Woshhhhh..... Groahhhhhhhhhh..... 6 Hewan Dewa yang besarnya menyamai gunung muncul dan mengaum sangat keras. Albedo dibuat sangat ketakutan melihat keberadaan Drago di sana. "Iblis menjijikkan!" ucap Drago dingin. "A-ampuni aku!" ucap Albedo langsung down. "Perlu di ingat! aku tidak selembut pendahuluku!" teriak Bima langsung melesat menghajar Albedo. Groahhhhhhh.... "Bunuh!!!" teriak Drago benar-benar menggila. Kebencian dan amarahnya dia muntahkan di pertarungan ini, Drago menyiksa semua hewan iblis itu tanpa ampunan. Bima pun juga sama, dia benar-benar memuntahkan amarahnya. Albedo di hajar habis habisan, di banting ke sana sini, dia pukuli, dia serang menggunakan skillnya, dan dia tendangi terus menerus. "Bajingan!!!! mati kau sialan!!!!" teriak Bima. "Arghhhhhhhhhh!" teriak Bima menunjukkan sisi kerasnya.
Bima di rawat satu minggu masih dalam kondisi kritis, dan dengan terpaksa Bima di pindahkan ke Indonesia dengan menggunakan pesawat jet karena permintaan dari Aurora dan Diana.Sesampainya di Indonesia, Bima langsung di bawa ke rumah sakit dekat komplek yang terkenal sangat bagus dan lengkap. Bima di rawat di sana dengan Silvia yang senantiasa menjaga Bima di dalam ruangan ICU.Akhirnya setelah genap 1 bulan Bima pun tersadar dari kritisnya, Bima merasakan rasa sakit yang luar biasa di seluruh tubuh dan organ dalamnya."Uhukk..uhukkk..." Bima terbatuk pelan supaya Silvia tidak terbangun dari tidurnya.Namun karena pada dasarnya Silvia yang sangat siaga, dia langsung mengetahui bahwa Bima sudah sadar. Silvia langsung memanggil dokter yang 24 jam memantau kondisi Bima.Bima di cek kondisi tubuhnya, setelah itu dokter keluar ruangan untuk mencatat kondisi terkini dari Bima."Haus." ucap Bima lirih.Silvia dengan sigap membe
"Bercanda sayang, bunda udah senang kalau kalian bahagia bersama." ucap Aurora terkekeh geli.Mereka tertawa geli melihat Bima dan Silvia yang salah tingkah dan malu malu."Kamu gak makan nak?" tanya Diana."Nanti aja, belum laper." jawab Bima menggelengkan kepala."Susah memang anak ini kalau di suruh makan." ucap Silvia sedikit kesal."Biarin aja, jangan di paksa, nanti kalau laper juga minta di suapin." ucap Aurora."Uhuk..uhuk.." Bima terbatuk dan memegangi dadanya yang terasa sangat nyeri.[Apa bos? masa penyakitnya belum hilang?]'Nyeri bodoh! kau pikir dadaku cuma ke gores pedang!' jawab Bima kesal.[Santai bos! jangan ngegas!]"Jangan banyak gerak, luka kamu masih basah." ucap Silvia mengelus punggung Bima yang juga banyak luka yang masih basah."Aduh duh.. jangan di elus, sakit." ucap Bima meringis kesakitan."Eh! maaf maaf..." ucap Silvia langsung menarik tangannya d
"Tapi gak papa lah, selagi gak ngelakuin hal buruk aku dukung aja." ucap Riski."Kau gimana Zal?" tanya Bima."Apa?" tanya Rizal bingung."Gimana hubunganmu sama Riana? kata ijul udah tunangan." jawab Bima."Ijul siapa lagi cok!" ucap Rizal semakin bingung."Julian blok! dia panggil Julian itu ijul kalau gak jul." jawab Kevin."Ooo! dia itu emang lemes banget mulutnya!" ucap Rizal kesal."Udah tunangan beneran ya? wahh gak undang-undang kau Zal!" ucap Riski kecewa."Belum anjir! itu baru rencana." jawab Rizal."Keburu putus anjink!" ucap Kevin."Mulutmu vin anjink!" ucap Rizal kesal."Aku kasih tau ya! tunangan itu kasarnya kau udah booking dia jadi istrimu! kalau gak gitu dia bisa bebas cari pria lain yang lebih serius!" ucap Kevin."Hayolo! kau mau tiba tiba di rumahnya ada tenda biru? sakit lho Zal." ucap Riski."Sialan! malah nakut nakutin!" ucap Rizal kesal.
