Home / Romansa / Kisah Cinta Pembantu Sexy / Bab. 1 Aruna Jezima

Share

Kisah Cinta Pembantu Sexy
Kisah Cinta Pembantu Sexy
Author: Riska Karisha

Bab. 1 Aruna Jezima

Author: Riska Karisha
last update Huling Na-update: 2020-12-19 12:51:02

Bab. 1 Aruna Jezima

"Yak…. Oke…. Tahan…. One. Two. Three," ucap Andreas sambil mengintip dari balik lensa kameranya. Cekrek! Sebuah gambar hot pun langsung terbentuk di dalam kamera Digital SLR canggih itu.

Bayangkan saja. Aruna, sang Model tengah memakai kostum ala Sailor Moon yang sangat pendek dan hampir membuat gunung kembarnya yang masih terlihat kenyal dan ranum itu meloncat dari bra yang berukuran satu tingkat dibawah ukuran biasanya ia pakai. Belum lagi posenya yang semakin menggairahkan. Pantas saja jika para lelaki hidung belang langsung terangsang tiap kali memandangi foto tekuk tubuhnya yang aduhai.

"Nice!" ucapnya lagi sambil memandangi foto-foto yang berhasil dijepretnya tadi. "Oke. Kita sudahi dulu sampai disini! Udah larut malam juga. Kita bisa lanjutin lagi besok," titahnya pada semua kru yang ada di ruangan itu.

"Oke," balas mereka sambil sibuk merapikan tugasnya masing-masing. Begitu pun dengan Aruna yang langsung berjalan ke arah ruang ganti. Namun, belum sempat ia keluar dari ruangan itu Andreas kembali menahannya.

"Aruna," panggil Andreas yang seketika mengurungkan niat Aruna untuk membuka pintu. Gadis cantik nan sexi itu pun segera menoleh.

"Iya. Kenapa Mas?" tanya Aruna sambil menatap lelaki tampan itu berlari kecil mendekat.

"Nggak papa sih. Cuma... gue pengen nganterin loe pulang. Loe mau, kan?" Aruna pun tersenyum manis mendengar ucapan sang fotografer sekaligus pemilik perusahaan majalah dewasa tempatnya bekerja.

"Tapi kan gue bawa mobil sendiri?" balas Aruna sambil tersenyum malu-malu. Sebenarnya sejak awal kali bertemu. Aruna sudah memendam perasaan lebih pada lelaki itu.

"Haha. Tinggal saja disini. Besok biar gue yang jemput elo lagi? Mau ya?"

"Oke deh. Kalau gitu gue ganti baju dulu ya."

"Oke. Gue tunggu sini. Jangan lama-lama ya."

"Siap, Bos," balas Aruna sambil memberikan hormat. Wanita cantik nan bahenol itu pun berjalan ke arah ruang ganti. Tanpa ia sadari Andreas kembali mengambil gambarnya yang sedang berjalan menjauh.

"Hanya berjalan saja dia terlihat sexi," gumamnya sambil melihat hasil jepretannya tadi.

*********

Kehidupan mewah kini selalu membayangi Aruna Jezima. Semenjak wanita berkelahiran dua belas April tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh lima itu menjadi model di majalah 'Amazing Adult'. Dunia seakan selalu berpihak kepadanya. Mulai dari bayarannya yang tidak tanggung-tanggung, barang-barang branded, mobil mewah dan apartemen kelas atas pun sudah berada di dalam genggamannya. Bahkan, tak sekali dua kali Andreas memberinya hadiah berupa perhiasan berharga selangit dengan alasan sudah meningkatkan penjualan di perusahaan tempatnya bekerja.

Whatever lah, itu benar atau hanya alibi karena sebenarnya Andreas sudah jatuh hati padanya. Namun, yang jelas Aruna hanya bisa menikmatinya saja.

'Pantesan semua lelaki suka sama elo, Aruna. Loe sangat mengagumkan,' batinya sambil mengamati refleksi dirinya di dalam cermin datar yang berada di dalam genggamannya. Lalu ia pun menautkan kedua bibirnya agar lipstick merah maroon yang baru saja dioleskan ke atas permukaan bibirnya bisa menempel dengan rata.

