Bima dan Silvia duduk di meja makan yang sudah kosong, entah sudah berangkat duluan atau kemana teman-teman mereka itu.
"Udah jam 9, acaranya mulai jam 10, buruan yang." ucap Bima. "Berangkat sekarang aja bi, nanti beli makan di jalan." usul Silvia. "Ya udah, ayok." ajak Bima. Keduanya pun berangkat menuju stadion tempat di adakannya pameran Hunter. Stadion ini sangat besar dan megah, posisinya tidak jauh dari gedung Asosiasi Hunter pusat. Sesampainya di lokasi, Bima mengantarkan Silvia membeli makan sambil menelepon temannya. "Halo, dimana? aku dah sampek." ucap Bima menelepon Rizal. "Ya ya, aku tunggu." ucap Bima menutup telepon. "Makan sini aja, Rizal sama Lidia mau ke sini." ucap Bima pada Silvia. "Ohh ya udah." jawab Silvia. Keduanya pun memakan sate ayam pesanannya di sana sambil menunggu Rizal dan Lidia datang. Tak lama, Bima daSemua anggota tim Junior telah menunjukkan taringnya pada seluruh orang, kini tinggal Jason seorang yang belum maju."Ayo maju sana!" ucap Riski."Aku tidak percaya diri ayah! aku grogi!" ucap Jason."Payah sekali!" ucap Riski kesal.Buaghhhhh...."Keluar! tunjukkan semua hasil latihanmu! perlihatkan kalau tim Junior tidak bisa di sepelekan!" ucap Bima mencengkram kerah Jason.Plakkk...."Kau kuat sialan!!!" teriak Julian menampar pipi Jason."Tunjukan padaku!!" teriak Albert."Yaaaa!" teriak Jason bisa kembali mendapatkan kepercayaan dirinya."Maju! bela ibumu!" teriak Bima mendorong Jason keluar."Arghhhhh!" teriak Jason berjalan keluar dengan aura yang sangat mengerikan.Seluruh hunter yang melihat perlakuan para senior terhadap Junior mereka hanya bisa menggelengkan kepala. Tidak ada sikap lembut di dalam guild itu, dari nama saja sebenarnya sudah mencerminkan isinya.
Mereka semua tertidur pulas walaupun beberapa kali terjadi ledakan besar. Hal ini membuat hunter lain kebingungan, bagaimana bisa mereka tidak bangun saat terjadi ledakan ledakan besar di arena.Sampai akhirnya giliran Tim Senior tampil dan MC sudah berkali-kali memanggil mereka dari atas arena. Karena tidak ada yang keluar, Leon pun terpaksa menghampiri mereka di belakang."Astagaaa...malah tidurr!" gumam Leon menepuk jidatnya."Kebakaran!!!!" teriak Leon yang langsung membangunkan mereka semua termasuk Bima."Mana mana?!" teriak Riski panik."Ck! cepat bangun! sekarang giliran kalian!" ucap Leon kesal."Hoammmm....jul! kau duluan jul!" ucap Bima sambil menguap."Hoammm...." Julian menguap, dia berdiri meregangkan tubuhnya lalu berjalan keluar setelah segar kembali.Julian naik ke atas arena dengan gemuruh penonton yang terlihat lebih banyak dari sebelumnya. Dengan jubah hitam berlogo guild dan topeng Hannya an
Bima melesat dengan Perfect Susano'o yang berukuran sangat besar dan menyamai ukuran Naga itu."Hydra! kapan kau bangkit sialan!" teriak Bima langsung melesat membantu Silvia.[Sialan, kapan dia bangkit ya? padahal dulu sudah aku musnahkan]Pertarungan dahsyat pun pecah, duet antara Bima dan Silvia yang mengendalikan Titan penguasa Api membuat Hydra sangat kewalahan.Hari yang seharusnya bahagia kini berubah menjadi mencekam dan penuh dengan tangis pilu karena kehilangan orang-orang terdekat."Lawanmu aku Ashura!" teriak seekor monster bertubuh manusia, berkepala gurita, dan memiliki sayap elang melesat menyerang Bima.Bima dengan sigap langsung melompat mundur menarik Silvia yang sangat fokus menyerang Hydra."Kamu sanggup lawan Hydra?" tanya Bima dengan nafas terengah-engah."Serahkan padaku!" jawab Silvia tegas."Baiklah!" ucap Bima melesat menyerang monster aneh itu.Silvia pun sama, dia ik
Keesokan harinya, Bima bangun agak siang karena masih merasakan lelah. Setelah bangun tidur, Bima langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka dan gosok gigi.Setelah segar, Bima langsung pergi ke ruang makan untuk sarapan. Bima berjalan perlahan-lahan karena luka di kaki kanannya yang masih dalam tahap penyembuhan."Loh, udah bangun bi, tadi panggil aku aja biar aku ambilin makan." ucap Silvia berlari membantu Bima berjalan."Aku gak lumpuh yang." ucap Bima yang membuat Silvia terkekeh pelan."Bukan gitu maksud aku biii!" ucap Silvia terkekeh."Kok sepi? yang lain kemana?" tanya Bima."Udah jam segini nak, tim Junior udah berangkat ambil misi, tim Senior lagi latihan di belakang." jawab Diana."Habis sarapan aku pergi ya, kamu jaga diri." ucap Bima pada Silvia."Iya bi, kamu tenang aja, aku bakalan jaga diri." jawab Silvia.Bima tersenyum dan mulai makan makanan yang sudah Silvia siapkan. Selesai
