Share

32 S2 - Laporan KDRT Echa

Penulis: Hana Makaira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-07 21:50:43
Season 2 Part 32

Liana masih saja terus menghujani tubuh kurus Echa dengan pukulan-pukulan dari telapak tangannya. Cubitan juga tak luput membuat biru di beberapa bagian tubuh gadis kecil itu. Echa menjerit kuat, berharap sang ibu merasa iba dengan tangisannya yang terdengar begitu pilu. Atau mungkin siapa saja yang melintas lalu mendengar tangisannya, lantas datang menghampiri untuk menolong.

Namun, semua itu tak ada. Liana sama sekali tidak menaruh iba padanya. Dan harapan seseorang datang mengulurkan tangan untuk menolongnya, itu juga sudah pupus. Karena bukan kali ini saja Liana memukulinya, tapi hampir setiap hari. Terlebih jika ia menyimpan rasa kesal entah pada siapa, maka Echa yang menjadi sasaran untuk ibunya melampiaskan kekesalan itu.

Tanpa ia sadari, ada seseorang yang merekam perlakuan kejamnya pada Echa menggunakan ponsel. Liana lupa, jendela dapur mereka mereka menghadap ke jalan kecil di belakang. Selama ini tetangga di sekitar mereka diam, karena tidak mau ikut camp
Hana Makaira

Hai, jangan lupa masukkan cerita ini ke pustaka kamu, ya. Kalau ada kritik dan saran, aku terima kok. Tulis dan kirim ke aku melalui kolom komentar. Aku tunggu, Beb. Saraanghaee ....

| 1
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   33 S2 - Telepon Pak RT

    KITA BELI Season 2 Part 33Aroma parfum segar ala pria menguar ke seluruh kamar. Aroma ini merupakan favorit Abimanyu. Lelaki itu menyisir rambutnya yang basah ke belakang. Lantas menoleh pada sang istri yang masih duduk di atas sajadah. Matanya terpejam, khusyu melantunkan zikir dan doa.Abimanyu tersenyum, mengambil duduk di bibir ranjang. Dari sana ia bisa melihat dengan jelas, bibir mungil yang bergerak-gerak kecil. Ia merasa sangat beruntung memiliki istri saleha dan lembut seperti Kania. sangat jauh berbeda dengan Liana dulu. Wanita itu tidak pernah tersentuh air wudu. Dalam pikirannya hanya senang-senang dan berkumpul dengan teman-teman sosialitanya. Baginya, belajar agama itu membosankan dan hanya buang-buang waktu saja.Merasa seperti sedang diperhatikan, Kania membuka matanya. Tatapan mata pasangan pengantin baru itu bertemu. Mendapati Abimanyu tengah menatapnya dalam, Kania tertunduk. Meski mereka sudah bekerja sama di pabrik selama setahun, tapi, mereka tidak pernah mengum

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08
  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   34 S2 - Mampus!

    KITA BELI Season 2 Part 34 Keriuhan terus terjadi sampai di rumah Suryo selaku ketua RT di wilayah tempat tinggal Liana. Para warga yang berkumpul mengecam dan mengutuk kekejaman yang dilakukan Liana terhadap Echa—putrinya. “Sudah, jangan buang waktu lagi, Pak. Segera digeruduk saja rumah perempuan sakit jiwa itu,” ujar salah seorang wanita. Terpancar mimik geram di wajahnya. “Iya, Pak. Sudah gak sabar mau menjambak rambut perempuan itu,” timpal yang lainnya. Mimik tak kalah geram, ikut tersirat di wajahnya. “Sabar, sabar, Ibu-ibu. Saya gak mau ada perilaku anarkis di sana nantinya, lho. Salah-salah, bisa berimbas ibu-ibu sendiri yang rugi,” tukas Suryo. “Kalau gak bisa mengontrol emosi, sebaiknya ibu-ibu gak usah ikut. Daripada nanti di sana jadi timbul kerusuhan,” ujar Darmawan. “Iya, benar. Sebaiknya ibu-ibu gak usah ikut.” “Kami ikut dong, Pak RT. Janji, deh, kami gak akan buat kerusuhan di sana. Ya ‘kan, Ibu-ibu?” mohon wanita bertubuh tambun. “Iya, benar, Pak RT,” sambung

