"Wuihh, berani banget ya sekarang." ucap Bima tersenyum.
"Kapan aku takut?" tanya Aulia percaya diri."Kemarin? kamu aja geter ketakutan kok, hahaha...lupa." jawab Bima tertawa geli.Aulia yang teringat kejadian kemarin pun langsung menutup wajahnya karena malu."Pertahanin sifat kamu yang kayak gini, aku suka, tegas tapi di waktu yang tepat." ucap Bima memeluk Aulia."Kamu sayang gak sama aku?" tanya Aulia menatap mata Bima dalam dalam."Aku sayang banget sama kamu, jangan pergi ya." jawab Bima tersenyum manis menatap mata indah Aulia."Aku gak akan pergi, asalkan kamu gak berubah. Aku mau kamu kayak gini, penyayang, nurut, jujur, dan menghargai aku sebagai istri." ucap Aulia tersenyum manis, senyuman indah yang sangat Bima sukai itu membuat hatinya luluh."Kalau itu mau kamu baiklah, aku bakalan kayak gini." ucap Bima mencium kening Aulia."Sini aku cium!" ucap Aulia gemas.Aulia mencium pipiKarena sudah kenyang, Bima pun pamit ke halaman belakang untuk merokok sembari baca buku. Tak lupa Bima membawa secangkir kopi ke taman untuk taman baca bukunya."Total bawahanku ada berapa ya bob?" tanya Bima lupa.[12 bos, Kong, Leo, Dexter, Drago, Bao, Gagak, Deku, Roxy, Grock, Lexsus, Ben dan Hades]"Kau ingat ingat ya, aku agak pelupa soalnya." ucap Bima.[Baik]Bima terus membaca di sana dengan diiringi batuk darah yang semakin parah karena asupan nutrisi yang tidak teratur."Cuih! anjink!" ucap Bima memudahkan darah segar.Tak berselang lama, Julian datang membawa secangkir kopi dan bergabung dengan Bima duduk di gazebo kecil di taman."Biasanya langsung turu, tumben minum kopi malem malem gini." ucap Bima."Lagi banyak pikiran aku, susah tidur belakangan ini." jawab Julian memijit dahinya."Masalah apa?" tanya Bima heran."Cewekku minta dinikahi secepatnya, belum lagi ibuku kat
Selesai makan, Bima pun meminta izin pada Aulia untuk latihan."Aku mau latihan dulu." ucap Bima meregangkan tubuhnya."Di alam Surgawi?" tanya Aulia."Aku ambil dungeon kelas Dewa Murni buat lihat kualitas bertarung." jawab Bima mengagetkan semua orang, bahkan Riski sampai tersedak."Pelan pelan blok!" ucap Rizal menyodorkan segelas air."Bima anjink cokk!" ucap Riski kesal."Apa salahku satt!" ucap Bima kesal."Gak boleh! kamu itu kalau kecapean pasti kambuh! gak! gak ada masuk dungeon!" ucap Aulia marah."Ayolah, aku udah lama gak bertarung." ucap Bima memohon."Gak ada!" jawab Aulia tegas."Bunda! liat aul!" adu Bima pada Aurora."Bener kata aul nak, kamu gak boleh kecapean dulu." ucap Aurora."Mah!" panggil Bima pada Berliana."Gak boleh." jawab Berliana langsung."Bunda, ayolah!" ucap Bima menatap Diana."Jangan harap ya!" jawab Diana menatap t
Bima terus memaksa tubuhnya, walaupun sebenarnya dia sudah tidak sanggup lagi. Semua latihan di lakukan, angkat baru 50kg naik turun gunung, lari keliling gunung 50 putaran, angkat beban, latihan fisik, latihan skill, mode, kombinasi energi atau elemen, dan masih banyak lagi.Namun Bima masih belum mendapatkan satu mode yang di katakan Drago dulu. Dulu? ya, Bima sudah berlatih jutaan tahun lamanya du alam Surgawi. Bima bahkan sudah ratusan kali masuk ke dungeon kelas Dewa Monster untuk menguji kekuatannya.Akhirnya karena sudah tidak sanggup lagi, Bima pun istirahat, dia memulihkan tubuhnya yang sudah sangat lemas. Sambil makan, Bima membaca buku tentang mode Bankai ini."Masih mau lanjut?" tanya Smith tersenyum kagum dengan pendirian Bima."Lanjut! tapi istirahat dulu, aku lemas sekali paman." jawab Bima."Lanjutkan makanmu, aku senang melihat semangatmu ini." ucap Smith tersenyum."Ayah di mana paman?" tanya Bima menengok ke ka
Bima di bawa Adrian masuk ke dalam rumah, dia terus ditenangkan oleh ketiga istri Adrian, Amon dan Aron juga terus menyemangati Bima yang terlihat sudah tidak ada nafsu untuk hidup."Aku mau sendiri dulu, aku mau ke pinggir danau." ucap Bima beranjak pergi."Biarkan kak, dia butuh waktu, hatinya pasti sangat sangat hancur saat ini." ucap Smith."Benar tuan, biarkan dia sendiri untuk beberapa waktu." ucap Amon."Baiklah." jawab Adrian lirih.Bima berjalan tanpa ada semangat hidup, dia duduk di atas baru besar tepat di pinggir danau besar di alam Surgawi."Mau mancing tuan? saya siap menemani." tanya Anubis tiba tiba muncul membawa dua buah alat pancing."Baiklah." jawab Bima menerima pancingan yang di bawakan Anubis."Aku gabung ya." ucap Dewa Amral tiba tiba muncul."Iya paman." jawab Bima menganggukkan kepala."Inilah tuan yang saya maksud tadi, tuan terlalu bodoh, tuan terlalu mudah di dekati
