Kim menghela nafas, saat wajahnya dilempari sebuah lembaran kertas, yang baru saja iya berikan. Kertas putih itu berserakan dimana-mana, setelah Kaivan melemparnya dengan kasar. Kim memejamkan mata sebentar, kemudian berjongkok dan memunguti berkas yang berserakan dilantai.
"Mana Handoko? bukankah biasanya dia yang harus melapor kepada saya? kenapa malah menyuruh kamu , yang tidak becus ini untuk menghadap saya?" cetus Kaivan dengan arogan serta tatapan dingin kearah Kimberly. "Ma ... maaf Pak atas kesalahan saya, kebetulan pak Handoko sakit. Jadi saya terpaksa yang harus menggantikannya untuk keruangan bapa." "Buang sampah itu! saya mau malam ini, proposal pengganti itu sudah harus siap dalam keadaan semestinya",Menurut, Kimberly menganggukkan kepala sambil membungkuk kearah Kaivan, berurusan dengan dia adalah hal yang tidak pernah Kimberly bayangkan! Setelah itu, iya keluar dari ruangan tersebut. Lalu menghela nafas lega, saat kakinya sudah berada diluar ruangan. Berkali-kali tanganya mengelus dada naik turun, karena hampir saja iya terkena serangan jantung Karena kemarahan Kaivan. "Gimana Kim, lo diapain sama bos?" cicit Vivi menghampiri dengan antusias.Namun sayangnya, Kimberly enggan memberi respon. Karena suasana hatinya sudah teramat badmood dibuat Kaivan. Drtttt... Sebuah pesan masuk di ponsel miliknya, saat Kimberly sedang lembur bekerja, akibat membantu Pak Handoko. Bahunya melemah sesaat, membaca isi Pesan tersebut. Rupanya Diska mengirimkan pesan, agar tidak melupakan perjanjian mereka berdua.Besok adalah hari dimana kimberly harus menjalankan peranya, sebagai pengganti Diska. Dalam bertemu dengan calon suami yang telah dijodohkan untuknya. Setelah pekerjaanya dirasa selesai, Kim segera merapikan meja kerjanya. Meraih tas, lalu berjalan keluar. Menuju lift dengan suasana kantor yang saat itu memang sudah sangat lah sepi. Sesampainya dirumah, Kimberly langsung saja masuk ke kamarnya, Kim memilih tinggal dikos-kosan. Rumahnya yang jauh dari kantor, membuat Kim harus terpaksa memilih tinggal jauh dari kedua orang tuanya. "Hufttt, capek! apa yang harus aku lakukan besok? agar bisa membatalkan perjodohan Diska dengan calonya?" Pikirnya saat menatap langi-langit kamarnya.*** "Gimana Dis? apa penampilan gue sudah menyakinkan?" tanya kim pada Diska, saat mereka sudah sampai ditempat yang disepakati.Diska mengangguk, lalu tersenyum."Sudah, lo benar benar kelihatan cantik. Dengan gaun selutut serta dandanan yang seperti ini," tegas Diska, saat melihat penampilan Kim yang iya buat semenarik mungkin. Dengan makuep yang super tebal, agar terlihat glamour.Dari atas hingga kebawah, Kim menelity dandananya. Memang saat ini seperti bukan dirinya, jika Kim biasanya hanya berdandan tipis seadanya. Tapi kali ini riasanya begitu glamour , layaknya seorang anak orang kaya raya. "Yaudah lo tunggu dia disini, dan jangan gugup! ingat lo harus bikin dia jadi se-ilfil mungkin." ujar Diska yang kemudian pergi.selang beberapa menit kemudian, seorang lelaki muda, datang menghampiri meja kim berada. lelaki itu Berdehem, yang akhirnya menghentikan aktifitas kim, yang sedang membaca buku menu. "Kamu ... diska?" sapa seorang lelaki, dengan usia yang sepertinya sepantaran dengan Kim.Dengan reflek. Kim mendongak, senyum yang hampir iya ukir jadi terbenam kembali. Saat melihat sosok Kaivan yang berada di depanya.Karena syok, Kim terdiam mematung. Menelan