Entah mengapa saat melihat Foto Alika ia seperti tak bisa berpaling menatap kearah lain lagi.Ia bahkan tersenyum sendiri mengingat kejadian yang ia alami saat bertemu dengan Alika.
"Cantik" Kata itulah yang diucapkan oleh Bastian saat menatap objek dihadapannya kini.
Bastian kini duduk dikursi kebesarannya,bahkan tak peduli dengan berkas yang sedang menumpuk diatas mejanya itu.Baginya melihat wajah Alika lebih penting daripada urusannya yang lain.
"Kamu cantik tapi kenapa mulutmu pedas sekali walau begitu aku tetap menyukainya," gumam Bastian.
Tak lama setelah itu ia menghubungi Vigo karena ingin pergi dan tak ingin diganggu.
"Vigo kosongkan semua jadwalku hari ini," perintah Bastian.
"Tapi tuan bukankah hari ini ada jadwal ketemu investor terbesar kita." Sahut Vigo.
"Aku tak peduli jadi kuharap hari ini kamu gunakan keahlianmu.Dan ingat aku paling benci dengan namanya kegagalan," ucap Bastian tersirat nada ancaman didalamnya .<
Bastian kini membawa Alika kesebuah restoran ternama dikota itu.Alika sangat heran dan takjub menatap gedung yang ada dihadapannya kini,seumur hidup tak pernah sedikitpun bermimpi masuk kedalam apalagi makan."Oh my ini kan restoran mahal dalam mimpi pun aku tak pernah berpikiran kesini," gumam Alika dalam hati.Bastian menatap Alika sambil tersenyum ia tahu apa yang ada dalam pikirannya Alika kini."Heii apa kita kesini hanya untuk berdiri diluar?Bisa karatan nih kaki karena kelamaan menunggu kamu," goda BastianAlika dibuat terkejut ketika mendengar suara Baritonnya Bastian.Akhirnya wanita cantik tersebut sadar dengan perbuatannya ia pun tersenyum kikuk."Ehh maaf." Sahut Alika sambil menundukan kepalanya.Bastian tanpa permisi langsung menarik tangan Alika untuk masuk kedalam.keduanya bahkan tak sadar jika sedang bergandengan tangan,hingga membuat pengunjung lainnya disana jadi heboh sendiri."Wow pasangan terkeren seja
"Stop berpikiran kalau pria ini sedang cemburu padamu Alika.Ingat kamu bukan siapa siapanya dan kamu sangat tak pantas untuk berada disampingnya," gumam Alika dalam hati."Iya aku maafkan tapi tolong lain kali jangan bersikap seolah olah aku ini wanita murahan," pinta Alika."Yes my honey," balas Bastian." So,bisa turunkan aku sekarang soalnya perutku sudah lapar,dan sayang kalau makanan selezat ini dianggurin," bujuk Alika." Haha,maaf aku lupa habis semua ini kan gara gara kamu." tawa Bastian pun pecah."Apa nggak salah kamu bicara seperti itu?" tanya Alika sambil turun dari pangkuan Bastian.Alika kini duduk di hadapan Bastian dan langsung mengambil makanannya tanpa peduli dengan tatapan Bastian kepadanya.Melihat Alika yang makan seperti orang yang tak pernah makan enak membuat napsu makan Bastian seketika hilang langsung."Kamu kenapa nggak makan malah lihatin aku seperti itu?Kamu buat napsu makanku jadi lenyap
Vigo menahan tangan Ersan agar berhenti memukul Bastian.Karena jika sampai itu terjadi lagi bisa dipastikan wajah Bastian akan remuk dibuatnya.Bastian kini sedang duduk dilantai tersebut,penampilannya sangat berantakan dan sangat jauh dari kesan modis.Pandang matanya kedepan tapi kosong,masih teringat jelas dalam pikirannya penolakan dari Alika."Sebaiknya anda pulang sebelum saya bertindak lebih kepada anda," ancam Vigo dengan tatapan membunuh.Ersan yang sudah meluapkan emosinya langsung berlalu dari tempat itu setelah mengucapkan peringatan untuk Bastian."Jangan coba coba mendekati kekasihku lagi,atau aku tak segan untuk menghabisimu," ujar Ersan seriusBastian tak menghiraukan ancaman Ersan bukan karena takut tapi karena ia tak ada semangat untuk meladeninya.Memang orang kalau lagi patah hati yang tadinya besi bisa berubah menjadi rapuh.Ersan pergi meninggalkan keduanya dengan perasaan yang belum puas,karena ia san
