Selamat membaca.Dia–Luna tahu bagaimana ketidakpedulian Hadar pada setiap keputusan yang diambil oleh Luna.Tetapi bisakah itu disebut sebagai ketidakpedulian disaat ia melewati malam dengan tetap dengan kekwatiran yang sama? Menetap pada ketidakpastikan yang mungkin saja dapat menyakiti.‘‘Aku ingin memeluknya.’’ Sekarang sepertinya dia tidak akan peduli apakah ini adalah kebohongan atau tidak. Hadar yang duduk dengan mata tertutup di sofa mendengarkan apa yang Luna ucapkan. Ia ingin bertanya tetapi ia juga ingin menunggu.‘‘Hadar? Tidurku sudah cukup, bisakah aku bangun sekarang.’’‘‘Tidak.’’‘‘Kau melarangku sekarang?’’ tanya Luna yang masih saja menatap wajah mempesona Hadar tanpa adanya tatapan dingin.Dan seolah tau, Hadar hanya tersenyum saat merasakan kebahagiaan yang Luna rasakan saat ini.‘‘mau ku beritahukan satu rahasia?’’ Tanya Hadar kini membuka matanya menatap Luna yang kini baik-baik saja. ‘‘Tentu.’’‘‘Batu Aura yang ada padamu bisa mencuci otak pemiliknya dan membu
Selamat membaca.Luna menarik nafasnya dalam di depan gerbang rumah Hadar, Meski langit tak menunjukan kedamaain, Luna mencoba untuk tetap tersenyum sebelum melangkahkan kakinya menjauh dari rumah dengan orang-orang yang masih setia memperhatikan bahu Luna yang mulai menghilang.‘‘Apa tidak apa-apa jika membiarkan ia berkeliaran dalam situasi yang kacau seperti ini?’’ Tana Vega cmas.Tetapi Igel tak isa melawan Hadar, karena memang inilah yang diinginkan oleh Hadar. ‘‘Wanita yang malang.’’ Ucap Igel membatin.***Dengan nafas terengah-engah, Luna berlari di tengah jalan. ‘‘Fillius Caeli’’ ucapnya, dan tiba-tiba saja, jalan raya yang ramai berubah menjadi hutan yang lebat. Luna tertegun selama beberapa saat, sebelum ia menelan salivanya terus melangkah semakin masuk ke dalam hutan.Gelap, tanpa adanya tanda kehidupan lain. Bahkan jaring laba-laba dan sarang tidak di huni oleh sang pemilik.Sementara itu, Hadar yang berdiri menghadap jendela dengan perasaan tenang itu tiba-tiba berlari
Selamat membaca.Beberapa orang terlihat sedang berkumpul di sebuah desa dengan jalanan penuh dedaunan kering, bangunan yang hancur dan berlumut, lengkap dengan rumput liar dan bunga yang menyatu menjadi satu tanpa ada yang merawat.‘‘Sepertinya kekuatan waktu diaktifkan kembali. Yang artinya, kita semua kembali pada titik awal kekacauan dan kegagalan pengguna yang sama sekali tak bisa mempertanggung jawabkan perbuatan dan kekuataan yang ia dapatkan.’’Ucapan pemimpin bangsa Taraka pada beberapa pemimpin lainnya membuat mereka cemas karena tak bisa menemukan sang pemilik waktu.Mereka menemukan teori itu saat melihat simbol angka pada batu besar di depan mereka, prasasti yang menunjukan sudah berapa kali waktu kembali.Sementara itu Luna yang sedang menunggu dengan sisa keluarganya dan beberapa keluarga pemimpin lain yang terlihat kepanasan. Luna Justru bolak balik di sekitar tempat tersebut dengan raut wajah terkejut karena tak menyimak informasi berharga tentang artefak dan waktu.T
Selamat membaca.Luna yang lelah dengan hari ini, memutuskan untuk berbaring di kasur yang terasa asing. ‘‘Hah! benar-benar terbebani.’’ desis Luna sambil menatap langit-langit kamarnya, sebelum matanya tertuju pada undangan yang ada di sampingnya.Dia mengangkat undangan indah dengan bunga lili asli yang diletakan sebagai hiasan. ‘‘Yang mematikan.’’ sambung Luna sebelum melempar bunga lili itu ke sembarang arah sebab–Bunga di dunia diversm beracun. ‘‘Mari kita lihat apa yang di kirim mereka untukku.’’Luna tersenyum bosan sambil membuka surat itu, namun senyumannya berubah menjadi rasa takut dan keterkejutan saat membaca surat yang berasal dari Hadar. ‘‘Su-suamiku?’’ Ya, Luna melupakan fakta itu, benar-benar tak terpikirkan. Masalahnya bukan itu tapi. ***Di ruang kerja Hadar, kediaman utama yang ruangan tamunya jauh lebih besar dari kediaman Hadar di dunia manusia dahulu. Tentu saja, ini kan dunia Diversm.Dia bahkan tak pernah memanggil Luna selama ini dan hanya berbicara lewat s