1 bulan waktu bumi sudah berlalu sejak Bima melakukan latihan, Riski dan kawan-kawan sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tim Junior juga sudah mulai terbiasa dengan treatment latihan Dexter yang sangat keras.Sedangkan Bima, dia sudah berjuta-juta tahun di alam Surgawi, namun hanya mendapat sedikit peningkatan. Bima merasa sangat susah untuk berkembang lagi, dia berpikir kalau sudah di penghujung masa nya."Temui dulu istrimu nak, kamu butuh semangat untuk berkembang. Pikiranmu juga mulai sulit untuk fokus karena terbelah menjadi dua." ucap Smith.[Keluar dulu bos, kau butuh ketenangan. Berceritalah pada istrimu kalau ada masalah]"Baiklah." jawab Bima murung lalu pergi menghilang begitu saja.Bima muncul di halaman belakang yang sedang di gunakan latihan oleh teman-temannya."Bos! kenapa kau kembali? bukannya tiga bulan?" tanya Kong."Istirahat sejenak, aku masuk dulu ya." jawab Bima dengan wajah murung.
Sesaat setelah Bima menghilang, datanglah Silvia dengan wajah khawatir. "Dimana suamiku?" tanya Silvia. "Bos pergi." jawab Kong menunduk lesu. "Kemana?" tanya Silvia. "Tidak tau nyonya, dia pergi setelah memberikan tugas menjaga anda." jawab Kong. Silvia terduduk lemas kembali merasakan kehilangan orang paling dia cintai dalam hidupnya. Dia sangat menyesal tidak langsung menjelaskan wujud kakaknya tapi malah asik makan di sebelah suaminya. "Anda istirahat saja nyonya, bos akan sangat kecewa jika calon penerusnya mati." ucap Dexter. Silvia berjalan dengan lemas kembali ke ruang makan dan duduk di kursinya. "Dimana Bima?" tanya Diana. "Pergi bunda...hiks..." jawab Silvia mulai menangis. "Kemana?" tanya Diana kaget. "Via gak tau bun, dia pergi gitu aja habis berpesan ke tiga bawahannya itu." jawab Silvia. "Ak
Di sisi lain, Bima masih fokus berlatih sangat keras. Berkali-kali gagal, Bima masih terus mencoba sampai gerakannya terasa sempurna.Sampai akhirnya ketiga skill barunya telah berada di titik sempurna. Sistem langsung melakukan perubahan skill menjadi pasif pada Simple Ilusi, setelah itu Bima duduk beristirahat makan dan minum di rumah kecilnya.[Sudah beres bos! kau tinggal fokus ke lima poin sebelumnya!]"Masih sebulan lagi, aku masih bisa berkembang lebih banyak lagi." ucap Bima.[Sangat sangat bisa bos! kau memiliki waktu yang banyak untuk mengembangkan skill, mode, dan susano'o mu]"Baiklah!" ucap Bima mempercepat makannya.Selesai makan Bima kembali berlatih dengan ritme super keras. Tidak hanya berlatih di satu tempat, kali ini Bima memasuki dungeon sebagai tempat uji coba kekuatannya.[Wuhuuuu! kau berkembang lebih dari perkiraanku bos!]Bima hanya tersenyum sembari membakar daging monster untuk makan m
Selesai mandi dan bersiap mengenakan pakaian rapi, Bima dan Silvia pun pergi ke dokter mengendarai mobil milik Berliana."Mampir ke supermarket ya bi pulangnya, aku mau beli susu." ucap Silvia."Yaa." jawab Bima fokus ke jalan.Sesampainya di rumah sakit, Bima membawakan tas berisi berkas-berkas kehamilan Silvia dan berjalan santai menuju ruangan dokter kandungan tanpa mengantri karena sudah melakukan janji beberapa hari yang lalu."Gak ngantri yang?" tanya Bima bingung."Udah janji bi, aku juga udah daftar jadi pasien eksekutif." jawab Silvia menggandeng tangan Bima penuh kemesraan."Bisa gitu ya." gumam Bima tak menyangka.Keduanya masuk ke ruang dokter kandungan dan langsung melakukan pengecekan pada perut Silvia. Bima memperhatikan dengan sangat serius setiap pengecekan dokter walaupun sama sekali tidak mengerti."Masnya siapa ya kalau boleh tau?" tanya Suster yang mendampingi dokter kandungan dalam setiap p