Alika sangat terkejut dengan apa yang di lakukan Bastian kepadanya.Ia merasakan jantungnya serasa sedang marathon sekarang,Alika menghembuskan nafasnya kasar untuk menetralkan kegugupannya."Kamu pasti kelelahan istirahatlah kalau sudah sampai akan kubangunkan," ujar Bastian sambil tersenyum."Aku tak mengantuk jika aku tidur takutnya kamu berbuat sesuatu yang tidak tidak." Ketus Alika."Sayang apa didalam otak cantikmu itu hanya berisi hal mesum saja ya?" goda Bastian sambil tertawa lepas hingga sudut matanya mengeluarkan air mata.Sumpah demi dewa jika orang yang mengenal bastian kali ini pasti akan sangat terkejut.Karena hanya Alika selena seorang yang bisa membuat pria itu begini,yang selama ini terkenal dengan kesan es balok yaitu dingin dan datar."Bukannya nggak kebalikan yang selama ini mesum kan kamu kenapa sekarang jadinya kebalik?" Kesal Alika."Aduh tambah cantik kesayanganku ini," ujar Bastian sambil mengacak gemas rambutnya Ali
" Apa maksud anda tadi Tuan?" Tanya Mira bingung.Ia mana mau bersinggungan dengan barang barang orang yang levelnya dibawah dirinya.Jika sampai hal itu terjadi maka mau taruh dimana wajah angkuhnya yang tak pernah mau menghargai pekerjaan orang lain.Apapun pekerjaan didunia ini percayalah jika semuanya sudah digariskan dari yang kuasa.Mungkin sekarang anda lagi diatas tapi ingatlah roda kehidupan selalu berputar." Apa perlu kuulangi lagi perkataanku tadi?" Tanya pria itu balik." Tapi bisakah pakaian milik kami saja daripada harus mengambil barang mereka pasti mereka sangat membutuhkan." Mira memberikan alasan agar pria tersebut berubah pikiran." Siapa bilang mereka akan kesusahan nantinya,bukankah pakaian kalian lebih pantas untuk mereka daripada kalian?" Kesal Rentenir itu mendengar berbagai alasan dari suami istri dihadapannya kini." Kenapa harus mengambil pakaian kami kenapa...." Lakukan seperti kemauanku atau aku berubah pi
Alika tanpa sadar jika semua kegiatannya tadi ada yang sedang memperhatikannya.Dirinya malah asyik dengan dunianya sendiri,karena baginya hari ini adalah sesuatu yang sangat langkah.Karena kelelahan Alika akhirnya tertidur dengan posisi yang sangat menggoda.Pakaian yang dipakai terlihat sedikit naik keatas hingga menunjukkan pakaian dalamnya.Bastian yang kini sudah masuk kedalam kamar Alika,langsung berusaha menetralkan perasaannya. Sungguh kali ini Alika menguji kesabarannya sebagai pria normal."Untung juga cinta kalau tidak?, tapi kalau icip icip sedikit pasti boleh dong?" gumam Bastian dalam hati.Bastian ikut berbaring disamping Alika dan menarik tubuh mungil itu agar mendekat kepadanya.Diciuminya seluruh bagian wajah cantik itu meskipun dilakukan Alika dalam keadaan tertidur." Aku merasa seperti maling saja cepatlah sadar biar kulakukan secara benar," bisik Bastian sambil memeluk Alika seraya memejamkan matanya.Keduanya tidur sambil berp