"Wah. Warna itu cocok di bibir loe. Pas sama warna kulit wajahnya loe yang putih bersih," ujar Denada. Rekan seprofesi Aruna. Meskipun nasibnya tak sebaik Aruna tentunya.

Aruna pun tak langsung menjawab. Ia malah kembali mengamati bayangannya yang semakin mempesona.

"Oke deh. Gue ambil yang ini. Loe pilih aja mau ambil yang mana. Ntar gue yang bayar," balasnya pada teman yang sudah memasukkannya ke dalam dunia modeling plus plus itu.

"Loe emang temen gue. Gue ambil ini semua ya?" sahut Denada sambil meraup beberapa jenis alat make-up yang sudah dipilihnya sejak tadi.

"Iya. Kayak nggak sering aja deh loe. Yuk, ke kasir!"

Mereka berdua pun segera berjalan ke arah kasir untuk membayar semua barang yang akan mereka berdua beli. Setelah itu mereka pun melanjutkan acara shopping mereka.

"Eh, itu distro baru. Yuk, cepetan kita kesana!" ajak Denada dengan penuh semangat. Sambil menarik tangan Aruna agar mengikuti langkahnya.

"Oh, iya bener. Ayo kita kesana." Aruna tak kalah antusias.

Mereka berdua pun bergegas masuk ke dalam salah satu distro yang menyediakan baju bermerek itu. Walau berdesakan mereka berdua tetap saja keukeuh untuk masuk ke dalam. Maklum, masih buka diskon. Jadi, banyak orang yang datang untuk berbelanja atau sekedar cek harga saja.

"Permisi. Permisi. Permisi," ujar Aruna dan Denada sambil menyeruak orang-orang yang menghalangi jalan mereka berdua. Walau terlihat jengkel, tapi tetap saja mereka memberikan jalan untuk kedua cewek cantik itu.

Tak butuh waktu lama Aruna dan Denada pun sudah tenggelam di antara ribuan gantungan gaun-gaun modis nan seksi. Cocok sekali untuk menunjang penampilan mereka yang harus selalu tampil cantik dan menarik. Saat mereka sibuk memilih tak terasa mereka berdua pun berjalan kian berjauhan.

Hingga di ujung gantungan dress yang berisi ibu-ibu. Tiba-tiba seseorang ada yang berani meremas bokong Aruna dari belakang. Tentu saja, wanita asli keturunan Jawa-Belgia itu langsung menoleh. Mencari tau siapa gerangan yang sudah melecehkan martabatnya sebagai kaum hawa seperti ini. Namun, ia tak menemukan siapa-siapa kecuali para ibu-ibu yang masih sibuk memilih baju sesuai selera mereka. 'Mungkin ada yang tidak sengaja menyenggol bokong gue,' batin Aruna lalu ia kembali memusatkan perhatian pada baju-baju di depannya.

Dengan telaten ia pun membuka satu persatu gantungan yang berada di depannya. Sampai ketika pandangannya fokus menatap baju-baju di depannya. Kejadian tak mengenakkan itu kembali terulang. Seketika Aruna pun membalikkan badannya. 'Kalau cuma sekali. Mungkin ini bisa disebut tak sengaja. Tapi, kalau sudah dua kali. Kayaknya gue harus waspada,' ujarnya dalam hati sambil menatap curiga satu per satu wanita yang ada di sekitarnya. Dan sesaat kemudian seseorang memeluk pinggangnya tanpa permisi.

"Eh, elo breng…." Aruna pun membatalkan makiannya. Saat menyadari siapa orang yang sudah memeluknya itu.

"Kenapa sih loe? Kok malah teriak gitu?" tanya Denada bingung dengan sikap temannya itu. Orang-orang di sekitar pun kembali melanjutkan aktivitasnya setelah kaget dan menatap ke arah Aruna sejenak.

