Cahaya senja memancar melalui jendela perpustakaan Universitas Sidney, menciptakan bayangan misterius di antara rak buku. Detektif Bee dan Rin berjalan santai, menikmati kebahagiaan baru mereka. Namun, kesenangan itu terusik oleh teriakan panik dari ruangan sebelah.
"Apa itu?" tanya Rin, terkejut. Bee segera berlari menuju sumber suara. Ia menemukan mahasiswi tergeletak di lantai, darah membasahi pakaian putihnya. Luka tusuk yang dalam terlihat jelas di dadanya. Selembar amplop besar tergeletak di samping korban, dengan tulisan tangan yang tidak rapi: "Dari J." Nama pengirimnya terpotong, meninggalkan misteri yang menggantung. Bee langsung beraksi, memanggil tim forensik dan polisi. Rin terlihat pucat, gemetar. "Apa yang terjadi, Bee?" tanya Rin, takut. Bee menatap korban dengan serius. "Pembunuhan. Dan ini baru awalnya." Tim forensik tiba, memulai penyelidikan. Bee memeriksa lokasi kejadian, mencari petunjuk. Ia menemukan jejak kaki kecil di dekat jendela, menunjukkan pelaku melarikan diri melalui jendela. "Apakah ada saksi?" tanya Bee kepada petugas keamanan. Petugas keamanan menggelengkan kepala. "Tidak ada yang melihat atau mendengar sesuatu." Bee memperoleh informasi tentang korban, mahasiswi jurusan psikologi bernama Sarah. Tidak ada musuh yang diketahui, hanya reputasi baik dan prestasi akademik yang cemerlang. Bee menemukan catatan di buku harian Sarah, menyebutkan "Proyek J" dan "Ancaman". Apakah ini kaitan dengan pembunuhan? "Rin, aku perlu bantuanmu," kata Bee serius. "Cari informasi tentang Proyek J dan koneksi dengan mahasiswa lain." Bee dan Rin berburu petunjuk, mengikuti jejak misterius yang meninggalkan banyak pertanyaan. Siapa di balik pembunuhan ini? Apa tujuan mereka? Dan apa hubungan dengan Proyek J? *** Briella tiba di lokasi kejadian, menemukan Bee yang sedang menyelidiki. Ia langsung mendekati Bee dengan ekspresi serius. "Bee, aku memiliki informasi penting," kata Briella. "Alexander mengatakan bahwa James, ketua EVIT, berencana melakukan serangkaian pembunuhan. Apakah kasus ini ada kaitan?" Bee menatap Briella dengan rasa khawatir. "Mungkin. Korban ini memiliki koneksi dengan Proyek J. Bisa jadi ini bagian dari rencana James." Briella mengangguk. "Kita harus menyelidiki lebih lanjut. Apakah ada petunjuk lain?" Bee menunjukkan amplop dengan tulisan "Dari J". "Ini satu-satunya petunjuk konkret. Kita harus mencari koneksi antara Proyek J dan James." Rin mendekati mereka. "Aku menemukan informasi tentang Proyek J. Sepertinya proyek itu terkait dengan psikologi dan perilaku manusia." Briella dan Bee saling menatap, memahami bahwa kasus ini semakin kompleks. "Kita harus bekerja sama untuk mengungkap kebenaran," kata Bee. Briella mengangguk. "Aku akan meminta bantuan Inspektur Renji untuk menyelidiki latar belakang James." Rin menambahkan, "Aku akan terus mencari informasi tentang Proyek J dan koneksi dengan mahasiswa lain." Bee memimpin. "Kita harus bertindak cepat sebelum korban berikutnya jatuh." Briella, Bee, dan Rin bekerja sama, menyelidiki setiap sudut kasus. Mereka mengunjungi ruang kuliah psikologi, mencari petunjuk tentang Proyek J. Dosen psikologi, Dr. Emma, terlihat terkejut. "Proyek J? Ya, itu proyek riset tentang perilaku manusia di bawah tekanan. Tapi, aku tidak tahu ada kaitan dengan pembunuhan." Bee memperhatikan. "Apakah ada mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini?" Dr. Emma