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08
  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   35 S2 - Perempuan Iblis

    KITA BELI Season 2 Part 35 “Bagaimana ini, Mas? Habislah kita!” bisik Liana pelan di dekat bahu Indra. “Kita?” Indra mendengus. “Kamu aja kali. ‘Kan yang di rekaman video itu kamu, bukan aku. Kamu sih bodoh jadi orang.” Liana mendelik kaget, tak disangka demikian tanggapan Indra. Bukankah lelaki itu juga sering melakukan kekerasan pada Echa dan dirinya? Kenapa lelaki itu malah seperti membuang badan? “Kamu ‘kan juga sering memukuli anakku dan aku juga. Kenapa kamu malah buang badan? Kamu juga harus bertanggung jawab, Mas!” Indra mengangkat bahunya. “Memangnya kamu punya bukti kalau aku pernah memukuli kamu dan Echa? Gak ada, ‘kan?” Hati Liana terasa teramat sakit mendengar ucapan Indra barusan. Bukannya ia memberikan support pada sang istri yang tengah tertimpa masalah, lelaki itu malah terkesan mengejek dan tak ada empati sedikit pun. “Mas, kamu kok begitu, sih?” “Terus, aku harus apa? Aku harus menangis sedih, melihat kamu yang bakalan masuk penjara? Gak banget! Itu hukuman u

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   36 S2 - Ibu Macam Apa

    KITA BELI Part 36 Season 2Liana sampai berlutut, bersujud memohon belas kasihan dari Abimanyu. Sayangnya, lelaki itu sudah kebal dengan drama tipuan yang diciptakan sang mantan istri. Dia tahu, Liana tidak pernah bersungguh-sungguh menyanyangi Echa. Putri kecilnya itu hanya dijadikan alat untuk terus mendapatkan uang bulanan dari Abimanyu. Tubuh Echa kurus kering, seperti tidak pernah mendapatkan asupan gizi yang cukup. Sementara, uang bulanan yang diberikan, lebih dari cukup. Mustahil bocah itu kurus kering, jika memang Liana memperhatikan kebutuhan gizi putrinya. Lalu, ke mana perginya uang yang dikirim Abimanyu selama ini?“Mas, aku mohon banget sama kamu. Jangan pisahkan aku dan Echa ya, Mas.”“Sorry, Liana. Bujuk rayu dan wajah memelas kamu itu, sudah gak mempan. Aku akan tetap mengurus pemindahan hak asuh Echa padaku. Kamu gak pantas disebut sebagai seorang ibu, Li. Kamu terlalu jahat dan kejam.”“Tapi, Mas--”“Maaf, Bapak namanya Pak Darso, yang dulunya pernah bekerja dengan a

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   37 S2 - Liana Ditangkap Polisi

    KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK Part : 37 Abimanyu menoleh. Saat berucap barusan, mimik wajah Liana terasa sangat datar. Tak sedikitpun terlihat wujud penyesalan di raut wajahnya. Dia itu seorang ibu atau bukan, sih? Kenapa tidak ada wujud keibuaan yang terpancar dari dirinya? “Tidak usah berpura-pura lagi, Liana. Aku bisa menilai, kamu itu seperti apa. Tidak ada raut kesedihan yang terpancar di raut wajahmu.” Abimanyu menggeleng tak habis pikir. “Dan, setelah melihat keadaan Echa seperti ini, kamu berpikir, aku akan mengizinkan Echa tinggal bersama kamu lagi? Oh, tidak. Jangan mimpi kamu!” “Itu sama saja kamu mau membunuh aku, dengan cara memisahkan aku dengan Echa. Kamu tidak bisa seperti itu, Mas.” Lagi-lagi Liana menolak untuk ke sekian kalinya. Terkadang dia sendiri bingung dengan perasaannya. Tidak mungkin sebagai seorang ibu, dia tidak mencintai putrinya. Namun, ada kalanya, dia merasa benci dengan Echa. Entah apa sebabnya. Hanya saja, setiap merasa kesal dan marah, Lia

