Suka ngamuk-ngamuk, ditinggal nanti nangis~
Setelah semua kemesraan yang mereka lakukan, Jason hanya menganggap Elena sebagai sekutu. Bahkan, Jason berniat meninggalkan dirinya.“Kau ... jauh lebih buruk dari Johan,” ujar Elena lirih.Jason menggertakkan gigi mendengar kalimat hinaan itu. Seburuk itu Elena menilai dirinya, yang hanya menuntut jawaban mudah.Jason telah melakukan semua yang dia bisa demi Elena. Namun, Elena menyamakan dirinya dengan Johan. Pria yang dengan teganya mengkhianati dan ikut andil membunuhnya.“Aku hanya minta sesuatu yang sangat mudah. Kau hanya perlu menjawabku, apa susahnya?”“Aku tidak bisa mengatakan padamu. Yang jelas, semua yang aku lakukan demi kebaikan semua orang,” balas Elena pelan.Elena masih terngiang kata ‘sekutu’ dalam benaknya. Hatinya perih karena Jason tak menganggap dirinya sebagai wanita istimewa.“Jadi, kau tidak memilihku ...,” ucapan yang seharusnya ada di dalam hati itu, meluncur lirih dari mulut Jason.“Ada privasi yang tidak seharusnya dilanggar oleh sekutu, yang je
“Kau kenapa?” Elena sedikit berharap jika Jason akan mengatakan kata-kata yang ingin dia dengarkan. Akan tetapi, hingga bermenit-menit menunggu, Jason tak juga melanjutkan ucapannya. Pria itu menunduk dan pegangan di lengan Elena kian mengencang. “Lepaskan aku kalau tidak ingin bicara!” Elena mengibaskan kedua lengan, tetapi Jason tetap tak mau melepaskan. ‘Tunggu sebentar ....’ Elena tiba-tiba teringat oleh cerita Austin tentang Jason. Pria pemalu dan tidak punya banyak pengalaman dengan wanita, itulah Jason Wright yang sebenarnya. Jika memang dirinya yang pertama, tak mungkin Jason tidak merasakan apa pun padanya. Walaupun sedikit, Jason pasti juga memiliki perasaan spesial untuknya. Tak mungkin seseorang akan biasa-biasa saja setelah memadu kasih hampir setiap hari dengan satu wanita jika bukan pria hidung belang. ‘Apa dia hanya malu?’ “Jason ... kau mau bilang apa? Kenapa kau tidak mau berpisah denganku?” Elena memutar kepala ke bawah wajah Jason supaya bisa melihatnya, teta
Jason teringat awal mula menceritakan tentang rahasia besar menjelajahi waktu kepada William .... Setelah melamar Elena di restoran, Jason menemui William sendiri. Jason tahu jika William menolak dirinya karena tak enak hati kepada Edmund meskipun hal tersebut hanyalah alasan yang kesekian. William lebih khawatir karena Elena sebelumnya terlihat sangat mencintai Johan. Namun, Elena tiba-tiba berubah. Dia takut jika Elena hanya marah sementara kepada Johan, lalu menyesal karena tak jadi menikah dengannya. William sendiri yang mengungkapkan keresahannya kepada Jason. Awalnya, Jason tak berniat mengatakan tentang rahasia besarnya, tetapi dia merasa bahwa William perlu tahu. Sebab, dia sendiri tak akan mampu mengurus banyak penjahat, termasuk Anna yang lebih dekat dengan William. Andaikan Jason akan menyingkirkan Anna sendiri, dia harus menghadapi William saat mencoba untuk menjauhkan Anna dari Elena maupun William. Hanya ada satu hal yang tidak Jason ungkapkan, yaitu fakta bahwa diri