berpikir sejenak. "Ya, ada beberapa mahasiswa yang terlibat. Salah satunya adalah... Sarah, korban pembunuhan." Rin terkejut. "Apakah ada yang lain?" Dr. Emma mengangguk. "Ya, ada beberapa mahasiswa lain. Aku akan memberikan daftar nama mereka." Briella menerima daftar nama dari Dr. Emma. "Kita harus memeriksa latar belakang mereka," katanya kepada Bee. Bee mengangguk. "Aku akan meminta bantuan tim forensik untuk memeriksa alibi mereka. Aku akan mencari informasi tentang koneksi mereka dengan James dan EVIT." Bee menatap daftar nama. "Kita harus bertindak cepat. Korban berikutnya bisa saja sudah ditargetkan." Briella serius. "Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi." Rin kembali menatap daftar nama mahasiswa terlibat Proyek J, wajahnya mencerminkan kebingungan. "Aku tidak tahu harus berbuat apa, Bee. Aku bukan detektif seperti kamu." Bee tersenyum tenang. "Kamu memiliki kelebihan lain, Rin. Kamu pintar dan teliti. Coba tanyakan langsung pada mahasiswa lain menggunakan pertanyaan pancingan tentang koneksi mereka dengan James dan EVIT." Rin mengangguk, memegang daftar nama tersebut. "Baik, aku akan mencoba. Tapi, bagaimana jika mereka tidak mau berbicara?" Briella menambahkan, "Gunakan kebaikan dan kejujuranmu, Rin. Mungkin mereka akan terbuka." Rin mengambil napas dalam-dalam, siap menghadapi tantangan. "Aku tidak akan mengecewakan kalian."Rin mendatangi perpustakaan, mencari mahasiswa pertama dalam daftar, Alex. Ia menemukan Alex di antara rak buku, terfokus pada buku psikologi. "Hey, Alex. Bisa bicara sebentar?" tanya Rin dengan ramah. Alex menoleh, terkejut. "Rin! Ada apa?" Rin duduk di sebelah Alex. "Aku ingin tahu tentang Proyek J. Apa kau tahu sesuatu?" Alex ragu-ragu sejenak. "Aku... tidak tahu apa-apa tentang pembunuhan. Tapi, aku tahu Proyek J adalah riset tentang perilaku manusia." Rin mendengarkan dengan saksama. "Apa kau kenal James?" Alex menggelengkan kepala cepat. "Tidak, aku tidak kenal." Rin memperhatikan reaksi Alex, mencari tanda-tanda kebohongan. Rin memandang Alex dengan curiga, mencari tanda-tanda kebohongan. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan pertanyaannya, Bee muncul di belakang mereka dengan ekspresi serius. "Rin, aku sudah menemukan sesuatu yang penting," kata Bee, suaranya penuh ketegangan. Rin berpaling, penasaran. "Apa itu, Bee? Apakah kamu sudah menemukan petunjuk?" Bee menatap A
Bee menatap layar komputer dengan serius, matanya menyempit mempelajari pesan tersembunyi. "Operasi Phoenix? Apa maksudnya?" tanyanya pada Briella dan Rin. Briella menggelengkan kepala. "Tidak ada catatan tentang operasi tersebut dalam database kami." Rin memperhatikan tanggal pada pesan. "24 Desember, hari sebelum pembunuhan Sarah. Ini pasti terkait." Bee menekan tombol keyboard, mencari informasi lebih lanjut. "Kita perlu mengetahui apa yang direncanakan James. Apakah ini serangan teroris atau konspirasi?" Briella memanggil tim forensik. "Kita perlu menggeledah ruangan Lucas lagi. Cari bukti tentang Operasi Phoenix." Rin memperhatikan kode pada pesan. "Kode ini menggunakan teknik kriptografi canggih. Mungkin ada petunjuk lain." Bee menatap Briella. "Kita harus bekerja cepat. James bisa melancarkan serangan lain kapan saja." Briella: "Apakah kita sudah menghubungi universitas tentang ancaman ini?" Rin: "Belum. Kita perlu memastikan keamanan sebelum mengumumkan." Bee: "Benar.
