Booommmm...
Booommm....Duaarrrrrr....Ledakan ledakan dahsyat terus berdentuman membuat kerusakan besar di sekitar area pertempuran. Bima yang seharian bertarung pun di buat kewalahan karena rasa lelah di tubuhnya bercampur lemas."Hahahaha....mana kekuatanmu sialan!" teriak Tyrant memukul Ashura Susano'o menggunakan senjata raksasanya.Buaghhhhhh......Woshhhhhhh.....Duarrrrrrrr.....Bima terlempar sangat jauh dan memuntahkan beberapa teguk darah. Ashura Susano'o nya juga retak karena ketahanannya tidak pernah Bima upgrade."Sial! tulang rusuk ku patah!" gumam Bima memegangi dada bagian kiri sambil meringis kesakitan.[Aku buka 5000 bos?]"Baiklah, aku akan serius." jawab Bima memukul tanah.Woshhhhhh.....Sistem membuka segel kekuatan Bima sebanyak 5000% yang langsung menghilangkan senyuman kemenangan Tyrant. Bima menggunakan Mode Six Path lalu memanggil patung Ge10 menit perjalanan, akhirnya Zet sampai di basecamp yang di teras sudah di tunggu oleh Jhon dan Diana dengan wajah gelisah.Woshhhh....Kyakkkkk....."Jangan berteriak bodoh!" ucap Bima menyentil paruh Zet.Kyakkkkkkk....Bukannya diam, Zet malah berteriak semakin keras membuat Diana dan Jhon berlari menghampiri."Astagaaa! pah! bawa masuk pah cepat!" teriak Diana histeris saat melihat kondisi Bima."Hehehe...." Bima cengengesan menyimpan kekesalan pada Zet yang sudah kembali masuk ke alam Surgawi untuk ikut berpesta di sana. Jhon membantu Bima masuk ke basecamp secara perlahan sedangkan Diana memanggil semua orang yang masih belum tidur karena Bima belum juga kembali.Bima di dudukan di sofa ruang TV, baju, jubah, dan celana panjang Bima di lepas oleh Silvia dan luka Bima langsung di tangani dengan cepat sambil menangis sesenggukan."Apa cuk?" tanya Bima saat melihat Riski meringis meringis
Bima dan Silvia asik menonton TV di Gazebo sembari mengawasi kawan-kawan yang sedang fokus berlatih. Keduanya juga beberapa kali saling cerita dan bermesraan, sampai akhirnya Wilson, Andi, Leon, Alena, dan Billy datang menghampiri Bima di Gazebo."Bagaimana? sudah lumayan?" tanya Billy menepuk pundak Bima."Belum kek, masih sakit banget." jawab Bima tersenyum tipis."Parah sekali?" tanya Billy pada Andi."Iya ayah, punggungnya luka 30cm dalam sekitar 5-6cm, kepalanya bocor parah, tulang rusuk kirinya beberapa patah, sama pahanya bolong tembus." jawab Andi menunjukkan beberapa foto luka Bima saat sedang di tangani di Asosiasi kemarin malam."Terus sekarang? kamu gak mau ke rumah sakit saja? nanti takutnya infeksi." tanya Alena."Gak nek, enakan di sini. Lagian Bima udah minum beberapa potion untuk membantu pemulihan tubuh Bima." jawab Bima santai."Parah sekali memang." gumam Billy saat melihat luka luka Bima di ponsel An
Berjam jam Bima duduk di sana tanpa menggubris Silvia atau yang lainnya yang berusaha untuk mengajak berbicara di luar. Bima terus berkonsentrasi secara penuh, dia menahan semua rasa sakit yang berasal dari efek samping penyembuhan ini.[Sudah 80% bos, sisanya aku serahkan pada pak Smith! aku mau off untuk memulihkan semua kekuatanku! mungkin beberapa minggu bos!]"Baiklah, kau pulihkan kekuatanmu! cuti sekalian bob! berliburlah!" ucap Bima tersenyum.[Terimakasih bos! aku akan kembali dengan kekuatan penuh!]"Ya, terimakasih." jawab Bima.'Kemari nak! serahkan pada pandai obat ini!' ucap Smith.Bima pun masuk ke alam Surgawi dan langsung menghampiri Smith yang duduk menyiapkan berbagai ramuan dan potion."Bagaimana perasaan mu?" tanya Smith sembari mengobati Bima dari belakang."Seperti biasanya paman." jawab Bima."Tunggu, sebentar lagi ada yang datang." ucap Smith menghentikan pekerjaannya.Woshhhh....Benar saja, beberapa detik kemudian Adrian dan yang lainnya datang dengan wajah