"Ye…. Elo tuh yang kenapa? Kenapa suka banget bikin gue kaget," balas Aruna sambil menoel hidung mancung Denada. Walau tetap saja tak semancung dirinya.

"Hehe. Sorry deh. Gimana? Loe udah pilih baju berapa? Mumpung ruang coba lagi sepi. Kita cobain yuk!" ajak Denada.

"Ayuk!" balas Aruna kemudian. Ia pun mengurungkan niatnya untuk menceritakan kejadian tadi pada sahabatnya itu.

Lalu keduanya segera berjalan ke arah ruang coba. Karena di tempat itu memang sedang terlihat sepi. Kedua cewek itu pun bisa masuk ke dalam ruang yang hanya ditutupi kelambu dan letaknya yang berjejeran.

Aruna menggantung baju-baju yang akan dicobanya ke tempat yang sudah disediakan. Kemudian ia pun membuka jaket jeansnya lalu selanjutnya ia memegang ujung tanktop yang melekat erat di tubuh indahnya untuk segera dilepaskan. Baru saja ujung itu sampai di atas gundukan kenyal di tubuh bagian depannya. Tak sengaja dari cermin besar di depannya. Ia menatap gerakan kelambu yang terlihat seperti ada yang menyenggolnya dari luar.

"Siapa ya?" gumamnya mengira-ira. Aruna pun langsung menghentikan gerakannya. Ia ksegera mengembalikan posisi tanktop berwarna hitam itu seperti semula.

Kemudian dengan jantung yang berdebar kencang. Ia berjalan pelan-pelan, nyaris tak bersuara ke arah kelambu itu. Dug. Dug. Dug. Jantungnya pun terasa ingin meloncat saat kedua tangannya dengan hati-hati menggenggam kelambu itu. 'Satu…. Dua….' Dia pun menghitung dalam hati. 'Tiga.'

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
prank_kuy
aku juga dug dug dug, siapa sih yang ngintip?😂
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 2 Tak Terduga

    Aruna menggantung baju-baju yang akan dicobanya ke tempat yang sudah disediakan. Kemudian ia pun membuka jaket jeansnya lalu selanjutnya ia memegang ujung tanktop yang melekat erat di tubuh indahnya untuk segera dilepaskan. Baru saja ujung itu sampai di atas gundukan kenyal di tubuh bagian depannya. Terlihat sebuah kejanggalan dari cermin besar di depannya. Ia menatap gerakan kelambu yang terlihat seperti ada yang menyenggolnya dari luar. "Siapa ya?" gumamnya mengira-ira. Aruna pun langsung menghentikan gerakannya. Ia mengembalikan posisi tanktop berwarna hitam itu seperti semula.Kemudian dengan jantung yang berdebar kencang. Ia berjalan pelan-pelan, nyaris tak bersuara ke arah kelambu itu. Dug. Dug. Dug. Jantungnya pun terasa ingin meloncat saat kedua tangannya dengan hati-hati menggenggam kelambu itu. 'Satu…. Dua….' Dia pun menghitung dalam hati. 'Tiga.' Hingga akhirnya….Srek! Kelambu pun ia buka dan menampakkan sosok Denada ada di depannya."Yah, elo. Gue kira siapa?" ucap Aruna

    Huling Na-update : 2021-01-16
  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 3 Bikin Greget, Ah!

    Bab. 3 Bikin Greget, Ah!Malam yang dinantikan Aruna pun datang juga. Dengan perasaan yang bahagia, ia pun memandangi refleksi bayangan yang terbentuk di cermin datar yang ada di depannya. Sesekali ia menautkan bibirnya atas dan bawah. Agar lipstik merah yang baru saja dioleskan ke permukaan bibirnya itu bisa menempel dengan rata. Lagi-lagi ia pun tersenyum setelah melihat gambarnya yang terlihat sempurna. Ketika Aruna tengah asyik mematut diri di depan meja riasnya, seseorang tiba-tiba memencet bel pintu Apartemen mewah itu.Ting. Tong.Bunyi pintu Apartemen Aruna yang berhasil merebut perhatian pemiliknya. Aruna pun meletakkan lipstick yang ada di tangannya, lalu ia segera berlari mendekati pintu ruangan mewah itu. Tanpa membuang waktu lebih lama, Aruna segera membuka pintu itu. Sehingga menampakkan sosok Denada lengkap dengan wajah tengil. "Eh, elo. Gue kirain siapa?" ujar Aruna terdengar sedikit kecewa."Emang loe mikirnya siapa?" tanya Denada balik sambil berusaha menahan senyumn