Bee dan tim membawa Dr. Taylor ke kantor polisi untuk interogasi. Bee memulai pertanyaan.Bee: "Dr. Taylor, ceritakan tentang Operasi Phoenix. Apa tujuannya?"Dr. Taylor: "Operasi Phoenix bertujuan menghancurkan universitas ini karena kegagalan mereka dalam mengembangkan proyek kami."Briella: "Proyek apa?"Dr. Taylor: "Proyek psikologi eksperimental. Kami ingin menguji perilaku manusia di bawah tekanan."Rin: "Dan James terlibat dalam proyek ini?"Dr. Taylor: "Ya, James adalah asisten kami. Dia menjadi tidak stabil setelah eksperimen gagal."Bee memperhatikan ekspresi Dr. Taylor. "Apa yang membuat James begitu dendam?"Dr. Taylor: "James merasa universitas ini telah menghancurkan hidupnya. Dia ingin balas dendam."Briella mencatat informasi. "Kita perlu menemukan bukti tentang proyek ini. Apakah ada dokumen atau rekaman?"Dr. Taylor: "Semua dokumen ada di laboratorium psikologi. Tapi, James sudah memusnahkan sebagian besar bukti."Bee memutuskan. "Kita harus segera menuju laboratoriu
Rin memutuskan kembali menjalani kuliah seperti biasanya. Kesimpulan kasus kematian di ruang perpustakaan itu memang ulah James."Sementara ini kau boleh kabur, James," ujar Bee. Sementara itu...Briella menerima informasi tentang cincin misterius yang dilihat Bee. Dia memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Ordo Phoenix.Briella menemukan dokumen rahasia tentang cincin tersebut, yang terhubung dengan organisasi rahasia Ordo Phoenix. Dia menyadari bahwa Operasi Phoenix hanya salah satu bagian dari rencana besar mereka.Briella memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Ordo Phoenix. Dia menghubungi atasan polisi untuk meminta bantuan.Briella: "Saya perlu akses ke database internasional untuk melacak jejak Ordo Phoenix."Atasan Polisi: "Saya akan memberikan akses tersebut. Berhati-hatilah, Briella."Siapa pemimpin Ordo Phoenix? ***Hari yang cerah di Sidney, Bee, Briella, dan Rin memutuskan untuk mengunjungi Museum Seni Sidney. Mereka berjalan-jalan, menikmati peman
Inspektur Renji memeriksa korban lebih dekat. "Korban memiliki luka tusuk di dada dan perut. Pembunuhnya pasti memiliki keahlian."Briella memperhatikan posisi pedang. "Pedang ini tertancap dengan sudut yang tepat. Pembunuhnya pasti memiliki pengalaman."Rin mengamati tangan korban. "Tidak ada cincin atau jam tangan. Apakah pembunuhnya mengambilnya?"Tim forensik menemukan sebuah kertas kecil di saku korban. "Ini adalah tiket masuk museum," kata salah satu anggota tim.Inspekture memperhatikan tanggalnya. "Tiket ini dikeluarkan hari ini. Korban baru saja masuk museum."Bee memulai daftar tersangka:1. Alex (penjaga museum)2. Sophia (kurator museum)3. Emily (staf kebersihan)4. Jack (pengunjung museum)Dalam pikiran Bee: Siapa yang memiliki motif untuk membunuh korban?Bagaimana pembunuhnya menghindari kamera pengawas? Apa hubungan korban dengan staf museum?Bee, Briella, dan Rin memutuskan untuk memeriksa rekaman kamera pengawas dan wawancara dengan staf museum lebih lanjut. Mereka j
Saat Alex sudah selesai menemui psikolog forensik, sebuah informasi baru atas kematian terkait langsung tiba di telinga Inspektur Renji."Apa-apaan ini?" Bee bingung apa yang sebetulnya terjadi.Tim penyelidik dipanggil ke sebuah restoran mewah di pusat kota. Mereka tiba di tempat kejadian sekitar pukul 22.00, ketika restoran sudah tutup dan hanya beberapa staf yang masih berada di dalam. Inspektur Renji, Briella, Rin, dan Bee langsung menuju ke tempat mayat ditemukan.Ketika mereka tiba, mereka melihat mayat seorang pria yang tergeletak di lantai, dengan luka tusuk di dada. Mayat tersebut mengenakan setelan bisnis yang mewah dan jam tangan yang berkilau. Inspektur Renji memeriksa korban dan menemukan bahwa korban adalah seorang pengusaha sukses yang bernama Richard Langley."Korban memiliki luka tusuk di dada dan perut," kata Inspektur Renji. "Pembunuhnya pasti memiliki keahlian."Briella memperhatikan posisi mayat. "Mayat ini ditemukan di dekat pintu masuk restoran. Apakah pembunuhn
