Rendra begitu senang, melihat baby Narshita yang berjalan kearahnya dengan senyum yang begitu menggemaskan di wajah batita tersebut. Meski langkah Narshita sedikit tertatih, malah membuat dia terlihat begitu lucu.
Banyak Ibu-ibu yang mendekat kearah Rendra. Kebetulan taman yang Rendra kunjungi, ramai akan orang tua yang membawa buah hati mereka. Rendra membalas senyuman kepada para Ibu-ibu yang memuji kecantikan baby Narshita tertular dari ketampanan Rendra. Mereka berfikir, bahwa Rendra lah ayang dari batita lucu tersebut.
Hati Rendra selalu senang, disaat ada orang yang mengira dirinya sebagai Ayah dari baby Narshita. Rendra tidak terlihat risih atau bagaimana secara kan dia masih single dan masih ting ting. Dia malah terlihat santai dan senyum selalu mengembang di bibirnya.
"Anaknya cantik, pasti keturunan dari Papanya. Lagian sang Papa gantengnya kelewatan banget," ucap salah satu Ibu yang mendekati Rendra.
"Mamanya kemana mas? Kok nggak kelihatan," tanya seorang Ibu yang paling muda diantara mereka.
"Masih masak di rumah, jadi saya yang jagain putri saya," jawab Rendra tersenyum ramah pada Ibu yang bertanya barusan. Andai saja ini nyata adanya, dan kamu yang menjadi Ibu dari anak-anak ku. Betapa bahagianya hidupku. Cepat lah pulang, jangan biarkan aku menunggumu terlalu lama. Meskipun aku akan selalu setia menunggu kepulangan mu. Aku tidak akan menyia-nyiakan waktu lagi bila waktu itu telah tiba. Batin Rendra.
"Wiisshhh suami idaman banget nih Mas nya. Udah cakep, tajir, pengertian lagi sama pekerjaan istrinya di rumah. Mau dong jadi yang kedua," goda salah satu Ibu yang berada di sana.
"Haish, kamu ini. Sudah punya brondong di rumah, masih saja kurang," sahut Ibu yang lain.
"Kan aku belum punya yang gagah seperti ini. Pasti tampilnya lama," Dan ucapan Ibu ini mendapat sorakan dari Ibu-ibu lain yang juga ikut berkumpul di sekitar Rendra.
"Hhuuuuuuu dasar Emak ganjen!" seru mereka bersamaan.
Rendra kemudian pamit, karena baby Narshita terlihat menguap beberapa kali dalam gendongan salah satu Ibu yang berkerumun di sana. Baby Narshita mungkin lelah dan mengantuk. Dengan gaya yang Coll, Rendra menggendong baby Narshita kedalam dekapannya. Pemandangan itu semakin membuat jantung para Ibu-ibu yang masih di sana meletup-letup tak karuan. Sugar Daddy. Batin mereka.
Kemudian Rendra pamit kepada para Ibu-ibu itu, lalu dia berjalan pergi meninggalkan mereka yang masih asyik memandang kearah dirinya.
Sesampai di dalam mobil, Rendra memangku baby Narshita di jok belakang. Lalu membuka botol dot yang telah diisi ASI oleh Hana sebelum berangkat. Dengan telaten Rendra memegang botol susu itu, sambil menimang-nimang agar baby Narshita cepat tertidur.
Rendra begitu luwes saat menangani baby Narshita. Karena, semenjak baby Narshita lahir, Rendra selalu ikut andil dalam hal yang menyangkut baby Narshita. Dia tidak mau melewatkan tumbuh kembang anak dari sahabatnya itu. Dan sekarang malah di klaim sebagai anaknya.
Setelah baby Narshita tidur, Rendra menidurkan baby Narshita di Car Seat yang berada di jok belakang kemudi. Dirasa sudah aman, Rendra berjalan ke depan dan duduk di tempat kemudinya.
Rendra melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah, ia tidak mau bila sampai baby Narshita bangun karena laju mobil yang begitu kencang lalu mengerem mendadak. Rendra tidak mau seperti itu terjadi. Keselamatan dan kenyamanan baby Narshita lah, yang paling utama bagi dirinya sekarang.
Setelah mengantar baby Narshita, Rendra pergi ke Cafe miliknya. Daripada berdiam diri di rumah, lebih baik melihat kondisi cafe yang sedang rame bila di hari minggu. Biasanya banyak pasangan yang nongkrong di cafe.