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   38 S2 - Butuh Psikiater

    Part : 38 “Masa sih? Itu mukanya merengut begitu,” goda Abimanyu, mencolek gemas dagu Kania. “Ih, apaan sih, pakai colek-colek segala.” Kania menepis dagunya. Abimanyu tersenyum geli melihat tingkah Kania yang memajukan bibirnya beberapa senti. Dia menjadi gemas melihat bibir plum yang masih terlihat manyun itu. "Apaan lihat-lihat?" Kania berpura-pura marah. Padahal, rasanya panas dingin ditatap sedalam itu oleh sang suami. Wajahnya saja terlihat memerah dan panas, menahankan gejolak di dada. "Hahaha ... Kamu itu kalau lagi marah, kelihatan semakin sangat menggemaskan, Sayang. Kalau bukan karena di keramaian, mungkin sudah aku lumat bibirmu itu," bisik Abimanyu nakal. Suara dan kumis tipis Abimanyu terasa menyapu ujung telinga Kania, membuat wanita manis berlesung dagu itu bergidik geli. "Hei, jangan macam-macam, Mas." Kania menyikut perut Abimanyu, sampai lelaki itu terlihat meringis. "Ini rumah sakit. Malu dilihat orang." "Biarin! Kita ini 'kan sudah halal," tukas Abi

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   39 S2 - Aduan Echa

    Part 39"Ih, apaan, sih, Mas?" Kania mendorong pelan dada Abimanyu yang hendak mengecup bibirnya. Wajahnya tersipu malu-malu, tatkala lelaki bercambang tipis itu menatapnya lekat. "Kenapa memangnya? Kamu itu istriku, lho. Bahkan di sini ...." Abimanyu meraba lembut permukaan perut istrinya. "Ada janinku bersemayam. Jadi, kenapa harus malu?""Sudahlah, Mas. Cukup ganjennya. Sudah jam lima, nih. Keburu waktu subuhnya habis. Mana mulutnya bau jigong." Kania menjepit hidung dengan ibu jari dan telunjuknya sambil mengerucutkan bibir."Iya, deh. Aku mandi dulu, ya, Sayang. Ambilin handuk mas, dong."Kania mengangsurkan selembar handuk berwarna biru dongker ke arah Abimanyu. "Sekalian dicukur cambangnya, biar rapi. Aku mau lihat keadaan Eca dulu, ya."Sebuah kecupan hangat, mendarat di kening Kania, sebelum ia beranjak ke luar. Abimanyu memang selalu memberikan perlakuan manis kepada Kania. Lelaki itu sudah bersumpah, akan menjaga wanitanya sampai nanti ajal yang memisahkan. Abimanyu sadar

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   40 S2

    Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!"Astaghfirullah." Kania dan Abimanyu mengucap istighfar serentak."Terus, waktu Om Indra buka celana dalam Echa, Echa diapain lagi sama Om Indra." Abimanyu bertanya lagi penuh selidik. Hatinya diliputi rasa takut, mendengar aduan putri semata wayangnya.Echa tak menjawab. Ia menatap lurus ke langit-langit kamar. Lantas menggelengkan keras kepalanya. Gadis kecil itu kembali berteriak histeris."Nggak ... Nggak, Papa. Echa benci Om Indra. Om Indra jahat."Abimanyu panik melihat putri semata wayangnya yang mendadak kejang-kejang. Matanya membulat, menatap plafon kamar inapnya."Ya, Allah, Echa, Echa, kamu kenapa, sih, Nak? Jangan buat papa takut, Nak." Wajah Abimanyu terlihat sangat pucat dan panik. Tak sadar, Abimanyu sampai menggoyang-goyangkan tubuh putrinya sangking paniknya. Terang saja, sang putri semakin berteriak karena rasa sakit di tangannya yang patah."Mas, kamu apa-apaan." Refleks Kania menarik tangan Abimanyu, lantas mendorongnya hingga

