Home / Thriller / Kode Kematian Sidney / Bukan Lucas, Mesin Fax Yang Menipu

Share

Bukan Lucas, Mesin Fax Yang Menipu

Author: Beegumi
last update Last Updated: 2024-12-22 12:49:11

Rin mendatangi perpustakaan, mencari mahasiswa pertama dalam daftar, Alex. Ia menemukan Alex di antara rak buku, terfokus pada buku psikologi.

"Hey, Alex. Bisa bicara sebentar?" tanya Rin dengan ramah.

Alex menoleh, terkejut. "Rin! Ada apa?"

Rin duduk di sebelah Alex. "Aku ingin tahu tentang Proyek J. Apa kau tahu sesuatu?"

Alex ragu-ragu sejenak. "Aku... tidak tahu apa-apa tentang pembunuhan. Tapi, aku tahu Proyek J adalah riset tentang perilaku manusia."

Rin mendengarkan dengan saksama. "Apa kau kenal James?"

Alex menggelengkan kepala cepat. "Tidak, aku tidak kenal."

Rin memperhatikan reaksi Alex, mencari tanda-tanda kebohongan.

Rin memandang Alex dengan curiga, mencari tanda-tanda kebohongan. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan pertanyaannya, Bee muncul di belakang mereka dengan ekspresi serius.

"Rin, aku sudah menemukan sesuatu yang penting," kata Bee, suaranya penuh ketegangan.

Rin berpaling, penasaran. "Apa itu, Bee? Apakah kamu sudah menemukan petunjuk?"

Bee menatap Alex dengan mata tajam. "Dia tidak seperti yang kita pikirkan. Dia mungkin saksi yang melarikan diri dari kejaran James, bukan anggota EVIT."

Rin terkejut, merasa bersalah. "Maaf, Alex. Aku salah menduga. Aku tidak tahu..."

Alex menghela napas lega, wajahnya penuh rasa terima kasih. "Tidak apa-apa, Rin. Aku memang takut dan bersembunyi."

Bee mendekati Alex. "Kini, ceritakanlah apa yang kau ketahui tentang James dan EVIT. Kami harus menghentikan kejahatan mereka."

Alex menarik napas dalam-dalam, memulai ceritanya. "Aku melihat salah satu mahasiswa, bernama Lucas, berbicara dengan James secara diam-diam. Aku curiga, tapi tidak berani melaporkan."

Bee mendengarkan dengan saksama. "Lucas? Mahasiswa jurusan apa? Ia bahkan tidak ada dalam daftar. Ini sungguh membingungkan."

Alex berpikir sejenak. "Jurusan psikologi, sama seperti Sarah."

Rin terkejut. "Mungkin Lucas adalah mata-mata James di kampus?"

Bee mengangguk. "Kita harus menemukan Lucas sekarang juga."

Briella masuk ke ruangan, ponselnya berdering. "Bee, kita sudah menemukan data tentang Lucas. Dia memiliki rekam jejak yang mencurigakan."

Bee menatap Briella serius. "Kita harus bertindak cepat. Lucas mungkin masih berada di kampus."

Tim polisi dan Bee bergerak cepat menuju asrama mahasiswa, mencari Lucas. Mereka menemukannya di kamar 304.

Bee menembakkan perintah. "Lucas, kamu ditangkap atas tuduhan pembunuhan!"

Lucas terkejut, berusaha melarikan diri. Namun, tim polisi sudah mengepungnya.

Lucas tertangkap, mata-mata James di kampus Sidney terungkap.

Bee memeriksa ruangan Lucas, mencari petunjuk tambahan. Matanya tertuju pada mesin fax yang rusak. Ia mendekat dan menemukan kertas robek dengan bekas darah.

"Apakah ini?" kata Bee, menunjukkan kertas tersebut kepada Briella dan Rin.

Briella mendekat, memeriksa kertas itu. "Sepertinya ini bagian dari pesan yang dikirimkan melalui fax."

Rin memperhatikan bekas darah. "Darahnya masih segar. Ini bisa jadi koneksi dengan pembunuhan."

Bee memikirkan kemungkinan. "Mungkin Lucas tidak sendirian. Ada orang lain yang terlibat. Kemungkinan juga ia hanya ketakutan dan panik saja. Aku harus mencari bukti lagi."