Rendra datang sebagai pelanggan. Ia ingin berbaur dengan para pengunjung cafe. Tidak banyak yang mengetahui bahwa Rendra lah sang pemilik cafe. Hanya karyawannya saja yang mengetahui siapa bos mereka.
Rendra memilih duduk di tempat yang lumayan membuat dia tenang. Cafe Rendra memiliki beberapa sudut ruang, yang di desain berbeda-beda. Ia di bantu adiknya saat mendesain cafe miliknya. Adiknya sekarang menjadi arsitek yang lumayan handal. Terbukti dari semua desain yang dibuat, Rendra selalu menyukainya.
Disaat Rendra menikmati suasana cafe, datanglah sosok gadis yang sangat anggun nan cantik. Dia datang dengan seorang bule perempuan. Mereka duduk disudut ruang yang sama dengan Rendra tempati sekarang. Mereka mengobrol dengan begitu Asyik. Sehingga membuat pengunjung yang berada di sekitar mereka, melirik kearah dua gadis tersebut.
Rendra, melirik kearah suara yang paling berisik di antara para pengunjung. Yang berada di sudut ruang yang sama dengan dirinya. Saat ia melihat siapa orang yang telah bergaduh tersebut, Matanya membelalak, saat menatap siapa gadis tersebut. Hatinya begitu bergemuruh tak menentu. Ia merasa senang yang teramat sangat. Akhirnya, gadis yang selama ini ia nanti-nanti, datang juga dihadapan matanya.
Jantung Rendra berdetak sangat cepat, saat melihat senyuman yang sudah dua tahun ini tidak menghiasi matanya. Wajah gadis yang selama ini mengganggu tidurnya di setiap malam, kini benar-benar berada dalam jarak pandangnya.
Ingin rasanya Rendra menghampiri gadis itu. Namun, ia harus bisa menahan kerinduan yang sudah bertumpuk di dalam hati. Rendra tidak ingin mengambil sikap yang gegabah lagi. Terlebih lagi Rendra tidak ingin mengulangi kesalahan seperti dulu, karena sikapnya yang terlalu terburu-buru.
Rendra terus menatap kearah gadis tersebut. Gadis itu nampak sangat asyik mengobrol dengan teman bule di sampingnya. Bahkan mereka tidak menghiraukan pengunjung lain yang, sedang menatap kearah mereka. Kedua gadis itu menjadi pusat perhatian di sudut ruang yang di tempati oleh Rendra.
Rendra tersenyum, karena tidak ada yang berubah dalam diri Arshima. Ya, gadis yang telah Rendra perhatikan sedari tadi adalah Arshima. Gadis yang selama ini dengan setia ia tunggu kepulangannya. Tidak ada yang banyak berubah dari Arshima. Hanya penampilan sekarang lebih anggun dan terlihat lebih dewasa. Namun, dari percakapan Arshima dengan teman bule itu, dia tetaplah gadis polos yang seperti dulu.
Kamu tidaklah berubah sama sekali Shima, hanya penampilanmu saja yang berubah. Dan itu semakin membuatku ingin cepat meng-halalkan mu. Namun, aku tidak ingin gegabah lagi seperti dulu. Aku akan mendapatkan hatimu secara perlahan, dan akan aku pastikan kamu kembali menyukai ku lagi. Aku tidak akan membiarkanmu lari lagi dariku. Gumam Rendra dalam hati.