salivanya sedalam mungkin. "Kamu benar Diska?" ucap Kaivan mengulangi pertanyaanya.seketika membuat Kim tersadar, lalu berdiri kaget dengan ekspresi panik. bagaimana Kim tidak panik? jika yang ada di depanya itu adalah Kaivan! atasan ditempatnya bekerja. "Maaf sepertinya saya salah orang," jawab Kim, lalu menutupi wajahnya dengan buku menu. Akibat salah tingkah."Kamu Diska kan? anaknya Pak Arlego Bagaskara?" tanya Kaivan kembali mengulangi pertanyaanya.Pertanyaan itu, membuat Kim bingung. Apakah Kaivan tidak mengenalinya? mengapa sikapnya tetap biasa saja? dan malah menganggapnya bahwa dia adalah Diska. "Ah? ahahah iya bener aku Diska," ucap Kim sambil tertawa lalu memalingkan wajah. Dan mengerucutkan bibir. "Aku Kaivan Alano," ucapnya memperkenalkan diri.Kaivan mengerutkan kening, melihat tingkah wanita di depanya ini. Ada rasa aneh yang menggelayutinya, pertemuan ini adalah pertemuan yang pertama dengan Diska. Akan tetapi iya merasa seperti sudah pernah bertemu sebelumnya. "Bap... ehh kamu mau pesan apa? kebetulan saya sudah memesan spagetti lebih dulu," tutur Kim, Sambil menyodorkan buku menu to the point.Perasaan canggung kali ini menyelimuti sekujur badan Kim, kakinya sedikit bergetar tidak karuan. terkadang mengigit-gigit kuku jarinya, karena rasa gugup yang melanda dirinya. "Duh kok gue bisa seceroboh ini? sampe gatau kalo orang yang dijodohin sama Diska itu pak Kaivan?" batinya dalam hati.Setelah memesan makanan, beberapa menit kemudian pesanan mereka punn dihidangkan oleh pelayan restoran. "Silahkan Mas, Mbak. Makananya," kata Pelayan resto.Mereka pun dengan tenang menerima makanan tersebut, hingga dititik dimana Kim tiba tiba punya ide licik yang mengarah kepada Kaivan."Kalo gue makanya jorok dia pasti ilfil liatnya, terus minta batalin perjodohan ini," seringai jahat Kim sunggingkan."Wah enak banget ya spagettinya, sruttttttttt," ucap Kim dengan ekspresi seceria mungkin, lalu mensruput spaggetti di depanya dengan rakus. Membuat mulutnya belepotan penuh saus.Berharap mendapat teguran atau makian dari Kaivan, justru Lelaki itu hanya diam. dan tetap memakan makananya dengan santai, membuat Kimberly mendecak tidak percaya, karena bisa-bisanya Kaivan tak terganggu dengan tingkahnya."Kok dia biasa aja sih? apa gue coba lagi kali ya?" batin Kim terus-menerus bertanya dan memikir kan sebuah ide baru.Berbagai cara Kimberly lakukakan agar bisa menarik perhatian Kaivan, tapi nyatanya Lelaki itu tidak merespon kelakuanya. Membuat Kimberly jadi frustasi sendiri. "Kamu mau ngapain? ini ditempat umum," ucap Kaivan terkejut, saat Kimberly merangkul bahu Kaivan. Sambil menempelkan dagunya dileher lelaki itu.Saking frustasinya, Kimberly sampai mempunyai ide gila. Hanya untuk membuat Kaivan ilfil pada dirinya, ada yang teriak didalam dirinya. Saat kimberly melakukan hal paling konyol dalam hidupnya. Tapi demi uang 500 juta, Kimberly rela asal bisa membatalkan perjodohan Diska, sesuai dengan perjanjian mereka. "Parfum kamu wangi sekali ahh, sampai membuat aku tergoda," desisnya tepat disamping telinga Kaivan, membuat Lelaki itu tiba tiba menyunggingkan senyum.Belaian tangan Kimberly ayunkan, mulai dari bahu, sampai kedada kaivan.Hanya Lelaki tidak normal, yang tidak tergoda dengan sentuhan yang kimberly lakukan. Setelah melakukan hal itu, Kimberly kembali duduk dengan satu kedipan mata yang genit.Detik itu juga Kaivan berdiri dari duduknya, dengan