Bima menjalani hari harinya dengan latihan keras, kadang dia meluangkan waktu untuk bersantai dengan Anubis dan Dewa Amral di pinggir danau atau berbincang-bincang dengan para bawahannya yang cemburu akan kedekatannya dengan Anubis.Bima hanya tertawa keras mendengar curhatan beastnya yang sangat cemburu pada Anubis. Bima juga sudah mulai sering curhat dan membuka diri atas luka lamanya di masa lalu.Tentu saja ini di sambut baik oleh Adrian, Smith dan para beast spiritual. Mereka mendengarkan cerita Bima dan memberikan pendapat sesuai apa yang mereka ketahui selama ini.Anubis juga perlahan dekat dengan bawahan Bima yang lain, walaupun wujudnya iblis, tapi Anubis ini memiliki kepribadian yang sangat baik dan sopan. Tidak seperti iblis pada umumnya yang arogan dan merendahkan makhluk lain.Bima terus berlatih dengan pengawasan penuh dari Adrian, Smith, dan Sistem. Sampai akhirnya Bima mencapai titik yang dia inginkan sejak dulu setelah berlatih jutaan tahun lamanya.Bima yang sangat a
Selama Bima pergi tidak ada kejadian yang terlalu wah, hanya beberapa masalah kecil seperti Aulia yang ketahuan membawa pria lain ke kamar dan Julian yang bertengkar dengan calonnya satu hari sebelum menikah.Sisanya lancar tidak ada masalah besar, mereka berlatih dengan keras demi menyambut hari peperangan besar melawan para iblis. Ternyata portal iblis meledak tidak sesuai perkiraan, lebih lambat 2 minggu dari perkiraan Bima.Namun yang dikatakan oleh Bima adalah kebenaran, saat portal meledak, seluruh bangunan di benua Eropa rata dengan tanah. Benua Eropa menjadi lahan tandus tak berpenghuni.Tidak hanya itu saja, semua orang dibuat kaget melihat jumlah iblis yang keluar dari portal. Jumlah yang tak bisa di hitung karena bentuknya sudah seperti semut berbaris.Belum lagi semua pasukan iblis yang ada di kelas Abyss, para petinggi di kelas Dewa Monster, dan Kaisar Iblis yang ada di kelas Kaisar Dewa Iblis.Ketika ribuan hunter masuk ke dalam Benua Eropa, mereka langsung di sambut ole
Woshhhhh..... Groahhhhhhhhhh..... 6 Hewan Dewa yang besarnya menyamai gunung muncul dan mengaum sangat keras. Albedo dibuat sangat ketakutan melihat keberadaan Drago di sana. "Iblis menjijikkan!" ucap Drago dingin. "A-ampuni aku!" ucap Albedo langsung down. "Perlu di ingat! aku tidak selembut pendahuluku!" teriak Bima langsung melesat menghajar Albedo. Groahhhhhhh.... "Bunuh!!!" teriak Drago benar-benar menggila. Kebencian dan amarahnya dia muntahkan di pertarungan ini, Drago menyiksa semua hewan iblis itu tanpa ampunan. Bima pun juga sama, dia benar-benar memuntahkan amarahnya. Albedo di hajar habis habisan, di banting ke sana sini, dia pukuli, dia serang menggunakan skillnya, dan dia tendangi terus menerus. "Bajingan!!!! mati kau sialan!!!!" teriak Bima. "Arghhhhhhhhhh!" teriak Bima menunjukkan sisi kerasnya.
Bima di rawat satu minggu masih dalam kondisi kritis, dan dengan terpaksa Bima di pindahkan ke Indonesia dengan menggunakan pesawat jet karena permintaan dari Aurora dan Diana.Sesampainya di Indonesia, Bima langsung di bawa ke rumah sakit dekat komplek yang terkenal sangat bagus dan lengkap. Bima di rawat di sana dengan Silvia yang senantiasa menjaga Bima di dalam ruangan ICU.Akhirnya setelah genap 1 bulan Bima pun tersadar dari kritisnya, Bima merasakan rasa sakit yang luar biasa di seluruh tubuh dan organ dalamnya."Uhukk..uhukkk..." Bima terbatuk pelan supaya Silvia tidak terbangun dari tidurnya.Namun karena pada dasarnya Silvia yang sangat siaga, dia langsung mengetahui bahwa Bima sudah sadar. Silvia langsung memanggil dokter yang 24 jam memantau kondisi Bima.Bima di cek kondisi tubuhnya, setelah itu dokter keluar ruangan untuk mencatat kondisi terkini dari Bima."Haus." ucap Bima lirih.Silvia dengan sigap membe