“Kau mencuri?”“Tidak.”Seorang wanita menahan Luna yang hendak kembali karena Hadar dan yang lainnya pasti mencemaskannya.Tapi dia begitu tidak beruntung, karena bertemu dengan Clara. Adik iparnya yang dulu menyanjungnya, tetapi sejak kedua keluarga berubah. Sifat semua orang juga berubah padanya.“Bagus. Setidaknya kau tahu itu perbuatan jahat.” Sarkasnya.“Menuduh orang lain juga kejahatan Clara!”“Kau membalas ucapanku? Kau berubah hah. Jadi, semakin tidak tahu diri.” Tawanya kemudian. “Ah kembali seperti anjing liar di jalanan!”“Menyedihkan Luna, aku kecewa.” Dia menatap Luna dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kemudian mengambil jarak dari Luna, seolah yang di depannya saat ini adalah lumpur.Setelah mengatakan itu, Clara meninggalkan Luna dengan koin yang ia lemparkan di lantai. Menggelinding jatuh tepat di depan kaki Luna. “Untuk sarapan.” Sinisnya.“Sial.” Desis Luna. Ia mengambil koin yang dilemparkan Clara lalu mengepalkan tangannya dengan kuat sebelum. “CLARA!” panggil
Selamat membaca.‘‘Dimana Luna?’’‘‘Mungkin keluar, ingat. Kau membiarkan wanita itu melakukan semua yang ia suka. Lalu mengapa kau terlihat terkejut.’’Mendengar ucapan Vega yang seperti itu membuat Igel dengan cepat melempar bantal sofa ke arah wanita itu.‘Aduh!’ Vega menatap igel dengan alis yang menyatu. Ia bangkit dari duduknya untuk membalas Igel. Tapi berhenti saat Igel menunjuk ke arah Hadar yang sedang melayangkan tatapan membunuhnya pada Vega.Rasa takut karena intimidasi membuat Vega menelan salivanya kuat. tak jadi membalas Igel–ia menundukan kepalanya sekali pada Hadar.‘‘Para TARAKA terlihat di pelabuhan.’’Bola mata Igel dan Vega membentuk dengan sempurna. ‘‘Taraka, di wilayah manusia? apa yang terjadi dengan pelindungnya?’’ tanya Vega cemas. Pasalnya Taraka adalah bangsa Diverm yang tidak taat aturan, jadi mereka dilarang keluar masuk dunia manusia karena dianggap sebagai ancaman dua dunia.‘‘Mungkinkah pengkhianat?’’‘‘Tidak. Tapi menurut informasi, ini ula manusia!’
Selamat membaca.“Hadar kau harus mencabut batu aura dari Luna selagi masih ada kesempatan.”“Kali ini Vega benar Hadar. Kita tidak punya pilihan, karena dia, bisa saja berada dalam masalah.” Sergah Igel. Ia tidak pernah mengharapkan perpisahan antara Luna dan Hadar itu sebabnya ia mencoba untuk melindungi Luna.Memang benar kata Vega dan Igel. Keamanan Luna lebih penting tapi. “Aku akan melindunginya.”“Hadar….”“Kalian meremehkanku.”“Kau menjanjikan kemenangan padanya bukan kehancuran. Bagaimana bisa kau bersikap seperti ini di saat kita tidak tahu apa yang sedang terjadi antara dua dunia!” Vega tak bisa hanya diam saja, matanya memerah karena ingin menangis. Ia takut jika Luna terluka. Lututnya kini menyentuh lantai di depan Hadar, kepalanya tertunduk menghadap ke lantai. “Aku mohon Hadar, biarkan Luna sendirian.”“Aku tidak menyakitinya Vega, mengapa kau memohon seakan aku menyakitinya? Aku mencoba membantu, menjadi pion, teman dan pelindung. Ku biarkan dia pergi ke semua tempat