*
*
*
*
Hai Derr. Setialah pada pasanganmu apapun keadaannya sekarang. Yakinlah, bila sesuatu ujian yang sedang kamu alami sekarang, akan membawa hikmah yang sungguh luar biasa dalam hidupmu. Percayalah, hari bahagia pasti akan segera menghampirimu. Jangan goyah, bila mendapat cemoohan dari orang lain. Mereka hanya iri saja melihatmu. So, tetap bersyukur dan jalani harimu dengan tulus.Hari ini, Arshima kedatangan temannya yang dari Amerika. Monica adalah sahabat Arshima semasa dia berada di negri paman sham tersebut. Monica selalu membantu Arshima, di setiap Arshima memiliki masalah. Monica datang ke Indonesia, karena disuruh Kakaknya untuk membantu di perusahaan orang tua mereka yang berada di Indonesia."Kenapa kamu nggak bilang dulu kalau mau kesini? Kan Aku bisa menjemputmu di bandara," ucap Arshima senang, lalu memeluk sahabat barunya."Aku sangat merindukanmu, Beibeh. Aku hanya ingin memberimu kejutan," ucap Monica seraya memeluk Arshima."Oh ya, kamu tinggal di rumahku kan?" tanya Arshima pada Monica."Ya enggak lah, Beib. Aku tinggal sama Kak Alex. Mana beri ijin dia kalau aku tinggal di sembarang tempat," jawab Monica. Alex adalah Kakak dari Monica."Yaahhh...sayang banget. Padahal aku masih kangen berat sama kamu," Arshima memanyunkan bibirnya."Kita kan bakal se
Arshima terus ditarik oleh Monica menuju Mobil mereka yang berada di parkiran cafe. Monica melepas tangan Arshima, lalu menatapnya dengan penuh selidik."Siapa cowok tadi?" tanya Monica selepas ia melepaskan genggaman tangannya pada Arshima."Cowok yang mana?" Arshima berpura-pura tidak paham akan maksud dari pertanyaan Monica."Nggak usah ngeles. Cowok yang sedari tadi lo pelototin," ucap Monica seraya mendorong kepala Arshima dengan pelan."Em-mh i-itu...gue nggak kenal," Arshima berusaha mengelak, lalu mengalihkan pandangannya."Nggak usah bohong begitu. Gue tau, kalau lo pasti menyembunyikan sesuatu dari gue," desak Monica kepada Arshima.Arshima semakin salah tingkah, bila ditatap seperti itu oleh Monica. Ia memang tidak menceritakan tentang Rendra. Sewaktu dulu baru datang di Amerika, dan baru mengenal Monica. Arshima hanya bilang, dirinya ingin menena
Selepas kepergian Monica, Arshima masuk kedalam rumah. Ia harus segera menyiapkan berkas-berkas yang di butuhkan untuk melamar kerja di perusahaan orang tua Monica besok. Ia juga harus menyiapkan dirinya dan mencoba perlahan untuk melupakan perasaannya terhadap Rendra.Keesokan harinya, Arshima sudah siap dengan pakaian formalnya. Dengan rambut yang ia gerai menjulang kebawah, dan juga setelan yang berwarna soft pink. Ia terlihat seperti idol yang menjelma menjadi wanita karir."Waahh anak Mama cantik, pakek banget!" seru Mama Indah yang melihat Arshima turun dari anak tangga."Anak siapa dulu dong? Anak Mama yang paling Indah sedunia!" seru Arshima seraya tersenyum dengan menekankan nama sang Mama."Kurang ajur. Minta di masukin lagi nih Yah, anakmu," ucap Mama Indah kesal, lalu menatap kearah Ayah Eko yang tengah menikmati sarapan paginya.Ayah Eko hanya
"Kakak tuh kalo di ajak bicara, tatap lawan bicaranya. Jangan menatap kearah Arshima terus, kasihan dia Kak menunduk terus karena di tatap seperti itu oleh Kakak," cerocos Monica yang mendapat cubitan dari Arshima."Oh, ya sudah. Kamu tunjukkin ruangannya. Aku mau kembali ke ruangan ku dulu," ucap Alex sedikit kikuk. Kemudian ia melangkah keluar menuju ruangan CEO. Dan di ikuti oleh kedua orang yang juga ikut mewawancara Arshima."Yeeyyy...gue diterima, Moon!" pekik Arshima setelah tidak ada orang lagi selain dia dan Monica di ruangan itu."Eehhhh, jangan senang dulu. Ini semua berkat gue, dan lo kudu wajib nraktir gue di cafe yang kemarin itu," Monica mendorong kepala Arshima."Inikan karena jawaban gue aja yang bagus, dan diterima oleh Kakak lo!" Arshima tetap tidak mau kalah."Iya-iya. Pokoknya nanti setelah pulang kerja, lo harus traktir gue. Titik!" titah Monica.