Sore harinya, Bima baru terbangun dari tidur pulasnya. Bima tidak melihat adanya Silvia disana, namun Bima hanya mengira Silvia sudah turun ke bawah duluan.Bima pun pergi mandi, selesai mandi Bima pun langsung turun ke bawah untuk mengisi perut yang sudah keroncongan."Nak, Silvia dimana? kok dari siang gak keliatan?" tanya Aurora heran."Hem? aku kira tadi turun duluan bun, soalnya tadi tidur siang bareng. Entah kalau dia pergi." jawab Bima aneh."Paling lagi belanja, ya udah kamu lanjut makan, bunda mau ke rumah Riski dulu, katanya dia mau lamaran." ucap Aurora."Ihh! aku gak di undang." ucap Bima kesal."Kamu masih butuh istirahat nak, minggu depan aja waktu resepsi." jawab Aurora."Ohh ya udah kalau gitu." ucap Bima nurut."Udah ya, bunda pergi dulu, udah di tungguin Diana." ucap Aurora."Iya bun, hati hati." jawab Bima.Setelah itu Aurora pun pergi meninggalkan Bima yang sedang asik maka
Setelah kaki dan lengannya terbiasa, Bima pun lanjut berlatih tahap dua yang fokus pada pembentukan tubuhnya dan kekuatan fisik.Jika di rasa cukup dan maksimal, Bima lanjut ke tahap ke tiga yang fokus ke skill skillnya. Bima cukup lama berlatih di tahap ke tiga ini supaya skillnya bisa lebih maksimal dan berdamage besar.Jika sudah kembali maksimal, Bima lanjut ke tahap empat, latihan yang fokus ke patung patung milik nya. Bima melakukan beberapa inovasi pada patung dan susano'o miliknya, namun semua itu gagal, jadi ya sudah, karena merasa sudah sangat maksimal, Bima langsung masuk ke latihan tahap berikutnya.Pelatihan tahap kelima atau tahap terakhir ini adalah latihan yang fokus ke penguasaan energi, pembentukan energi, kombinasi energi/elemen, dan kombinasi antara tuan dan beast spiritual.Bima berlatih lebih keras dan lama dari tahap tahap lainnya, Bima ngepush kekuatan para beastnya dengan pelatihan berat, terutama Kong dan Dexter.
Setelah selesai makan malam, Bima pergi ke gazebo untuk merokok dan bersantai. Bima di temani Piu dan Pom duduk di gazebo sendirian menikmati malam yang terasa lebih tenang dan nyaman itu.Saat sedang menikmati malam yang indah sendirian, Silvia datang membawakan secangkir teh hangat untuk Bima dan untuk dirinya sendiri."Ini buat bibi." ucap Silvia menaruh secangkir teh hangat di depan Bima."Makasih." ucap Bima tersenyum senang."Sama sama." jawab Silvia.Hening...Tidak ada percakapan di antara keduanya untuk beberapa saat."Bibi gak kangen sama aku?" tanya Silvia mendekatkan dirinya."Enggak." jawab Bima santai."Ish! bohong!" ucap Silvia ketus.Bima hanya tertawa geli melihat wajah kesal Silvia, Silvia langsung memeluk Bima sangat erat seperti sudah di tinggal sangat lama."Badan bibi udah bagus kayak dulu lagi!" ucap Silvia ketika menyentuh perut Bima yang sudah kembali sixpack."Iyalah!" jawab Bima bangga."Badan aku bagus gak?" tanya Silvia menatap penuh harap."Gak keliatan,
Bima berjalan menuju halaman Asosiasi yang terdapat banyak hunter sedang berlalu lalang membawa senjatanya. Bima berdiri di tengah-tengah halaman dan melihat ke sekelilingnya."Keluar kalian." gumam Bima.Woshhhh....Booommm...Benar saja, ratusan orang dengan topeng hitam dan pakaian hitam dengan jubah tentara bayaran dari instansi yang lumayan terkenal muncul mengepung Bima. Mereka mengarahkan senjatanya untuk mengancam Bima, mereka juga mengeluarkan aura yang sangat kuat untuk itungan tentara bayaran."Menyerahlah dan ikut kami!" teriak kepala pasukan yang berjalan dengan rokok cerutu di tangannya."Tentara bayaran dari Organisasi Mawar Hitam ya, wah wah wah! hebat sekali!" ucap Bima tersenyum."Jangan banyak bicara! angkat tanganmu! menyerahlah!" teriak kepala pasukan tegas."Ibarat sapi, jagal dulu baru sembelih!" ucap Bima langsung mengaktifkan mata Rinne Sharingan.Booommmm...."Kami para hunter Indonesia ada di pihak Tuan Bima! berani macam macam kami akan bunuh kalian!" teria