin gila. Tapi mengapa istrinya justru meminta hal yang seperti ini. Rafasya memutar kepalanya ke belakang dan melihat Cinta yang duduk di kursi dengan kepala tertunduk di atas meja. Sedangkan tangannya menjadi bantal untuk menyanggah kepala. Lagi-lagi dia tidak tega jika gagal memasakkan nasi goreng untuk Cinta. Rafasya membuka lemari khusus bumbu. Agar tidak keliru, dia mencicipi dulu rasa garam serta penyedap makanan. Setelah semua bahan yang dibutuhkan sudah disiapkan. Rafasya berdiri di depan kompor. Bagaimana cara menghidupkan kompor. Pria itu tidak mengerti. "Menyala, menyala, menyala." Rafasya berpikir menghidupkan kompor bisa dengan sensor suara. Namun ternyata api kompor tidak menyala seperti harapannya. Apakah sensor suara sudah mulai rusak, pikir Raf
Pagi ini suasana di dapur begitu ricuh, para asisten rumah tangga dikejutkan dengan kondisi dapur yang seperti habis di maling. Bi Surti yang merupakan kepala asisten rumah tangga begitu sangat panik bahkan wajah wanita paruh baya itu pucat. Dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini. "Bik Surti, ini bagaimana? "tanya salah seorang asisten rumah tangga yang bernama Ani. "Saya juga tidak tahu, sudah lebih 20 tahun saya bekerja disini, kejadian seperti ini baru pertama kali ini terjadi dalam sejarah." Bik Surti menjawab dengan wajah frustrasinya. "Bik Surti, Coba kasih tahu nyonya," usul l Art yang bernama Mila. "Kenapa saya bisa lupa untuk memberitahukan hal ini kepada Nyonya." Bik Surti menepuk keningnya. Dalam keadaan panik seperti ini, otak selalu saja sulit untuk di suruh berpikir. Itulah yang dirasakan bik Surti. "Tunggu sebentar, saya akan langsung menemui Nyonya. "Bi Surti pergi meninggalkan dapur dengan sedikit berlari. Lebih dari 20 tahun bekerja di kediaman Er
"Cinta sangat suka dengan aroma parfumnya. Cinta mau Abang pakai ini ya." Cinta tersenyum dengan begitu sangat manis.Entah mengapa cinta begitu sangat menyukai aroma parfum yang dibelinya untuk Rafasya. Dia begitu sangat berharap Rafasya menerima parfum yang diberikannya dan mau memakainya setiap hari. "Ini parfum wangi cewek." Rafasya sangat hafal wangi parfum yang seperti ini. sering tercium ketika"Wangi strawberry." Cinta tersenyum nyengir. Rafasya memandang Cinta dengan mata terbuka lebar. Dia memang berminat dan untuk memakai barang yang dibelikan oleh istrinya. Namun tidak menyangka bahwa apa yang diberikan Cinta adalah sebuah parfum yang beraroma strawberry. "Ini parfum cewek?" Rafasya meyakinkan bahwa parfum yang saat ini dipegangnya, merupakan parfum wanita. "Cinta suka wanginya, Abang pakai ya." Cinta berkata dengan mata berkaca-kaca.Rafasya diam ketika mendengar ucapan istrinya. Begitu sangat sulit baginya untuk memakai parfum ini namun melihat wajah Cinta serta t
Rafasya sedikit berlari ketika turun dari dalam mobilnya. Namun langkahnya terhenti ketika seorang wanita memanggil namanya. Jantungnya berdegup dengan cepat ketika melihat kearah sumber suara. Namun ini bukan petanda dia senang, justru merasa takut ketika melihat wanita cantik itu berlari ke arahnya. "Bang, aku sejak tadi nungguin abang."Karin berkata sambil memeluk Rafasya. Dia sudah tidak tahu malu lagi. Bahkan dia tidak perduli jika dicap pelakor. Karin sengaja melakukan hal ini agar semua orang melihat bahwa dia masih menjadi kekasihnya Rafasya. "Apa yang kau lakukan di sini Karin?" Rafasya mendorong tubuh wanita itu cukup kuat hingga pelukan mereka terlerai. Bahkan Karin sampai hampir terjatuh kebelakang."Abang, kenapa kasar seperti ini?" Karin berkata dengan mata berkaca-kaca. Karin tidak menyangka bahwa kekasihnya yang dulu selalu lembut terhadapnya, kini berubah kasar. "Aku sudah katakan, jangan pernah datang ke sini." Rafasya berkata dengan suara yang sangat pelan.