Briella mengangguk. "Kita harus menyelidiki lebih lanjut. Aku tahu maksudmu, Bee. Kau ingin mengatakan Lucas sebetulnya tidak tahu tentang kematian Sarah meskipun ia mata-mata James."

***

Cahaya lemah mesin fax memancar di ruangan yang sunyi. Bee menatap kertas robek berbekas darah, pikirannya berputar. Apa rahasia yang tersembunyi di balik serpihan kertas ini?

"Ini lebih dari sekadar pembunuhan," kata Bee, suaranya penuh ketegangan. "Ada konspirasi yang lebih besar."

Briella mendekat, mata tajamnya memeriksa kertas itu. "Pesan ini dikirimkan dari mana?"

Rin memperhatikan sudut kertas. "Ada kode di sini. Kode yang hanya diketahui beberapa orang."

Bee menatap Rin serius. "Kita harus mengungkap kode ini. Sebelum terlambat."

Kertas robek itu memegang rahasia yang mematikan. Bee, Briella, dan Rin berusaha mengungkap kode yang tersembunyi. Mereka bekerja sama, memecahkan simbol-simbol misterius.

"Kode ini menggunakan teknik kriptografi canggih," kata Rin, mata tajamnya memperhatikan pola simbol.

Briella mengangguk. "Kita perlu menggunaikan algoritma untuk menguraikannya."

Bee memperhatikan jam dinding. "Waktu kita terbatas. James bisa melancarkan serangan lain."

Dengan ketegangan, mereka memasukkan data ke komputer. Layar menyala, menampilkan pesan tersembunyi:

"Operasi Phoenix. Target: Universitas Sidney. Tanggal: 24 Desember."

Mereka saling menatap, wajah penuh kekhawatiran.

Related chapters

  • Kode Kematian Sidney   Operasi Phoenix

    Bee menatap layar komputer dengan serius, matanya menyempit mempelajari pesan tersembunyi. "Operasi Phoenix? Apa maksudnya?" tanyanya pada Briella dan Rin. Briella menggelengkan kepala. "Tidak ada catatan tentang operasi tersebut dalam database kami." Rin memperhatikan tanggal pada pesan. "24 Desember, hari sebelum pembunuhan Sarah. Ini pasti terkait." Bee menekan tombol keyboard, mencari informasi lebih lanjut. "Kita perlu mengetahui apa yang direncanakan James. Apakah ini serangan teroris atau konspirasi?" Briella memanggil tim forensik. "Kita perlu menggeledah ruangan Lucas lagi. Cari bukti tentang Operasi Phoenix." Rin memperhatikan kode pada pesan. "Kode ini menggunakan teknik kriptografi canggih. Mungkin ada petunjuk lain." Bee menatap Briella. "Kita harus bekerja cepat. James bisa melancarkan serangan lain kapan saja." Briella: "Apakah kita sudah menghubungi universitas tentang ancaman ini?" Rin: "Belum. Kita perlu memastikan keamanan sebelum mengumumkan." Bee: "Benar.

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kode Kematian Sidney   Pertanyaan Mengganjal Bagi Rin

    Bee dan tim membawa Dr. Taylor ke kantor polisi untuk interogasi. Bee memulai pertanyaan.Bee: "Dr. Taylor, ceritakan tentang Operasi Phoenix. Apa tujuannya?"Dr. Taylor: "Operasi Phoenix bertujuan menghancurkan universitas ini karena kegagalan mereka dalam mengembangkan proyek kami."Briella: "Proyek apa?"Dr. Taylor: "Proyek psikologi eksperimental. Kami ingin menguji perilaku manusia di bawah tekanan."Rin: "Dan James terlibat dalam proyek ini?"Dr. Taylor: "Ya, James adalah asisten kami. Dia menjadi tidak stabil setelah eksperimen gagal."Bee memperhatikan ekspresi Dr. Taylor. "Apa yang membuat James begitu dendam?"Dr. Taylor: "James merasa universitas ini telah menghancurkan hidupnya. Dia ingin balas dendam."Briella mencatat informasi. "Kita perlu menemukan bukti tentang proyek ini. Apakah ada dokumen atau rekaman?"Dr. Taylor: "Semua dokumen ada di laboratorium psikologi. Tapi, James sudah memusnahkan sebagian besar bukti."Bee memutuskan. "Kita harus segera menuju laboratoriu

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kode Kematian Sidney   Mayat di Ruangan Terkunci Museum