‘‘Ketika aku membuka mataku, melihat dunia yang lain dan sekali lagi ada bayang yang sama. Dialah yang memberitahuku semuanya tentang dunia lain dari sudut paling gelap dunia.’’ suara Luna bergetar saat mengatakannya. ‘‘Aku sudah berusaha untuk lupa. Tapi aku cuma manusia.’’‘‘Seperti katamu kamu cuma manusia. Bagaimana bisa yang baru diciptakan melihat dan mengingat? Aku akan percaya jika ini hanyalah candaan Luna.’’Luna mendesah menatap langit-langit dengan senyuman pilunya. Ia berbalik, mengehela nafasnya berjalan menuju taman blakang mension yang tidak ditumbuni oleh bunga karena Hadar mempunyai masalah dengan bunga. Hanya ada rumput liar yang diam-diam tumbuh di antara mereka yang dirawat. ‘’Pada akhirnya akan ditemukan.’’Gumamnya meringkuk di antara pohon-pohon berbentuk unik.Tiba-tiba saja kepalanya dielus oleh seseorang. Luna menoleh ke arah Hadar singkat, dia tersenyum pada pria yang tidak bisa mepercayainya itu.‘‘Bukan marah, tapi soal kejujuran Luna. menjadi satu-satuny
Selamat membaca.Ketika cahaya itu semakin pekat melingkari Luna yang tampak kebingungan. Hadar menarik Luna ke arahnya dan memutus kekuatan yang membantu Luna untuk keluar dari kematiannya.‘‘Ah. kekuatan Ini? Hadar, bukan? siapa?’’ Luna menatap ke arah bawah namun ia tak menemukan Siapapun. Di samping hadar, Igel tersenyum melambaikan tangannya pada Luna.‘‘Kau baik-baik saja?’’ Tanyanya tanpa beban. Luna mendengus kesal karena ia dijadikan semacam kelinci percobaan begitu? ‘‘Ah, sial sekali hidupku mengenal orang-orang seperti kalian.’’‘‘Berpikirlah dengan jernih Luna. Pria itu akan membunuhku dan menghancurkan dunia jika kau sampai mati!’’ seru Igel sambil menatap Hadar takut.‘‘Maaf Luna.’’ ucap Igel pada akhirnya.‘‘Hah, kau pikir aku akan memaafkanmu setelah membuatku hampir kehilangan nyawaku yang sangat berharga ini saudara Igel?’’ Kesal Luna. ‘‘tidak, akan, pernah!’’Igel meragukan itu. ‘‘Terserah Anda wahai manusia.’’ balas Igel dengan suara yang di buat-buat.‘hahaha’ Lun
Selamat membaca.Keesokan harinya. ‘‘Dia menyebarkan keberadaan kita!’’Hadar mengertakan giginya. ‘‘Cari dan musnahkan sisahnya!’’‘‘Baik Hadar.’’Ketika Vega dan Igel pergi. Pikiran Hadar hanya tertuju pada satu nama saja. ‘‘Luna!’’***‘‘hahaha!’’ Di suatu tempat dengan emas dan permata. Uang dan kekuasaan, Seseorang tampak sedang merasa senang.‘‘Ternyata istriku bisa berguna juga. Hebat, apa yang kau inginkan?’’ tanya pria yang tak lain adalah Bara, suaminya yang pada akhirnya mengakuinya.Luna tersenyum namun senyuman itu tak berlangsung lama. ‘‘yang kuinginkan?’’ tanya nya mengulang.Bara menaikan alisnya. Menatap Luna tajam.‘‘Ukir namaku sebagai pendiri Eridani.’’ Mintanya.Mata tajam keduanya bertemu. Luna hanya lelah dimanfaatkan, sekarang ia hanya ingin menguji batas tindakannya.‘‘Luna, sayangku, aku tidak memberikanmu sebuah permintaan untuk berada sejajar dengan keluarga kami.’’‘‘Kenapa tidak. Aku sudah melakukan banyak hal. Bahkan kehilangan reputasi dan nama baikku.
