Selamat membaca.“Hadar kau harus mencabut batu aura dari Luna selagi masih ada kesempatan.”“Kali ini Vega benar Hadar. Kita tidak punya pilihan, karena dia, bisa saja berada dalam masalah.” Sergah Igel. Ia tidak pernah mengharapkan perpisahan antara Luna dan Hadar itu sebabnya ia mencoba untuk melindungi Luna.Memang benar kata Vega dan Igel. Keamanan Luna lebih penting tapi. “Aku akan melindunginya.”“Hadar….”“Kalian meremehkanku.”“Kau menjanjikan kemenangan padanya bukan kehancuran. Bagaimana bisa kau bersikap seperti ini di saat kita tidak tahu apa yang sedang terjadi antara dua dunia!” Vega tak bisa hanya diam saja, matanya memerah karena ingin menangis. Ia takut jika Luna terluka. Lututnya kini menyentuh lantai di depan Hadar, kepalanya tertunduk menghadap ke lantai. “Aku mohon Hadar, biarkan Luna sendirian.”“Aku tidak menyakitinya Vega, mengapa kau memohon seakan aku menyakitinya? Aku mencoba membantu, menjadi pion, teman dan pelindung. Ku biarkan dia pergi ke semua tempat
‘‘Ketika aku membuka mataku, melihat dunia yang lain dan sekali lagi ada bayang yang sama. Dialah yang memberitahuku semuanya tentang dunia lain dari sudut paling gelap dunia.’’ suara Luna bergetar saat mengatakannya. ‘‘Aku sudah berusaha untuk lupa. Tapi aku cuma manusia.’’‘‘Seperti katamu kamu cuma manusia. Bagaimana bisa yang baru diciptakan melihat dan mengingat? Aku akan percaya jika ini hanyalah candaan Luna.’’Luna mendesah menatap langit-langit dengan senyuman pilunya. Ia berbalik, mengehela nafasnya berjalan menuju taman blakang mension yang tidak ditumbuni oleh bunga karena Hadar mempunyai masalah dengan bunga. Hanya ada rumput liar yang diam-diam tumbuh di antara mereka yang dirawat. ‘’Pada akhirnya akan ditemukan.’’Gumamnya meringkuk di antara pohon-pohon berbentuk unik.Tiba-tiba saja kepalanya dielus oleh seseorang. Luna menoleh ke arah Hadar singkat, dia tersenyum pada pria yang tidak bisa mepercayainya itu.‘‘Bukan marah, tapi soal kejujuran Luna. menjadi satu-satuny
Selamat membaca.Ketika cahaya itu semakin pekat melingkari Luna yang tampak kebingungan. Hadar menarik Luna ke arahnya dan memutus kekuatan yang membantu Luna untuk keluar dari kematiannya.‘‘Ah. kekuatan Ini? Hadar, bukan? siapa?’’ Luna menatap ke arah bawah namun ia tak menemukan Siapapun. Di samping hadar, Igel tersenyum melambaikan tangannya pada Luna.‘‘Kau baik-baik saja?’’ Tanyanya tanpa beban. Luna mendengus kesal karena ia dijadikan semacam kelinci percobaan begitu? ‘‘Ah, sial sekali hidupku mengenal orang-orang seperti kalian.’’‘‘Berpikirlah dengan jernih Luna. Pria itu akan membunuhku dan menghancurkan dunia jika kau sampai mati!’’ seru Igel sambil menatap Hadar takut.‘‘Maaf Luna.’’ ucap Igel pada akhirnya.‘‘Hah, kau pikir aku akan memaafkanmu setelah membuatku hampir kehilangan nyawaku yang sangat berharga ini saudara Igel?’’ Kesal Luna. ‘‘tidak, akan, pernah!’’Igel meragukan itu. ‘‘Terserah Anda wahai manusia.’’ balas Igel dengan suara yang di buat-buat.‘hahaha’ Lun
Selamat membaca.Keesokan harinya. ‘‘Dia menyebarkan keberadaan kita!’’Hadar mengertakan giginya. ‘‘Cari dan musnahkan sisahnya!’’‘‘Baik Hadar.’’Ketika Vega dan Igel pergi. Pikiran Hadar hanya tertuju pada satu nama saja. ‘‘Luna!’’***‘‘hahaha!’’ Di suatu tempat dengan emas dan permata. Uang dan kekuasaan, Seseorang tampak sedang merasa senang.‘‘Ternyata istriku bisa berguna juga. Hebat, apa yang kau inginkan?’’ tanya pria yang tak lain adalah Bara, suaminya yang pada akhirnya mengakuinya.Luna tersenyum namun senyuman itu tak berlangsung lama. ‘‘yang kuinginkan?’’ tanya nya mengulang.Bara menaikan alisnya. Menatap Luna tajam.‘‘Ukir namaku sebagai pendiri Eridani.’’ Mintanya.Mata tajam keduanya bertemu. Luna hanya lelah dimanfaatkan, sekarang ia hanya ingin menguji batas tindakannya.‘‘Luna, sayangku, aku tidak memberikanmu sebuah permintaan untuk berada sejajar dengan keluarga kami.’’‘‘Kenapa tidak. Aku sudah melakukan banyak hal. Bahkan kehilangan reputasi dan nama baikku.