Inspektur Renji dan tim penyelidik memutuskan untuk memeriksa rekaman kamera pengawas di restoran. Mereka berharap dapat menemukan bukti yang dapat membantu mereka menyelesaikan kasus ini.Setelah memeriksa rekaman kamera pengawas, mereka menemukan bahwa korban telah berbicara dengan seseorang sebelum kejadian. Mereka tidak dapat melihat wajah orang tersebut dengan jelas, tapi mereka dapat melihat bahwa orang tersebut mengenakan jaket hitam dan topi."Kita harus menemukan siapa orang yang berbicara dengan korban sebelum kejadian," kata Inspektur Renji.Briella memperhatikan rekaman kamera pengawas. "Saya pikir saya dapat melihat sesuatu yang aneh. Orang tersebut mengenakan jaket hitam dan topi, tapi saya dapat melihat bahwa mereka juga mengenakan cincin yang unik."Rin memperhatikan cincin tersebut. "Saya pikir saya dapat mengenali cincin tersebut. Saya telah melihat cincin yang sama di sebuah toko perhiasan di kota ini."Bee memperhatikan informasi tersebut. "Kita harus memeriksa tok
Briella memperhatikan beberapa dokumen yang ditemukan di kantor korban. "Saya menemukan beberapa dokumen yang menunjukkan bahwa korban memiliki beberapa konflik bisnis dengan beberapa orang," katanya.Rin memperhatikan beberapa rekaman telepon yang ditemukan di ponsel korban. "Saya menemukan beberapa rekaman telepon yang menunjukkan bahwa korban memiliki beberapa percakapan yang tidak biasa dengan beberapa orang," katanya.Bee memperhatikan beberapa catatan yang ditemukan di buku harian korban. "Saya menemukan beberapa catatan yang menunjukkan bahwa korban memiliki beberapa kekhawatiran tentang keselamatannya," katanya.Tim penyelidik memutuskan untuk memeriksa lebih lanjut tentang beberapa orang yang memiliki konflik bisnis dengan korban. Mereka juga memutuskan untuk memeriksa lebih lanjut tentang beberapa orang yang memiliki percakapan yang tidak biasa dengan korban.Setelah beberapa jam memeriksa, mereka menemukan bahwa salah satu orang yang memiliki konflik bisnis dengan korban ad
Bee, Briella, dan Renji memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang latar belakang penumpang dan awak pesawat. Mereka ingin menemukan beberapa petunjuk yang menarik dan mengungkap identitas pembunuh. Mereka memulai dengan mengumpulkan informasi tentang penumpang yang duduk di sekitar Madame Kuznetsova. Mereka menemukan bahwa salah satu penumpang, seorang pria bernama Sergei, memiliki alibi yang tidak kuat. Sergei mengatakan bahwa ia sedang tidur saat pembunuhan terjadi, tetapi Bee dan timnya menemukan bahwa Sergei memiliki riwayat konflik dengan Madame Kuznetsova. Mereka memutuskan untuk melakukan wawancara lebih lanjut dengan Sergei. Selain itu, Bee dan timnya juga menemukan bahwa salah satu awak pesawat, seorang pramugari bernama Natalia, memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Madame Kuznetsova. Mereka memutuskan untuk melakukan wawancara lebih lanjut dengan Natalia. Dengan informasi yang mereka kumpu