Selamat membaca.Igel menutup jendela karena badai sangatlah kuat. ‘‘pengadilan langit, apakah harus melibatkan langit?’’ tanya Igel pada Hadar.Matanya kini tertuju pada Luna yang mengusulkan hal itu pada Hadar, Hadar tak akan mendengarkan Igel tapi dia akan mendengarakan Luna.‘‘Jika ini yang menjadi keinginan Luna, Maka itu harus terjadi.’’Mereka saling tatap, kini ada keraguan saat melihat Luna setelah ia mengungkapkan identitasnya pada mereka. Tanpa sadar Vega mengelengkan kepalanya. ‘‘Apakah ada bukti kalau seorang pe-pengkhianat tidak akan mengkhianati kita untuk kedua kalinya?’’‘‘Vega benar Hadar, Luna sangat menyukai Bara, dan tidak ada bukti kalau dia….’’Ucapan Igel berhenti saat melihat Luna. Tetapi Luna malah tersenyum pilu. Dia menatap Hadar yang duduk di sisinya tanpa mengatakan apapun. Wajar mereka ragu.‘‘Pengadilan langit hanya bisa di panggil oleh bangsa Diverm yang memiliki kekuataan setara dengan langit.’’ jelas Hadar sambil menatap Luna yang mengerutkan kenin
Selamat membaca.Bara yang tak mendapatkan respon dari Luna memutuskan untuk meninggalkan kediaman tersebut dengan perasaan janggal–apalagi saat melihat ekspresi ketika orang itu yang mungkin pernah ia lihat tetapi ia lupa pernah melihatnya di mana.‘‘Putar balik mobilnya!’’Pikiran yang tak tenang membuat ia berbalik, dan berniat untuk menjemput Luna. Kali ini benar-benar menjemputnya dan bukannya mengejeknya.***Mobil berhenti, dan betapa tidak senangnya Bara saat melihat Luna yang tertawa bersama orang-orang itu. Tatapannya kembali bertemu dengan mata Luna yang tergoyahkan. ‘‘Ayo kita pulang.’’ ajak Bara benar-benar tulus.Tatapan dan perkataan Bara membuat senyuman Luna menghilang namun Hadar mengandeng tangan Luna dan dengan tatapan dinginnya itu, ia berniat untuk membawa Luna masuk ke dalam.Tetapi tatapan Luna tak bisa putus dari Bara yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu namun tertahan. ‘‘Hadar, aku…’’Tanpa berbalik, Hadar terus menarik Luna seolah tak ingin mendengar a
Selamat membaca.Kain yang dibungkus asal pada tangan Luna lepas. Perlahan senyuman pada wajah Vega berubah saat melihat tiga cincin yang ada pada jari Luna yang terluka.Seperti bekas seseorang mencoba untuk melepasnya secara paksa. “Apa ini?” Vega bertanya sambil mengerutkan kedua keningnya pada Luna yang terlihat sedang menelan salivanya kasar.“Tunggu itu…”Igel mendekat, dia mengamati cincin yang coba Luna sembunyikan.“Ini bukan apa-apa. Igel, lepaskan tanganku.”“Kau menyakiti Lunaku.” Hadar berucap sambil mencengkram pergelangan tangan Igel. Ia menatap Igel seperti ingin membunuhnya saat ini juga.Hadar tahu kalau mereka sangat penasaran tapi itu membebani Luna. Dan Hadar tidak menyukainya.Igel yang takut menarik tangannya dari Luna. “Maafkan aku.”“Tidak apa-apa…” ucapan Hadar berhenti saat mata tajam itu menatap ke arah cincin yang ada di tangan Luna. “Boleh ku lepaskan?” tanya Hadar.Dengan cepat Luna menggelengkan kepalanya. Dan itu membuat reaksi yang lainnya terlihat sa
Selamat membaca.Menyadari adanya masalah. Luna buru-buru menutupi cincin yang ada pada jarinya dengan selimut agar Hadar tak mengetahuinya.Setelah hari yang panjang, Luna hampir kesulitan untuk melanjutkan tidurnya namun karena kelelahan. Dia tertidur dengan sendirinya, untungnya Hadar tak tidur dengannya semalam. Dan hanya berjaga sebentar saja.“Huh! Syukurlah.” Luna sangat bersyukur.Dia menatap ke arah jam kuno yang terpasang dekat pintu masuk kamar, sebelum melempar selimut dan bergegas ke kamar mandi.Di kamar mandi.“Sttt!” Luna merintih sakit.Darah perlahan menetes dari pergelangan tangannya. Karena ia tak berhati-hati dalam melangkah. Itu menjadi masalah besar bagi Luna. “Sial! Apa yang harus ku lakukan?” Panik. Luna memikirkan sebuah ide untuk menutupi pergelangan tangannya yang terkilir dan sedikit terluka.Buru-buru ia membuka lemari dan merobek beberapa pakaian guna membuat sarung tangan yang tidak akan dicurigai oleh mereka semua nantinya.“Menyebalkan.”“Apanya yang
