“Di mana anggota Kay Pang dan Ma Kauw?” tanya Cio San.“Seperti perintahmu, mereka pergi ke arah gerbang timur,” jawab Cukat Tong.“Baik, ayo kita cari mereka.”Tak sampai berapa lama terbang, sudah terlihat rombongan ratusan orang sedang berlari dengan cepat ke arah timur. “Itu mereka,” kata Cukat Tong.Segera mereka menukik ke bawah.Menggunakan ginkangnya, Cio San meluncur dengan indah ke bawah. Tahu-tahu ia sudah muncul di hadapan ratusan orang anak buahnya itu.“Saudara-saudara, aku meminta maaf hal ini harus terjadi. Apakah kalian masih percaya kepadaku?”“Percaya sepenuhnya, Tuan!” jawab mereka semua dengan lantang.“Baiklah. Mulai hari ini, kita semua berpisah. Silahkan berpencar sendiri-sendiri. Manusia-manusia munafik yang tadi telah menuduhku, mungkin akan mencari alasan untuk menyerang Kay Pang dan Ma Kauw. Partai kita telah mengalami berbagai macam hal dan cobaan. Kita tak akan mungkin kalah hanya karena masalah begini saja, bukan?”“Tak akan pernah!” jawab mereka serenta
Si nona hanya diam dan menatap Cio San.“Aku hanya tak ingin membunuh orang,” kata Cio San.“Tapi mereka semua ingin membunuh Tuan,” sahut Ang Lin Hua.Cio San hanya tersenyum dan memainkan ujung rambutnya.“Orang rendahan macam Lim Gak Bun itu pun, bahkan bisa kubunuh dengan satu pukulan,” kata si nona.Senyum Cio San tambah lebar. Ia baru ingat, ternyata luka di tubuhnya parah juga. Tapi kenapa sekarang sakitnya sudah berkurang seluruhnya?“Kenapa Tuan membiarkan ia mempermalukan Tuan?”Perempuan yang cantik, jika marah, biasanya kecantikannya tidak hilang. Tapi kau justru lebih takut kepadanya, daripada kepada setan gunung.Oleh sebab itu, Cio San diam saja.“Apakah karena istrinya itu?” kata Ang Lin Hua.Memang di dunia ini, satu-satunya makhluk yang bisa mengerti perasaan perempuan, hanyalah perempuan sendiri.Cio San hanya bisa menatap Ang Lin Hua.Laki-laki paling pintar di seluruh dunia pun, kadang menjadi manusia paling bodoh di hadapan seorang perempuan. Hal senyata ini, ken
'Kau tahu beratnya menjadi pemimpin?Itu adalah saat dimana semua orang yang kau pimpin merasa dirinya benar, dan segala keputusan yang kau ambil salah di hadapan mereka.'Cio San tahu ia tidak cocok dan tidak pantas menjadi pemimpin. Ia lebih suka hidup dengan bebas, tanpa memikirkan segala tetek-bengek urusan dunia. Jika boleh memilih, tentu ia akan memilih hidup sendirian di atas puncak Bu Tong-san, ditemani sebuah khim.Para pemimpin sejati tidak diciptakan, dimunculkan, dipilih, atau diperjuangkan.Mereka dilahirkan.Oleh sebab itu, sungguh dungu dan tolol, jika ada orang yang merasa dirinya pantas menjadi pemimpin. Mengajukan dirinya untuk dipilih sebagai pemimpin. Karena pemimpin sejati itu datang, di saat dunia begitu membutuhkan kehadirannya.Kau mungkin saja ditakdirkan lahir sebagai kaisar, tapi belum tentu sebagai pemimpin. Karena kaisar hanyalah jabatan, sedangkan pemimpin adalah anugerah.Anugerah yang datang dari langit kepada manusia.Kaisar berganti setiap masa. Tapi
Si kakek hanya diam. Karena kadang-kadang diam berarti mengiyakan.“Sesungguhnya tidak ada satu hal pun yang sanggup membuktikan ketidakbersalahan boanpwe. Tetapi jika Cianpwe memang ingin membunuh boanpwe, baiklah. Harap perhatikan serangan.”Dengan ranting kayu, ia menyerang pundak kakek tua itu tiga kali. Tapi serangan itu sungguh aneh. Tidak ada sesuatu pun di dalam serangan itu. Hanya 3 kali sentuhan ke pundak kakek itu. Sentuhan yang sopan dan halus.“Nah. Jika hari ini boanpwe mati, boanpwe hanya memohon agar Cianpwe mengusut siapa yang benar-benar bertanggung jawab di balik semua kejadian ini, lantas menghukumnya. Di dunia ini, mungkin hanya Cianpwe yang pantas melakukannya.”Selesai berkata begitu, ia berpaling kepada Ang Lin Hua dan tersenyum.“Aku pergi duluan.”Ang Lin Hua hanya bisa berdiri menatapnya dan meneteskan air mata.Cio San lalu lalu kembali menghadap si kakek dan berkata,“Silahkan, Cianpwe.”Ia duduk berlutut dan kepalanya menengadah sambil tersenyum. Saat ini
