Keesokan harinya, Bima bangun pukul 05.00, berganti pakaian olahraga lalu pergi Jogging bersama Pom dan Piu. Bima lari keliling komplek untuk pemanasan sebelum gym.
Setelah puas jogging, Bima pun kembali ke basecamp. Dia pergi ke ruang gym pada pukul 06.00 yang ternyata sudah ada Silvia di sana dengan pakaian olahraga yang lebih tertutup dari yang lainnya."Kamu gak gerah yang pakai itu?" tanya Bima sambil menyiapkan beban barbell."Enggak, yang penting gak terbuka aku gak masalah." jawab Silvia sambil lari di treadmill.Bima tersenyum puas lalu mulai angkat beban, Bima fokus melenturkan kedua lengannya supaya saat bertarung bisa bergerak secara lentur.Puas dengan Barbell, Bima pindah ke pull up barbar untuk melatih otot bagian atas yang terasa sangat kaku. Bima terus berolahraga dengan fokus penuh sampai tidak menyadari kalau Silvia telah pergi.Bima beristirahat pukul 07.00, dia duduk lesehan sambil minum air mineral dingin yaMereka di latih dengan sangat keras oleh Kong dan Zhong, keduanya tidak memandang gender. Pria wanita keduanya hajar habis habisan dari mental sampai fisik. Makian, hinaan, dan pukulan keduanya layangkan sampai membuat Ria menangis karena tidak tahan. Bukannya di tenangkan, keduanya malah semakin memarahi Ria dan menampar pipi Ria berkali-kali. Mereka terus melakukan beberapa kali blunder saat latih tanding, tentu saja Kong dan Zhong langsung mengamuk. Cacian, makian, dan pukulan mereka layangkan setiap mereka terkena serangan dan sebagainya. Di sisi lain, Bima tidak ada bedanya. Bima di Alam Jiwa benar-benar di latih dengan sangat keras oleh Smith. Peforma Bima dalam pertarungan benar-benar menurun, hal inilah yang membuat Smith sangat marah. Bima terus di tekan supaya kembali ke masa prime nya, Smith yang di bantu Sistem sebagai analisis terus menekan Bima dalam pelatihan kerasnya. "Bodohh! hoy! fokus! foku
"Paman! aku butuh motivasi! paman jangan bermesraan!" ucap Jason dengan wajah yang sangat putus asa.Bima berdiri, dia berjalan menghampiri Jason lalu...Buaghhhhh...."Kau pria kan? pria tidak butuh motivasi, motivasi hanya membuat otakmu penuh! pria bisa membuktikan kalau dirinya kuat tanpa motivasi siapapun!" ucap Bima memukul keras perut Jason."Teriakan padaku kalau kau bisa kuat dengan kerja kerasmu!" teriak Bima."Aku bisa kuat dengan kerja kerasku!" ucap Jason lirih karena rasa sakit di perutnya.Plakkk...."Yang keras bodoh!!!" teriak Riski di depan wajah Jason setelah menamparnya."Aku bisa kuat dengan kerja kerasku!" ucap Jason lebih keras."Lebih keras!!!" teriak Kevin memukuli kepala Jason menggunakan tulang ayam."Aku bisa kuat dengan kerja kerasku!!!" ucap Jason sedikit berteriak."Kurang keras sialan!" teriak Bima."Aku bisa kuat dengan kerja kerasku!!!!" teria
Bima dan Silvia duduk di meja makan yang sudah kosong, entah sudah berangkat duluan atau kemana teman-teman mereka itu. "Udah jam 9, acaranya mulai jam 10, buruan yang." ucap Bima. "Berangkat sekarang aja bi, nanti beli makan di jalan." usul Silvia. "Ya udah, ayok." ajak Bima. Keduanya pun berangkat menuju stadion tempat di adakannya pameran Hunter. Stadion ini sangat besar dan megah, posisinya tidak jauh dari gedung Asosiasi Hunter pusat. Sesampainya di lokasi, Bima mengantarkan Silvia membeli makan sambil menelepon temannya. "Halo, dimana? aku dah sampek." ucap Bima menelepon Rizal. "Ya ya, aku tunggu." ucap Bima menutup telepon. "Makan sini aja, Rizal sama Lidia mau ke sini." ucap Bima pada Silvia. "Ohh ya udah." jawab Silvia. Keduanya pun memakan sate ayam pesanannya di sana sambil menunggu Rizal dan Lidia datang. Tak lama, Bima da
Semua anggota tim Junior telah menunjukkan taringnya pada seluruh orang, kini tinggal Jason seorang yang belum maju."Ayo maju sana!" ucap Riski."Aku tidak percaya diri ayah! aku grogi!" ucap Jason."Payah sekali!" ucap Riski kesal.Buaghhhhh...."Keluar! tunjukkan semua hasil latihanmu! perlihatkan kalau tim Junior tidak bisa di sepelekan!" ucap Bima mencengkram kerah Jason.Plakkk...."Kau kuat sialan!!!" teriak Julian menampar pipi Jason."Tunjukan padaku!!" teriak Albert."Yaaaa!" teriak Jason bisa kembali mendapatkan kepercayaan dirinya."Maju! bela ibumu!" teriak Bima mendorong Jason keluar."Arghhhhh!" teriak Jason berjalan keluar dengan aura yang sangat mengerikan.Seluruh hunter yang melihat perlakuan para senior terhadap Junior mereka hanya bisa menggelengkan kepala. Tidak ada sikap lembut di dalam guild itu, dari nama saja sebenarnya sudah mencerminkan isinya.
