Sudah ditambahkan ke daftar pustaka kamu, belum? Sekalian bagiin gem kamu buat aku. Biar aku semakin semangat ngetik dan Insya Allah up rutin. Kalau ada kesalahan pada umur Indah, Echa atau umur lamanya perceraian Liana dan Abimanyu, bantu ingetin aku di kolom komentar ya. Soalnya, karena season 1 sudah lama tamat di pf sebelah, aku jadi banyak lupa. Hihihi ... Mohon dimaafkaan.
Season 2 Part 32 Liana masih saja terus menghujani tubuh kurus Echa dengan pukulan-pukulan dari telapak tangannya. Cubitan juga tak luput membuat biru di beberapa bagian tubuh gadis kecil itu. Echa menjerit kuat, berharap sang ibu merasa iba dengan tangisannya yang terdengar begitu pilu. Atau mungkin siapa saja yang melintas lalu mendengar tangisannya, lantas datang menghampiri untuk menolong. Namun, semua itu tak ada. Liana sama sekali tidak menaruh iba padanya. Dan harapan seseorang datang mengulurkan tangan untuk menolongnya, itu juga sudah pupus. Karena bukan kali ini saja Liana memukulinya, tapi hampir setiap hari. Terlebih jika ia menyimpan rasa kesal entah pada siapa, maka Echa yang menjadi sasaran untuk ibunya melampiaskan kekesalan itu. Tanpa ia sadari, ada seseorang yang merekam perlakuan kejamnya pada Echa menggunakan ponsel. Liana lupa, jendela dapur mereka mereka menghadap ke jalan kecil di belakang. Selama ini tetangga di sekitar mereka diam, karena tidak mau ikut camp
KITA BELI Season 2 Part 33Aroma parfum segar ala pria menguar ke seluruh kamar. Aroma ini merupakan favorit Abimanyu. Lelaki itu menyisir rambutnya yang basah ke belakang. Lantas menoleh pada sang istri yang masih duduk di atas sajadah. Matanya terpejam, khusyu melantunkan zikir dan doa.Abimanyu tersenyum, mengambil duduk di bibir ranjang. Dari sana ia bisa melihat dengan jelas, bibir mungil yang bergerak-gerak kecil. Ia merasa sangat beruntung memiliki istri saleha dan lembut seperti Kania. sangat jauh berbeda dengan Liana dulu. Wanita itu tidak pernah tersentuh air wudu. Dalam pikirannya hanya senang-senang dan berkumpul dengan teman-teman sosialitanya. Baginya, belajar agama itu membosankan dan hanya buang-buang waktu saja.Merasa seperti sedang diperhatikan, Kania membuka matanya. Tatapan mata pasangan pengantin baru itu bertemu. Mendapati Abimanyu tengah menatapnya dalam, Kania tertunduk. Meski mereka sudah bekerja sama di pabrik selama setahun, tapi, mereka tidak pernah mengum
KITA BELI Season 2 Part 34 Keriuhan terus terjadi sampai di rumah Suryo selaku ketua RT di wilayah tempat tinggal Liana. Para warga yang berkumpul mengecam dan mengutuk kekejaman yang dilakukan Liana terhadap Echa—putrinya. “Sudah, jangan buang waktu lagi, Pak. Segera digeruduk saja rumah perempuan sakit jiwa itu,” ujar salah seorang wanita. Terpancar mimik geram di wajahnya. “Iya, Pak. Sudah gak sabar mau menjambak rambut perempuan itu,” timpal yang lainnya. Mimik tak kalah geram, ikut tersirat di wajahnya. “Sabar, sabar, Ibu-ibu. Saya gak mau ada perilaku anarkis di sana nantinya, lho. Salah-salah, bisa berimbas ibu-ibu sendiri yang rugi,” tukas Suryo. “Kalau gak bisa mengontrol emosi, sebaiknya ibu-ibu gak usah ikut. Daripada nanti di sana jadi timbul kerusuhan,” ujar Darmawan. “Iya, benar. Sebaiknya ibu-ibu gak usah ikut.” “Kami ikut dong, Pak RT. Janji, deh, kami gak akan buat kerusuhan di sana. Ya ‘kan, Ibu-ibu?” mohon wanita bertubuh tambun. “Iya, benar, Pak RT,” sambung
KITA BELI Season 2 Part 35 “Bagaimana ini, Mas? Habislah kita!” bisik Liana pelan di dekat bahu Indra. “Kita?” Indra mendengus. “Kamu aja kali. ‘Kan yang di rekaman video itu kamu, bukan aku. Kamu sih bodoh jadi orang.” Liana mendelik kaget, tak disangka demikian tanggapan Indra. Bukankah lelaki itu juga sering melakukan kekerasan pada Echa dan dirinya? Kenapa lelaki itu malah seperti membuang badan? “Kamu ‘kan juga sering memukuli anakku dan aku juga. Kenapa kamu malah buang badan? Kamu juga harus bertanggung jawab, Mas!” Indra mengangkat bahunya. “Memangnya kamu punya bukti kalau aku pernah memukuli kamu dan Echa? Gak ada, ‘kan?” Hati Liana terasa teramat sakit mendengar ucapan Indra barusan. Bukannya ia memberikan support pada sang istri yang tengah tertimpa masalah, lelaki itu malah terkesan mengejek dan tak ada empati sedikit pun. “Mas, kamu kok begitu, sih?” “Terus, aku harus apa? Aku harus menangis sedih, melihat kamu yang bakalan masuk penjara? Gak banget! Itu hukuman u