    Huling Na-update : 2021-01-17
  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 4 Malam Ulang Tahun

    "Sebentar lagi dia juga datang," balas Andreas sambil tersenyum penuh kemenangan. Dan setelah menyelesaikan perkataannya. Tak sengaja mata Andreas menangkap sosok wanita yang sedari tadi ditunggunya. "Nah, Om. Itu dia datang," ucap Andreas sambil menggerakkan dagunya untuk menunjuk ke belakang lelaki yang tiga puluh tahun lebih tua darinya itu. Jelas saja lelaki itu segera membalikkan badannya dengan cepat. Dan ketika kedua matanya memandang sosok wanita yang baru saja keluar dari lift matanya pun langsung melotot sempurna."Wow. Legit banget!" gumam lelaki itu dengan mata yang hendak meloncat keluar. Tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya sekarang.Andreas pun tersenyum sekilas. Lalu ia angkat tangannya ke udara. Lalu ia lambaikan ke arah wanita yang ia maksud dari tadi."Aruna!" panggil Andreas yang langsung membuat Aruna menoleh. Wanita itu pun membalas lambaian tangan Andreas sambil menarik Denada untuk mendekati lelaki itu.Dengan langkah yang cukup lebar Aruna menapakkan k

    Huling Na-update : 2021-01-17
  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 5 Seperti yang Kuinginkan

    Perlahan Andreas memotong kue itu. Lalu memindah bagian yang sudah terpotong ke atas lepek yang sudah di sediakan di samping roti."Kira-kira ini untuk siapa ya?" tanya Andreas sambil mengangkat lepek berisi potongan roti itu tinggi-tinggi."Buat gue aja! Buat gue aja!" teriak para cewek-cewek saling berebutan."Aduh. Telinga kalian tuh dimana sih? Tadi kan Andreas sudah bilang itu untuk seseorang yang sangat spesial. Jadi, nggak usah terlalu berharap deh," sahut Toni tidak terima."Wuuu…. Sirik aja loe," balas para cewek-cewek itu. Beberapa diantaranya bahkan ada yang sampai hati menipuki laki-laki itu. "Eh. Eh. Udah ya kalian. Nggak usah halu. Orang yang dimaksud Andreas itu sudah pasti si Renata. Pacar Andreas. Iya, kan Re?" ucap Sonya sambil menoleh ke arah wanita berbadan langsing dengan rambut ikal yang dicat coklat. Wanita yang mengenakan lingerie berwarna hitam terawang yang menunjukkan bra dan g-string berwarna senada itu pun hanya manggut-manggut mantap. Tanda setuju dengan

    Huling Na-update : 2021-01-18
  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 6 Malam yang Ternoda

    Aruna berjalan ke dalam kerumunan orang-orang yang sedang berdansa dengan pasangannya masing-masing. Sebagian besar dari mereka terlihat sudah mabuk berat. Sampai-sampai tak satu dua yang tengah melakukan hal-hal nyeleneh tanpa mereka sadari. Ada yang sedang bercinta, tertawa keras-keras sampai memekakkan telinga dan ada juga yang sedang menari-nari di depan semua orang sambil membuka satu per satu baju yang dia kenakan. Aruna yang belum terlalu mabuk pun langsung menangkap sosok Denada diantara para penari Stiptis itu. 'Ih, apaan sih tuh anak. Lagunya aja melow gini. Eh, dia malah joget-joget kayak orang gila gitu,' batin Aruna sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali. Aruna pun menghembuskan nafas beratnya. Lalu bergegas mendekati sahabat sejak kecilnya itu."Ayo, Kita pulang!" ajak Aruna sambil menyeret Denada dari atas bangku yang ia gunakan untuk panggung menari-nari."Ih, apaan sih loe? Gue kan lagi seneng-seneng. Iya, nggak temen-temen? Hahaha," kata Denada ngelantur."Bene

    Huling Na-update : 2021-01-18
  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 7 Siapa Dia?