    Rin memutuskan kembali menjalani kuliah seperti biasanya. Kesimpulan kasus kematian di ruang perpustakaan itu memang ulah James."Sementara ini kau boleh kabur, James," ujar Bee. Sementara itu...Briella menerima informasi tentang cincin misterius yang dilihat Bee. Dia memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Ordo Phoenix.Briella menemukan dokumen rahasia tentang cincin tersebut, yang terhubung dengan organisasi rahasia Ordo Phoenix. Dia menyadari bahwa Operasi Phoenix hanya salah satu bagian dari rencana besar mereka.Briella memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Ordo Phoenix. Dia menghubungi atasan polisi untuk meminta bantuan.Briella: "Saya perlu akses ke database internasional untuk melacak jejak Ordo Phoenix."Atasan Polisi: "Saya akan memberikan akses tersebut. Berhati-hatilah, Briella."Siapa pemimpin Ordo Phoenix? ***Hari yang cerah di Sidney, Bee, Briella, dan Rin memutuskan untuk mengunjungi Museum Seni Sidney. Mereka berjalan-jalan, menikmati peman

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kode Kematian Sidney   Alex?

    Inspektur Renji memeriksa korban lebih dekat. "Korban memiliki luka tusuk di dada dan perut. Pembunuhnya pasti memiliki keahlian."Briella memperhatikan posisi pedang. "Pedang ini tertancap dengan sudut yang tepat. Pembunuhnya pasti memiliki pengalaman."Rin mengamati tangan korban. "Tidak ada cincin atau jam tangan. Apakah pembunuhnya mengambilnya?"Tim forensik menemukan sebuah kertas kecil di saku korban. "Ini adalah tiket masuk museum," kata salah satu anggota tim.Inspekture memperhatikan tanggalnya. "Tiket ini dikeluarkan hari ini. Korban baru saja masuk museum."Bee memulai daftar tersangka:1. Alex (penjaga museum)2. Sophia (kurator museum)3. Emily (staf kebersihan)4. Jack (pengunjung museum)Dalam pikiran Bee: Siapa yang memiliki motif untuk membunuh korban?Bagaimana pembunuhnya menghindari kamera pengawas? Apa hubungan korban dengan staf museum?Bee, Briella, dan Rin memutuskan untuk memeriksa rekaman kamera pengawas dan wawancara dengan staf museum lebih lanjut. Mereka j

    Last Updated : 2025-01-24
  • Kode Kematian Sidney   Kematian Yang SalingTerkait

    Saat Alex sudah selesai menemui psikolog forensik, sebuah informasi baru atas kematian terkait langsung tiba di telinga Inspektur Renji."Apa-apaan ini?" Bee bingung apa yang sebetulnya terjadi.Tim penyelidik dipanggil ke sebuah restoran mewah di pusat kota. Mereka tiba di tempat kejadian sekitar pukul 22.00, ketika restoran sudah tutup dan hanya beberapa staf yang masih berada di dalam. Inspektur Renji, Briella, Rin, dan Bee langsung menuju ke tempat mayat ditemukan.Ketika mereka tiba, mereka melihat mayat seorang pria yang tergeletak di lantai, dengan luka tusuk di dada. Mayat tersebut mengenakan setelan bisnis yang mewah dan jam tangan yang berkilau. Inspektur Renji memeriksa korban dan menemukan bahwa korban adalah seorang pengusaha sukses yang bernama Richard Langley."Korban memiliki luka tusuk di dada dan perut," kata Inspektur Renji. "Pembunuhnya pasti memiliki keahlian."Briella memperhatikan posisi mayat. "Mayat ini ditemukan di dekat pintu masuk restoran. Apakah pembunuhn

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kode Kematian Sidney   Alasan Pribadi

    Inspektur Renji dan tim penyelidik memutuskan untuk memeriksa rekaman kamera pengawas di restoran. Mereka berharap dapat menemukan bukti yang dapat membantu mereka menyelesaikan kasus ini.Setelah memeriksa rekaman kamera pengawas, mereka menemukan bahwa korban telah berbicara dengan seseorang sebelum kejadian. Mereka tidak dapat melihat wajah orang tersebut dengan jelas, tapi mereka dapat melihat bahwa orang tersebut mengenakan jaket hitam dan topi."Kita harus menemukan siapa orang yang berbicara dengan korban sebelum kejadian," kata Inspektur Renji.Briella memperhatikan rekaman kamera pengawas. "Saya pikir saya dapat melihat sesuatu yang aneh. Orang tersebut mengenakan jaket hitam dan topi, tapi saya dapat melihat bahwa mereka juga mengenakan cincin yang unik."Rin memperhatikan cincin tersebut. "Saya pikir saya dapat mengenali cincin tersebut. Saya telah melihat cincin yang sama di sebuah toko perhiasan di kota ini."Bee memperhatikan informasi tersebut. "Kita harus memeriksa tok