tatapan yang sulit diartikan. "Apa kita bisa ke hotel sekarang?"tanya Kaivan.Bagaikan sedang memancing di sebuah sungai, umpan yang Kim berikan ternyata termakan! tapi bukan ini yang iya inginkan.Tanpa menunggu lama, Kaivan langsung mengajak Kim pergi menuju Ke sebuah Hotel yang diinginkan Kaivan.Ada perasaan takut pada diri Kimberly, saat Kaivan malah mengajaknya ke hotel. sungguh tadi itu Kimberly hanya akting, agar Kaivan merasa jijik saat dirinya melakukan hal konyol tadi. tidak butuh waktu lama akhirnya mereka berdua sampai pada tujuan-- yaitu Hotel bintang 5."Ki..... kita mau ngapain kesini?" tanya Kim terbata, dengan raut wajah yang cemas."Bukanya kamu menginginkan hal ini? kalau gitu ayo mari kita senang-senang, sebagai salam perkenalan kita" jawab Kaivan santai.Setelah menjawab, Kaivan meraih tangan Kimberly dengan lembut. Membawa Kimberly kesebuah kamar hotel yang sudah iya pesan tadi.Brukkk!Tubuh Kimberly terhempas diatas kasur begitu saja, saat Kaivan menarik badanya dengan cepat. Saat itu juga Kimberly merasakan takut luar biasa, saat kaivan mulai ikut naik--Keatas ranjang, dan berada diatas tubuh Kim.Meneguk saliva sedalam mungkin, melihat Kaivan atasanya dikantor sedekat ini. manik mata mereka berdua bertemu dengan jarak yang nyaris setipis tisu."Aaaaaaaaa," teriak Kimberly saat tangan kekar Kaivan tiba-tiba ingin menyentuh bagian sensitifnya.Karena takut, Kimberly mendorong Kaivan sekeras kerasnya. Hingga tubuh lelaki itu menghantam meja nakas dipinggir kasur."Aws, kamu gila ya!" kata Kaivan meringis dan marah.Karena kepalanya yang sakit, Kaivan terus mengaduh tanpa henti. Sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit. "Kamu yang gila, dasar cowok mesum! bisa-bisanya ngajak cewe ke hotel, padahal baru kenal!" amarah Kim sejadi-jadinya, meluapkan isi hatinya sejak tadi yang terpendam. "Bukankah ini yang kamu mau sejak tadi? kamu kan yang memulai semua ini. Dengan mencoba menggoda ku sejak diresto tadi. Mengapa sekarng Kamu yang menolak untuk berhubungan?" jelas Kaivan dengan wajah dinginya.Ah shit, Kimberly lupa jika lelaki yang ada di depanya ini adalah lelaki dingin. Yang memang sudah ngeselin sejak lahir. Iya pikir, kelakuanya tadi saat diresto, bisa membuat Kaivan membatalkan perjodohan itu langsung. Tapi nyatanya Kaivan malah memancingnya ke hotel hanya untuk mempermalukan dirinya."Aku tau kamu bersikap seperti tadi, hanya untuk membuat ku jengkel padamu bukan? dan membatalkan Perjodohan kita? tapi maaf sepertinya itu tidak akan berhasil." Detik itu juga Kaivan pergi, meninggalkan Kimberly dengan dengan senyuman iblis. Bagaimana nasibnya setelah ini? uang 500 juta sudah iya Terima. Tapi kesepakatan untuk membatalkan perjodohan Diska belum tercapai. Arghhhh Kimberly menjadi pusing tidak karuan, rencananya menjadi sia-sia."Gue batalin aja Dis, kesepakatan kita kemarin, " tutur Kimberly dengan berat hati, saat menemui Diska di sebuah cafe. Perasaanya saat ini berkecamuk, ingin mundur dan membatalkan perjanjian dengan Adis, tapi iya juga butuh uang. Apalagi sedikit uang itu sudah iya pakai untuk berobat Papahnya. Tapi jika diteruskan mau taro dimana mukanya? jika ternyata Kaivan mengenalinya di kantor. "Kenapa Kim? apa lo gagal bikin dia ilfil? dan engga jadi batalin perjodohan gue?"Kimberly menghela nafasnya kasar, karena bingung harus bagaimana lagi. "Bukan cuma itu Dis," jawab Kim dengan ragu, "Lelaki yang akan dijodohkan sama lo, adalah atasan gue di kantor, "UHUK UHUK UHUK! Seketika Diska terbatuk karena tersedak--kopi yang baru saja diminum. Kimberly pun jadi panik, lalu menepuk-nepuk punggung Diska dengan pelan. "Lo engga bercanda kan? atasan Lo yang mana Kim? gue bahkan engga tau mau dijodohin sama siapa." Engga heran lagi sebenarnya dengan Diska, temanya satu ini memang cuek sekali dal