selamat membaca.Kehadiran bangsa Mimosa tentu saja menimbulkan pertanyaan besar bagi orang baru seperti Lerna—dia berpikir kalau kekuatan yang dikumpulkan oleh Hadar melebihi bantu sandungan juga pilar terkuat yang pernah diciptakan.Dalam hal ini. Mata Lerna tertuju pada Luna, satu-satunya orang yang mungkin menjadi dalang dalam semua ini.Kini ia bisa sedikit percaya pada semua yang ia lihat kala itu.Bangsa Mimosa muncul namun Hadar melihat pemimpin mereka. “Dimana…”“Maaf. Kami sedang berduka.”Mendengar itu Hadar tak bertanya lebih karena ia pasti sudah mengetahui dan membuat rencana untuk kelangsungan hidup bangsa mereka.Tetapi Hadar cukup senang karena mereka tetap datang seperti yang telah dikatakan sebelumnya. “Kami akan membantu mendapatkan Val. Sebagai gantinya, temukan orang-orang yang memegang pengawasan atas hutan ini.”Bangsa Mimosa yang bisa berubah wujud jelas bisa membantu untuk mengintai tanpa ada tahu.Mereka setuju. Dan kelihatannya Luna cukup senang akan bantua
Selamat membaca.Saat hari semakin malam. Diantara pohon-pohon, seorang pria melesat dengan sangat cepat ke area Villa. Di dekat pegunungan dia berhenti.“Aku hanya bisa mengantar kalian sampai disini.”Setelahnya dia kembali pergi.Luna menganggukan kepalanya sekali penuh hormat sebelum ia tersenyum pada Lerna yang terlihat sangat sedih, ketika melihat punggung Antares menjauh darinya.Tapi ini adalah pilihannya. Antares memilih untuk mengikuti perintah raja dan ratu dan Lerna memutuskan untuk mengikuti Luna. Karena ia tak ingin berakhir mengenaskan.Memang pada awalnya Lerna tak percaya pada Luna bahkan sejak awal mereka bertemu, Lerna tak begitu peduli tapi saat Luna memainkan perannya dia tidak ingin mengambil pilihan yang salah lagi.Kehadiran Luna pada perbatasan perlindungan membuat Igel memberi izin untuk melepas sebagian kekuatan.Sambil bergandengan tangan Luna membawa Lerna bersama dengannya. Dengan malu Lerna meraih tangan Luna.***Beberapa menit setelah Lerna bergabung.
Selamat membaca.6 jam kemudian. Luna berbaring di atas tempat tidur, dia tidak pernah merasa sesakit dan selemah ini sebelumnya.Pipinya terus merona dan otaknya sepertinya sudah sangat kacau.Andro dan Horna, Igel menemani Luna, Clara membantu Luna minum dan Vega serta Ella menjaga pintu agar tetap tertutup.“Tulang mu patah, ku rasa kalian sudah bermain tanpa menggunakan otak dan kesadaran kalian.”“Ini berlebihan.” Clara meneguk salivanya kasar, dia berujar sambil menatap paha Luna. Sebelum tatapannya tertuju pada Igel. “Aku takut.”“Aku tak akan mematahkan tubuh mu, aku bukan Hadar.”Sementara mereka sangat serius, Luna malah tertawa dan itu membuat Vega dan Ella naik darah karena Luna terlalu bebas membiarkan Hadar. Mereka sangat lah marah. “Kami tahu emosi kalian sedang baik-baik saja tapi perhatikan tubuhmu.”Em. Sebenarnya Luna sudah meminta untuk berhenti pada Hadar, tapi Hadar tak membiarkannya berhenti dan akhirnya enam jam itu menjadi maut. Luna harus bersyukur karena ha