Bab. 9Arshima tidak menghiraukan pandangan orang lain terhadap dirinya. Ia menikmati apa yang di lakukan si batita kepada wajahnya. Dengan batita yang ada di pangkuan, juga sedang sibuk melukis di wajah mulusnya. Arshima kembali mengambil tablet, dan melanjutkan menuangkan ide pada tablet tersebut. Ia merasa seperti seorang ibu yang sedang bekerja, sambil mengasuh anak."Apa kalau aku punya anak, akan seperti ini ya? Bekerja sambil mengasuh anak," ucap Arshima lalu tersenyum sendiri.Rendra berada di ruangan, tidak menyadari Narshita yang pergi keluar. Di saat sadar, Rendra begitu panik mencari Narshita dan menyuruh karyawan untuk ikut mencari keberadaan Narshita.Mereka di buat panik oleh hilangnya seorang batita yang lagi aktif-aktif. Kemudian, Rendra di beritahu salah satu karyawan yang melihat Narshita bersama seorang perempuan. Rendra yang mendengar itu, langsung bergegas ke tempat yang di tunjukkan
"Apa-apaan sih kamu, Mas!" ucap Arshima kesal sekaligus malu. Karena sekarang mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung lain di cafe tersebut. "Dengerin dulu penjelasan ku, Shima!" Rendra tetap berusaha mencegah Arshima, agar tidak pergi terlebih dahulu. Ia memegang tangan Arshima dengan begitu erat. "Lepasin Mas! Kita bukan muhrim. Harap Mas ingat itu, dan jangan ulangi hal yang tadi," ucap Arshima penuh penekanan pada setiap kata yang dia ucapkan. Lalu mengibaskan tangan Rendra dengan kasar, hingga tangan mereka terlepas. "Tapi Shima...!" Rendra tetap berusaha mencegah Arshima. Namun, tidak di hiraukan oleh Arshima. Arshima segera pergi menjauh dari Rendra. Ia tidak ingin berdebat
Setelah kepergian Arshima dan Alex. Mama Indah mendekat pada Ayah Eko. Ada sesuatu yang mengganjal pikirannya sedari tadi, waktu melihat sikap Alex yang adalah atasan Arshima itu."Yah!" panggil Mama Indah."Hemm.""Itu si atasan Shima, kelihatannya naksir deh sama anak kamu," ucap praduga Mama Indah."Atasan Shima? Maksudnya baju atasan yang di pakai Shima?" Ayah Eko mencoba memancing emosi sang istri. Dan itu berhasil."Bukan, Yaahh! Maksud Mama, bosnya Shima. Bukan baju atasan yang Shima pakai," geram Mama Indah yang berhasil di pancing emosinya."Owh, kirain. Naksir bagaimana sih Ma?" tanya Ayah Eko pura-pura tidak mengerti sembari terkekeh kecil."Suka, gitu maksudnya Yah. Massa iya, seorang atasan membawakan koper karyawan. Apa namanya bila tidak naksir?" ucap Mama Indah, yang menduga perasaan Alex."Iya juga ya Ma. Ayah
Entah mengapa, kemunculan Arshima dalam hidupnya membuat Alex begitu tertarik pada kepribadian yang ada pada gadis itu. Namun, di setiap kali ia mendekat, Arshima selalu menjaga jarak. Seperti ada tembok yang tebal, menghalangi dirinya untuk lebih dekat lagi.Terkadang Alex menggunakan alasan pekerjaan, sebagai dalil nya untuk bisa dekat dengan Arshima. Namun, gadis itu selalu saja membentengi diri dengan benteng yang sangat kokoh. Sulit bagi Alex untuk bisa menembusnya."Ayo! Keburu telat nanti," sarkas Alex. Ia menggeleng kepala tatkala melihat Arshima yang masih asyik mengobrol dengan dua gadis itu.Dengan gerakan cepat, Arshima menyusul Alex yang sudah berada jauh di depannya. Mampus gue, bila sampai di potong gaji bulan ini. Karena membuat si bos menunggu. Batin Arshima. Ia berlari mengejar keberadaan Alex.Kemudian mereka berjalan berdampingan menuju pintu masuk ke pesawat.