Karin melajukan mobilnya menuju hotel yang sudah dipesannya. Suasana hatinya begitu sangat buruk. Di saat seperti ini dia ingin berdekatan dengan Jack. Pria yang selalu menjadi tempat pelampiasannya. Kepalanya sangat pusing bahkan seakan mau meledak saat mengingat permasalahan yang dihadapinya. Rafasya yang semakin menjauh dan wartawan wanita yang ditabraknya itu pun masih hidup sampai saat ini. Meskipun kondisinya dalam keadaan koma dan belum sadarkan diri. Sambil mengendarai mobil, Karin memikirkan apa yang harus dilakukannya dengan wanita itu.Karin tersenyum penuh bahagia ketika sebuah ide muncul di kepalanya. "Tidak akan sulit untuk melenyapkannya." Dia tertawa seperti kuntilanak yang sedang bahagia. Suasana hati yang tadi buruk kini berangsur membaik karena mengingat apa yang akan dilakukannya dengan si wartawan. Apalagi jika apa yang sudah direncanakannya berjalan mulus. Karin menghentikan Mobilnya di sebuah hotel berbintang kemudian dia masuk ke dalam hotel tersebut. Tida
Karin merasakan tubuhnya yang begitu amat lelah bahkan kepalanya juga pusing. Dia bangun dan memuntahkan seluruh isi perutnya. Setelah itu dia kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Aku lupa aku harus menyingkirkan wanita itu hari ini." Dia mencoba untuk duduk namun kepalanya sungguh sangat pusing sehingga seisi kamar ikut berputar. Karin kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil memejamkan mata. Rasanya tidak ada yang salah dengan makanan yang dimakannya. Dia juga tidak punya riwayat asam lambung. Apalagi Karin menerapkan Makan yang teratur. "Apakah ini ciri-ciri wanita yang sedang hamil?" Karin tersenyum bahagia ketika menyadari bahwa kondisi tubuhnya sangat normal. Namun kepala pusing dan mual, mirip seperti ciri-ciri wanita yang sedang hamil. Selama berhubungan dengan Jack, Karin tidak pernah memakai pengaman dan selalu meminta untuk dikeluarkan di dalam. Mengapa karin melakukan hal seperti ini? Bukanlah seharusnya dia takut? Tentu
Cinta tak henti-hentinya merasakan kebahagiaan. Momen seperti ini sudah begitu sangat dirindukannya. Bahkan dia beranggapan bahwa hal ini tidak mungkin pernah dia rasakan. Akan tetapi apa yang saat ini terjadi memang benar-benar nyata. Cinta bisa bertemu dengan orang-orang yang begitu sangat dia sayangi.Dengan wajah penuh bahagia, Cinta duduk di kursi makan. Sedangkan sikembar Keyzia dan Keandra duduk di sisi kiri dan kanannya. Kedua anak itu, benar-benar tidak ingin lepas darinya. "Adek Keyzia, abang Keandra, makan sop daging ya ini aunty yang masak, enak loh. "Cinta menunjukkan mangkok berisi sub daging. Mendengar Hana beserta keluarganya akan makan malam di rumah mama mertua, maka Cinta memasakkan sup daging kesukaan si kembar."Mau aunty, " Jawab Keandra dan Keyzia bersama.Cinta tersenyum dengan sangat manis sambil memberikan pipinya didekat wajah Keyzia.Keyzia yang sudah sangat tahu apa yang diinginkan oleh aunty nya dengan cepat mencium pipi Cinta. Mulai dari pipi kiri, pi