Dean gegas mengembalikan kertas tersebut ke tempat semula meski tak suka melihatnya. Dia tampak berpikir keras dan sesekali bergumam. “Apa Elena sakit? Atau hanya ingin menjadi penulis fantasi?” Suara deringan di ponsel membuatnya terkejut. Nama ‘Bos Besar’ muncul di layar ponselnya. ‘Bagaimana situasi di sana?’ tanya suara parau milik wanita di seberang telepon. “Jason sepertinya berhasil memikat Elena. Tapi-” Haruskah dia menceritakan kegilaan Elena? Tidak. Dean belum yakin jika Elena menulis tersebut dengan kesungguhan atau hanya sekedar mencoret kertas karena tak punya kerjaan. ‘Tapi apa?’ “Tidak ada, Nyonya. Aku bicara sambil membaca dokumen kantor. Maaf karena kurang konsentrasi,” kilah Dean. ‘Ingat tugasmu, Dean. Pekerjaan di kantor Forbes tidak penting. Kau harus segera menjauhkan Johan maupun Jason dari William dan Elena.’ “Baik, Nyonya Ruby, walaupun itu agak sulit. Tuan William sepertinya sangat percaya kepada Jason. Elena pun mungkin sudah jatuh cinta padanya. Aku
Jason tentunya senang mendengar pernyataan Elena. Namun, dia juga merasa sangat sedih karena Elena menyebut tentang cucu. Dia mungkin bisa meninggalkan Elena seorang anak. Tetapi, dia tak yakin jika bisa melihat cucunya. “Kau tidak ingat kontrak kita? Aku hanya akan menjadi suamimu sampai satu tahun atau saat kau sudah mendapatkan keinginanmu memiliki seorang anak.” Jason memelankan suara supaya hanya mereka berdua yang dapat mendengar. “Kau tidak perlu khawatir aku tidak akan bertanggung jawab. Selama aku masih hidup, aku akan merawatnya, bahkan saat aku mati pun, aku akan meninggalkan banyak harta untuknya,” lanjutnya. Elena tahu apa yang sedang Jason pikirkan. Dia menyandarkan kepala di pundak Jason sambil menghela napas panjang. “Kita akan menemukan penawar untukmu. Kau tidak perlu takut dan jalani saja hidupmu yang sekarang tanpa ragu dan penuh percaya diri.” Elena sibuk menduga-duga perasaan Jason sehingga dia sedikit lupa tentang masalah penyakit misterius itu ketika membi
“Kau mengejutkanku, Elena!” sergah Jason. Justru Elena yang lebih terkejut melihat kemunculan Jason. Dia melihat jika Jason sebelumnya masih ada di dalam mobil bersama Logan. “K-Kau benar-benar Jason, bukan?” Elena mundur hingga punggungnya menyentuh dinding ruang kecil elevator. ‘Jason masih ada di bawah. Apa mungkin-’ “Aku naik memakai elevator di sebelah. Kau langsung keluar mobil, tidak mau menungguku.” Jason tertawa lepas sambil memegangi perut. “Kau takut? Ternyata, Elena Forbes takut dengan hantu?” Wajah Elena merah padam karena malu. Tahu bahwa pria di hadapannya sungguh nyata, dia gegas keluar dari elevator sambil menyentak badan sang suami. Jason yang masih tertawa lemas tersebut sampai terhuyung ke belakang oleh dorongan lemah itu. Jason lantas mengikuti Elena dan tetap tak bisa menghentikan tawanya. Elena menghentikan langkah, lalu menatap tajam Jason. “Kau sengaja ingin menakut-nakutiku, bukan?’ tuduh Elena. “Tidak … aku juga ingin mengambil dokumen di kantorku. Ken
Jantung Jason melompat-lompat kencang dan tak karuan. Apakah telinganya rusak ataukah dia hanya bermimpi? “Kau … apa?” Elena menyembunyikan wajah ke dalam pelukan Jason. Pipinya terasa panas karena mengungkap perasaannya secara tiba-tiba. Dia sengaja mengungkap perasaannya terlebih dulu karena tak mau menunggu Jason yang lambat mengungkap isi hatinya. Namun, setelah mengatakannya, Elena malu bukan main. Untuk pertama kalinya, wanita yang sejak dulu digilai banyak pria itu menyatakan cinta kepada seorang pria. Meskipun pria itu merupakan suaminya sendiri, Elena tetap merasakan debaran kencang dan bibir yang terasa kelu ketika mengungkap kasih sayang. “Aku … tidak terlalu mendengar suaramu yang terlalu lirih. Bisakah kau mengatakan sekali lagi?” Jason berharap Elena mengatakannya lagi supaya dia yakin jika tidak sedang berhalusinasi. “Apa telingamu bermasalah? Menyebalkan sekali! Aku mengatakannya sepenuh hati, tetapi kau tidak mendengarnya?” Suara Elena tak begitu jelas karena ter