    Chiiit….. Mobil mewah Andreas berhenti di parkiran Apartemen tempat tinggal Aruna. Ia pun melirik ke arah sosok wanita yang kini duduk di sampingnya. Andreas mengulurkan tangannya untuk menyentuh dagu Aruna yang terus menunduk sejak masuk mobilnya tadi."Loe kenapa, Sayang? Kok lesu gitu sih?" tanya Andreas. Sambil mengangkat dagu Aruna agar menatap ke arahnya. Aruna pun tak menjawab. Jujur, ia masih merasa tak percaya dengan apa yang sudah dilakukannya semalam. 'Bagaimana aku mempertanggung jawabkan ini sama ayah dan ibu?' ujarnya dalam hati."Gue takut, Mas," balas Aruna lirih. Andreas pun tersenyum."Untuk apa loe takut. Kan ada gue di samping loe. Gue sayang banget sama elo, Run. Jadi, loe jangan khawatir ya," kata Andreas menenangkan. Senyumannya yang manis pun akhirnya berhasil meluluhkan kebimbangan di hati Aruna. Terbukti dengan senyuman Aruna yang tak kalah manis terukir di bibirnya. "Loe janji ya, Mas. Jangan tinggalin gue.""Janji, Sayang. Masak sih gue tinggalin orang yang

    Huling Na-update : 2021-01-18
  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 8 Memang Harus Begini

    Trap. Trap. Trap. Bunyi suara langkah kaki itu yang terdengar semakin dekat. Aruna pun semakin panik. Ia membuka tas itu lebar-lebar lalu memandang isinya sambil terus ia acak-acak.Dada Aruna pun berdebar kencang. Kaki dan tangannya pun gemetaran tak karuan. Peluh di keningnya pun terus mengucur deras. Sedangkan kartu yang dipasang di tempat khusus sebelah pintu. Tak kunjung sesuai dengan apa yang diperintahkan layar kecil itu. Aruna pun memutar posisi kartu itu beberapa kali. Hingga akhirnya terdengar bunyi klik di pintu Apartemen Aruna. Tanda pintu itu sudah terbuka. Aruna pun langsung masuk dan segera menutupnya.Hosh. Hosh. Hosh. Nafas Aruna pun tersengal-sengal sambil terus menatap pintu yang sudah ditutup rapat itu. Kakinya yang masih gemetaran pun berjalan mundur. Hingga beberapa menit kemudian seseorang memegang pundak dari belakang."Aaargh…." teriak Aruna sekuat tenaga. Sambil menutup mata dan telinganya rapat-rapat."Kenapa sih loe teriak-teriak? Ini gue Denada!" ucap oran

    Huling Na-update : 2021-01-19
  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 9 Apapun, Demi Bisa Sukses!

    "Hallo. Assalamualaikum," ucap Al pada seseorang di seberang sana. "Apa?!" ucap Al sambil menginjak pedal remnya seketika. Untung saja tidak ada mobil lain di belakangnya. Jadi, Al masih dilindungi oleh Tuhan yang Maha Esa dari hal buruk yang mungkin bisa saja menimpanya. "Kenapa bisa begitu?" tanya Al pada lawan bicaranya di telepon. "Oke. Kalau begitu saya kesana sekarang," lanjut Al sambil kembali mengemudikan mobilnya.Al menggigit bibir bawahnya. Sedang tangannya memegang setir mobil dengan gemetaran. Perasaannya pun menjadi kalut sekarang. Takut terjadi apa-apa pada perusahaannya yang baru saja ia rintis. Seketika sepenggal perdebatan dengan sang Papah muncul di benaknya."Papah senang kamu sudah lulus dari Kairo, Al. Itu artinya kamu siap masuk ke dalam perusahaan Papah, kan? Papah sudah mempersiapkan jabatan penting untuk kamu," ucap Papah Al beberapa hari yang lalu. Al pun mengurungkan niatnya untuk menyuapkan nasi terakhir yang ada di piring makannya."Tanpa mengurangi rasa h

