Kontrak Penuh Gairah Bersama Tuan CEO

Kontrak Penuh Gairah Bersama Tuan CEO

last updateLast Updated : 2025-03-18
By:  PrettyiesOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
15views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sebuah perusahaan elit, Mengantara Luxury, membuka lowongan sebagai sekretaris pribadi CEO dengan syarat yang tak masuk akal: harus perawan, harus menggunakan rok span, anggun, cekatan, dan bergaji fantastis 50 juta per bulan! "Bapak ngaco! Masa harus tes keperawanan segala?" protes Arumi dengan wajah penuh kemarahan. HRD hanya tersenyum tipis, tanpa ragu menunjuk ke arah pintu. "Kalau tidak mau, sekarang kamu bisa angkat kaki dari perusahaan kami. Pintu keluarnya ada di sana. Atau… kalau berubah pikiran, silakan langsung ke lantai 40 menemui Pak Bastian Mengantara." Arumi terdiam. "Gimana ya… gue butuh buat operasi jantung Mama." Apakah Arumi akan menerima tawaran tersebut demi ibunya? Atau justru menolak dan melawan sistem yang tak adil? Saksikan kisah penuh intrik, drama, dan romansa ini hanya di sini!

View More

Chapter 1

lepaskan pakaian mu!

Arumi menggigit bibirnya, menatap antrean panjang di depan gedung pencakar langit bertuliskan Mengantara Luxury. Perusahaan besar di bidang fashion dan kosmetik itu menawarkan gaji 50 juta per bulan untuk posisi sekretaris pribadi CEO. Tawaran yang terlalu menggiurkan untuk dilewatkan.

"Astaga, banyak banget saingannya," gumamnya sambil merapikan kemeja putihnya.

"Ya iyalah! 50 juta per bulan, siapa yang nggak mau?" celetuk seorang gadis di sebelahnya. "Tapi syaratnya aneh, deh."

Arumi melirik penasaran. "Maksud lo?"

"Tuh, baca deh." Gadis itu menunjukkan pengumuman di tangannya.

> Syarat:

Wanita maksimal 25 tahun

Prawan

Harus anggun dan cekatan

Wajib menggunakan rok span setiap hari. "

Mata Arumi membelalak. "Prawan?! Seriusan?"

"Makanya, rada nggak masuk akal. Tapi ya, duitnya nggak main-main."

Arumi menelan ludah. Pikirannya kembali pada ibunya yang terbaring lemah di rumah sakit. Dia butuh uang buat operasi jantung Mama.

"Aduh, gue beneran dilema," gumamnya.

Giliran Arumi tiba. Ia masuk ke ruangan wawancara, di mana seorang pria berkacamata dengan jas rapi menatapnya tajam. HRD.

"Kamu Arumi Saraswati, umur 21, lulusan SMA?"

"Betul, Pak."

"Kamu tahu syarat kerja di sini?"

Arumi mengangguk. "Saya tahu. Tapi... soal keperawanan, itu kan privasi, Pak."

HRD tersenyum tipis. "Kalau tidak mau, kamu bisa keluar sekarang."

Arumi terdiam. Matanya melirik pintu, lalu kembali ke wajah pria itu.

"Atau..." lanjut HRD, "...kalau kamu berubah pikiran, silakan naik ke lantai 40. Pak Bastian Mengantara sedang menunggu."

Arumi mengepalkan tangan. Duit 50 juta atau harga diri?

"Gimana ya... gue butuh buat operasi jantung Mama."

Keputusan ada di tangannya. Apakah dia akan tetap bertahan? Atau justru menyerah pada syarat gila ini?

Arumi menelan ludah. Dengan langkah ragu, ia mengikuti seorang wanita bersetelan rapi yang mengantarnya menuju lift.

Lantai 40.

Jantungnya berdegup kencang saat pintu lift terbuka. Di depan pintu kaca bertuliskan CEO Room, beberapa wanita keluar dengan wajah pucat. Sebagian bahkan menangis.

Arumi mengerutkan kening. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam?

“Silakan masuk,” ucap sekretaris HRD, membuka pintu.

Arumi melangkah masuk. Ruangan itu luas dan mewah. Seorang pria duduk membelakangi jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota dari ketinggian.

Pak Bastian Mengantara.

“Duduk,” ucapnya tanpa menoleh.

Arumi duduk dengan gelisah. Napasnya tak beraturan.

“Nama?”

“Arumi Saraswati, Pak.”

Bastian akhirnya berbalik. Pria itu tampan, tapi tatapannya dingin seperti es.

“Kau tahu syarat bekerja di sini?”

Arumi menggigit bibir. “Saya tahu, Pak… Tapi soal keperawanan, kenapa itu jadi syarat?”

Bastian mengangkat alis, lalu berdiri. Ia melangkah mendekat, suaranya tetap datar.

“Lepaskan seluruh pakaianmu.”

Jantung Arumi serasa berhenti. “A-ap—?”

“Saya akan mengetes apakah Anda benar-benar masih perawan.”

Arumi membelalakkan mata. “Pak, Anda serius?!”