‘Cari bukti jika mereka berdua memiliki kesepakatan sebelum menikah. Atau apa pun yang bisa membuktikan jika pernikahan mereka hanya sebuah kepalsuan,’ perintah Ruby saat Dean hampir terlelap. Kebetulan, Frank tiba-tiba menghubungi Dean untuk menemui klien secara dadakan. Mereka sebenarnya bisa menyelesaikan masalah itu keesokan paginya. Tetapi, Dean segera menyarankan untuk menemui Jason sekarang. Keberuntungan kedua terjadi kala Frank mendapatkan panggilan dari keluarganya. Dean mencari alasan supaya bisa tinggal lebih lama di kediaman Wright. Dia juga tak bohong kala mengatakan tak bisa naik mobil Jason untuk pulang. Namun, Dean segera menyesal karena datang ke tempat ini. Pasalnya, dia yang berlagak melewati kamar Elena dan Jason untuk mencari tahu rahasia mereka, justru mendengar suara-suara yang membuat bulu kuduk meremang. Sebagai pria dewasa, Dean tentunya tahu apa yang sedang Elena dan Jason lakukan. Dia hanya bisa menelan ludah, lalu menghela napas panjang.‘Nyonya Ruby s
“Gemma! Kau ada di mana?” Elena sudah berkeliling di kediaman Wright untuk mencari keberadaan Gemma. Anak perempuan yang kini berusia enam tahun itu biasa bersembunyi saat Elena pulang dari kerja. Di belakang Elena, Jason membuntuti sang istri seperti biasa. Jason kini membuka kantor pribadi di kediamannya karena masih enggan menampakkan diri di JG Group jika bukan untuk menghadiri pertemuan penting. “Gemma pasti sedang bermain petak umpet bersama Brian, Elena. Biarkan saja ....” Elena menatap tajam sang suami. “Kenapa kau tidak mengawasi Gemma? Katanya, kau kerja di rumah karena selalu ingin bersama putrimu! Dan kenapa Brian ada di sini?” Jason menghentikan langkah Elena, lalu mengecup bibirnya yang tak berhenti mengomel. “Lucy sedang menghukum Brian sepertinya. Kau juga tahu, Lucy tidak suka saat Brian pulang terlambat walau satu menit.” Benar. Lima tahun lalu, Brian menikahi Lucy dan tinggal di Desa Redwood. Terkadang, Brian bosan dan jalan-jalan ke kota hingga lupa waktu. Keb
Setelah menghabiskan tiga hari bersama James, Vera pun tahu jika selama ini James hidup di rumah yang terletak di tengah-tengah hutan. Andaikan dirinya tak ke sana malam itu, mereka tak akan pernah bertemu. Vera tak berkutik melawan James Wright. Dia sudah seperti budak yang harus melayani James setiap saat. Meski Vera menginginkan wajah itu. Tetapi, sikap James jauh berbeda dari Jason. Nyaris tak ada kesamaan, selain wajah mereka.‘Dia gila … bagaimana caraku pergi darinya?’ “Ough, ya ampun … wanita di masa depan ternyata sangat pintar melayani pria. Bagus, Sayang, goyangkan tubuhmu lebih kencang.” Vera meliuk-meliuk di atas James sambil menggigit bibir. Dia tak bisa menikmati percintaan panas yang berulang setiap saat. ‘Orang ini benar-benar seperti binatang! Dia bahkan seratus kali lebih buruk dari Andrew,’ maki Vera dalam hati. Selesai menerima puncak kenikmatan, James mendorong Vera dengan kasar hingga tersungkur di lantai. “Ah, aku bosan. Saatnya aku keluar dari tempat meny