Bima melatih mereka semua dengan sangat keras, dia benar-benar memeras hebat kawan-kawan supaya bakat mereka keluar. Dia tidak hanya fokus melatih kawan-kawan nya, Bima juga terus berlatih setiap hari setelah melakukan gym.Bima berlatih dengan serius walaupun di Alam Surgawi tidak ada orang satupun karena Bima menyuruh mereka semua pergi berlibur menikmati hidupnya.Bima melatih fisik, reflek, insting, skill, teknik bertarung, kombinasi skill, kombinasi tim, dan lain sebagainya. Bima juga melatih dengan sangat sangat keras Albert dan Henry. Dia sama sekali tidak memberikan keringanan pada mereka walaupun mereka berdua adalah kakak dan adiknya.Bima tidak hanya melatih, tapi dia juga ikut serta dalam mengambil misi Tim Junior maupun Senior. Bima tidak ikut bertarung, dia hanya mengamati dari jauh dan mencatat semua kekurangan anak didiknya.Jadwal guild juga di ubah total, tim Junior dan Senior di selang seling dalam pengambilan misi. Jadwal ini t
Bima mengupas buah untuk Silvia yang sedang menyusui kedua putranya sembari menonton TV. Setelah selesai, Bima menyuapi Silvia dengan sangat telaten.Tok..tok..tok.."Siapa tuh bi?" tanya Silvia menengok."Tutup dulu, lanjut nanti." ucap Bima."Iya iya." jawab Silvia tersenyum geli sembari membetulkan bajunya.Bima membuka pintu dan terpampang lah wajah teman-temannya yang terlihat gugup masih dengan pakaian hunter nya."Cok! ganti dulu bang*at!" ucap Bima kesal."Di bilangin apa anjink! ngeyel cok Riski!" ucap Kevin kesal."Tolol Riski!" ucap Rizal ketus."Mandi sekalian satt! darah masih nempel gitu anyink!" ucap Bima."Hehewhe...." Riski nyengir lalu segera pergi ke kamarnya untuk bersih bersih.Setelah itu Bima kembali menutup pintu dan menyuapi Silvia sambil menonton TV."Ambilin pompa yang kemarin aku suruh beli itu bi." ucap Silvia.Bima bergegas mengambil alat
Silvia tersenyum manis setelah mencerna semua yang Bima ceritakan tentang guild dan portal."Kamu terlalu cepat menilai sayang, ayo coba hal baru. Lagi pula tim Junior kan sudah kamu latih dengan keras. Dengan Job ini juga, mereka bisa merasakan dengan langsung bagaimana mencekamnya suasana peperangan yang sebenarnya." ucap Silvia."Kamu terlalu berlebihan mengkhawatirkan mereka, manusia itu memiliki insting bertahan hidup yang tinggi. Kalau mereka merasa sudah tidak kuat, mereka pasti langsung kabur dan sebagainya. Ayo, buka lebar lebar mata kamu sayang, cari hal baru yang belum kamu lakukan selama ini." ucap Silvia lagi.[Lepaskan bos, dengan pekerjaan ini kau bisa tau kekurangan mereka dalam pertempuran yang sebenarnya]"Bagaimana? sudah paham?" tanya Silvia mencium mesra pipi Bima."Baiklah, aku akan coba hal baru." jawab Bima tersenyum lega."Ya, lakukanlah, istri dan anakmu senantiasa mendukung dari rumah dengan do'a do'a."
Bima berendam di bathtub, dia memikirkan kegelisahan nya yang menurut dirinya sendiri sangat berlebihan. "Kenapa ini? baru kali ini aku ngerasain gelisah kayak gini!" gumam Bima menutupi wajahnya. [Karena kau tidak mau kehilangannya bos! simple tapi penting! ini menandakan bahwa perasaanmu sudah kembali hidup!] 'Wowww! ini pencapaian langka!' ucap Kong. "Entahlah! aku cuma mau tenang bob! gimana caranya anjink!" teriak Bima memukul tembok. [Santai bos! rileks! jangan teriak teriak! kau sudah punya anak bodoh!] Bima mengusap wajahnya berkali-kali dengan kasar, Bima benar-benar bingung kenapa dirinya bisa jadi seperti ini. Perasaan gelisah apa ini! Bima segera menyelesaikan mandinya lalu pergi keluar untuk menenangkan dirinya. Bima duduk di gazebo, merokok sembari melamun seperti kebiasaannya ketika terkena masalah. Teman-temannya ingin sekali bertanya pada Bima, tap
Ledakan ledakan dahsyat pun mulai terdengar nyaring sampai beberapa kilo meter jauhnya. Siaran live dari berbagai stasiun televisi mulai ramai di kunjungi masyarakat luas. Peperangan sengit yang di tunggu tunggu semua orang adalah pertarungan antara Bos monster melawan ketua guild nomor satu dunia. Namun momen itu tidak kunjung datang, bukannya melihat pembantaian yang di lakukan guild itu, mereka malah melihat guild The Devil's Crew kewalahan dan terkena beberapa kali serangan monster. Beberapa orang memang kecewa, tapi banyak juga yang masih menunggu kejutan dari guild itu. Sudah 30 menit berlalu, tapi masih tidak ada tanda tanda kejutan dari guild The Devil's Crew. Bukannya kejutan yang luar biasa hebat, mereka malah melihat guild The Devil's Crew di kepung puluhan ribu monster. Hal ini tentu saja membuat banyak orang kebingungan dengan guild itu, tidak biasanya mereka selemah ini. "Bim! ayo bim! brengsek!" teriak Riski