Bee merasa terkejut dengan berita tersebut. Ia tidak mengerti mengapa pesawat harus melakukan pendaratan darurat. Pilot menjelaskan bahwa kontrol lalu lintas udara telah menerima laporan tentang adanya bahaya di pesawat dan bahwa mereka harus melakukan pendaratan darurat untuk memastikan keselamatan semua penumpang.Bee memutuskan untuk mempersiapkan diri untuk pendaratan darurat. Ia meminta pramugari untuk mempersiapkan semua penumpang dan memastikan bahwa mereka semua dalam keadaan aman.Saat pesawat melakukan pendaratan darurat, Bee merasa sangat tegang. Ia memperhatikan bahwa semua penumpang terlihat sangat ketakutan dan tidak nyaman.Setelah pesawat mendarat dengan selamat, Bee memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Ia meminta pilot untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang laporan bahaya yang diterima oleh kontrol lalu lintas udara.Pilot menjelaskan bahwa laporan tersebut berasal dari sebuah sumber yang tidak diketahui
Bee meminta pramugari untuk memanggil pilot dan meminta bantuan untuk mengambil tindakan yang lebih serius. Pilot segera menghubungi kontrol lalu lintas udara dan meminta bantuan untuk mengirimkan tim penyelidik ke bandara tujuan.Sementara itu, Bee memulai penyelidikan intensif. Ia meminta semua penumpang untuk memberikan keterangan tentang apa yang mereka lihat dan dengar saat pembunuhan terjadi. Bee juga meminta pramugari untuk memberikan informasi tentang rutinitas penerbangan dan apakah ada sesuatu yang tidak biasa terjadi saat penerbangan.Saat penyelidikan berlangsung, Bee menemukan bahwa beberapa penumpang memiliki alibi yang tidak kuat. Seorang pria yang bernama Alexei Petrov mengaku bahwa ia sedang tidur saat pembunuhan terjadi, namun Bee menemukan bahwa Petrov memiliki riwayat kriminal dan mungkin memiliki motif untuk membunuh Madame Kuznetsova.Bee juga menemukan bahwa Sophia Patel memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Madame Kuznetsova. Patel mengaku bahwa ia dan Mad
Detektif Bee memandang ke luar jendela pesawat, menatap awan putih yang terbentang seperti lautan tak terhingga. Ia merasa lega karena telah menemani kekasihnya, Rin, wisuda di Universitas Sidney. Kini, ia siap kembali ke Moskow, Polandia, untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai detektif.Saat pesawat lepas landas, Bee merasa sedikit nostalgia. Ia ingat saat-saat indah bersama Rin di Sidney, dari berjalan-jalan di pantai Bondi hingga menikmati makan malam romantis di restoran Italia. Namun, ia juga tahu bahwa ia harus kembali ke kenyataan dan melanjutkan pekerjaannya.Bee memandang sekelilingnya, melihat penumpang lain yang duduk di sekitarnya. Ada seorang pria tua yang sedang membaca koran, seorang ibu muda yang sedang menenangkan anaknya yang menangis, dan seorang wanita yang duduk di sebelahnya, Madame Kuznetsova.Madame Kuznetsova adalah seorang wanita yang elegan dan anggun, dengan rambut hitam yang tergerai dan mata hijau yang tajam. Ia memakai gaun merah yang mewah dan perhiasan
...dengan senyum di wajahnya. "Selamat, Detektif Bee," Briella berkata dengan suara yang tinggi. "Kamu telah menyelesaikan kasus ini dengan sukses."Detektif Bee memandang ke arah Briella dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik kata-kata yang tercantum di dalamnya. "Aku hanya melakukan pekerjaan saya," Detektif Bee berkata dengan suara yang stabil.Briella tersenyum dan memeluk Detektif Bee. "Kamu adalah detektif yang terbaik," Briella berkata dengan suara yang rendah.Detektif Bee memandang ke arah Briella dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik mata yang tajam tersebut. Saat mereka berpelukan, Inspektur Renji mendekati mereka."Detektif Bee, kamu telah melakukan pekerjaan yang luar biasa," Inspektur Renji berkata dengan suara yang tinggi. "Kamu telah menyelamatkan banyak nyawa dan menghentikan kejahatan yang besar."Detektif Bee memandang ke arah Inspektur Renji dengan mata yang taja