Selamat membaca.Dengan mata yang kemana-mana, dia terus menggerogoti kuku jari tangannya sebelum ia menghembuskan nafasnya kasar saat melihat beberapa orang mondar mandir di kamarnya tanpa henti sejak pagi. Luna yang esal menghentikan salah satu pelayan paru baya yang sudah dia lihat tiga kali dalam 10 menit terakhir. ‘‘Dari mana datangnya semua sampah ini?’’ Tanya Luna yang berdiri tepat di depan pelayan itu dengan alis yang terangkat ke atas.Takut. Pria itu menjawab, ‘‘Suami Anda, T-tuan Hadar.’’ ‘‘Untuk apa?’’‘‘Hadiah.’’‘‘Hadiah?’’ Pelayan itu menganggukan kepalanya. ‘‘Ah, aku tahu. Lanjutkan pekerjaanmu.’’ ucap lUna sambil tersenyum. Sebelum Luna beranjak dari kamar yang penuh dengan kotak aneh dari dan berbagai jenis barang wanita.Tentu saja. Kediaman Hadar. Tok! Tok! Tok!Suara gedoran pintu yang terdengar tak sopan membuat Hadar yang sedang fokus pada beberapa kertas usang menghentikan aktivitasnya karena tahu siapa yang datang untuk menemuinya.‘‘masuklah.’’‘‘Hadar…’’
Dia terbaring lemah di atas kasur, Hati Luna hancur saat melihat Bara yang bisa menghilang lagi. ‘‘Sejak kapan dia seperti ini?’’Clara dia. Dia tak ingin mengatakan apa yang terjadi pada Bara.’’kak Bara bertemu dengan ayah dan ibu suamimu, sejak itu. Kakak terlihat sakit.’’‘‘Begitukah?’’Luna beranjak dari sisi Bara. ‘‘Kau mau kemana?’’ Clara mencoba untuk menahan Luna. Tangan wanita itu gemetar, dan matanya seolah sedang mengawasi sekitar dengan tatapan penuh ketakutan.Luna menahan tangan Clara lalu tersenyum padanya. ‘‘TIdak apa-apa. Clara, aku juga,takut.’’ Setelah mengatakan itu, barulah Clara melepas tangan Luna dan membiarkannya pergi.Luna memutuskan untuk berkeliling. DIa mencoba untuk mencari jawaban mengapa Bara bisa mengubah sikapnya dan mengabaikannya setelah semua yang ia lakukan padanya.Meski Eridani masih dirahasiakan identitasnya tapi kediaman yang ditempati Bara dan Clara sekarang, jauh dari kata layak.***Lama berkeliling, tak terasa, hari sudah mulai malam dan
Selamat kembali.“Jangan khawatir, karena ketika wanita itu sadar. Dia hanya akan bernafas, tanpa kewarasan. Jadi kalian tidak perlu khawatir lagi.” jelas seorang pria pada dua orang yang sedang melakukan transaksi rahasia.Selama 11 hari. Luna membiasakan dirinya untuk berpura-pura tak sadarkan diri dan mendengar kalau ia racun—racun yang dibuat bangsa Taraka untuk memanipulasi otak dengan ingatan palsu.jadi Hadar tak pernah bekerjasama dengan Luna, dan bangsa Taraka tak pernah berada di pihak Luna.Alasan Eridani meminumkan racun itu adalah karena mereka tak membutuhkan Luna lagi sebagai pilar mereka. Kegelapan tak mampu menghancurkan tahta dan kekuasaan manusia. Jadi mereka mengubah rencana dengan menjadi bagian tertinggi dari kasta yang diciptakan manusia itu sendiri dan memilih untuk diakui secara langsung meski menggunakan cara yang salah. “Kita berhasil mengendalikan, itu sudah cukup bagi kami.”Benar sudah cukup tapi. Luna mengepalkan tangannya dengan kuat lalu berkata dalam
Selamat membaca.Ketika Luna berpikir tentang rumah sakit yang dipikirnya sangatlah aneh, seorang suster menjelaskan kalau sebelum Luna. Pernah tinggal bunga yang tak pernah mekar dan selalu layu, di tempat di mana Luna selalu menghabiskan waktunya dengan Ella.‘‘Dia gila, jangan berbicara dengannya Luna. Dan cepat kemasi barangmu.’’Ella meminta Luna untuk cepat-cepat beberes dan tidak meladeni orang yang memang gila dengan pakaian perawat.‘‘Cepatlah Luna!’’‘‘Iya, iya.’’Ella memiliki sifat tomboy dan kasar namun penampilannya sangatlah feminim. Kadang Ella akan menghancurkan apa saja jika ia marah, dan di saat itu Luna memilih untuk tak ikut campur atau menghentikan Ella, karena ia pernah merasakan tinjuan Ella.Luna menghela nafasnya kasar. ‘‘Wanita iblis itu!’’‘‘Apa katamu?’’‘‘Topeng yang bagus.’’ Puji Luna pada salah satu pasien yang lewat.Ella hanya menggelengkan kepalanya sebelum merangkul Luna dengan sangat hangat.Kini mereka akan tinggal bersama.***Di sebuah rumah min