Mereka semua tertidur pulas walaupun beberapa kali terjadi ledakan besar. Hal ini membuat hunter lain kebingungan, bagaimana bisa mereka tidak bangun saat terjadi ledakan ledakan besar di arena.Sampai akhirnya giliran Tim Senior tampil dan MC sudah berkali-kali memanggil mereka dari atas arena. Karena tidak ada yang keluar, Leon pun terpaksa menghampiri mereka di belakang."Astagaaa...malah tidurr!" gumam Leon menepuk jidatnya."Kebakaran!!!!" teriak Leon yang langsung membangunkan mereka semua termasuk Bima."Mana mana?!" teriak Riski panik."Ck! cepat bangun! sekarang giliran kalian!" ucap Leon kesal."Hoammmm....jul! kau duluan jul!" ucap Bima sambil menguap."Hoammm...." Julian menguap, dia berdiri meregangkan tubuhnya lalu berjalan keluar setelah segar kembali.Julian naik ke atas arena dengan gemuruh penonton yang terlihat lebih banyak dari sebelumnya. Dengan jubah hitam berlogo guild dan topeng Hannya an
Bima melesat dengan Perfect Susano'o yang berukuran sangat besar dan menyamai ukuran Naga itu."Hydra! kapan kau bangkit sialan!" teriak Bima langsung melesat membantu Silvia.[Sialan, kapan dia bangkit ya? padahal dulu sudah aku musnahkan]Pertarungan dahsyat pun pecah, duet antara Bima dan Silvia yang mengendalikan Titan penguasa Api membuat Hydra sangat kewalahan.Hari yang seharusnya bahagia kini berubah menjadi mencekam dan penuh dengan tangis pilu karena kehilangan orang-orang terdekat."Lawanmu aku Ashura!" teriak seekor monster bertubuh manusia, berkepala gurita, dan memiliki sayap elang melesat menyerang Bima.Bima dengan sigap langsung melompat mundur menarik Silvia yang sangat fokus menyerang Hydra."Kamu sanggup lawan Hydra?" tanya Bima dengan nafas terengah-engah."Serahkan padaku!" jawab Silvia tegas."Baiklah!" ucap Bima melesat menyerang monster aneh itu.Silvia pun sama, dia ik
Keesokan harinya, Bima bangun agak siang karena masih merasakan lelah. Setelah bangun tidur, Bima langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka dan gosok gigi.Setelah segar, Bima langsung pergi ke ruang makan untuk sarapan. Bima berjalan perlahan-lahan karena luka di kaki kanannya yang masih dalam tahap penyembuhan."Loh, udah bangun bi, tadi panggil aku aja biar aku ambilin makan." ucap Silvia berlari membantu Bima berjalan."Aku gak lumpuh yang." ucap Bima yang membuat Silvia terkekeh pelan."Bukan gitu maksud aku biii!" ucap Silvia terkekeh."Kok sepi? yang lain kemana?" tanya Bima."Udah jam segini nak, tim Junior udah berangkat ambil misi, tim Senior lagi latihan di belakang." jawab Diana."Habis sarapan aku pergi ya, kamu jaga diri." ucap Bima pada Silvia."Iya bi, kamu tenang aja, aku bakalan jaga diri." jawab Silvia.Bima tersenyum dan mulai makan makanan yang sudah Silvia siapkan. Selesai
1 bulan waktu bumi sudah berlalu sejak Bima melakukan latihan, Riski dan kawan-kawan sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tim Junior juga sudah mulai terbiasa dengan treatment latihan Dexter yang sangat keras.Sedangkan Bima, dia sudah berjuta-juta tahun di alam Surgawi, namun hanya mendapat sedikit peningkatan. Bima merasa sangat susah untuk berkembang lagi, dia berpikir kalau sudah di penghujung masa nya."Temui dulu istrimu nak, kamu butuh semangat untuk berkembang. Pikiranmu juga mulai sulit untuk fokus karena terbelah menjadi dua." ucap Smith.[Keluar dulu bos, kau butuh ketenangan. Berceritalah pada istrimu kalau ada masalah]"Baiklah." jawab Bima murung lalu pergi menghilang begitu saja.Bima muncul di halaman belakang yang sedang di gunakan latihan oleh teman-temannya."Bos! kenapa kau kembali? bukannya tiga bulan?" tanya Kong."Istirahat sejenak, aku masuk dulu ya." jawab Bima dengan wajah murung.