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-28

Bab terbaru

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 53

    “Terima kasih atas semuanya, Nia,” ucap Arman setelah pemakaman selesai. Dia harus kembali ke tahanan, kembali menghabiskan hari-harinya di sana untuk sisa enam bulan ke depan.“Ya,” jawab Kania singkat tanpa sedikitpun menoleh.Arman hanya bisa menelan ludahnya yang terasa pahit. Sebenci itu Kania padanya. Bahkan melirik saja pun tidak.“Sampai jumpa lagi nanti, Nia. Semoga saja sang pemilik semesta masih memberiku kesempatan untuk hidup dan kita bertemu lagi.”Kania berdecak sinis. “Aku malah berdoa, agar Allah mencampakkanmu sejauh-jauhnya dari hidupku dan Indah. Sumpah, aku gak sudi melihatmu, apalagi bertemu.” Puas sekali Kania meluapkan perasaannya di depan laki-laki yang sudah menyakitinya selama lima tahun lebih pernikahan mereka.Arman hanya mend*sah pilu. Memang sudah merupakan kesalahannya, sehingga benar-benar benih kebencian tersemai di hati Kania.“Sudah, Arman. Kita harus balik ke rutan,” ujar salah seorang pria berseragam lengkap.Arman menurut dan melangkahkan kakinya

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 52

    Entah berapa lama mereka di sana. Kania tak tahu. Dia memilih untuk tidak peduli dan tak mau tahu. Kalau bukan karena suaminya yang seakan sok berhati malaikat, dia pun tak sudi mengurusi jenazah Bu Rahma. Wanita itu sendiri yang sudah menyemai benih kebencian dan meninggalkan bekas luka yang mendalam. Tak hanya pada dirinya, tetapi juga pada Indah, cucunya sendiri.“Sudah selesai, Sayang.” Abimanyu menghampiri Kania yang memilih menunggu di luar bersama Indah dan Keisha, sambil memandangi kolam ikan kecil yang berada di samping dapur tempat para tahanan wanita.“Baguslah, Mas. Aku sudah bosan berada di sini.” Kania tidak bisa menyembunyikan rasa ketidaksukaannya.“Kania.” Abimanyu menarik tangan Kania pelan.Kania menghentikan langkahnya. Tapi, ia tetap tidak menoleh.“Mas tahu apa yang kamu rasakan saat ini. Mas juga tahu, memaafkan sesuatu yang pernah sangat menyakiti kita juga gak mudah. Mas gak akan memaksa kamu, kok.” Abimanyu sangat lembut dan hati-hati sekali dalam berbicara.

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 51

    Demikian pula dengan Kania. Pesona sang suami semakin terpancar. Tak henti-hentinya batinnya mengucap syukur, telah diberikan suami seperti lelaki yang tengah memegang lingkar kemudi di sebelahnya. Sang pemilik semesta benar-benar memberikan ganti yang tepat, untuk menjadi imam dunia akhirat bagi Kania dan Indah. "Ya sudah kalau begitu. Bapak titip anak bapak dan calon cucu bapak ke kamu, ya, Nak Abi.""Njih, Pak. Insya Allah, Kania dan Indah akan aku jaga dengan sangat baik." "Bapak percaya kamu, njih. Bapak tutup dulu teleponnya, ya. Bapak mau nyusul ibumu ke sawah. Assalamu'alaikum, salam untuk Kania, ya.""Wa'alaikumussalam. Njih, Pak."Setelah obrolan melalui sambungan whatsapp berakhir, Abimanyu meletakkan kembali ponselnya ke tempat semula. Dilayangkannya pandangan ke wanita berdagu terbelah yang menatapnya lekat. "Kenapa ngeliatin mas seperti itu?" tanya Abimanyu, lantas sesekali kembali memfokuskan pandangan ke jalan. "Tidak apa-apa, Mas. Aku semakin merasa beruntung puny

