Share

Aku Kasihan!

"Arini ... Arini ... ini Paman!" Lian menggedor pintu, menekan bel berulang-ulang. Tidak ada suara apapun.

Lian berencana mendobrak pintu.

Satu ... dua ... tiga.

"Ayok serentak, Umar. Kita hitung sampai tiga, belum ada jawaban dari dalam!" perintah Lian

Tiga, dua, satu.

Brak

Pintu depan terbuka akibat tendangan Lian dan Umar.

Sepi. Lian tergesa masuk ke dalam, di susul kecemasan wajah Asti, Umar yang jantungnya sudah tak karuan.

Kikik ... kikik. Kakakak.

Suara orang tertawa terpingkal-pingkal. Saling bersusulan.

Lian, Umar dan Asti. Kini, kaki mereka bagai diberi perekat. Di areal halaman belakang, duduk lesehan di tanah. Burhan dan Arini sedang tertawa bersama.

Tawa yang menghilangkan kesadaran suara-suara sekitarnya.

Arini siap-siap mengoles lipstik ke wajah Burhan. Sedangkan Burhan mengelak sambil menutupi wajahnya. Keduanya bercengkrama bahagia.

"Kau curang, Burhan. Waktu aku kalah, rela ni wajah penuh lipstik. Sekarang giliranmu kalah. Gak aci gitu ... ih .... "
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status