    Huling Na-update : 2021-01-19

Pinakabagong kabanata

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 28 Es Rujak Krim

    Aruna celingukan di luar pagar rumah Al sambil menenteng plastik hitam besar berisi sampah. Ia sedang mencari tempat sampah tapi tak kunjung menemukannya."Aduh. Dimana gue harus buang sampah-sampah ini? Masak sih kawasan elit begini nggak ada tempat pembuangan sampahnya," gumam Aruna sambil terus celingukan ke area sekitar rumah Al. Ia begitu fokus dengan benda-benda di depannya. Sehingga Aruna tak sadar jika ada seorang wanita seusianya sedang mengawasi Aruna dari belakang."Sedang cari apa, Mbak?" tanya si wanita itu sambil menepuk pundak Aruna. Tentu saja gadis cantik itu langsung terlonjak kaget sambil memutar tubuhnya."Eh, ini saya mau cari tong sampah, Mbak? Tapi, nggak ketemu-ketemu. Kira-kira dimana ya biasanya kalau mau buang sampah?" tanya Aruna apda wanita itu."Oh, buang sampah toh. Itu ada di belakang komplek ini, Mbak. Nggak jauh kok dari sini. Tapi, kalau mau bareng saya aja. Saya juga ada sampah yang mau dibuang," tawar wanita ya

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 27 Bekal Spesial Untuk Al

    Al berjalan mantap keluar dari rumah sambil menatap layar ponselnya. Menuju sebuah mobil yang siap mengantarkan lelaki berpenampilan ala eksekutif muda itu ke tempat ia memulai karir. Al memencet smart key di tangannya yang lain. Sehingga mobil itu bergoyang dan mengeluarkan suara 'pip-pip' dibarengi dengan keempat lampu mobil yang berkedip secara bersamaan.Al segera masuk ke dalam mobil. Duduk di jok kemudinya. Namun, saat ia hendak menghidupkan mobil itu. Tak sengaja matanya menangkap sebuah paper bag ukuran sedang berada di luar kaca mobilnya. "Apaan tuh?" gumam Al sambil mengerutkan keningnya. Ia membuka kaca jendela di sampingnya. Lalu menjulurkan tangannya keluar untuk meraih benda itu. Al menarik secarik kertas yang tergantung di pegangan tangan benda itu."Sebagai ucapan terima kasih atas pertolongan Pak Al tadi. Aku sudah siapkan makanan spesial yang enak dimakan nanti siang. Asri," gumam Al membaca isi kertas itu. Kedua ujung bibir Al pun terangkat. "Mbak Asri. Udah siapin

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 26 Pak Al yang Baik Hati

    Keesokan harinya Aruna menatap baju-baju yang dibelikan Al kemarin. Ternyata isi kantong belanjaan yang dibawa Al dari dalam toko baju itu berisi beberapa baju daster lain untuk Aruna."Huh. Panas banget sih pakai baju ginian. Mana harus pakai kerudung lagi," gerutu Aruna dengan kesal. "Tapi, tenang Aruna. Tenang. Ingat! Ini cuma sementara. Loe akan segera pergi dari sini kalau semuanya sudah aman. Loe harus bertahan. Daripada loe tertangkap lagi sama Andreas yang gila duit itu." Ia kembali mengingatkan dirinya sendiri. "Tapi, sumpah sih ini baju bikin ribet. Seharian make aja. Entah berapa kali gue harus megangin ujungnya biar nggak kena air ataupun debu," tambahnya masih menggerutu. Tiba-tiba sebuah ide brilian melintasi pikirannya. "Aha! Gue punya ide!"Aruna mencari gunting di dapur. Tempat ia meletakkannya kemarin. Setelah itu ia kembali ke kamar untuk memotong bagian lengan dan bawahnya hingga sebatas lutut."Nah! Kalau gini kan lebih enak dipakai. Lagian yang dipermasalahkan san