"Jangan-jangan kamu kepoin Kaivan?" tebak Arvelio menerka-nerka, dengan mata yang memicing. "Haha Mana mungkin," sanggah Kim terkekeh palsu, "aku hanya pernah mendengar kabar angin tentang kamu," tambahnya menyanggah tuduhan Arvelio, agar kedua lelaki itu tidak curiga padanya. "Kalau gitu tunggu apalagi, cepat tanda tangan disini." tunjuk Kaivan pada kolom yang diberi tanda kurung. Alhasil membuat Kimberly tercekat, karena bingung apakah tindakan yang Kim akan ambil. Adalah tindakan yang benar. Terutama tidak merugikan Kimberly, maupun Diska dan keluarganya. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Kimberly menuruti perjanjian yang diajukan oleh Kaivan. membuat lelaki di depannya itu tersenyum penuh kemenangan. keesokan paginya, waktu tidur Kimberly terganggu. Akibat Diska terus-menerus menggoncang tubuhnya agar terbangun."Kim, lo harus tanggung jawab pokonya!" Sarkasnya dengan emosi yang menggunung. Sementara Kim jadi meruntuk, karena tidurnya yang terusik. Membuatnya tak henti ber
"Maaf ini siapa? sepertinya anda salah sambung," jawab Kim, lalu memajukan ponsel miliknya sebentar. Dan melihat layar panggilan dari nomor tidak dikenal. "Kimberly Adelia, itukan nama kamu?" lelaki itu memberi jeda, "Atau Diska Arlego?"Bagai disambar petir, ucapan itu membuat Kimberly seolah mati kutu. Lalu kembali fokus, mendengarkan ucapan seseorang itu dengan secara jelas "Besok temuin saya Di Kantor, jika tidak datang nyawamu yang akan jadi taruhanya." ancam seseorang itu dengan sarkas, lalu detik itu juga mematikan panggilanya dengan sepihak. Keesokan paginya, Kimberly sudah tiba Di Kantor. Akan tetapi, pikiranya saat ini serasa berkecamuk ketika mengingat penelepon kemarin. Kakinya bahkan sampai bergetar hebat saat duduk di kursi kerjanya. "Arrrrghhh! bodoh-bodoh," racau Kim sambil mengigit-gigit kuku jarinya. "Lo kenapa si Kim? gue perhatiin lo gemetaran gitu sejak tadi. belum makan?" tanya Dimas, karena memang duduk tepat disebelah kanan Kimberly. "Gue ngga papa Dim,"
"Tidur dengan saya." Kimberly menegakkan kepalanya yang sejak tadi merunduk. Menatap geram lelaki didepanya saat mendengar syarat agar Kaivan tidak melaporkanya. "Bapak bercanda? jangan pikir harga diri saya bisa dibeli dengan uang!" jawab Kim penuh amarah, "Maaf saya bukan jalang yang harus Bapak tiduri hanya untuk mendapatkan uang," Kaivan menyunggingkan senyum mendengar jawaban dari Kimberly. Seketika merasa tertantang dengan wanita didepanya. "Oke jika itu mau kamu, besok siap-siap jika ada polisi yang akan mendatangi kamu dan Diska si penipu itu," ucapnya mengancam. "Pak, jangan. jangan tangkap saya Pak! saya mohon, Ayah saya sedang sakit keras, apa jadinya jika dia tahu saya masuk penjara karena telah menipu bos saya sendiri," Kimberly serasa sesak, ingin menolak tetapi bingung dengan biaya rumah sakit Ayahnya jika iya sampai masuk penjara. "Kalau gitu saya tunggu nanti malam Di Hotel Zeus kamar nomor. 13," putusnya sepihak tanpa bantahan apapun dari Kimberly. ***"What?