Bastian menyilangkan tangan di dada. “Saya tidak suka buang waktu. Jika tidak mau, silakan keluar.”

Arumi mengepalkan tangan. Gue butuh uang ini buat operasi Mama. Tapi harga diri gue…

Ia menatap tajam pria di depannya. Apakah ini benar-benar satu-satunya jalan?

Ruangan itu terasa sunyi, seakan udara ikut membeku setelah kata-kata "lepaskan pakaianmu" keluar dari mulut Bastian Mengantara.

Arumi menelan ludah, tangannya mengepal di atas pahanya. Apa pria ini gila?

“Pak, saya di sini untuk melamar pekerjaan, bukan untuk diuji seperti barang dagangan,” suaranya bergetar, tapi nadanya tegas.

Bastian menatapnya tajam, seolah sedang menilai reaksinya. “Lalu? Kau tetap ingin bekerja di sini atau tidak?”

Arumi menegakkan punggungnya. “Saya butuh pekerjaan ini. Saya butuh uangnya. Tapi bukan berarti saya akan merendahkan diri saya sendiri.”

Bastian mengangkat alis. “Jadi kau menolak?”

Arumi mengepalkan tangannya lebih erat. Mama butuh operasi. Kalau gue pergi sekarang, gue kehilangan kesempatan ini.

Tapi di saat bersamaan, ada sesuatu yang menjerit dalam hatinya. Harga diri gue nggak bisa dibeli.

“Jawab aku, Arumi.” Bastian kini bersandar di mejanya, menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak.

Arumi menarik napas dalam, lalu berdiri. “Terima kasih atas waktunya, Pak. Tapi saya tidak bisa menerima pekerjaan ini.”

Bastian mengernyit. “Kau yakin?”

“Ya.”

Tanpa menunggu jawaban, Arumi membalikkan badan dan berjalan menuju pintu. Setiap langkahnya terasa berat, tapi hatinya mantap.

Tepat sebelum tangannya menyentuh gagang pintu, suara Bastian terdengar lagi.

“Berhenti.”

Arumi menoleh, menatap pria itu dengan waspada.

Bastian duduk di kursinya, menyilangkan tangan. “Menarik.”

Arumi mengernyit. “Apa maksud Anda?”

Senyuman kecil muncul di sudut bibir Bastian. “Dari ratusan wanita yang datang hari ini, kau satu-satunya yang menolak.”

Jantung Arumi berdebar. Apa maksudnya ini?