Detektif Bee memandang ke arah kunci yang terlihat seperti kunci besar dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik kunci tersebut. Ia melihat bahwa kunci tersebut memiliki beberapa simbol yang terlihat seperti simbol rahasia.Saat Detektif Bee memandang ke arah simbol-simbol tersebut, ia mendengar suara-suara yang terdengar seperti suara-suara langkah kaki yang datang dari belakangnya. Ia berpaling dan melihat Rin yang berjalan dengan cepat menuju ke arahnya."Apa yang kamu temukan?" Rin bertanya dengan suara yang tinggi. Detektif Bee memandang ke arah Rin dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik mata yang tajam tersebut."Aku menemukan kunci!" Detektif Bee menjawab dengan suara yang stabil. Rin memandang ke arah Detektif Bee dengan mata yang tajam, seolah-olah sedang menunggu Detektif Bee untuk menemukan jawabannya sendiri.Saat Detektif Bee dan Rin berbicara, mereka mendengar suara-suara yang terd
Detektif Bee memandang ke arah meja-meja yang terlihat seperti meja laboratorium dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di atas meja-meja tersebut. Ia melihat bahwa meja-meja tersebut memiliki beberapa benda yang terlihat seperti benda-benda laboratorium.Saat Detektif Bee mencari kunci, Rin tiba-tiba berseru dengan suara yang tinggi. "Detektif Bee, kita harus pergi dari sini sekarang!" Rin berkata dengan suara yang tergesa-gesa.Detektif Bee memandang ke arah Rin dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang terjadi. Ia melihat bahwa Rin menunjuk ke arah pintu yang terlihat seperti pintu rahasia."Apa yang terjadi?" Detektif Bee bertanya dengan suara yang stabil. Rin memandang ke arah Detektif Bee dengan mata yang tajam, seolah-olah sedang menunggu Detektif Bee untuk menemukan jawabannya sendiri."Pintu tersebut telah terkunci," Rin menjawab dengan suara yang rendah. Detektif Bee memandang ke arah pintu tersebut dengan mata yan
Detektif Bee memandang ke arah lampu-lampu tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik lampu-lampu tersebut. Ia melihat bahwa lampu-lampu tersebut memiliki beberapa simbol yang terlihat seperti simbol peringatan. Ia tahu bahwa simbol-simbol tersebut digunakan untuk memberikan peringatan bahwa mesin-mesin tersebut sedang berjalan dengan tidak normal.Saat Detektif Bee memandang ke arah lampu-lampu tersebut, ia mendengar suara-suara yang terdengar seperti suara-suara pintu yang terbuka. Ia berpaling dan melihat sebuah pintu yang terlihat seperti pintu rahasia yang terbuka lebar. Ia tahu bahwa pintu tersebut digunakan untuk memasuki sebuah ruangan yang tersembunyi.Detektif Bee memandang ke arah pintu tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik pintu tersebut. Ia melihat bahwa pintu tersebut memiliki sebuah kunci yang terlihat seperti kunci besar. Ia tahu bahwa kunci tersebut digunakan untuk membuka pintu
Detektif Bee memandang ke arah peti tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di dalamnya. Ia melihat bahwa peti tersebut memiliki sebuah kunci yang terlihat seperti kunci besar. Ia tahu bahwa ia harus membuka peti tersebut untuk menemukan apa yang tersembunyi di dalamnya.Saat Detektif Bee mencoba membuka peti tersebut, ia mendengar suara-suara yang terdengar seperti suara-suara langkah kaki yang datang dari belakangnya. Ia berpaling dan melihat beberapa orang yang terlihat seperti ilmuwan yang berjalan dengan cepat menuju ke arahnya."Apa yang kamu lakukan di sini?" salah satu ilmuwan tersebut bertanya dengan suara yang tinggi. Detektif Bee memandang ke arah ilmuwan tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik kata-kata yang tercantum di dalamnya."Aku mencari Rin," Detektif Bee menjawab dengan suara yang stabil. Ilmuwan tersebut memandang ke arah Detektif Bee dengan mata yang tajam, seolah-olah sed