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 50

    Season 2 Part 30 Kania mengangkat bahu. "Entahlah, aku juga tidak tahu pasti, Mas. Karena Mas Arman belum menjelaskan tentang itu. Mas Arman cuma meminta bantuan kita. Kakak dan adiknya sudah tidak bisa dihubungi sama sekali lagi. Jadi, Mas Arman butuh bantuan kita untuk mengurus jenazah ibunya."Arman terdiam. Lelaki itu tampak tengah berpikir. "Bagaimana, Mas? Apakah kamu mau membantu Arman?" tanya Kania lagi dengan sangat berhati-hati. Ia takut, suaminya tersinggung. "Ya, sudah. Kita bantu dia. Mengurus jenazah itu termasuk fardu kifayah. Apalagi, tidak ada yang mau menguruskan jenazah itu. Termasuk tanggung jawab kita sebagai sesama muslim. Apalagi almarhum itu neneknya Indah."Kania mengembuskan napas lega, sekaligus ia kagum pada sosok pria yang sudah menjadi suaminya tersebut. Terbuat dari apa hati laki-laki di hadapannya ini. Rasanya sangat jarang sekali, ada laki-laki yang mau membantu menguruskan jenazah dari mantan mertua istrinya. Kania masih menatap terkagum-kagum ke

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 49

    Season 2 Part 48"Minggir, minggir!" ucap salah satu sipir wanita yang berusaha membubarkan kerumunan, agar mayat yang digotong bisa lewat. "ASTAGAAA ... MBAAAAK!"Bruuukkk. Ningsih pingsan, begitu melihat mayat yang digotong melewatinya. Kondisinya sangat memprihatinkan. Sebelum pingsan, Ningsih masih sempat melihat keadaan mayat yang katanya mati bunuh diri itu. Lidahnya terjulur, matanya melotot ngeri. "Bawa dia ke ruang kesehatan," titah salah satu sipir wanita. Segera tiga orang napi wanita mengangkat tubuh ramping Ningsih dan membawanya ke ruang kesehatan yang terletak di pojok. "Nyusahin aja nih perempuan!" Salah satu napi wanita mengumpat kesal. Sebatang kecil rokok filter terselip di antara bibir berwarna kehitaman tersebut. "Emang! Nih perempuan sama aja dengan yang mati bunuh diri itu. Suka nyusahin!" celetuk yang lainnya. "Lapas ini makin serem, dong. Udah berapa banyak napi yang mati bunuh diri di sini. Hiii ...." Napi lain yang sebagian tubuhnya dipenuhi dengan ukir

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 48

    "Mama gak mau nolong aku. Semua jahat sama aku," lanjutnya lagi. "Kei ...," panggil Kania pelan. "Siapa yang jahat, Sayang?"Keisha sedikit terkejut, sambil menoleh. "Mama, Tante. Om juga. Mama dan Om yang jahat sama aku. ""Kalau tante boleh tahu, jahat gimana, sih, mereka?" Kania mencoba kembali mengajak Keisha mengobrol. "Aku sering dipukul, Tante. Tiap hari malah. Terus, Om juga sering nyuruh aku buka celana dan baju kalau mama gak ada.""Astaghfirullah. Biar apa dia nyuruh Keisha buka baju, Nak?"Keisha mengangkat bahu. "Aku gak tau. Kata om, aku sakit dan harus diperiksa dada dan sininya aku." Gadis berambut panjang lewat bahu itu menunjuk ke arah kem*luannya.Refleks, Kania menutup mulutnya. Dia menepis bayangan kemungkinan yang melintas. Cepat-cepat ditepisnya bayangan itu dengan menggeleng kuat. "Om suka memasukkan jarinya ke sini. Sakit, Tante. Aku pengen teriak, tapi langsung dibentak. Katanya, kalau aku berani teriak apalagi ngadu ke mama, aku dan mama akan dibunuh paka