Assalamu'alaikum," Rendra mengucapkan salam seraha menunduk sopan. Rendra meraih pergelangan tangan orang tersebut, lalu mencium punggung tangan orang itu.Arshima sedikit cemas, takut akan ada penolakan dari mama nya. Tapi apa yang di takutkan olehnya, kini pudar sudah. Mama Indah menyapa Rendra dengan senyuman, bahkan menanyakan kabar Rendra.Dulu memang Rendra pernah beberapa kali menjemput Arshima dari rumah. Dan tidak jarang pula Rendra singgah sebentar, hanya untuk meminum teh dan mengobrol dengan Eko, papa nya Arshima.Karena Rendra dulu suka membuat Arshima bekerja lembur dan akhirnya mau tidak mau Arshima pulang malam. Dan memang itulah tujuan terselubung yang Rendra rencanakan. Ia akan selalu memaksa untuk mengantar Arshima pulang, meskipun Arshima sering kali menolaknya."Bagaimana kabarmu, Nak Rendra?" sapa Indah dengan ramah."Alhamdulillah baik, Tante," ada rasa
Setelah beristirahat dan sholat di rumah itu masa depan mereka, Rendra mengajak Arshima pulang ke rumah papa Eko. Sebenarnya Arshima masih takut, kalau Rendra akan di usir dan parahnya mereka tidak di restui.Mobil yang mereka tumpangi telah sampai. Rendra segera mematikan mesin mobil dan akan bersiap untuk kamu turun dari mobil. Namun kegiatannya di cegah eh Arshima."Mas....," Panggil Arshima.Rendra menoleh ke arah Arshima berada lalu bertanya dengan lembut. "Iya, Sayang. Ada apa?""Aku takut, kalau Papa nggak merestui hubungan kita, Mas." ucap Arshima lirih.Ia tidak bisa membayangkan, bagaimana jika papanya nanti malah menentang hubungan mereka. Arshima tidak sanggup bila harus terpisah lagi dengan Rendra. Ia merasa tak mampu untuk itu, dan tidak siap bila harus di paksa melupakan Rendra. Lelaki pertama yang ada di dalam hatinya sampai saat ini."Sshhtt... Kamu jangan pesimis dulu, Sayang. Kita belum mencobanya.
"Kita mau ke mana, Mas?" tanya Arshima saat Rendra membawanya pergi dan sekarang tengah melewati jalan yang tidak pernah ia lewati sebelumnya.Ya, setelah kejadian tadi di cafe. Rendra kemudian mengajak Arshima pergi menuju tempat dimana ia mempunyai sesuatu yang akan di tunjukkan pada Arshima.Rendra membelokkan mobilnya di perumahan yang cukup mewah. Hal itu membuat Arshima heran, pasalnya ia tahu kalau rumah Renda bukan di daerah ini. Apalagi Rendra selama ini hanya tinggal di apartemen. Bukan di rumah utama. Lalu sekarang mereka mau bertandang ke rumah siapa?"Kita mampir sholat maghrib dulu di sini. Setelah itu baru aku antar pulang, sekalian meminta restu pada orang tuamu, Sayang," ucap Rendra dengan nada lembut.Kemudian Rendra membuka pintu mobil dan keluar terlebih dulu. Setelah itu ia berjalan memutari depan mobil, lalu membukakan pintu mobil untuk Arshima. Arshima tertegun sekaligus senang dengan apa yang di lakukan oleh
"Kamu risegn saja, Sayang. Nggak usah kerja. Aku yang akan menghidupi semua kebutuhan kamu mulai dari sekarang," Rendra masih betah bermanja ria pada Arshima."Aku akan risegn, kalo aku sudah hamil."Kali ini, jawaban yang di pilih Arshima sangat tidak menguntungkannya dan hampir membawanya ke ujung bahaya. Bagaimana tidak, dengan gerakan cepat Rendra mendorong tubuh Arshima hingga terjatuh ke sofa. Dengan posisi Rendra menindih tubuh Arshima.Beberapa detik, Arshima di buat terpana dengan ketampanan Rendra yang berada tepat di atas tubuhnya. Namun, ia segera menggeleng dan mengembalikan kesadarannya. Lalu mendorong tubuh Rendra meskipun itu sia-sia. Karena perbedaan kekuatan mereka terlalu jauh. Walaupun Arshima seorang yang bisa bela diri."Kalo begitu, kita buat dedeknya sekarang. Biar kamu cepat hamil dan tidak bekerja lagi dengan lelaki itu," sifat posesif Rendra mulai tumbuh.Awalnya, Arshima bersikap tenang dengan perlakua
