Bukan cerita manis seperti Gelora Hasrat sang Presdir 🫥
Aneh ... Itulah yang Elena rasakan kepada sang suami. Elena mengamati tingkah laku Jason dalam diam. Awalnya, dia pikir Jason bersikap manja karena sedang sakit. Akan tetapi, setelah diamati baik-baik, Jason sedikit berbeda. Tingkah laku Jason memang terkadang berubah-ubah. Hal tersebut wajar karena semua manusia pasti selalu melakukan perubahan. Yang menjadi masalah adalah kebiasaan yang tak pernah Jason lakukan sebelumnya. Terkadang, Jason berkata-kata kasar lirih setiap kali dia tidak menyukai sesuatu. Bahkan, kepada para bawahannya pun dia tak sebaik dulu. Arogan, satu kata yang mencerminkan kepribadian Jason sekarang. Jason seolah berubah menjadi pria yang dulu dikenal Elena di kehidupan pertama, pria yang tak dapat diajak bicara dengan benar.Namun, anehnya setiap kali bersama Elena, Jason berubah menjadi pria yang sangat lembut, penyayang, dan seakan seperti perayu ulung. Meski terkadang, Elena melihat satu sudut mulut Jason terangkat saat sedang merayu dirinya, seolah-olah
“Kau keterlaluan, Jason!” sergah Elena. “Kemarilah,” titah Jason sekali lagi.Elena bergeming dan tak ingin menuruti perintah Jason. Dia merasa sakit hati oleh kata-kata Jason yang sangat menyakitkan. Katanya, mereka akan terus bersama apa pun yang terjadi. Dengan teganya, Jason mengatakan akan mencari wanita penghibur! Jason melompat dari ranjang, kemudian menyeret Elena hingga terjembab di kasur. Dia mencumbu Elena dengan agresif. Elena tak dapat menolak kekuatan sang suami dan hanya menerima perlakuan itu. Dan sejak saat itu, Elena lebih sering diam saat sedang bersama Jason …. William pun menyadari hubungan Elena dan Jason yang merenggang. Tak tahu apa sebabnya, William langsung bertanya kepada yang sang menantu. “Kau sedang bertengkar dengan Elena?” Jason mengusap wajah dengan kasar. Penampilannya tampak kusut, tak seperti dirinya yang biasa. Dia hanya menekuk wajah dalam diam.Tak mendengar jawaban Jason lebih dari satu menit, William bertanya lagi, “Kau sedang ada masalah
Setelah keluarganya mengalami kebangkrutan, Johan terpaksa bekerja menjadi karyawan biasa di sebuah toko perhiasan. Dia sudah melamar pekerjaan di mana-mana, tetapi hanya toko itu yang mau menerima dirinya. Bahkan, semua relasi yang selama ini berhubungan baik dengannya maupun Edmund, tak ada satu pun yang mau membantu. Johan tahu, Jason pasti tak akan membiarkan hidupnya tenang. Pemilik toko perhiasan itu pun sebenarnya juga mengenal Jason. Akan tetapi, Claire, pemilik toko perhiasan itu, tak peduli dengan desas-desus yang mengatakan bahwa JG Group akan membuat perhitungan dengan siapa pun yang membantu Edmund dan Johan. Asalkan Johan dapat bekerja dengan baik dan jujur, Claire tak akan mempermasalahkan hal-hal kecil seperti itu. Dan selama hampir satu bulan bekerja untuknya, Johan tak pernah membuat masalah satu pun di sana. Namun, agaknya Johan sedang sial sekarang. Melihat Elena ada di hadapannya, sudah jelas jika Elena akan berbuat sesuatu untuk menghancurkan dirinya. Johan m
Johan memeluk Elena dengan erat. Badannya gemetaran, kemudian berucap lirih, “Aku merindukanmu, Elena. Rasanya menyakitkan setelah berpisah denganmu. Maafkan aku ... aku sudah salah telah mengkhianati kepercayaanmu ....” Elena mendorong Johan dengan kasar. Dia merasa badannya terkena kotoran oleh pelukan pria yang pernah ada di hatinya. Dia bersiap memaki Johan. Namun, bibirnya kembali mengatup rapat ketika melihat Johan ternyata sedang menangis dengan wajah merah padam. Meskipun Johan pernah menipunya dan selalu melihat Elena dengan tatapan sendu ketika sedang sakit, tetapi Johan tak sekali pun mengeluarkan air mata. Elena hanya terdiam sambil menerka-nerka rencana Johan hingga bersandiwara seperti itu. Namun, dia tak menemukan adanya kebohongan dari raut wajah Johan. ‘Tidak! Aku tidak boleh tertipu lagi!’ “Bisa-bisanya kau merindukanku .... Kau sudah mendapatkan wanita yang kau inginkan, dan sekarang untuk apa kau menangis di depanku?” sinis Elena. “Aku tidak mengharapkan apa