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 25 Dikira Pengantin Baru 

    "Pak Al!" panggil Aruna yang membuat Al langsung balik badan. Setelah lelaki itu menoleh. Matanya pun langsung terpaku dengan pemandangan di depannya. Aruna terlihat menawan meskipun hanya memakai daster rumahan lengan panjang yang cukup longgar di badannya. Kulit putihnya tampak semakin terang dipadu dengan warna coklat dari kain batik itu. Dan yang membuatnya tak bisa berkedip sedetikpun, adalah jilbab senada yang menutupi kepala Aruna. Benda itu menampilkan kecantikan yang nyata pada wajah gadis itu. Ini memang rekomendasi dari pelayan toko. Ia menyarankan Aruna untuk memakai jilbab karena mendengar cerita Aruna yang bingung dengan sikap aneh Al."Astaghfirullah hal'adzim," gumam Al sambil memutar tubuhnya lagi. Ia merasa berdosa karena sudah terpesona dengan kecantikan wanita yang hanya berstatus sebagai pembantunya itu. Aruna bingung dengan reaksi Al."Pak Al tidak suka ya? Atau saya ganti baju saya lagi aja?" tanyanya bingung. "Jangan-jangan. Jangan. Pakai itu saja. Baju itu… t

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 24 Ke Pasar Bareng

    Mulai hari ini Aruna sudah resmi menjadi ART di rumah Al. Makanya pagi-pagi sekali ia sudah bangun. Sebenarnya dia tipe anak yang rajin dulu saat di kampung. Dulu ia sering membantu ibunya bersih-bersih dan juga masak. Jadi, dia tak begitu kaget dengan kegiatan itu sekarang. Hanya saja, Aruna masih merasa kebingungan. Sebab, ia tak menemukan peralatan yang biasa dipakainya saat ini. Saat Aruna hendak masak. Ia tak menemukan satu alat masak pun, sedang saat ia hendak bersih-bersih. Ia juga tidak menemukan sapu atau kemoceng dimanapun. Padahal, kini ia sudah mencari di kolong-kolong. Berpikir jika mungkin benda-benda itu terjatuh di sana."Mbak Asri. Sedang apa?" tanya Al heran yang ternyata sudah berdiri di belakang Aruna.Dug!"Aw!" pekik Aruna yang kaget dan langsung membentur kolong meja makan. "Aduh," rintih Aruna sambil keluar dari kolong itu dan mengelus ujung kepalanya."Astaghfirullah hal'adzim," gumam Al sembari balik badan seketika. Sebab, kaos yang digunakan Aruna begitu ke

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 23 Menjadi ART

    "Ini rumah saya, Mbak. Semoga Mbak Asri bisa betah tinggal di rumah saya," ujar Al sambil membukakan pintu rumahnya lebar-lebar.Aruna yang berjalan di belakang Al pun mengikuti gerakan Al untuk masuk ke dalam rumah itu. Ia pun langsung mengedarkan pandangan setelah kakinya melangkah masuk. Rumah ini tak semewah Apartemennya memang, tapi entah kenapa baru masuk saja hatinya merasa adem. 'Apa mungkin karena cat dindingnya yang berwarna putih bersih ya?' batin Aruna bingung. Ia pun terus melangkahkan kakinya sambil menatap keindahan tata ruangan ini yang benar-benar menakjubkan. Mulai dari hiasan bergambar ka'bah dan tulisan kaligrafi, rak buku kekinian yang menjadi pembatas dengan ruangan lain serta penataan sofa berwarna abu-abu yang terlihat sangat kontras dengan warna dinding rumah itu."Mbak," panggil Al yang langsung membuyarkan lamunan Aruna."Iy… iya," balas Aruna terbata. Sambil mengalihkan perhatiannya ke arah sosok Al yang sudah berada di ambang pintu ruang berikutnya."Mari i