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kode Kematian Sidney   James

    Briella memperhatikan beberapa dokumen yang ditemukan di kantor korban. "Saya menemukan beberapa dokumen yang menunjukkan bahwa korban memiliki beberapa konflik bisnis dengan beberapa orang," katanya.Rin memperhatikan beberapa rekaman telepon yang ditemukan di ponsel korban. "Saya menemukan beberapa rekaman telepon yang menunjukkan bahwa korban memiliki beberapa percakapan yang tidak biasa dengan beberapa orang," katanya.Bee memperhatikan beberapa catatan yang ditemukan di buku harian korban. "Saya menemukan beberapa catatan yang menunjukkan bahwa korban memiliki beberapa kekhawatiran tentang keselamatannya," katanya.Tim penyelidik memutuskan untuk memeriksa lebih lanjut tentang beberapa orang yang memiliki konflik bisnis dengan korban. Mereka juga memutuskan untuk memeriksa lebih lanjut tentang beberapa orang yang memiliki percakapan yang tidak biasa dengan korban.Setelah beberapa jam memeriksa, mereka menemukan bahwa salah satu orang yang memiliki konflik bisnis dengan korban ad

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kode Kematian Sidney   Halloween 1

    Detektif Bee menerima kartu undangan misterius untuk menghadiri pesta Hallowen di luar musim. "Pesta hallowen di luar musim? Menurut mereka bulan apa ini?" ucap Detektif Bee. "Bukankah hallowen jatuh pada tanggal 31 Oktober?" Bee lanjut memakan makanan masakan Rin di tempat kosnya di Sidney.Rin membacakan isi kartu undangan tersebut. "Di surat ini tertulis, Detektif yang tidak mampu, Detektif Bee. Saat malam purnama tiba, aku mengundangmu ke perjamuan malam yang mengerikan ini. Ke pesta berlumuran darah di kapal. Ketahuilah baik kau hadir atau tidak, anak domba yang wafat akan mengutuk nasibnya sendiri dan orang berdosa akan gembira atas penderitaan kematian.""Jadi ini surat yang menantang Detektif Bee yang terkenal! Siapa yang mengirimkan kartu undangan ini padaku?" tanya Detektif Bee. "Mungkin orang asing, karena nama pengirim dalam bahasa inggris. E.V.O.U.T." Rin menjawab.Detektif Bee memutuskan untuk menghadiri pesta Hallowen tersebut. "Iya, dia bilang warga Sidney yang pembera

    Last Updated : 2025-01-26

Latest chapter

  • Kode Kematian Sidney   Mozaik 5

    Bee, Briella, dan Renji memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang latar belakang penumpang dan awak pesawat. Mereka ingin menemukan beberapa petunjuk yang menarik dan mengungkap identitas pembunuh. Mereka memulai dengan mengumpulkan informasi tentang penumpang yang duduk di sekitar Madame Kuznetsova. Mereka menemukan bahwa salah satu penumpang, seorang pria bernama Sergei, memiliki alibi yang tidak kuat. Sergei mengatakan bahwa ia sedang tidur saat pembunuhan terjadi, tetapi Bee dan timnya menemukan bahwa Sergei memiliki riwayat konflik dengan Madame Kuznetsova. Mereka memutuskan untuk melakukan wawancara lebih lanjut dengan Sergei. Selain itu, Bee dan timnya juga menemukan bahwa salah satu awak pesawat, seorang pramugari bernama Natalia, memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Madame Kuznetsova. Mereka memutuskan untuk melakukan wawancara lebih lanjut dengan Natalia. Dengan informasi yang mereka kumpu