Elena berkali-kali menghubungi Jason, tetapi Jason tak menjawab panggilannya. Dia juga mengirim banyak pesan untuk menghentikan Jason. Jangankan membalas, Jason bahkan tak membaca pesan darinya.Bukan Elena tak tega membiarkan Johan terkena amukan Jason. Elena tak ingin Jason melakukan sesuatu di luar batas, mengingat Jason akhir-akhir ini sering berbuat dan berkata-kata kasar.“Apa kau tidak tahu ke mana tujuan mereka?” Elena bertanya kepada Ryan sambil masih berusaha menelepon Jason.“Saya tidak tahu, Nyonya,” sesal Ryan.Elena pun tak tahu tempat tinggal Johan sekarang. Dia hanya pernah mendengar jika Johan sering keluar masuk hotel dengan seorang wanita. Kemudian, dia menyuruh Ryan untuk mengantarkan ke hotel itu.Setelah menunggu hampir setengah jam, tak ada tanda-tanda keributan di tempat itu. Elena memutuskan untuk menuju toko perhiasan Claire meski tahu Johan sudah pulang atau mungkin dipecat.Sayangnya, sampai di sana pun Elena tak melihat kehadiran Jason. Menurut pet
Jason akhir-akhir ini sering bermimpi buruk. Dia melihat dirinya sendiri dalam versi yang lain. Orang itu bicara dengannya, tetapi Jason tak pernah bisa mendengar suaranya. Namun, orang itu selalu menunjukkan perbuatan-perbuatan keji yang mengganggu mata. Hingga malam itu, setelah Jason bertemu Johan, dia akhirnya bisa mendengarkan suara orang yang berwajah sama dengannya. “Kau sekarang tidak tuli lagi, bukan? Semua memang butuh proses. Aku harus berterima kasih kepada Elena.” “Siapa kau?” tanya Jason dengan suara bergetar. “Kau bertanya siapa diriku?” Orang itu menunjuk diri sendiri, lalu tertawa terbahak-bahak. “Dari wajahku saja kau sudah bisa menebak siapa aku, bukan? Elena pasti percaya jika aku memang leluhurmu. Ha ha!” Tidak. Jason tak mengerti. Wajah kebingungannya terlihat jelas di mata orang itu. Lalu, apa maksudnya dengan berterima kasih kepada Elena? Apakah orang itu pernah bertemu dengan Elena? “Aku adalah kau, dan kau adalah aku.” “Apa maksudmu?” Kaki Jason melang
Di ranjang lainnya, Johan tergeletak tak berdaya. Sang adik masih hidup dengan kondisi mengenaskan. Jason telah meminumkan racun yang telah membunuh Elena dulu padanya. Jason bersumpah akan melakukan hal yang sama kepada ketiga penjahat yang telah membunuh Elena. “Tuan, Anda sudah bangun ....” Logan yang mendengar langkah Jason pun ikut bangun. “Ryan menelepon terus sejak tadi malam dan saya hanya mengabaikannya. Apa kita bisa pulang sekarang? Saya takut dimarahi Nyonya Elena.” “Tentu saja, Logan. Kau sudah banyak membantu. Aku akan menaikkan gajimu!” Jason menepuk pundak Logan dengan wajah berseri-seri. “Lalu bagaimana dengan Johan?” “Suruh orang untuk mengobati lukanya. Saat memar di tubuhnya hilang, kau bisa mengembalikannya ke tempat semula. Aku tidak peduli.” ‘Dia akan mati perlahan dengan sendirinya,’ lanjut Jason dalam hati. Ah, itu tidak penting sekarang. Jason hanya ingin segera bertemu Elena. *** Sampai di kediaman Forbes, Jason Wright langsung duduk seperti anak kec
Setelah William memanggil Logan dan menginterogasi selama berjam-jam, William akhirnya memercayai penjelasan Jason dan Logan. Dia tidur lebih awal semalam dan tak tahu jika Jason tak pulang. Lagi pula, Jason tampak benar-benar menyesal karena tak menghubungi Elena karena kelelahan. Jason sampai sekarang masih menunduk, memandangi lututnya tanpa memalingkan wajah ke arah lain sejak tadi. Akan tetapi, Jason sebenarnya bukan sedang menyesal. Dia saat ini merenung sambil memikirkan cara yang mungkin dilakukan jiwanya yang lain untuk menyenangkan hati Elena sehingga dia dapat memeluknya. Tak heran jika Jason bertindak aneh selama beberapa kali muncul kemarin. Dia sungguh tak tahu cara memperlakukan wanita, terlebih Elena yang sangat dicintainya. ‘Haruskah aku membelikan Elena barang-barang mahal? Wanita biasanya menyukai itu, bukan? Apa aku harus memeluk dan merayunya? Tidak ... tidak ... Elena bisa mengira aku pria mesum. Argh! Sial! Aku harusnya tidak bersikap menyebalkan kemarin!’ “