Mentari bersinar sangat terang seperti hari sebelum-sebelumnya. Di kota yang sangat sepi itu, Vera masih berusaha mencari keberadaan makhluk bernyawa selain dirinya. Sayang, bahkan serangga pun tak terlihat di tempat itu. Hanya ada dirinya yang mengulang waktu yang sama … setiap hari. Waktunya diam di tempat. Setiap pukul delapan malam, Vera akan mendengar dentuman keras di arah selatan tempat tinggalnya, dekat dengan tanah milik Keluarga Wright. Benar. Dirinya tinggal di kediaman Wright selama ini. Vera hidup di dunia dengan waktu yang sama dan berulang-ulang terus-menerus. Dia ingin melihat asal dentuman itu terjadi. Akan tetapi, ketika hari mulai gelap, Vera tak berani keluar dari rumah. Kota itu adalah kota yang sama, tetapi terasa asing karena memiliki pemandangan yang berbeda. Tak ada gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya. Tak ada pula lampu terang-benderang di setiap pinggiran jalan. Tempat tinggal keluarga Vera pun masih berupa tanah kosong dengan puluhan pohon-poho
Dokumen penting yang semula tertumpuk rapi itu jatuh berserakan di lantai saat Jason berlari keluar dari ruangan. Dengan wajah yang terlihat sangat panik, Jason gegas mengikuti Ruby ke kamar. “Elena!” seru Jason dengan napas terengah-engah. Tak seperti bayangan, Elena justru duduk tenang sambil mengelus perutnya meski keningnya berkeringat deras. “Jason, ada sedikit lendir bercampur darah keluar ... Bisakah kau membantuku berjalan sampai mobil? Kita ke rumah sakit sekarang.” Jason panik. Dia malah mondar-mandir sambil sesekali mengusap wajah. Bingung bagaimana caranya menggendong Elena. Bagaimana kalau bayi itu keluar di saat dia menggendong Elena dan lari ke mobil? “Bayiku bisa jatuh,” gumamnya. Tapi, jika dia tak segera membawa Elena ke rumah sakit, bagaimana cara Elena melahirkan? Jason sampai tak kepikiran memanggil dokter kandungan Elena ke rumah. “Tuan!” seru Ruby membangunkan lamunan Jason. “Bisakah Anda lebih cepat membopong Nyonya Elena!?” “Tapi, bagaimana-” “Elena!” W
“Apa benar dugaanku kalau Paman Andrew terkena pengaruh ramuan Vera?” tanya Elena begitu Logan pulang.“Betul, Nyonya. Tetapi, kadar ramuan yang ada di tubuh Tuan Andrew tidak begitu banyak,” terang Logan.Logan lantas mengatakan semua yang Tetua Michael pesankan saat dia meninggalkan Andrew. Tak sampai satu minggu, Logan akan menjemput dan memulangkan Andrew. Lalu, pembicaraan tentang Anna muncul saat Jason bertanya, “Bagaimana dengan dua wanita itu? Aku dengar, mereka akan pindah ke tempat lain lagi?”“Ini surat dari Nyonya Anna. Lebih baik Anda membacanya terlebih dulu.”Logan mengeluarkan sebuah amplop putih, lalu menyerahkan kepada Elena. Surat itu ditunjukkan untuk Elena dan William. William pun mendekat dan ikut membaca isinya.Surat itu berisi tentang penyesalan Anna, juga permohonan maaf atas semua yang sudah Anna dan Jenna rencanakan kepada William dan Elena. Karena pesan Brenda yang ingin supaya Anna menjaga suami dan putrinya jika terjadi sesuatu kepada dirinya, Anna jadi
Elena mengamati sikap Andrew, mulai dari gerakan tubuh, bibir, dan sorot matanya. Rose jelas mengatakan padanya jika Vera tak pernah memberikan ramuan atau mencuci otak Andrew. Tapi, kenapa Elena jadi meragukannya? Andrew terlihat seperti Rose sebelum mendapat pengobatan. Mata pria itu sedikit menggantung, seperti tak fokus bicara atau menatapnya.“Kenapa Paman ingin melihat perempuan itu lagi? Gara-gara Vera, Paman kehilangan perusahaan dan keluarga Paman,” pancing Elena. Kini, Andrew dengan jelas menunjukkan ekspresi yang menahan kemarahan. Sepertinya, Andrew tak suka mendengar Elena menyalahkan Vera. “Paman perlu melihat Vera sekarang.” Andrew masih bersikeras dengan keinginannya. Seolah semua yang telah terjadi tak berpengaruh apa pun padanya.“Tidak bisa, Paman. Maaf … sebaiknya Paman melupakan perempuan itu dan menata hidup Paman yang berantakan karena dirinya.” Saat mengatakan itu, Elena tiba-tiba memikirkan sesuatu. Andrew tak mungkin menyerah dan pasti akan terus mencari