Plak! Radiv menampar wajah putra sulungnya dengan kasar, hingga membuat wajah Kaivan menoleh karena tamparan tersebut. "Dasar Anak kurang ajar! apa susahnya menerima perjodohan dengan Diska. Toh dia wanita baik-baik bahkan dari keluarga terhormat," tutur Radiv penuh emosi. "Tapi aku engga suka ataupun cinta sama dia Pah. Jadi aku mohon, berhenti untuk maksa aku nerima perjodohan itu," jelas Kaivan lalu mengusap wajahnya dengan telapak tangan. Kimberly meremas kuat seprei yang iya tiduri, Diam-diam Kimberly mendengarkan percakapan kedua lelaki dengan beda usia tersebut. seperti perintah Kaivan. Kimberly hanya perlu ber pura-pura tidur, saat ada seseorang yang masuk Ke Kamar itu. Walau akhirnya Kimberly tidur beneran, lalu terbangun saat Ayahnya Kaivan memaksa masuk. "Alah persetan dengan cinta! Papah dan Mamah mu saja awalnya tidak saling cinta. Tapi seiring berjalanya waktu cinta itu juga muncul, dan lahir lah kamu. paham?" "Dan wanita murahan mana lagi itu yang kamu tiduri? en
Kaivan menyantap menu makan siangnya dengan lahap. Seperti biasa, dia akhirnya memilih makan siang di sebuah restoran yang jaraknya cukup dekat dari kantor. "Gue bingung deh, tadi lo sendiri yang ngajakin gue makan Di Kantin kantor. Sekarang malah berubah pikiran dan makan disini, ck aneh lo," Arvelio menggelengkan kepalanya, merasa heran dengan sikap sahabatnya yang mudah berubah-ubah. "Bawel, tinggal makan aja segala protes," jawab Kaivan ketus. Arvelio terkekeh, sudah hafal betul jika Kaivan tipe orang mood'ian. "Padahal gue tadi mau nolongin gebetan gue dulu, kasian tanganya pasti melepuh tuh kena kuah sup tadi," cetus Arvelio hingga membuat Kaivan hampir saja tersedak. Kaivan meraih gelas yang berisi air putih, lalu meneguknya sebentar dan menatap kearah Arvelio sambil menyatukan kedua alisnya. "Gebetan? lo kenal sama karyawan cewe tadi?" tanyanya datar walau sebenarnya sedikit kepo. "Kimberly? baru kenal beberapa hari lalu sih, cuma gue klik aja waktu liat dia. kayak ada
Kimberly meneguk ludah saat menatap Radiv, Dirut utama sekaligus pemilik perusahaan tempatnya bekerja. "Malam Om, perkenalkan saya Kimberly." uluran tangan Kimberly berikan saat ayahnya Kaivan menatapnya begitu intens. Radiv memiringkan kepalanya lalu menyipitkan mata seolah mengingat sesuatu. "Sepertinya wajah kamu tidak asing bagi saya," ucap Radiv berbicara. "Duduk dulu Pah, kasian pacarku jika berdiri seperti ini," pinta Kaivan memberi intruksi. Lalu Kaivan menuju meja makan, menarik kursi dan mempersilahkan Kimberly duduk lebih dulu. Sebuah act of servis yang membuat wanita manapun akan terkesima menatapnya. "Makasih," ucap Kim tersenyum walau dirinya tau bahwa yang dilakukan Kaivan hanyalah pura-pura. "Jadi kamu pacarnya Kaivan? sudah berapa lama? Kaivan tidak pernah bercerita sih kalo dia punya pacar," ucap mery, Mamahnya Kaivan. Kimberly mengangguk, "Iya tante, kita pacaran udah.. " Kimberly menjeda ucapanya, seketika gugup dan jadi bingung harus jawab apa. "Kami pac