  • Kode Kematian Sidney   Mozaik 4

    Bee merasa terkejut dengan berita tersebut. Ia tidak mengerti mengapa pesawat harus melakukan pendaratan darurat. Pilot menjelaskan bahwa kontrol lalu lintas udara telah menerima laporan tentang adanya bahaya di pesawat dan bahwa mereka harus melakukan pendaratan darurat untuk memastikan keselamatan semua penumpang.Bee memutuskan untuk mempersiapkan diri untuk pendaratan darurat. Ia meminta pramugari untuk mempersiapkan semua penumpang dan memastikan bahwa mereka semua dalam keadaan aman.Saat pesawat melakukan pendaratan darurat, Bee merasa sangat tegang. Ia memperhatikan bahwa semua penumpang terlihat sangat ketakutan dan tidak nyaman.Setelah pesawat mendarat dengan selamat, Bee memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Ia meminta pilot untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang laporan bahaya yang diterima oleh kontrol lalu lintas udara.Pilot menjelaskan bahwa laporan tersebut berasal dari sebuah sumber yang tidak diketahui

  • Kode Kematian Sidney   Mozaik 3

    Bee meminta pramugari untuk memanggil pilot dan meminta bantuan untuk mengambil tindakan yang lebih serius. Pilot segera menghubungi kontrol lalu lintas udara dan meminta bantuan untuk mengirimkan tim penyelidik ke bandara tujuan.Sementara itu, Bee memulai penyelidikan intensif. Ia meminta semua penumpang untuk memberikan keterangan tentang apa yang mereka lihat dan dengar saat pembunuhan terjadi. Bee juga meminta pramugari untuk memberikan informasi tentang rutinitas penerbangan dan apakah ada sesuatu yang tidak biasa terjadi saat penerbangan.Saat penyelidikan berlangsung, Bee menemukan bahwa beberapa penumpang memiliki alibi yang tidak kuat. Seorang pria yang bernama Alexei Petrov mengaku bahwa ia sedang tidur saat pembunuhan terjadi, namun Bee menemukan bahwa Petrov memiliki riwayat kriminal dan mungkin memiliki motif untuk membunuh Madame Kuznetsova.Bee juga menemukan bahwa Sophia Patel memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Madame Kuznetsova. Patel mengaku bahwa ia dan Mad

  • Kode Kematian Sidney   Mozaik 2

    Detektif Bee memandang ke luar jendela pesawat, menatap awan putih yang terbentang seperti lautan tak terhingga. Ia merasa lega karena telah menemani kekasihnya, Rin, wisuda di Universitas Sidney. Kini, ia siap kembali ke Moskow, Polandia, untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai detektif.Saat pesawat lepas landas, Bee merasa sedikit nostalgia. Ia ingat saat-saat indah bersama Rin di Sidney, dari berjalan-jalan di pantai Bondi hingga menikmati makan malam romantis di restoran Italia. Namun, ia juga tahu bahwa ia harus kembali ke kenyataan dan melanjutkan pekerjaannya.Bee memandang sekelilingnya, melihat penumpang lain yang duduk di sekitarnya. Ada seorang pria tua yang sedang membaca koran, seorang ibu muda yang sedang menenangkan anaknya yang menangis, dan seorang wanita yang duduk di sebelahnya, Madame Kuznetsova.Madame Kuznetsova adalah seorang wanita yang elegan dan anggun, dengan rambut hitam yang tergerai dan mata hijau yang tajam. Ia memakai gaun merah yang mewah dan perhiasan

  • Kode Kematian Sidney   Mozaik 1

    ...dengan senyum di wajahnya. "Selamat, Detektif Bee," Briella berkata dengan suara yang tinggi. "Kamu telah menyelesaikan kasus ini dengan sukses."Detektif Bee memandang ke arah Briella dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik kata-kata yang tercantum di dalamnya. "Aku hanya melakukan pekerjaan saya," Detektif Bee berkata dengan suara yang stabil.Briella tersenyum dan memeluk Detektif Bee. "Kamu adalah detektif yang terbaik," Briella berkata dengan suara yang rendah.Detektif Bee memandang ke arah Briella dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik mata yang tajam tersebut. Saat mereka berpelukan, Inspektur Renji mendekati mereka."Detektif Bee, kamu telah melakukan pekerjaan yang luar biasa," Inspektur Renji berkata dengan suara yang tinggi. "Kamu telah menyelamatkan banyak nyawa dan menghentikan kejahatan yang besar."Detektif Bee memandang ke arah Inspektur Renji dengan mata yang taja