Setelah lama berpikir sambil menatap buku daftar menu, akhirnya Alex memutuskan untuk makan makanan yang belum pernah ia makan sebelumnya. Alex memilih Bakso Genderuwo. Karena makanan ini tidak dapat di temukan di negara nya.Saat mereka tengah menikmati makan siangnya, datanglah seorang lelaki tampan yang menghampiri meja mereka. Lelaki itu tanpa sungkan duduk menarik kursi dan langsung duduk di samping Arshima."Hai, cantik! Gimana kabarnya?" tanya lelaki itu tersenyum tampan ke arah Arshima.Monica yang berada di samping Arshima pun terpana seketika, saat melihat senyuman maut milik lelaki itu yang mampu membius wanita manapun yang melihatnya."Iisshh apa-apa sih, Kak! Ngapain di sini? Kencan?" Arshima menatap kesal pada lelaki yang baru saja duduk di sebelah nya itu."Enggak. Baru meeting sama klien, terus lihat ada kamu di sini. Ya sudah deh, aku belok!" ujar lelaki itu sembari menyeng
Tok ... Tok ... Tok ..."Masuk!"Setelah mendapat sahutan dari dalam, Arshima memutar engsel pinta lalu masuk ke dalam ruangan pimpinan perusahaan AW group tersebut. Ia melihat Alex yang tengah duduk di kursi kebesarannya sambil menatapnya melangkah mendekat."Bapak mencari saya?" tanya Arshima kemudian ia duduk karena Alex mengisyaratkan agar Arahima duduk terlebih dulu."Kamu sudah makan siang?" tanya Alex menatap lembut wajah Arshima."Ini kan belum waktu nya makan siang, Pak?" Arshima heran dengan atasannya itu. Mengapa menanyakan perihal makan siang yang belum waktunya."Nggak apa-apa, kan kurang sepuluh menit lagi. Kalo gitu temani saya makan siang di cafe Benning, ya? Katanya di sana selain tempatnya yang nyaman, makanannya juga enak."Ajakan Alex membuat Arshima terdiam. Pasalnya cafe yang di sebutkan barusan adalah milik kekasihnya, Rendra. Ia tahu Rendr
"Tapi aku ragu, Mas," kata Arshima lirih."Ragu kenapa, Sayang?" Rendra secara otomatis mengubah panggilannya pada Arshima."Ragu, apa Ayah akan merestui kita. Kamu tau sendiri 'kan, Mas? Dia membenci lelaki yang menyebabkan ku pergi dari rumah," ingat Arshima dulu, saat Ayah Eko marah besar. Mengetahui alasan yang sebenarnya, kenapa Arshima pergi dari rumah."Kamu tenang saja, aku yang akan membujuk Ayah kamu agar merestui hubungan kita. Yang penting sekarang bagiku, kamu sudah menerimaku dan tidak akan pergi lagi dari hidupku. Selalu berada di sampingku, apapun itu keadaanya. Kamu mau 'kan?" pinta Rendra. Ia berkata dengan penuh kelembutan di setiap kata-kata yang di ucapkan."Tapi aku nggak mau bila ada orang ketiga diantara hubungan kita kelak, Mas. Apa kamu bisa menjanjikan itu padaku?" Arshima bertanya, menatap lekat netra coklat nan menawan milik Rendra."Kamu tenang
Lalu Arshima melepas kunciannya. Ia merapihkan bajunya yang sedikit terangkat, dan mengulurkan tangannya untuk membantu Hana bangun."Makanya, jadi orang jangan jahil. Lo nggak tahu, apa yang gue rasain di setiap malam. Selalu membayangkan Mas Rendra dengan wanita lain. Dan gue harus menahan diri, saat kita tidak sengaja bertemu agar tidak memeluk orang yang sangat aku rindukan. Meski berat, tapi aku harus menahan semua itu Na!" ucap Arshima tidak kuasa menahan apa yang ingin ia ucapkan selama ini.Hana langsung mendekat, memeluk erat tubuh sahabatnya itu. Ia tidak menyangka, kejahilan dirinya akan menyakiti Arshima sedalam ini. "Maafin gue, Shima," lirih Hana sambil matanya berderai air mata.Rendra segera mendekat ke arah Arshima dan juga Hana. Hana yang melihat Rendra, ia melepas pelukannya dan menyenderkan tubuhnya pada Rayzell. Sementara yang lain hanya diam membisu."Shima."
Kemudian mereka melangkah menuju ruangan yang lebih luas. Ruangan dengan interior dan dekor yang sangat mengagumkan dan terasa nyaman. Membuat siapa saja betah, ingin berlama-lama berada di ruangan tersebut. Apalagi dengan adanya bunga-bunga segar, menambah suasana di dalam ruangan itu terasa menenangkan jiwa. Dengan aroma harum yang keluar dari bunga tersebut."Mana baby Dev, Fid?" tanya Arshima tidak sabar. Sesaat mereka duduk di sofa yang super empuk."Sabar dulu napa. Kenalin dulu dong, siapa nih cewek bule cantik?" tanya Fida menatap kearah Monica berada."Dia temanku, saat di Amerika. Sekaligus adik dari atasanku di kantor," terang Arshima. Fida hanya mengangguk, begitu pula dengan Monica."Hana belum sampai ya? Kebiasaan, molor banget," ucap Arshima."Belum. Tadi katanya nunggu anaknya yang di culik sama mayat hidup," jelas Fida. Lalu ia meminta