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 22 Andreas Kelabakan

    Sudah satu setengah hari ini Aruna belum sadarkan diri. Matanya masih saja terpejam dengan beberapa bagian tubuh yang tertutup perban. Dia memang tidak memiliki luka dalam yang cukup serius, tapi menurut dokter Aruna sudah mengalami dehidrasi akut dan tenaganya ngedrop."Kenapa bisa begitu, Dok?" tanya Al saat Dokter menjelaskan tentang hal tersebut beberapa saat yang lalu."Saya juga kurang tau pasti. Hanya saja, sepertinya dia baru saja berlari cukup lama. Tapi, dia juga belum minum sama sekali. Jadi, sebagian besar cairan di tubuhnya itu sudah dikeluarkan lewat air keringat dan juga dibakar untuk menghasilkan tenaga. Makanya, sekarang dia sedang dalam proses recovery energy," jelas Dokter yang menangani Aruna."Oh, begitu ya, Dok. Pantas saja saat itu dia tiba-tiba muncul di depan mobil saya. Sepertinya dia sedang dikejar seseorang pada saat itu," ujar Al menyimpulkan. Dokter itu pun mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali."Mungkin saja seperti itu. Tapi, untuk lebih jelasnya

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 21 Dari Kandang Macan Ketemu Singa

    Aruna pun terus berlari sekuat yang ia bisa. Sungguh, ia baru saja keluar dari kandang macan. Dan dia tidak ingin masuk ke dalam kandang singa. 'Apalagi singanya nggak hanya satu. Bisa habis badan gue digilir mereka,' ujar Aruna sambil terus berlari."Woi!!! Tunggu!!! Jangan kabur!!! Woi!!! Woi!!!" teriak kedua orang itu saling bersautan.Aruna pun berusaha semakin mempercepat laju lariannya. Walaupun sebenarnya ritme lariannya tetap sama. Maklumlah, dia belum makan sejak tadi siang. Sebab, dia pikir malam ini dia akan dinner romantis lalu asyik-asyik sama Andreas. Bukannya dijual pada lelaki yang tidak ia kenal dan begitu bernafsu ingin segera menggagahinya.Hosh. Hosh. Hosh. Nafas Aruna pun semakin tersengal-sengal. Rasanya pasokan oksigen dalam rongga paru-parunya sudah semakin menipis. Engsel di lututnya pun sudah terasa pegal dan ingin segera beristirahat. Untung saja ia memakai sandal jepit murahan yang ia bawa dari kampung juga. Coba kalau dia masih pakai high heels seperti tadi

  • Kisah Cinta Pembantu Sexy   Bab. 20 Memilih Kabur

    Aruna pun berlari dari tempat itu. Namun, tanpa sengaja ia menjatuhkan kalung pemberian Andreas kemarin. 'Brengsek. Biadap. Andreas keterlaluan. Bisa-bisanya dia cuma memanfaatkan gue untuk kesenangannya pribadi. Sialan. Dia memang sialan. Denada juga. Tega-teganya dia melakukan ini di belakang gue. Hiks…. Hiks…. Gue benci mereka semua. Gue benci,"' ujar Aruna dalam hati. Ia pun terus menyumpahi Andreas sambil terus berlari sekencang yang ia bisa. Air matanya pun mengalir deras. Seiring langkah kakinya yang dibuat selebar yang ia bisa, agar segera pergi dari tempat ini.Tak lama kemudian Aruna pun sampai di depan mobilnya yang tadi sempat mogok. Tanpa membuang waktu. Aruna pun masuk ke dalam mobil itu, lalu ia segera menghidupkan mesin mobil. Dan dengan ajaib. Mobil pun menyala. Tanpa pikir panjang Aruna pun menekan pedal gas dan segera melajukan mobil itu keluar area komplek perumahan mewah ini.Sepuluh menit berlalu, Aruna pun sudah sampai di Apartemennya. Ia pun langsung menuju kama

DMCA.com Protection Status