Baammmmm....Bima mendaratkan tendangan keras di dada Alvin yang membuatnya terhempas jauh dengan nafas sesak. Tak sampai di situ, Bima kembali melesat dan melayangkan beberapa pukulan keras di wajah Alvin.Alvin yang tak bisa mengimbangi kecepatan Bima membuatnya menerima semua pukulan Bima. Bima melompat menjaga jarak, dia mengeluarkan pedang Yin Yang lalu menengok ke arah Drago.Terlihat Drago sedang memakan semua pasukan iblis secara bertahap supaya asupan energi untuk evolusi tahap akhir bisa tercapai."Sudah puas?!" tanya Bima setelah melihat semua pasukan iblis habis tak tersisa dilahap Drago."Aku kembali tuan! aku tunggu energimu!" jawab Drago masuk ke dalam tubuh Bima."Hahahaha..." Bima tertawa keras lalu kembali menatap Alvin yang ternyata sudah masuk ke mode Combat."Kali ini aku tak akan kalah!" teriak Alvin dengan wujud Iblis."Mimpi!" ucap Bima singkat lalu melepas segel 5% kekuatannya.
Di sisi lain, Bima sedang berada di sebuah dimensi dengan dua sosok pria dan wanita yang tidak berbicara namun hanya memandangi Bima dengan senyum merekah."Apasih?!" teriak Bima lama lama jengkel."Santai dong nak." ucap wanita yang sangat cantik dan molek itu."Ya apa?! tujuan ku di sini buat apa?! yang jelas! jangan cuma senyum doang kayak orang depresi!" seru Bima sangat sangat jengkel."Hihihi...kamu lucu sekali kalau marah." ucap wanita itu terkekeh geli."Kamu ingat aku nak?" tanya pria tampan dan gagah itu."Bukanya kau sudah aku bunuh ya?" gumam Bima menatap dalam dalam pria itu."Itu sisi gelapmu bodoh! aku yang asli!" ucap pria itu kesal."Oowww! tuan Howard! ya ya! aku ingat!" seru Bima mengangguk berkali-kali."Perkenalkan dia istriku, namanya Silvia, kami adalah pasangan yang di perintahkan langsung oleh atasan tertinggi untuk menjadi pamomong jiwamu ini. Kami adalah dua makhluk paling tin
Bima terbangun dari pingsannya, dia melihat sekitarnya yang ternyata sudah ada di kamar basecamp. Bima menghela nafas berat menyadari kalau dia kembali ke realita yang kejam."Lemes banget." gumam Bima mengucek metanya.[Bos bodoh! kenapa kau memasang ilusi di tubuhmu! dasar bodoh!]"Hahahah..." Bima tertawa geli mendengar suara sistem yang marah marah.'Hey hey hey! siapa ini?!' seru Kong kaget melihat dua Titan yang sangat mendominasi itu.'Itu bawahan baru, teman baru kalian. Yang akrab ya.' ucap Bima.'Ow ow ow! tuan tuan, tempat kalian ada di goa itu ya, semoga betah.' ucap Kong.'Terimakasih.' jawab Deku.'Sudah full bos! jangan bawa bawahan lagi!' ucap Kong.'Ya.' jawab Bima.'Kamu kenapa menyembunyikan penyakit separah ini nak?' tanya Adrian.'Tak apa ayah, hanya penyakit sepele saja.' jawab Bima tak mau membebani orang-orang di sana.'Sepele matamu! ini penyakit langk
Bima pergi ke dapur untuk membuat kopi, saat sedang melamun menunggu air mendidih, datanglah Berliana bersama ketiga anak tirinya."Ada apa mah?" tanya Bima tersadar dari lamunannya."Sayang, mereka ingin berbicara." jawab Berliana."Hm? bicara apa?" tanya Bima menengok ke arah tiga pemuda pemudi yang bersembunyi di belakang tubuh Berliana."Bicaralah, moodnya sedang bagus." bisik Berliana."Kak, hehehe...aku minta maaf ya dulu sering menghina dan membentakmu." ucap Bian malu."Aihh, santai saja, yang lalu biarlah berlalu." jawab Bima santai."Kami juga minta maaf sudah berpikiran buruk tentang kakak." ucap Devi adik pertama Bian."Iya kak, kami minta maaf." ucap Diva adik terakhir Bian."Santai saja, tak usah di pikirkan." jawab Bima santai."Terimakasih kak sudah mau memaafkan kami." ucap Devi."Iya.." jawab Bima menganggukkan kepala.Sadar akan air yang sudah mendidih, Bima
"Kau gak mau cari obatnya?" tanya Doni."Gak, harus ngorbanin salah satu bawahanku, gak bisa aku kalau buat sembuh harus ngorbanin makhluk hidup." jawab Bima menggelengkan kepala."Terus gimana?" tanya Doni."Matilah, mau gimana lagi?" jawab Bima dengan santainya."Kok gitu? Aulia gimana? kalau dia hamil gimana?" tanya Doni."Iya juga ya, gimana ya?" ucap Bima baru sadar."Kau pikirin lebih mateng, mau gimana gimana nya." ucap Doni."Aku udah gak gitu gitu satu minggu don, mana mungkin dia hamil. Kecuali kalau sama yang lain, tapi gak mungkin lah, dia udah janji." ucap Bima teringat."Kau gak mau gituan lagi sama dia? waktumu masih banyak loh." tanya Doni."Gak, aku mau fokus ke penyakit dulu. Aku mau mati dulu." jawab Bima."Maksudmu?" tanya Doni bingung."Mati yang bener bener mati, salah satu metode buat hapus beberapa penyakit berbahaya. Habis selesaikan misi, terus ritual khusus.