“Selamat, Arumi,” ucap Bastian pelan. “Kau diterima bekerja sebagai sekretarisku.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
lepaskan pakaian mu!
Arumi menggigit bibirnya, menatap antrean panjang di depan gedung pencakar langit bertuliskan Mengantara Luxury. Perusahaan besar di bidang fashion dan kosmetik itu menawarkan gaji 50 juta per bulan untuk posisi sekretaris pribadi CEO. Tawaran yang terlalu menggiurkan untuk dilewatkan. "Astaga, banyak banget saingannya," gumamnya sambil merapikan kemeja putihnya. "Ya iyalah! 50 juta per bulan, siapa yang nggak mau?" celetuk seorang gadis di sebelahnya. "Tapi syaratnya aneh, deh." Arumi melirik penasaran. "Maksud lo?" "Tuh, baca deh." Gadis itu menunjukkan pengumuman di tangannya. > Syarat: Wanita maksimal 25 tahun Prawan Harus anggun dan cekatan Wajib menggunakan rok span setiap hari. " Mata Arumi membelalak. "Prawan?! Seriusan?" "Makanya, rada nggak masuk akal. Tapi ya, duitnya nggak main-main." Arumi menelan ludah. Pikirannya kembali pada ibunya yang terbaring lemah di rumah sakit. Dia butuh uang buat operasi jantung Mama. "Aduh, gue beneran dilema," gumam
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
kontrak
Arumi tertegun. “Apa?”Bastian menyandarkan punggungnya ke kursi, tatapannya tajam menembus mata Arumi. “Aku bilang, kau diterima sebagai sekretarisku.”Arumi masih berdiri kaku di tempatnya. “Tapi… tadi Anda bilang saya harus—”“—melepas pakaianmu?” potong Bastian dengan nada datar. “Itu hanya ujian.”Kedua tangan Arumi mengepal. “Ujian?! Anda main-main dengan harga diri saya?”Bastian mengangkat bahu. “Aku tidak main-main. Aku hanya ingin tahu seberapa jauh seseorang rela merendahkan dirinya demi uang.”Arumi menggigit bibir. Jadi semua wanita sebelum dirinya…?“Mereka semua gagal?” tanyanya pelan.Bastian mengangguk. “Hanya sedikit yang menolak. Dan kau satu-satunya yang menolaknya dengan tetap percaya diri.”Arumi masih berusaha mencerna kata-kata pria itu. “Jadi, selama ini Anda tidak benar-benar…?”“Tidak.” Bastian bersandar di kursinya, menatapnya lekat. “Aku tidak butuh sekretaris yang hanya mengejar uang. Aku butuh seseorang yang punya harga diri, punya prinsip, dan bisa meno
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
kerja sama
Arumi menatap tanda tangannya di atas kertas. Gue beneran udah masuk perangkap ini. Bastian mengambil kontrak itu, menyimpannya dalam laci. “Mulai sekarang, kau milikku.” Arumi mendongak dengan tatapan tajam. “Milik perusahaan, maksud Anda.” Bastian menyeringai. “Terserah bagaimana kau mengartikannya.” Arumi menghela napas panjang. “Baik. Jadi, apa tugas pertama saya?” Bastian berdiri, meraih jasnya. “Kita ada meeting di luar. Ikut.” Arumi buru-buru mengikuti langkah cepat pria itu. Saat mereka keluar dari ruangan, semua mata pegawai tertuju padanya. Bisik-bisik mulai terdengar. "Dia yang diterima? Cantik juga, tapi berapa lama dia bisa bertahan?" "Sebelumnya juga ada yang cantik, tapi cuma bertahan sebulan." "Lihat saja, sebentar lagi dia pasti menyerah." Arumi menggigit bibirnya. Gue nggak peduli omongan orang. Yang penting, gue butuh uang. Saat mereka sampai di basement, seorang sopir sudah menunggu dengan mobil hitam mewah. “Masuk,” perintah Bastian. Arumi duduk di sa
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
Balas dendam
Arumi melangkah keluar dari mobil dengan kepala tegak. Jika sebelumnya ia hanya bekerja demi uang untuk operasi ibunya, sekarang ada satu alasan tambahan: membalas pengkhianatan Bara. Bastian berjalan di depannya, memasuki lobi Mengantara Luxury dengan aura dingin dan penuh kuasa. Para karyawan langsung memberi salam dan menunduk hormat. Begitu mereka masuk ke dalam lift, Arumi tak bisa menahan diri untuk bertanya. "Jadi, bagaimana caranya saya bisa menjadi kartu truf Anda?" Bastian meliriknya sekilas. “Aku ingin kau tetap menjadi dirimu sendiri. Tapi di saat yang sama, aku ingin Bara melihat bahwa kau sekarang adalah bagian dari kekuasaanku.” Arumi mendengus. Kekuasaannya? “Dan itu artinya?” Bastian menyeringai tipis. “Mulai sekarang, kau bukan hanya sekretarisku. Kau adalah wanita di sisiku.” Arumi tersentak. “Tunggu—maksud Anda?” Lift berbunyi, pintu terbuka di lantai 40. Bastian melangkah keluar lebih dulu, meninggalkan Arumi yang masih tercengang. Seorang pria dengan ja
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
Jantung berdetak kencang
Setelah William Chen pergi, suasana ruangan tetap dipenuhi ketegangan yang menggantung. Arumi duduk di kursinya, masih mencerna percakapan tadi. Bastian, di sisi lain, tampak tenang seperti biasa. Ia mengambil gelas airnya, menyesapnya perlahan, lalu menatap timnya. “Kalian dengar sendiri, kan? Kita punya waktu satu bulan untuk membuktikan bahwa Mengantara Luxury layak mendapatkan investasi.” Para eksekutif saling bertukar pandang, lalu mengangguk. Mereka tahu apa yang dipertaruhkan. Seorang manajer pemasaran, Andre, angkat bicara. “Kita bisa dorong kampanye digital lebih agresif. Gunakan influencer kelas atas untuk meningkatkan hype.” Arumi mengerutkan kening. “Tapi kalau kita hanya mengandalkan influencer, bukankah terlalu mainstream? Kita butuh strategi yang benar-benar bisa bikin orang merasa kalau produk ini eksklusif.” Bastian menoleh ke arahnya dengan ketertarikan. “Lanjutkan.” Arumi berpikir sejenak sebelum berkata, “Kita buat event private launch untuk sosialita dan bea
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
first kiss
Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Arumi berdiri di depan lobi perusahaan, memeluk tasnya erat. Jalanan sudah mulai sepi, dan udara dingin menusuk kulitnya.Tiba-tiba, sebuah suara berat terdengar di belakangnya."Ayo masuk, saya antar kamu pulang," suara Bastian terdengar datar, tanpa emosi.Arumi menoleh, sedikit terkejut. "Terima kasih, Pak, tapi saya bisa naik taksi—""Jangan membantah. Sudah malam," potong Bastian tajam.Arumi akhirnya mengangguk dan mengikuti Bastian menuju mobilnya—sebuah Lamborghini hitam mengilap. Saat Bastian membuka pintu, Arumi secara refleks masuk ke kursi belakang.Namun, baru saja ia duduk, suara dingin Bastian menyela, "Memangnya saya supir kamu?"Arumi terdiam, merasa salah tingkah. "Eh… terus saya duduk di mana, Pak?"Bastian menatapnya datar. "Di depan."Malu, Arumi buru-buru pindah ke kursi depan. Begitu duduk, ia berusaha memasang seat belt, tetapi gespernya tersangkut."Kenapa lama sekali?" Bastian melirik sekilas."Seat belt-nya macet, Pak…" g
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status