Raina Hadju, seorang penulis terkenal yang sudah meluncurkan puluhan karya Novelnya diranah perbukuan. Pagi ini mendatangi perusahaan PT. Terbit terang dengan emosi yang menggebu-gebu. "Iya, saya Raina Hadju," ucapnya angkuh. "Wah senang bertemu dengan anda, Mbak," kata Kim dengan senyum merekah, karena dia ini termasuk penggemar berat karya-karyanya. "Gaush basa-basi! saya kesini bukan untuk berjumpa dengan editor semacam kamu," katanya memandang rendah Kimberly, sambil menatap name tag Kimberly yang menggantung di leher. Kimberly menarik senyum miring keatas, "Biarpun jabatan saya hanya editor, tapi attitude saya sepertinya lebih baik, daripada anda," ucap Kim menatap tajam dan jadi kesal karena ucapan wanita itu. Plak! Raina menampar wajah Kimberly tiba-tiba, membuat semua orang yang ada diruangan itu terkejut. "Kurang ajar! berani sekali kamu Kimberly terkejut dan melebarkan matanya saat pipinya ditampar begitu saja oleh Raina. "ini ada apa? kenapa ribut-ribut?" Kaiva
"Pak, apa kita langsung pulang?" tanya Kimberly. Acara makan malam telah selesai dan membuat Kaivan memutuskan untuk segera beranjak kembali ke dalam kamar, akan tetapi pertanyaan yang Kimberly lontarkan menghentikan langkahnya seketika. "Ya."Mendengar jawaban singkat itu, Kimberly mengerucutkan bibir bawahnya. padahal iya masih ingin jalan-jalan. "Wah sayang banget ya? padahal kesini berniat liburan tapi malah lebih banyak didalam kamar," celetuk Kimberly. Kaivan membalik badanya setelah dia berjalan lebih dulu membelakangi gadis itu. "Kamu-" DrttttKalimat Kaivan terjeda saat ponsel yang berada disaku celananya bergetar, buru-buru iya ambil benda pipih itu dan mengusap layarnya dengan segera. "Halo," [Kamu lagi liburan? kenapa engga ajak aku, sayang] terdengar suara seorang wanita dari sebrang sana. "Hem, maaf." [Sendiri?]pertanyaan dari wanita yang tak lain adalah Diska ; wanita yang statusnya kini menjadi tunanganya. Mendengar itu Kaivan melirik kearah Kimberly yang se
"M-mandi bareng? Bapak jangan gila!" sarkas Kimberly. Tidak ada hujan tidak ada angin, tiba-tiba minta mandi bareng, wanita mana sih yang tidak marah. terlebih lelaki didepanya itu adalah mantan suaminya. yah walaupun hanya menikah sirih dan umur pernikahan mereka seumur jagung. "Kamu pikir saya sudi? mandi bareng sama wanita pengkhianat sepertimu?" ucap Kalian begitu nyelekit. "Pengkhianat? saya tidak pernah merasa mengkhianati siapapun," Kimberly sedikit sakit hati dengan ucapan yang lelaki itu lontarkan, lagi-lagi kalimat menyakitkan menusuk relung hatinya begitu dalam. Tanpa mau memperdulikan Kaivan lagi Kimberly pun melangkah masuk kedalam kamar mandi. Brakkkk!!!Pintu kamar mandi dibanting dengan keras, membuat tubuh Kaivan sedikit terlonjak. "Dia... marah?" gumamnya. Setelah hampir 30 menit selesai mandi, Kimberly keluar dengan rambut basahnya serta pakaian yang sudah lengkap dan berganti. wajahnya terlihat segar tanpa polesan makeup sedikitpun, membuat wajah putih pucat
"Pak, lepaskan! Bapak mau bawa saya kemana?" Kimberly berusaha melepaskan cengraman tangan lelaki itu. Namun, usahanya gagal. "Jangan banyak tanya kamu!" sentak Kaivan. langkah keduanya berhenti tepat saat Kaivan membawa Kimberly masuk kedalam toko baju yang menjual beberapa baju-baju pantai dengan berbagai model. Kimberly bingung mengapa iya diajak masuk kedalan toko? apa atasanya itu ingin berbelanja? pikirnya begitu. Sementara Kaivan sibuk memilih beberapa dress pantai yang memang dijual disana, lalu