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 47

    Season 2 PART : 47Kania yang menyadari kegelisahan sang suami, menggenggam erat tangan yang sudah basah dan terasa dingin seperti es. Wanita itu paham, bagaimana perasaan Abimanyu saat ini. "Hasil visum atas nama korban Keisha Anastasia ada di tangan saya," ujar polisi yang bertugas sebagai penyidik. Terasa bergetar hebat tangan kokoh itu di genggaman Kania. Ayah mana, yang tak merasakan hal yang sama, jika menghadapi situasi seperti ini. Putri kesayangan, satu-satunya pula, diduga mendapatkan kekerasan secara s3k5u4l oleh ayah tirinya. Polisi bertubuh gemuk itu, merobek ujung amplop. Kania dan Abimanyu semakin tegang. Dalam hati, Abimanyu tak henti berkomat-kamit berdoa. Berharap ada keajaiban yang Tuhan berikan atas putri kecilnya tersebut. "Di sini .... " Polisi paruh baya itu menggantung ucapannya. Perasaan Kania dan Abimanyu semakin tak karuan. "Gi-gimana, Pak?" Abimanyu sedikit mendesak. Wajahnya tak menunjukkan reaksi apapun, padahal, yakin, dia sudah membaca hingga akh

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   S2 Part 46

    Kania menggeleng sambil tersenyum. "Aku menangis terharu, Mas. Aku baik-baik saja, kok.""Terharu kenapa?""Aku terharu memiliki suami seperti kamu, Mas. Hal yang paling patut aku syukuri. Dari sekian tahun aku merasakan pahitnya pernikahan, sampai akhirnya aku bertemu dengan kamu," ujar Kania seraya mengusap matanya yang mengembun. "Jangan berubah, ya, Mas. Selamanya seperti ini."Abimanyu membawa Kania ke dalam pelukannya. Bukan hanya Kania, dirinya pun merasakan pahitnya pernikahan dengan Liana yang berselingkuh dan ia sendiri memergoki dengan kedua belah matanya. Belum lagi putrinya yang selalu mendapatkan kekerasan dari ibu kandungnya sendiri. Belum lagi Keisha yang dic4bul1 ayah tirinya. Itu yang paling membuat dunia Abimanyu sangat hancur. Anak sekecil itu harus mendapatkan hal yang tidak sepantasnya ia dapatkan. "Insya Allah, kita sama-sama membangun rumah tangga kita, ya, Sayang. Senyum kamu dan janin di kandungan kamu ini merupakan obat mujarab buatku."Tok tok tok. Obrola

  • Kita Beli Kesombongan Mertuamu, Nduk!   Season 2 Part 45

    Season 2 Part 45"Gak, Bang. Jangan tinggalkan aku. Aku sudah gak punya siapa-siapa. Arman di penjara. Ima dan Ella juga aku gak tahu di mana keberadaan mereka. Aku sendirian, Bang."Wahyu hanya mengangkat bahu. "Entahlah, Rahma. Itu bukan urusanku. Nikmati saja hasil yang sudah kamu tabur selama ini. Itu pula yang akhirnya kamu tuai.""Mas .... " Rahma mencekal pergelangan Wahyu. Matanya menatap nanar, ketika lelaki itu menoleh. Besar harapannya lelaki itu trenyuh dan mengurungkan niatnya untuk bercerai. Bukankah Wahyu selalu seperti itu sejak dulu? Ia paling tidak bisa membantah perintah Rahma. Tak jarang Wahyu langsung menuruti pinta Rahma, jika wanita paruh baya itu merajuk. Wahyu melepaskan tangannya dengan menghempaskan tangan sang istri. Cukup kasar perlakuan Wahyu. Sungguh di luar dugaan Rahma. "Mas ... Apa maksudnya?""Pakai nanya lagi kamu. Perasaan ini sudah habis. Sudah gak ada lagi untukmu, Rahma. Jadi, jangan mimpi aku akan membatalkan perceraian kita. Aku sudah capek,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status