Di saat Bima sedang bertapa, tiba tiba bumi berguncang hebat karena merasakan sebuah bencana besar yang akan terjadi berbarengan dengan tapa yang sedang Bima jalani.
Ribuan monster tiba tiba keluar dari dalam tanah, bukan monster receh yang keluar, tapi monster dengan kelas Dewa Iblis, semua! semua yang keluar adalah monster kelas Dewa Iblis.Seluruh Asosiasi Hunter di Dunia di buat kalang kabut mengatasi masalah serius ini. Belum lagi daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki hunter, otomatis kepala Asosiasi harus memecah semua hunter yang di miliki demi keselamatan warganya.Di tambah langit yang berubah menjadi merah darah dan banyaknya portal liar yang muncul dengan kelas tinggi. Bos bos monster yang kelasnya di atas Dewa Monster membuat banyak hunter tingkat tinggi kewalahan.Hal ini sangat membuat Alvin keheranan, dia mempertanyakan kinerja Bima sebagai penguasa alam semesta. Alvin dengan di dampingi Aron dan Amon masuk ke alam Surgawi untKeesokan harinya, setelah sarapan Bima bersantai di ruang TV di temani secangkir kopi dan kedua hewan peliharaan yang besarnya di luar akal sehat manusia."Kok makin ancur ancuran gerakan mereka? perasaan semua udah aku jelasin serinci mungkin dah." gumam Bima ketika melihat tim Kevin bertarung membersihkan area pusat kota dari portal break.[Lihatlah apa yang mereka pegang bos]Bima menyipitkan mata dan melihat botol miras di tangan Riski dan Julian. Bima tersenyum kecewa dan menggelengkan kepalanya.[Aku tidak tau ya apa alasan mereka mengkonsumsi minuman itu, yang pasti semua ini ada sesuatu di balik keputusan mereka]"Kenapa sayang?" tanya Aulia datang membawa sepiring pisang goreng."Enggak, cuma agak kecewa aja." jawab Bima."Kecewa kenapa?" tanya Aulia aneh."Itu, permainan ancur ancuran ternyata gara gara miras." jawab Bima menunjuk TV."Terus mau gimana?" tanya Aulia ingin mendengar jawaban Bim
Mulai esok hari, Bima pun berusaha untuk kembali ke jati dirinya yang dulu dengan Aulia yang senantiasa memberi semangat.Berbulan-bulan Bima habiskan untuk liburan, membuat anak, mengembalikan jati dirinya, dan berlatih. Sudah genap 3 tahun Bima rehat, kini rasanya sudah plong tanpa ada yang mengganjal.Kekuatannya juga sudah kembali menyentuh titik maksimal yang membuat Aulia bangga. Sistem menyegel 14999% kekuatan Bima karena takut membunuh orang sekitarnya.Namun walaupun sudah sering melakukan hubungan seksual, Bima dan Aulia masih belum mendapatkan momongan juga. Hal ini membuat Aulia sedih, namun Bima berkata santai, karena momongan itu hadiah dari sabar.Jadi Aulia bisa kembali tersenyum karena bisa kembali melihat sisi dewasa Bima. Akhirnya karena misi mereka sudah selesai, mereka pun memutuskan untuk kembali ke Jakarta.Di sisi lain, di sebuah Kerajaan raksasa bernama Neverland, di aula yang sangat besar Alvin sedang disidang ol
30 menit kemudian, Billy datang bersama asistennya dan Andi serta kedua adiknya. Mereka dibuat kaget melihat keadaan Kevin dan kawan-kawan yang berlumuran darah serta banyak sekali luka lebam di sekujur tubuh."Kau, kemari." panggil Bima pada asisten Billy."Ada apa tuan muda?" tanya Alvin santai."Kau yang memberi barang barang haram ini?" tanya Bima balik."B-betul tuan muda." jawab Alvin merinding melihat siluet Dewa Rubah di belakang tubuh Bima."Apa tujuanmu?" tanya Bima dingin."S-supaya anak didik saya di guild The Force di lirik tuan muda." jawab Alvin."Kau cukup anjink ya." ucap Bima tak bisa berkata-kata lagi."M-maafkan saya tuan muda." ucap Alvin bergetar ketakutan.Woshhhh...Buaghhhh....Bima bergerak sangat cepat, dia mendaratkan tendangan keras tepat di dada Billy yang membuatnya terpental jauh."Kakek tua bau tanah, apa pemilihan asisten dulu kau lakukan dengan mata tertutup?" tanya Bima berjongkok di hadapan Billy."A-aku tidak tau latar belakangnya." ucap Billy ter
Bima di sana sampai sore, ngobrol, menonton film, ngopi, dan ngerokok. Setelah puas, Bima pun pamit pulang karena Aulia sudah meneleponnya dari tadi.Sesampainya di rumah, Bima langsung di suruh duduk Aulia tepat di sampingnya."Kenapa?" tanya Bima merangkul Aulia yang terlihat gelisah.Aulia tidak menjawab namun menunjuk layar TV yang sudah mati."Berita tadi?" tanya Bima lembut.Aulia mengangguk pelan dengan tatapan mata khawatir bercampur gelisah akan keselamatan Bima di masa yang akan datang."Gak usah di pikirin sayang, percaya aja sama aku. Aku gak akan kenapa napa." ucap Bima mengelus pipi Aulia sangat lembut."Apa kita mengasingkan diri dulu? atau pindah ke Dunia Kultivator?" tanya Aulia dengan tatapan sendu."Gak perlu, di sini aku ngerasa masih ada banyak masalah." jawab Bima."T-tapi aku gak mau kamu kenapa kenapa! kamu satu satunya hal paling berharga di hidup aku! kamu sumber bahagia aku sayang!" ucap Aulia mulai menangis."Cup cup cup...aku gak akan kenapa kenapa sayang.