"Wuihh, berani banget ya sekarang." ucap Bima tersenyum."Kapan aku takut?" tanya Aulia percaya diri."Kemarin? kamu aja geter ketakutan kok, hahaha...lupa." jawab Bima tertawa geli.Aulia yang teringat kejadian kemarin pun langsung menutup wajahnya karena malu."Pertahanin sifat kamu yang kayak gini, aku suka, tegas tapi di waktu yang tepat." ucap Bima memeluk Aulia."Kamu sayang gak sama aku?" tanya Aulia menatap mata Bima dalam dalam."Aku sayang banget sama kamu, jangan pergi ya." jawab Bima tersenyum manis menatap mata indah Aulia."Aku gak akan pergi, asalkan kamu gak berubah. Aku mau kamu kayak gini, penyayang, nurut, jujur, dan menghargai aku sebagai istri." ucap Aulia tersenyum manis, senyuman indah yang sangat Bima sukai itu membuat hatinya luluh."Kalau itu mau kamu baiklah, aku bakalan kayak gini." ucap Bima mencium kening Aulia."Sini aku cium!" ucap Aulia gemas.Aulia mencium pipi
Karena sudah kenyang, Bima pun pamit ke halaman belakang untuk merokok sembari baca buku. Tak lupa Bima membawa secangkir kopi ke taman untuk taman baca bukunya."Total bawahanku ada berapa ya bob?" tanya Bima lupa.[12 bos, Kong, Leo, Dexter, Drago, Bao, Gagak, Deku, Roxy, Grock, Lexsus, Ben dan Hades]"Kau ingat ingat ya, aku agak pelupa soalnya." ucap Bima.[Baik]Bima terus membaca di sana dengan diiringi batuk darah yang semakin parah karena asupan nutrisi yang tidak teratur."Cuih! anjink!" ucap Bima memudahkan darah segar.Tak berselang lama, Julian datang membawa secangkir kopi dan bergabung dengan Bima duduk di gazebo kecil di taman."Biasanya langsung turu, tumben minum kopi malem malem gini." ucap Bima."Lagi banyak pikiran aku, susah tidur belakangan ini." jawab Julian memijit dahinya."Masalah apa?" tanya Bima heran."Cewekku minta dinikahi secepatnya, belum lagi ibuku kat
Selesai makan, Bima pun meminta izin pada Aulia untuk latihan."Aku mau latihan dulu." ucap Bima meregangkan tubuhnya."Di alam Surgawi?" tanya Aulia."Aku ambil dungeon kelas Dewa Murni buat lihat kualitas bertarung." jawab Bima mengagetkan semua orang, bahkan Riski sampai tersedak."Pelan pelan blok!" ucap Rizal menyodorkan segelas air."Bima anjink cokk!" ucap Riski kesal."Apa salahku satt!" ucap Bima kesal."Gak boleh! kamu itu kalau kecapean pasti kambuh! gak! gak ada masuk dungeon!" ucap Aulia marah."Ayolah, aku udah lama gak bertarung." ucap Bima memohon."Gak ada!" jawab Aulia tegas."Bunda! liat aul!" adu Bima pada Aurora."Bener kata aul nak, kamu gak boleh kecapean dulu." ucap Aurora."Mah!" panggil Bima pada Berliana."Gak boleh." jawab Berliana langsung."Bunda, ayolah!" ucap Bima menatap Diana."Jangan harap ya!" jawab Diana menatap t