"Apapun yang kamu ambil pasti bakalan kumakan." Sahut Bastian."Kalau kuambilkan racun memangnya kamu mau makan?" Tanya Alika."Jika racun itu kamu yang kasih aku ikhlas kok," balas Bastian."Lebay." Sinis Alika sambil memandang jengah kearah Bastian.Alika mengambilkan Bastian makanan yang dimasak Bik Sum tadi,setelah itu ia mengambil untuk dirinya sendiri dan mulai memakannya."Bik Sum masakannya enak sekali aku suka," gumam Alika pelan tapi masih bisa didengar oleh Bastian."Kalau kamu suka tinggal disini bersamaku saja,kita akan menikmati masakan Bik Sum," tawar Bastian yang menggunakan kesempatan yang ada."Itu mah maunya kamu doang," ujar Alika sambil menatap sinis kearah Bastian."Iya maafkan aku silahkan lanjutkan makannya Yang." Sahut Bastian sambil membelai kepala Alika.Para pelayan dirumah itu tersenyum senang karena akhirnya tuannya itu bisa kembali tersenyum setelah sekian tahun."Semoga keduanya sel
"Iya tapi aku malu jika tatapan kamu seperti itu," ujar Alika malu malu."Habisnya kamu kelihatan sangat menggoda." Sahut Bastian dengan suara paraunya dan langsung melahap habis apa yang ada dihadapannya kini.Alika antara menikmati dan waspada berbaur menjadi satu,ingin menolak apa yang Bastian lakukan tapi tubuhnya menerima bahkan menikmatinya."Ahhh toloong hentikan," lirih Alika yang terdengar seperti desahan.Bastian bukan berhenti malah lebih menggila apalagi tubuh Alika yang meliuk karena kegelian.Pria tersebut meninggalkan banyak tanda merah dileher serta dada Alika,setelah puas bermain ditubuh bagian atas Alika kini ia beralih kebagian bawah.Sungguh tubuh Alika mulus tanpa cacat sedikitpun apalagi sikap pasrah Alika, menuntun Bastian menguasai surga dunia milik Alika."Ahh aku nggak kuat tolong hentikan," pinta Alika dengan wajah yang memohon ketika Bastian melakukan fore play dibagian intinya itu."Aku ingin melakukan lebih apa b
Alika sangat tersentuh dengan perkataan Bastian barusan,ia tak menyangka jika pria yang baru dikenalnya itu sangat menghargai dirinya."Tapi aku nggak terbiasa nggak ngapa ngapain pagi pagi,jadi bisakah lepas pelukannya sekarang." Sahut Alika dengan tatapan memelas."Aku masih ingin dimanja kamu Yang,lagian apa gunanya semua pekerja jika kamu yang harus bergerak sendiri," ujar Bastian sambil menghirup aroma memabukkan dari tubuh Alika."Lepaskan aku nggak kalau tidak aku pulang sekarang!" Ancam Alika yang jengah melihat sikap Bastian kepadanya."Astaga galak amat sih," ucap Bastian yang mencubit hidung Alika."Habisnya kalau nggak digalakin kamunya makin lebay," balas Alika sambil tersenyum.Bastian yang tak ingin Bastian marah,akhirnya melepaskan pelukannya namun dengan hati yang tak ikhlas.Alika kini menuju kedalam kamar mandi dirinya menyiapkan air mandi,lalu menuju ruang ganti untuk menyiapkan pakaian untuk Bastian."Kamu mandi sa
Adam pusing setiap kali mendengar ocehan dari Mira,ia tak mengerti dengan jalan pikiran istrinya itu.Sebab wanita paruh baya itu sama sekali tak mengerti akan dirinya,yang juga tak ingin berada disini."Seharusnya sebelum mengatakan sesuatu kamu harus berpikir dahulu,kenapa sampai kita bisa berada disini," ujar Adam yang terdengar biasa saja tapi sangat menohok."Jadi maksudnya kamu menyalahkanku?" Tanya Mira ingin memperjelas opininya."Pernahkah kamu berpikir darimana kudapatkan semua uang itu hanya karena permintaan konyolmu.Aku selalu saja bekerja dan berusaha meminjam uang sana sini,hanya untuk memuaskan nafsu belanjamu itu.Perusahanku yang dulu kudirikan dari nol bersama Diana,harus hancur karena dirimu." Adam terpaksa harus mengeluarkan semua uneg uneg yang tertahan dalam hatinya.Adam sudah tak bisa berpikiran jernih lagi,karena saat berada disini Mira bukannya sadar malah bertambah saja kelakuan angkuhnya itu."Dasar pria tak berguna,bisa