“Jadi, sejak tadi Luna diam karena kau, Logan!?” Elena turut memukul punggung Logan dengan bantal. Logan masih meringkuk di kaki Luna selagi menutupi belakang kepala dengan kedua lengan. Dia takut menunjukkan wajahnya. Dua wanita itu menyerang Logan secara membabi-buta. ‘Aku lebih baik dikeroyok selusin berandalan daripada harus berada di situasi seperti ini!’ jerit Logan dalam hati. Ketika Logan melihat ke arah Jason, pria itu justru pura-pura tak melihatnya! Setelah kemarahan Elena dan Luna sedikit mereda, mereka pun duduk dengan tenang dan berhadap-hadapan. Luna melipat tangan di depan dada dan masih menatap Logan penuh amarah. “Sekarang, ceritakan padaku, Luna. Apa yang sudah Logan perbuat padamu? Kenapa kau minta kesucianmu lagi? Apa jangan-jangan, Logan sudah ….” Elena menggantung ucapannya selagi menatap tajam Logan. Dia akan menghukum Logan hingga merasakan penderitaan jika tebakannya benar. Elena pikir, Logan telah merudapaksa Luna sehingga membuat temannya itu sampai
Jason bersandar lemas di kursi dengan mulut sedikit terbuka. Dia tak menyangka jika Elena lebih cepat mengatasi masalah Vera dibanding dirinya.“Aku hanya beruntung karena Rose mau membantuku.” Elena tampaknya tahu apa yang dipikirkan sang suami.Jason merasa dirinya tak bisa melindungi Elena. Dia seharusnya bergerak cepat, tetapi malah berbaring di sembarang tempat selama beberapa hari ini.“Maaf, Elena, aku seharusnya sadar lebih cepat kalau Logan bergerak sendiri. Bagaimana kalau kau gagal dan perempuan itu membalas perbuatanmu?”Elena menyandarkan kepala di pundak Jason, lalu memeluk perutnya. “Yang penting, semua sudah berakhir sekarang. Dia tidak akan bisa mengganggu hidup kita lagi. Semua musibah yang terjadi juga disebabkan oleh Vera, bukan? Kita tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi sekarang, kecuali menanti kelahiran bayi kita.”Tak hanya Jason, William juga merasa tak bisa berbuat apa pun. “Lalu, bagaimana dengan perusahaan Andrew yang sekarang diambil alih oleh adik ipa
“Elena? Apa yang sudah Elena lakukan? Apa dia tahu aku ada di sini?” Jason tak pernah menduga kemungkinan itu lantaran dirinya pun baru mengetahui dari Logan beberapa jam sebelumnya. Akhir-akhir ini pun, Jason tak bisa berpikir apa-apa. Dia hanya fokus menikmati mual dan pusing yang selalu melanda di pagi hari dan ketika mencium aroma tertentu.“Benar. Elena yang membantuku untuk mendapatkan aset Andrew dengan mudah. Dia juga yang memintaku ke sini untuk membukakan jalan untukmu, Jason. Ayo, pulang sekarang! Bibi akan mengantar kalian sampai di kediaman Forbes.” Jason mengikuti Whitney masih dengan tampang kebingungan. Sementara itu, Logan menggendong Luna sampai masuk ke mobil Whitney. Dia meninggalkan mobil yang digunakan sebelumnya, yang merupakan milik pengawal Andrew. “Tunggu sebentar, Tuan. Ada yang perlu saya lakukan terlebih dulu,” ujar Logan tiba-tiba. “Kenapa lagi?” “Ada orang yang memukul saya dari belakang waktu itu.” Logan menyeringai ke arah Danny. Tanpa aba-aba, Lo