mengambil satu baju yang menurutnya cukup sopan dan terbilang cocok untuk dipakai di area pantai. "Pakai Kim," suruh Kaivan. Kimberly mengerutkan alisnya karena bingung tiba-tiba disuruh mengganti bajunya dan memakai baju yang baru. "Kok buat saya Pak? saya engga minta lho?" jawab Kim polos. "Ck, saya bilang pakai ya, pakai. ganti baju mu yang kekurangan bahan itu dengan yang ini." "Kurang bahan? ini bagus kok cocok untuk dipantai. kata temen saya sih, heheh," jawab Kim terkek
Kaivan dan Kimberly benar-benar pergi berlibur, keduanya baru saja mendaratkan kaki di sebuah Bandara. Terlihat Kimberly kesusahan saat membawa koper miliknya dan milik Kaivan, dengan sengaja lelaki itu ingin mengerjai Kim hingga membuat wanita itu kesusahan. "Lelet! bawa koper dua aja, lelet!" ucap Kaivan. Kimberly terlonjak dengan ucapan atasanya, "Hah? lelet? gimana bisa cepet kalau gue bawa dua koper sekaligis!" gumamnya dalam hati. Tidak lama keduanya sampai pada sebuah hotel yang cukup mewah, lalu Kaivan memesan satu kamar dengan sengaja. "Ko kamarnya cuma satu Pak? terus saya tidur dimana?" imbuh Kimberly bingung. "Dijalanan." ucap asal Kaivan, hingga membuat Kimberly syok tidak percaya. "Disofa, dan saya dikasur. " lanjutnya dengan ketus.perjalanan yang cukup lama, membuat Kaivan akhirnya memutuskan tidak kemana-mana, dan hanya berdiam diri didalam kamar. Sementara Kimberly sudah membaringkan tubuhnya diatas sofa. "Tega banget sama mantan!" gumam Kim kesal, sementara s
"Kenapa makananya Bapak buang?" tanya Kim sambil menatap Kaivan penuh kesabaran. berkali-kali nafasnya terbuang kasar karena harus menghadapi sikap lelaki itu yang cukup membingungkan Kimberly. "Sudah saya bilang makanan yang tidak diinginkan sebaiknya di buang!" jelas Kaivan dengan galak bahkan beberapa karyawan menatap kearah keduanya dengan terheran. "Kalau mau perhatian jangan sambil marah-marah bisa Pak? saya akan makan tapi nanti setelah pekerjaan saya selesai," "Ck, apanya yang perhatian? saya cuma gamau karyawan saya ada yang sakit, paham?" lalu Kaivan pun pergi begitu saja dan membuat Kimberly bertanya-tanya dalam hatinya. "Aneh!" ucap Kimberly setelah kepergian Kaivan. Sementara itu diruanganya saat ini Kaivan terlihat Kebingungan, pertemuannya kembali dengan Kimberly membuat perasaanya yang telah iya kubur lama kembali bangkit. "Pokoknya aku harus bikin wanita itu sengsara selama dia bekerja disini, dia harus merasakan sakit hati yang pernH iya berikan kepadaku!" guma
"Kimberly?" ucap Diska terkejut, "Lo kerja disini? sejak kapan? kok gue baru tau ya kalau lo bekerja dikantor pacar gue?" lanjutnya sambil menghampiri Kimberly. Kimberly dan Diska mereka sama-sama terkejut. Keduanya ternyata tidak saling tau hubungan yang sempat Kimberly jalin bersama lelaki yang saat ini ternyata menjadi pacar Diska, rupanya seiring berjalanya waktu. Diska mau menerima perjodohanya dengan Kaivan, begitu juga sebaliknya. Kaivan akhirnya menuruti permintaan Papahnya walau dengan terpaksa. "Pa... pacar? bukanya kamu selalu menolak untuk dijodohkan denganya?" jawab Kim terbata. Diska terkekeh kecil, "Awalnya sih iya Kim, tapi lama kelamaan seiring berjalanya waktu, aku akhirnya bisa menerima Kaivan. Bahkan aku jadi suka dan sayang beneran sama dia," Kimberly menatap Kaivan dengan sorot mata yang sedih, semudah itukah Mas? kamu melupakan aku dalam hidupmu?, suara hati Kimberly tanpa sadar terus berbicara. Ada perasaan kecewa dalam hatinya melihat Kaivan kini bersama w