Baammmmm....Bima mendaratkan tendangan keras di dada Alvin yang membuatnya terhempas jauh dengan nafas sesak. Tak sampai di situ, Bima kembali melesat dan melayangkan beberapa pukulan keras di wajah Alvin.Alvin yang tak bisa mengimbangi kecepatan Bima membuatnya menerima semua pukulan Bima. Bima melompat menjaga jarak, dia mengeluarkan pedang Yin Yang lalu menengok ke arah Drago.Terlihat Drago sedang memakan semua pasukan iblis secara bertahap supaya asupan energi untuk evolusi tahap akhir bisa tercapai."Sudah puas?!" tanya Bima setelah melihat semua pasukan iblis habis tak tersisa dilahap Drago."Aku kembali tuan! aku tunggu energimu!" jawab Drago masuk ke dalam tubuh Bima."Hahahaha..." Bima tertawa keras lalu kembali menatap Alvin yang ternyata sudah masuk ke mode Combat."Kali ini aku tak akan kalah!" teriak Alvin dengan wujud Iblis."Mimpi!" ucap Bima singkat lalu melepas segel 5% kekuatannya.
Di sisi lain, Bima sedang berada di sebuah dimensi dengan dua sosok pria dan wanita yang tidak berbicara namun hanya memandangi Bima dengan senyum merekah."Apasih?!" teriak Bima lama lama jengkel."Santai dong nak." ucap wanita yang sangat cantik dan molek itu."Ya apa?! tujuan ku di sini buat apa?! yang jelas! jangan cuma senyum doang kayak orang depresi!" seru Bima sangat sangat jengkel."Hihihi...kamu lucu sekali kalau marah." ucap wanita itu terkekeh geli."Kamu ingat aku nak?" tanya pria tampan dan gagah itu."Bukanya kau sudah aku bunuh ya?" gumam Bima menatap dalam dalam pria itu."Itu sisi gelapmu bodoh! aku yang asli!" ucap pria itu kesal."Oowww! tuan Howard! ya ya! aku ingat!" seru Bima mengangguk berkali-kali."Perkenalkan dia istriku, namanya Silvia, kami adalah pasangan yang di perintahkan langsung oleh atasan tertinggi untuk menjadi pamomong jiwamu ini. Kami adalah dua makhluk paling tin
Bima terbangun dari pingsannya, dia melihat sekitarnya yang ternyata sudah ada di kamar basecamp. Bima menghela nafas berat menyadari kalau dia kembali ke realita yang kejam."Lemes banget." gumam Bima mengucek metanya.[Bos bodoh! kenapa kau memasang ilusi di tubuhmu! dasar bodoh!]"Hahahah..." Bima tertawa geli mendengar suara sistem yang marah marah.'Hey hey hey! siapa ini?!' seru Kong kaget melihat dua Titan yang sangat mendominasi itu.'Itu bawahan baru, teman baru kalian. Yang akrab ya.' ucap Bima.'Ow ow ow! tuan tuan, tempat kalian ada di goa itu ya, semoga betah.' ucap Kong.'Terimakasih.' jawab Deku.'Sudah full bos! jangan bawa bawahan lagi!' ucap Kong.'Ya.' jawab Bima.'Kamu kenapa menyembunyikan penyakit separah ini nak?' tanya Adrian.'Tak apa ayah, hanya penyakit sepele saja.' jawab Bima tak mau membebani orang-orang di sana.'Sepele matamu! ini penyakit langk
Bima pergi ke dapur untuk membuat kopi, saat sedang melamun menunggu air mendidih, datanglah Berliana bersama ketiga anak tirinya."Ada apa mah?" tanya Bima tersadar dari lamunannya."Sayang, mereka ingin berbicara." jawab Berliana."Hm? bicara apa?" tanya Bima menengok ke arah tiga pemuda pemudi yang bersembunyi di belakang tubuh Berliana."Bicaralah, moodnya sedang bagus." bisik Berliana."Kak, hehehe...aku minta maaf ya dulu sering menghina dan membentakmu." ucap Bian malu."Aihh, santai saja, yang lalu biarlah berlalu." jawab Bima santai."Kami juga minta maaf sudah berpikiran buruk tentang kakak." ucap Devi adik pertama Bian."Iya kak, kami minta maaf." ucap Diva adik terakhir Bian."Santai saja, tak usah di pikirkan." jawab Bima santai."Terimakasih kak sudah mau memaafkan kami." ucap Devi."Iya.." jawab Bima menganggukkan kepala.Sadar akan air yang sudah mendidih, Bima