Selamat membaca.Igel menutup jendela karena badai sangatlah kuat. ‘‘pengadilan langit, apakah harus melibatkan langit?’’ tanya Igel pada Hadar.Matanya kini tertuju pada Luna yang mengusulkan hal itu pada Hadar, Hadar tak akan mendengarkan Igel tapi dia akan mendengarakan Luna.‘‘Jika ini yang menjadi keinginan Luna, Maka itu harus terjadi.’’Mereka saling tatap, kini ada keraguan saat melihat Luna setelah ia mengungkapkan identitasnya pada mereka. Tanpa sadar Vega mengelengkan kepalanya. ‘‘Apakah ada bukti kalau seorang pe-pengkhianat tidak akan mengkhianati kita untuk kedua kalinya?’’‘‘Vega benar Hadar, Luna sangat menyukai Bara, dan tidak ada bukti kalau dia….’’Ucapan Igel berhenti saat melihat Luna. Tetapi Luna malah tersenyum pilu. Dia menatap Hadar yang duduk di sisinya tanpa mengatakan apapun. Wajar mereka ragu.‘‘Pengadilan langit hanya bisa di panggil oleh bangsa Diverm yang memiliki kekuataan setara dengan langit.’’ jelas Hadar sambil menatap Luna yang mengerutkan kenin
Selamat membaca.Bara yang tak mendapatkan respon dari Luna memutuskan untuk meninggalkan kediaman tersebut dengan perasaan janggal–apalagi saat melihat ekspresi ketika orang itu yang mungkin pernah ia lihat tetapi ia lupa pernah melihatnya di mana.‘‘Putar balik mobilnya!’’Pikiran yang tak tenang membuat ia berbalik, dan berniat untuk menjemput Luna. Kali ini benar-benar menjemputnya dan bukannya mengejeknya.***Mobil berhenti, dan betapa tidak senangnya Bara saat melihat Luna yang tertawa bersama orang-orang itu. Tatapannya kembali bertemu dengan mata Luna yang tergoyahkan. ‘‘Ayo kita pulang.’’ ajak Bara benar-benar tulus.Tatapan dan perkataan Bara membuat senyuman Luna menghilang namun Hadar mengandeng tangan Luna dan dengan tatapan dinginnya itu, ia berniat untuk membawa Luna masuk ke dalam.Tetapi tatapan Luna tak bisa putus dari Bara yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu namun tertahan. ‘‘Hadar, aku…’’Tanpa berbalik, Hadar terus menarik Luna seolah tak ingin mendengar a
Selamat membaca.Dia–Luna tahu bagaimana ketidakpedulian Hadar pada setiap keputusan yang diambil oleh Luna.Tetapi bisakah itu disebut sebagai ketidakpedulian disaat ia melewati malam dengan tetap dengan kekwatiran yang sama? Menetap pada ketidakpastikan yang mungkin saja dapat menyakiti.‘‘Aku ingin memeluknya.’’ Sekarang sepertinya dia tidak akan peduli apakah ini adalah kebohongan atau tidak. Hadar yang duduk dengan mata tertutup di sofa mendengarkan apa yang Luna ucapkan. Ia ingin bertanya tetapi ia juga ingin menunggu.‘‘Hadar? Tidurku sudah cukup, bisakah aku bangun sekarang.’’‘‘Tidak.’’‘‘Kau melarangku sekarang?’’ tanya Luna yang masih saja menatap wajah mempesona Hadar tanpa adanya tatapan dingin.Dan seolah tau, Hadar hanya tersenyum saat merasakan kebahagiaan yang Luna rasakan saat ini.‘‘mau ku beritahukan satu rahasia?’’ Tanya Hadar kini membuka matanya menatap Luna yang kini baik-baik saja. ‘‘Tentu.’’‘‘Batu Aura yang ada padamu bisa mencuci otak pemiliknya dan membu
Selamat membaca.Luna menarik nafasnya dalam di depan gerbang rumah Hadar, Meski langit tak menunjukan kedamaain, Luna mencoba untuk tetap tersenyum sebelum melangkahkan kakinya menjauh dari rumah dengan orang-orang yang masih setia memperhatikan bahu Luna yang mulai menghilang.‘‘Apa tidak apa-apa jika membiarkan ia berkeliaran dalam situasi yang kacau seperti ini?’’ Tana Vega cmas.Tetapi Igel tak isa melawan Hadar, karena memang inilah yang diinginkan oleh Hadar. ‘‘Wanita yang malang.’’ Ucap Igel membatin.***Dengan nafas terengah-engah, Luna berlari di tengah jalan. ‘‘Fillius Caeli’’ ucapnya, dan tiba-tiba saja, jalan raya yang ramai berubah menjadi hutan yang lebat. Luna tertegun selama beberapa saat, sebelum ia menelan salivanya terus melangkah semakin masuk ke dalam hutan.Gelap, tanpa adanya tanda kehidupan lain. Bahkan jaring laba-laba dan sarang tidak di huni oleh sang pemilik.Sementara itu, Hadar yang berdiri menghadap jendela dengan perasaan tenang itu tiba-tiba berlari