Kimberly tetap tenang, meski Kalian bersikap dingin padanya dan ingin memecatnya. Akan tetapi itu semua sia-sia karena di surat kontrak yang Kimberly tanda tangani, tidak ada yang dapat memecatnya jika Kim tidak melakukan kesalahan apapun. Dan Kimberly jelas dia tidak melakukan kesalahan. "Sayangnya Bapak tidak bisa memecat saya begitu saja, karena saya sudah terlanjur terikat kontrak, " jawabnya dengan berani. Kaivan pun merasa jengkel dengan yang diutarakan Kimberly, bayangan sakit hati karena ditinggalkan tanpa sebab, membuatnya membawa masalah pribadi pada pekerjaan. "Gimana? udah puas kaburnya selama satu tahun ini? Apa bahagia dengan lelaki pilihanmu itu?" emosi Kaivan seolah terpancing saat melihat wajah Kimberly kembali. "M... maksud nya kabur gimana? saya engga ngerti," Kimberly sedikit bingung dengan apa yang diutarakan Kaivan. Dulu, waktu dirinya diculik selama satu bulan penuh. Kimberly hancur karena dia tidak bisa bertemu Kaivan serta ibunya, bahkan dia harus kehilang
Kaivan terlihat cemas saat mengetahui sang istri sudah hampir 1 minggu tidak kunjung pulang kerumah, pamitnya pergi untuk menghadiri pernikahan teman. Akan tetapi sampai sekarang pun tidak ada kabarnya juga. "Bu bagaimana ini? Kimberly belum juga ada kabarnya, saya khawatir. Takut sesuatu terjadi kepadanya," ucap Kaivan memperlihatkan rasa cemas diwajahnya. "Ibu juga bingung, Nak. Tidak biasanya Kimberly seperti ini bahkan pergi berhari-hari tanpa kabar berita," Santi pun ikut khawatir meratapi kepergian putrinya yang tak kunjung pulang juga. "Saya sudah tanya beberapa teman Kimberly, tetapi mereka semua tidak ada yang tau keberadanya. Bahkan temanya yang menikah kemarin pun tidak meresa jika Kimberly datang kepernikahanya," "Apa? jadi dia tidak pergi ke pernikahan itu? lantas Kimberly kemana sampai sekarang tidak pulang juga," Santi pun menangis setelah mengetahui hal tersebut, sungguh perasaanya saat ini bercampur aduk. Satu bulan pun berlalu. Namun, Kimberly belum juga diketah
Kimberly membuka kedua matanya setelah obat bius yang iya hirup perlahan menghilang. matanya mengerjap-ngerjap mencoba meneliti keadaan sekitar. "Gue dimana?" ucapnya bertanya-tanya. lalu tidak lama seseorang masuk keruangan tersebut dengan seringai tajamnya. "Sudah bangun kamu?" ucap seorang lelaki paruh baya--yaitu Radiv. Kimberly menjadi terkejut, "Pak Radiv? jadi anda yang menculik saya?" Radiv terkekeh kecil dengan tatapan meremehkan menatap Kimberly. "Iya, saya yang menculik mu! bahkan lebih dari menculik pun saya bisa," kata Radiv terdengar seperti mengancam. "Saya salah apa Pak? kenapa Bapak tega melakukan ini kepada saya? bahkan saya ini menantu Bapak sendiri," tutur Kimberly merasa heran dengan bola mata yang melebar. Radiv kembali tertawa, lalu meraih rokok disaku celananya dan menghisapnya setelah menyalakanya dengan korek. "Menantu? bahkan saya tidak sudi mempunyai menantu seperti kamu! kalangan rendahan seperti kamu tidak pantas menjadi menantu saya!" desisnya be