Share

Bangsa yang lain

Luna yang meninggalkan kediaman dalam keadaan marah itu tentu saja membuat Hadar cemas.

“Vega.”

“Ya, tuanku?”

“Apa yang biasanya dilakukan manusia saat pergi dalam keadaan marah seperti itu?”

“Em, biasanya mereka akan kembali pulang dan menceritakan semuanya pada keluarganya kemudian ayah dan ibunya akan memeluk sambil menepuk-nepuk punggung putri mereka tercinta untuk menyelesaikan masalah.” Jelas Vega sambil mengedipkan matanya beberapa kali.

Tetapi Luna tidak punya yang disebut sebagai keluarga. “Apa jadinya jika ia tidak punya tempat untuk pulang?”

“Menurut G****e. Mereka sedang depresi kemudian, Kenapa ada tali pada web yang ku cari?” Tanya Vega sambil merapikan kacamatanya.

***

Di jalanan perkotaan, Luna terlihat kebingungan. Dia bahkan tidak bisa menggunakan peta dengan benar—sepertinya dia akan mencabut semua rambut di kepalanya sekarang.

“Butuh bantuan?”

“Ya. Di mana toko yang menjual tali?”

“Tali? Apa sekarang akhirnya kau menemukan keberanian untuk membunuh dirimu sendiri?”

“akh….Hadar!”

Matanya menajam saat menatap Luna, urat-urat di sekitaran dahinya juga menonjol saat menatapku.

Luna merasa kalau tangannya akan patah sekali lagi. Semua karena pria yang membuatnya seperti halangan bagi keluarganya sendiri.

Dengan tanpa perasaan, ia menarikku kembali ke kediamannya.

“Ini sakittt….”

“Hadar!” Vega terlihat terkejut, ia mengerutkan keningnya kasihan saat melihat Luna. “Dia cuma manusia. Rasa sakit kau pikir sepele, bisa menjadi neraka berulang pada mereka. Sadarlah.”

“Kalau begitu sebaiknya kau menerima auraku agar aku bisa menghapus ingatan tentang bangsa kami.” tegasnya sambil meraih dagu Luna, mencoba melepaskan aura lewat matanya tapi itu malah menyakiti mata Luna.

Vega menelan Salivanya kasar. “Hadar! Ada alasan lain yang belum ketahui. Jika kau memaksa menekan auramu pada Luna, dia bisa buta. Parahnya lagi dia bisa mati.” Tegur Vega.

“Aku menghargai kecemasanmu. Tetapi ingatlah kalau Luna adalah seorang manusia.”

Satu-satunya alasan mengapa Hadar tak bisa membiarkan Luna mati atau menjauh adalah karena Luna adalah satu-satunya manusia yang tak bisa menyatu dengan kekuatannya. Tetapi membawa hukum bangsanya—manusia tidak boleh mati dengan membawa ingatan akan bangsa Diversm.

Pada umumnya bangsa Diversm memiliki kemampuan untuk menghapus ingatan manusia. Kemampuan itu juga berlaku pada pada bangsa Diversm itu sendiri jika, dia lebih kuat.

Sementara dalam kasus Luna. Dia hanyalah manusia dan sudah ditetapkan kalau Luna bukanlah bangsanya tetapi murni manusia.

“Kau terlihat seperti ingin membunuhku.”

“Diamlah Luna!”

“Matamu selalu mengatakan seperti itu, tapi tindakanmu selalu berhenti. Lalu kalian akan membicarakan sesuatu yang tidak bisa aku mengerti, tentang menerima juga penyatuan. Bisakah aku mendapatkan penjelasannya?” minta Luna yang merasa seperti terombang ambing ditengah lautan. Tidak tenggelam tapi juga tidak diterima oleh daratan.

Hadar melihat bibir Luna yang bergetar. Tangan Luna mengepal dan tatapan wanita itu, sekali lagi menunjukan kekecewaan.

“Pergilah, aku tak akan menahanmu disini.”

“Kalau kau bisa mengatakan itu dengan mudah Hadar. Maka cobalah untuk tidak memintaku kembali.”

“Kalau kau tidak suka. Maka kau bisa tinggal, atau marah, lari ke kamar atau merenungkan keegoisanku di taman. Tidak masalah jika tidak ingin melihat ku, mogok makan atau menangis. Tetapi itu menjadi masalah jika kau selalu pergi tanpa berpikir untuk kembali.” Marahnya dengan nada selembut dan setulus kesetiaan. “Bisakah kau berpikir seolah bangsamu akan hancur jika aku tidak memintamu untuk kembali Luna?”

“Kau akan menghancurkan bangsaku. Dasar Penjahat, brengsek, menjijikan seperti kemampuanmu!”

“Baiklah aku menerimanya. Bisa naik ke kamarku sekarang? Aku mohon Luna.” mintanya memelas.

Bersambung….

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status