Hari ke dua puluh dalam pelarian mereka. Kedua orang ini telah sampai di Santung. Sebuah provinsi di ujung timur Tionggoan. Daerah ini adalah daerah yang unik, karena selain memiliki pantai yang indah, juga memiliki pegunungan yang menakjubkan.Gunung Thay San pun berada di sana.Sebuah gunung yang disucikan, memiliki banyak cerita dan kenangan sejarah.Bahkan di dunia Kang Ouw pun, nama Thay San ini diabadikan. Orang yang dikagumi dan dianggap sebagai manusia utama, disebut Thay San Pek Tauw. Thay San berarti gunung Thay San, Pek Tauw berarti bintang utara.Di jamannya, hanya Thio Sam Hong yang mendapat sebutan ini, karena ketinggian ilmunya, kedalaman pengetahuannya, dan kehalusan budi pekertinya. Selain beliau, belum ada seorang pun yang pantas disebut Thay San Pek Tauw di jaman ini.Apakah ini sebabnya setiap 10 tahun sekali terjadi adu-tanding memperebutkan posisi Bu Lim Bengcu di atas puncak gunung Thay San? Agar pemenangnya pantas disebut Thay San Pek Tauw?Cio San memandang ja
Tongkat itu lengket di kepala Cio San. Si kakek tua itu terkaget-kaget ketika tidak bisa memecahkan batok kepala Cio San, dan juga tidak bisa menarik kembali tongkatnya.“Locianpwe, jangan kerahkan lweekang (tenaga dalam). Atau nanti tenaga Locianpwe terhisap,” kata Cio San.Si kakek menurut saja, karena ia merasa tenaga dalamnya mulai tersedot.Biasanya, ilmu Menghisap Matahari hanya akan menyedot habis tenaga musuh, sampai musuh itu menjadi arang. Atau, jika pemilik ilmu Menghisap Matahari menghentikan serangannya. Tetapi jika musuh tetap berusaha menyalurkan tenaga untuk menyerang, maka ilmu Menghisap Matahari akan terus-menerus menyedot tenaganya.Cio San berhasil ‘menjinakkan’ ilmu Menghisap Matahari itu dengan Thay Kek Kun. Ia berhasil menggabungkan kedua ilmu dahsyat itu. Ilmu Menghisap Matahari menjadi lebih lembut, lebih ‘manusiawi’. Tapi justru menjadi lebih mudah digunakan.Dengan menggabungkan Thay Kek Kun dengan ilmu Menghisap Matahari, kedua ilmu itu memang berkurang ked
“Benar.”“Hebat sekali. Boanpwe bahkan tidak sanggup menghindar.”“Tapi dengan ilmu Pangcu, bukankah tidak perlu menghindar?”“Haha... Boanpwe hanya beruntung.”“Beruntung?”“Benar, Locianpwe. Karena bingung, boanpwe secara tidak sengaja melancarkan Thay Kek Kun dan ilmu Menghisap Matahari sekaligus. Kedua ilmu ini memang dasarnya adalah ilmu bertahan, bukan ilmu menyerang. Eh tahu-tahunya, tenaga kedua ilmu saling berlawanan tapi juga saling melengkapi, hingga terjadilah hal seperti tadi.”“Bagaimana jika Pangcu hanya melancarkan salah satunya saja?”“Jika menggunakan Thay Kek Kun, tenaga dalam Locianpwe mungkin tidak akan terhisap, tapi akan kembali kepada diri sendiri. Jika hanya pakai ilmu Menghisap Matahari saja, tenaga Locianpwe akan terhisap seluruhnya, dan tubuh Locianpwe akan hangus terbakar.”“Bukankah dengan menggabungkan kedua ilmu itu, seharusnya kekuatannya menjadi lebih dahsyat lagi?” tanya si kakek.“Malah sebaliknya, Locianpwe. Ilmu Menghisap Matahari dan Thay Kek Kun
“Itu mungkin, ketika pertama kali diciptakan, jurus ini hanya digunakan untuk menghadapi ilmu-ilmu kelas tinggi. Sehingga memang ditujukan untuk menghadapi ilmu-ilmu hebat. Musuh yang ketinggian ilmunya sudah mencapai tahap akhir, pasti akan melawan dengan jurus-jurus kelas tinggi dan dahsyat pula. Sehingga ia tidak melihat celah kosong yang bisa dihadapi dengan gerak sederhana,” jelas Cio San.“Hmmm… Masuk akal juga. Atau bisa saja, ilmu itu ketika diturunkan turun-temurun kepada kami, telah kehilangan kedahsyatannya, karena pemahaman kami sendiri yang kurang mendalam terhadap jurus-jurus ini,” kata si kakek.Cio San mengangguk-angguk. Sebuah ilmu memang dalam perjalananannya akan semakin menurun atau semakin dahsyat. Cuma, lebih sering ilmu silat itu menjadi menurun. Itu karena ilmu silat bergantung sekali terhadap pemahaman si pelaku, keadaan sekitar, pengalaman, dan lain-lain.“Jadi saat Pangcu memainkan ilmu silat Tongkat Pemukul Anjing yang ‘ngawur’ tadi, apakah sudah sekalian m