  • Kode Kematian Sidney   Pertemuan Kembali

    Detektif Bee memandang ke arah kunci yang terlihat seperti kunci besar dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik kunci tersebut. Ia melihat bahwa kunci tersebut memiliki beberapa simbol yang terlihat seperti simbol rahasia.Saat Detektif Bee memandang ke arah simbol-simbol tersebut, ia mendengar suara-suara yang terdengar seperti suara-suara langkah kaki yang datang dari belakangnya. Ia berpaling dan melihat Rin yang berjalan dengan cepat menuju ke arahnya."Apa yang kamu temukan?" Rin bertanya dengan suara yang tinggi. Detektif Bee memandang ke arah Rin dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik mata yang tajam tersebut."Aku menemukan kunci!" Detektif Bee menjawab dengan suara yang stabil. Rin memandang ke arah Detektif Bee dengan mata yang tajam, seolah-olah sedang menunggu Detektif Bee untuk menemukan jawabannya sendiri.Saat Detektif Bee dan Rin berbicara, mereka mendengar suara-suara yang terd

  • Kode Kematian Sidney   Terjebak

    Detektif Bee memandang ke arah meja-meja yang terlihat seperti meja laboratorium dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di atas meja-meja tersebut. Ia melihat bahwa meja-meja tersebut memiliki beberapa benda yang terlihat seperti benda-benda laboratorium.Saat Detektif Bee mencari kunci, Rin tiba-tiba berseru dengan suara yang tinggi. "Detektif Bee, kita harus pergi dari sini sekarang!" Rin berkata dengan suara yang tergesa-gesa.Detektif Bee memandang ke arah Rin dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang terjadi. Ia melihat bahwa Rin menunjuk ke arah pintu yang terlihat seperti pintu rahasia."Apa yang terjadi?" Detektif Bee bertanya dengan suara yang stabil. Rin memandang ke arah Detektif Bee dengan mata yang tajam, seolah-olah sedang menunggu Detektif Bee untuk menemukan jawabannya sendiri."Pintu tersebut telah terkunci," Rin menjawab dengan suara yang rendah. Detektif Bee memandang ke arah pintu tersebut dengan mata yan

  • Kode Kematian Sidney   Menemukan Rin

    Detektif Bee memandang ke arah lampu-lampu tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik lampu-lampu tersebut. Ia melihat bahwa lampu-lampu tersebut memiliki beberapa simbol yang terlihat seperti simbol peringatan. Ia tahu bahwa simbol-simbol tersebut digunakan untuk memberikan peringatan bahwa mesin-mesin tersebut sedang berjalan dengan tidak normal.Saat Detektif Bee memandang ke arah lampu-lampu tersebut, ia mendengar suara-suara yang terdengar seperti suara-suara pintu yang terbuka. Ia berpaling dan melihat sebuah pintu yang terlihat seperti pintu rahasia yang terbuka lebar. Ia tahu bahwa pintu tersebut digunakan untuk memasuki sebuah ruangan yang tersembunyi.Detektif Bee memandang ke arah pintu tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik pintu tersebut. Ia melihat bahwa pintu tersebut memiliki sebuah kunci yang terlihat seperti kunci besar. Ia tahu bahwa kunci tersebut digunakan untuk membuka pintu

  • Kode Kematian Sidney   Mendekati Rin (4)

    Detektif Bee memandang ke arah peti tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di dalamnya. Ia melihat bahwa peti tersebut memiliki sebuah kunci yang terlihat seperti kunci besar. Ia tahu bahwa ia harus membuka peti tersebut untuk menemukan apa yang tersembunyi di dalamnya.Saat Detektif Bee mencoba membuka peti tersebut, ia mendengar suara-suara yang terdengar seperti suara-suara langkah kaki yang datang dari belakangnya. Ia berpaling dan melihat beberapa orang yang terlihat seperti ilmuwan yang berjalan dengan cepat menuju ke arahnya."Apa yang kamu lakukan di sini?" salah satu ilmuwan tersebut bertanya dengan suara yang tinggi. Detektif Bee memandang ke arah ilmuwan tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik kata-kata yang tercantum di dalamnya."Aku mencari Rin," Detektif Bee menjawab dengan suara yang stabil. Ilmuwan tersebut memandang ke arah Detektif Bee dengan mata yang tajam, seolah-olah sed

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status