KITA BELI Part 36 Season 2Liana sampai berlutut, bersujud memohon belas kasihan dari Abimanyu. Sayangnya, lelaki itu sudah kebal dengan drama tipuan yang diciptakan sang mantan istri. Dia tahu, Liana tidak pernah bersungguh-sungguh menyanyangi Echa. Putri kecilnya itu hanya dijadikan alat untuk terus mendapatkan uang bulanan dari Abimanyu. Tubuh Echa kurus kering, seperti tidak pernah mendapatkan asupan gizi yang cukup. Sementara, uang bulanan yang diberikan, lebih dari cukup. Mustahil bocah itu kurus kering, jika memang Liana memperhatikan kebutuhan gizi putrinya. Lalu, ke mana perginya uang yang dikirim Abimanyu selama ini?“Mas, aku mohon banget sama kamu. Jangan pisahkan aku dan Echa ya, Mas.”“Sorry, Liana. Bujuk rayu dan wajah memelas kamu itu, sudah gak mempan. Aku akan tetap mengurus pemindahan hak asuh Echa padaku. Kamu gak pantas disebut sebagai seorang ibu, Li. Kamu terlalu jahat dan kejam.”“Tapi, Mas--”“Maaf, Bapak namanya Pak Darso, yang dulunya pernah bekerja dengan a
KITA BELI KESOMBONGAN MERTUAMU, NDUK Part : 37 Abimanyu menoleh. Saat berucap barusan, mimik wajah Liana terasa sangat datar. Tak sedikitpun terlihat wujud penyesalan di raut wajahnya. Dia itu seorang ibu atau bukan, sih? Kenapa tidak ada wujud keibuaan yang terpancar dari dirinya? “Tidak usah berpura-pura lagi, Liana. Aku bisa menilai, kamu itu seperti apa. Tidak ada raut kesedihan yang terpancar di raut wajahmu.” Abimanyu menggeleng tak habis pikir. “Dan, setelah melihat keadaan Echa seperti ini, kamu berpikir, aku akan mengizinkan Echa tinggal bersama kamu lagi? Oh, tidak. Jangan mimpi kamu!” “Itu sama saja kamu mau membunuh aku, dengan cara memisahkan aku dengan Echa. Kamu tidak bisa seperti itu, Mas.” Lagi-lagi Liana menolak untuk ke sekian kalinya. Terkadang dia sendiri bingung dengan perasaannya. Tidak mungkin sebagai seorang ibu, dia tidak mencintai putrinya. Namun, ada kalanya, dia merasa benci dengan Echa. Entah apa sebabnya. Hanya saja, setiap merasa kesal dan marah, Lia
Part : 38 “Masa sih? Itu mukanya merengut begitu,” goda Abimanyu, mencolek gemas dagu Kania. “Ih, apaan sih, pakai colek-colek segala.” Kania menepis dagunya. Abimanyu tersenyum geli melihat tingkah Kania yang memajukan bibirnya beberapa senti. Dia menjadi gemas melihat bibir plum yang masih terlihat manyun itu. "Apaan lihat-lihat?" Kania berpura-pura marah. Padahal, rasanya panas dingin ditatap sedalam itu oleh sang suami. Wajahnya saja terlihat memerah dan panas, menahankan gejolak di dada. "Hahaha ... Kamu itu kalau lagi marah, kelihatan semakin sangat menggemaskan, Sayang. Kalau bukan karena di keramaian, mungkin sudah aku lumat bibirmu itu," bisik Abimanyu nakal. Suara dan kumis tipis Abimanyu terasa menyapu ujung telinga Kania, membuat wanita manis berlesung dagu itu bergidik geli. "Hei, jangan macam-macam, Mas." Kania menyikut perut Abimanyu, sampai lelaki itu terlihat meringis. "Ini rumah sakit. Malu dilihat orang." "Biarin! Kita ini 'kan sudah halal," tukas Abi
Part 39"Ih, apaan, sih, Mas?" Kania mendorong pelan dada Abimanyu yang hendak mengecup bibirnya. Wajahnya tersipu malu-malu, tatkala lelaki bercambang tipis itu menatapnya lekat. "Kenapa memangnya? Kamu itu istriku, lho. Bahkan di sini ...." Abimanyu meraba lembut permukaan perut istrinya. "Ada janinku bersemayam. Jadi, kenapa harus malu?""Sudahlah, Mas. Cukup ganjennya. Sudah jam lima, nih. Keburu waktu subuhnya habis. Mana mulutnya bau jigong." Kania menjepit hidung dengan ibu jari dan telunjuknya sambil mengerucutkan bibir."Iya, deh. Aku mandi dulu, ya, Sayang. Ambilin handuk mas, dong."Kania mengangsurkan selembar handuk berwarna biru dongker ke arah Abimanyu. "Sekalian dicukur cambangnya, biar rapi. Aku mau lihat keadaan Eca dulu, ya."Sebuah kecupan hangat, mendarat di kening Kania, sebelum ia beranjak ke luar. Abimanyu memang selalu memberikan perlakuan manis kepada Kania. Lelaki itu sudah bersumpah, akan menjaga wanitanya sampai nanti ajal yang memisahkan. Abimanyu sadar