Selamat membaca.Ini adalah suatu keuntungan bagi Luna, karena Hadar selalu menuruti dan mengikuti apa yang ia mau.Dia cukup senang sekarang, sebuah senyuman manis merekah di sudut kedua bibirnya.Luna segera meraih gagang pintu jendela, akan tetapi senyumnya tiba-tiba saja menghilang saat ia merasakan tangan Hadar yang sedang melingkar pada pinggang rampingnya.Mendapati hal itu. Luna menoleh sedikit ke arah Hadar yang malah semakin memeluknya dengan erat. Dalam hati Luna berujar, “habis lah aku!” Sesalnya kemudian.Dia mencoba untuk tetap tenang. “Hadar?”“Hm?”“Apa kau sedang mencoba untuk menahanku?”“Tidak.”Jawaban yang masuk akal tapi. APA MAKSUDNYA INI?! Luna menghela nafasnya kasar dan Hadar juga mengikuti apa yang Luna lakukan. “Aku tidak boleh?” tanya Luna setengah memelas. Tahu kalau Hadar pada akhirnya tidak setuju dan hanya memancingnya untuk menggali kebenaran tanpa bertanya sedikit pun.Maaf kan dia Val. Dia terlalu percaya diri, meski saat ini Luna pasti akan berada
Selamat membaca.Ini mungkin akan menjadi hari yang sulit bagi Luna. Pasalnya Hadar hanya diam saja, ini tidak berarti baik tapi juga tidak berarti buruk entah nama yang harus Luna rayakan.Hadar mendekat dengan segelas air yang ia sodorkan pada Luna yang malah menggigit bibir bawahnya cemas.Dia lalu menguatkan dirinya untuk bertanya. “Jadi hanya diam?” Mungkin seperti sebuah pertanyaan yang akan membakarnya.Hadar tersenyum. “Aku tak ingin menyakiti kamu dengan membentakmu, cobalah untuk mengerti kalau aku bukanlah ancaman sampai harus mendapatkan tatapan menyebalkanmu saat ini my Luna.” Elusan ringan mendarat pada dagu Luna.Wanita itu menatap Hadar yang terlihat santai naik ke atas ranjang sedang dia hanya menatap gelas air yang penuh di tangannya.Prang!Tiba-tiba gelas ditangan Luna terlepas dari tangan Luna—melayang selama beberapa saat sebelum membentuk tembok kamarnya.Sontak Luna menatap ke arah Hadar. “Jangan membuat aku cemburu pada segelas air!” Pria itu menangis sambil
Selamat membaca.Saat semuanya berkumpul dan membuat semacam kelompok untuk saling berbagi cerita dan rahasia yang lucu, Luna justru m duduk diluar sambil mengawasi Clara dari jarak jauh.Dan dia benar. Clara memalingkan wajahnya dari Luna saat mata keduanya bertemu..Luna meyipitkan matanya. “Kau tidak boleh mencurigai Clara.” Seolah membaca pikiran Luna. Hadar menatap Clara yang membuat kebingungan dimata Luna.Dia benar. Mungkin Luna terlalu waspada pada salah satu orang yang berakhir sebagai temannya dan bukannya musuhnya.“Semakin dijelaskan semakin mengacaukan isi pikiranku.” “Pikiranmu bisa kacau?”Mereka berdua saling tatap. Luna lalu menganggukan kepalanya sebagai jawaban pada Hadar dengan tatapan yang cukup tajam.Tiba-tiba!BRUK!Krak!Prang!!!Igel jatuh dari atap menyambar meja kaca yang langsung hancur dibuatnya—mereka mengambil sikap waspada.Hadar menarik Luna kebelakangnya dan Ella serta yang lainnya mengakat pedang mereka bersiap untuk bertarung.“Ho. Kau ternyata
Selamat membaca.Dari balik pohon-pohon, semak-semak tinggi beberapa bayangan terlihat bergerak, mengintai di tengah kesunyian sebelum meninggalkan daerah tersebut.Hujan sudah berhenti tetapi langit tetap mendung.“Apa pembicaraan kalian berjalan dengan lancar?” tanya Igel penasaran.Luna menatap ke arah belakang Igel seolah sedang mencari seseorang. “Clara ada dimana?”“Aku menyuruhnya untuk tidur siang.”“Kenapa kau tak menemani nya?”“Itu…” Luna mengangkat satu alisnya ke atas saat Igel spontan memegang pipinya yang artinya Clara merasakan bahaya saat bersama dengan Igel.Sangat menarik.Luna tersenyum. Hal itu membuat Igel merasa malu. “Jika kau hanya ingin mengejekku sebaiknya me,nying,kir,lah dari jalanku?”“Kau yang menyapaku lebih dulu. Ingat!” Luna mendengus kesal. “Ngomong-ngomong mengapa kalian seenaknya memanggil Hadar dengan namanya dan kadang dengan sebutan Tuan?”“Sulit mendapatkan kepercayaan pria itu. Jadi jika kami kesal dan terdesak memanggilnya dengan sopan dapat