Bastian serasa berhenti bernapas bagaimana tidak sesuatu yang diharapkan kini datang sendiri.Namun dirinya tak ingin senang dulu,karena bisa saja pertanyaan itu hanya candaan semata."Kalau misalnya aku mau bagaimana?" Tanya Bastian balik."Besok temani aku ketemu Ersan dan menjelaskan semuanya," pinta Alika serius.DegSerasa jantungnya Bastian seakan hendak melompat dari tempatnya,karena ternyata perkataan Alika tadi adalah sebuah keseriusan."Sayang kamu yakin dengan perkataan tadi?" Tanya Bastian memastikan.Alika langsung melepaskan pelukannya dan menatap serius kearah Bastian,dibawanya tangan pria itu kearah pipinya dan sambil tersenyum ia meyakinkan."Aku bukan wanita gampangan,karena mau berkencan dengan dua pria.Aku juga bukan wanita yang suka mempermainkan kaum pria,yang kubutuhkan kini adalah sebuah sandaran untuk hidupku." Sahut Alika serius."Kalau boleh aku tahu apa alasannya kamu berkata seperti ini,dan t
Bastian dengan langkah yang tak bersemangat keluar dari rumah Alika,meskipun sudah mendapatkan nomornya tapi tetap saja yang dibutuhkan adalah objeknya langsung.Pria tampan itu sadar dan tahu jika Alika sekarang pasti sedang menikmati waktu berdua dengan Kekasihnya itu,sedang dirinya hanyalah bayangan semata."Bastian sadarlah jika kamu hanyalah orang ketiga diantara mereka,jadi jangan berharap lebih." Bastian mencoba untuk mensugesti dirinya agar tidak berlebihan dalam bersikap toh hasilnya tetap akan sama saja.Kini ia sedang mengendarai kuda besinya untuk pulang kerumah,karena yang dibutuhkannya sekarang adalah tidur dan memeluk guling.Entah mengapa malam ini dirinya merasa aneh,bisa bisanya sasaran kerinduannya adalah benda berbentuk panjang dan lonjong itu.Eits,tunggu dulu jika dibilang dia pria tak normal anda salah besar,karena bisa dipastikan saat main bola akan langsung cetak gol.Perjalanan yang dilalui kini harus menguras tenag
Ersan sangat kesal kepada kedua orang tua Alika,yang sama sekali tak ada rasa kasihannya kepada putri mereka itu."Kalian adalah orang tua terlangka yang ada di dunia ini,seumur hidupku tak pernah kulihat orang yang dengan tega menyakiti perasaan putrinya sendiri," sindir Ersan sambil menatap sinis kearah mereka.Mendengar apa yang dikatakan Ersan barusan membuat Mira menatap tajam kearahnya,ia tak terima bocah ingusan seperti Ersan berani menasehati dirinya."Anak kecil seperti kamu tahu apa tentang hidup maka dengan beraninya menasehati kami seperti tadi," maki Mira kesal."Apa tidak salah bicara nyonya,anda mengajarkan ku soal hidup sedangkan anda sendiri tak menghargai hidup putri anda sendiri." Sahut Ersan tak mau kalah."Awas saja ya kamu,jangan pernah menampakkan batang hidungmu dihadapanku lagi atau kamu bakal terima akibatnya," ancam Mira."Aku juga tak sudi datang kesini." Sahut Ersan tak kala sengit.Alika yang tadi hanya m
Keduanya bahkan saling bertukar Salivanya tanpa merasa jijik sedikitpun,bahkan terdengar decapan keduanya didalam kamar itu.Alika bahkan meliukan tubuhnya erotis digendongan Bastian,yang mana membuat pria tampan tersebut tak bisa lagi mengontrol gejolak ditubuhnya itu.Tanpa melepas pagutan bibir keduanya,Bastian menidurkan Alika secara perlahan diatas ranjang.Keduanya bahkan melakukan hal itu dengan tak peduli keadaan diluar kamar.Bik Surti sedang bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Ersan,yang kini sedang menunggu Alika diruang tamu.Ingin wanita paruh baya itu mengatakan kalau Alika ada dikamar,tapi dirinya ragu takut ada perang dunia ke4 dirumah itu."Gimana nih,apa aku bilang saja kalau non Alika sedang keluar?'tapi nanti kesannya aku berbohong lagi dong," gunam Bik Surti bingung."Lho Bik kok masih disitu,Alika-nya mana?" Tanya Ersan bingung."Eh itu,anu itu den,Bibik lupa kalau non Lika sedang keluar." Sahut Bik Surti gugup.Ers
Alika yang sudah dalam perjalanan menuju rumahnya,merasakan debaran jantung yang seperti baru habis lari marathon.Dalam hatinya berpikir apakah ini semua karena orang tuanya yang sedang ditahan,atau karena alasan lain.Saat pulang sekolah ia berencana menemui kedua orang tuanya ditahanan,tapi karena tubuhnya merasa gerah ia memutuskan pulang dulu untuk membersihkan tubuhnya.Sementara itu Bastian sedang terlelap ditempat tidur Alika,bahkan tak sadar jika tempat yang ia tiduri adalah kamar anak gadis orang.Menyangkut jarak rumahnya yang tak jauh dari Kampus,membuatnya tak perlu memakan waktu lama untuk sampai dirumahnya."Aku pulang Bik," teriak Alika yang langsung lolong masuk kedalam tanpa sadar jika Bik surti sedang ingin mengatakan sesuatu."Aduh Non Lika kok main langsung masuk saja,didalam kan ada tuan muda nanti kalau non Alikanya marah gimana nih?" Cemas Bik Surti."Tadi kan tuan muda sudah kasih tahu,jadi sepertinya nggak masalah," sambun
Vigo diposisi serba salah antara tak bisa bersikap kasar terhadap wanita hingga bosnya jadi mengamuk.Namun apa daya semua sudah terjadi tak bisa dielakkan lagi,yang ada hanya pasrah saja untuk terkena amukan Bastian.Sementara itu Abel tak terima dikatakan makhluk setengah jadi,padahal dirinya saat datang sudah berdandan seperfect mungkin."Sayang kamu kok tega bilang aku seperti itu." Abel merajuk.Vigo menatap jengah kearah Abel yang sepertinya tak takut bakal kena marah,apalagi melihat wajah tak bersahabat Bastian kini."Mati kau,"Apa tadi panggilanmu?" Tanya Bastian yang memastikan pendengarannya."Sayang." Sahut Abel semangat karena dipikirannya adalah Bastian sudah menerima dirinya."Tadi sebelum datang kesini,apa kau sudah bercermin?" Tanya Bastian dengan nada datar.Abel melambung tinggi mendengar pertanyaan Bastian,yang ada dalam pikirannya kini mungkinkah Bastian ingin memujinya."Ya pastilah aku bercermin kal
Alika yang sedang menuju kedalam kelas bersama Ersan sempat menoleh kebelakang kearah mobil Bastian.Dirinya merasa bersalah kepada pria itu karena sudah dengan sengaja mengacuhkannya,padahal dirinya ingin menyapa tapi tak berani melakukan dihadapan Ersan."Maafkan aku karena sudah mengacuhkanmu,hati juga sakit melakukannya," lirih Alika dalam hati.Wanita cantik itu juga bingung dengan perasaannya,entah mengapa ketika melihat Bastian tadi ia merasakan getaran yang aneh.Namun dirinya juga tak mungkin melupakan Ersan,yang sekarang merupakan kekasihnya .Ersan yang melihat wajah sendu Alika menjadi heran sendiri,apa tadi ia melakukan kesalahan sehingga Alika menjadi sedih."Sayang kamu kok mukanya jadi murung begitu,apa tadi aku salah karena terkesan seolah tak percaya dengan yang kamu katakan?" Tanya Ersan tak enak hati."Aku nggak papa kok mungkin karena terlalu banyak pikiran kali ya." Alika memberikan alasan takut Ersan bertanya lebih banyak lagi.