" Apa maksud anda tadi Tuan?" Tanya Mira bingung.
Ia mana mau bersinggungan dengan barang barang orang yang levelnya dibawah dirinya.Jika sampai hal itu terjadi maka mau taruh dimana wajah angkuhnya yang tak pernah mau menghargai pekerjaan orang lain.
Apapun pekerjaan didunia ini percayalah jika semuanya sudah digariskan dari yang kuasa.Mungkin sekarang anda lagi diatas tapi ingatlah roda kehidupan selalu berputar.
" Apa perlu kuulangi lagi perkataanku tadi?" Tanya pria itu balik.
" Tapi bisakah pakaian milik kami saja daripada harus mengambil barang mereka pasti mereka sangat membutuhkan." Mira memberikan alasan agar pria tersebut berubah pikiran.
" Siapa bilang mereka akan kesusahan nantinya,bukankah pakaian kalian lebih pantas untuk mereka daripada kalian?" Kesal Rentenir itu mendengar berbagai alasan dari suami istri dihadapannya kini.
" Kenapa harus mengambil pakaian kami kenapa....
" Lakukan seperti kemauanku atau aku berubah pi
Alika tanpa sadar jika semua kegiatannya tadi ada yang sedang memperhatikannya.Dirinya malah asyik dengan dunianya sendiri,karena baginya hari ini adalah sesuatu yang sangat langkah.Karena kelelahan Alika akhirnya tertidur dengan posisi yang sangat menggoda.Pakaian yang dipakai terlihat sedikit naik keatas hingga menunjukkan pakaian dalamnya.Bastian yang kini sudah masuk kedalam kamar Alika,langsung berusaha menetralkan perasaannya. Sungguh kali ini Alika menguji kesabarannya sebagai pria normal."Untung juga cinta kalau tidak?, tapi kalau icip icip sedikit pasti boleh dong?" gumam Bastian dalam hati.Bastian ikut berbaring disamping Alika dan menarik tubuh mungil itu agar mendekat kepadanya.Diciuminya seluruh bagian wajah cantik itu meskipun dilakukan Alika dalam keadaan tertidur." Aku merasa seperti maling saja cepatlah sadar biar kulakukan secara benar," bisik Bastian sambil memeluk Alika seraya memejamkan matanya.Keduanya tidur sambil berp
"Apapun yang kamu ambil pasti bakalan kumakan." Sahut Bastian."Kalau kuambilkan racun memangnya kamu mau makan?" Tanya Alika."Jika racun itu kamu yang kasih aku ikhlas kok," balas Bastian."Lebay." Sinis Alika sambil memandang jengah kearah Bastian.Alika mengambilkan Bastian makanan yang dimasak Bik Sum tadi,setelah itu ia mengambil untuk dirinya sendiri dan mulai memakannya."Bik Sum masakannya enak sekali aku suka," gumam Alika pelan tapi masih bisa didengar oleh Bastian."Kalau kamu suka tinggal disini bersamaku saja,kita akan menikmati masakan Bik Sum," tawar Bastian yang menggunakan kesempatan yang ada."Itu mah maunya kamu doang," ujar Alika sambil menatap sinis kearah Bastian."Iya maafkan aku silahkan lanjutkan makannya Yang." Sahut Bastian sambil membelai kepala Alika.Para pelayan dirumah itu tersenyum senang karena akhirnya tuannya itu bisa kembali tersenyum setelah sekian tahun."Semoga keduanya sel
"Iya tapi aku malu jika tatapan kamu seperti itu," ujar Alika malu malu."Habisnya kamu kelihatan sangat menggoda." Sahut Bastian dengan suara paraunya dan langsung melahap habis apa yang ada dihadapannya kini.Alika antara menikmati dan waspada berbaur menjadi satu,ingin menolak apa yang Bastian lakukan tapi tubuhnya menerima bahkan menikmatinya."Ahhh toloong hentikan," lirih Alika yang terdengar seperti desahan.Bastian bukan berhenti malah lebih menggila apalagi tubuh Alika yang meliuk karena kegelian.Pria tersebut meninggalkan banyak tanda merah dileher serta dada Alika,setelah puas bermain ditubuh bagian atas Alika kini ia beralih kebagian bawah.Sungguh tubuh Alika mulus tanpa cacat sedikitpun apalagi sikap pasrah Alika, menuntun Bastian menguasai surga dunia milik Alika."Ahh aku nggak kuat tolong hentikan," pinta Alika dengan wajah yang memohon ketika Bastian melakukan fore play dibagian intinya itu."Aku ingin melakukan lebih apa b
Alika sudah tak bisa berkomentar banyak ataupun menanyakan lebih dari itu,karena pikirannya sekarang adalah keberadaan orang tuanya itu."Pa kenapa sih harus ngutang,apa nggak ada cara yang lain lagi?" Sesal Alika dalam hati karena orang tuanya yang sedang ditahan.Namun satu yang Alika sadari kini bahwa dirinya harus pergi kekampus,untuk menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa.Ia juga tahu pasti Ersan mencemaskan dirinya yang hilang tanpa kabar,lagian bagaimana mau memberikan kabar ponselnya saja kini masih berada ditangan Bastian.Berbicara soal Bastian,pria itu kini sedang menghancurkan barang yang ada dalam kamarnya.Ia sangat emosi karena Alika pergi tanpa memberitahu dirinya,padahal Bastian ingin sekali menyapa dan lebih dekat dengannya."Apa aku nggak ada artinya kekamu sehingga harus berbuat seperti ini,kamu tega padaku,Sayang," lirih Bastian sambil terduduk dilantai.Selama hidupnya baru kali ini ia begitu mencintai seorang wanita,ia
Alika yang sedang menuju kedalam kelas bersama Ersan sempat menoleh kebelakang kearah mobil Bastian.Dirinya merasa bersalah kepada pria itu karena sudah dengan sengaja mengacuhkannya,padahal dirinya ingin menyapa tapi tak berani melakukan dihadapan Ersan."Maafkan aku karena sudah mengacuhkanmu,hati juga sakit melakukannya," lirih Alika dalam hati.Wanita cantik itu juga bingung dengan perasaannya,entah mengapa ketika melihat Bastian tadi ia merasakan getaran yang aneh.Namun dirinya juga tak mungkin melupakan Ersan,yang sekarang merupakan kekasihnya .Ersan yang melihat wajah sendu Alika menjadi heran sendiri,apa tadi ia melakukan kesalahan sehingga Alika menjadi sedih."Sayang kamu kok mukanya jadi murung begitu,apa tadi aku salah karena terkesan seolah tak percaya dengan yang kamu katakan?" Tanya Ersan tak enak hati."Aku nggak papa kok mungkin karena terlalu banyak pikiran kali ya." Alika memberikan alasan takut Ersan bertanya lebih banyak lagi.
Vigo diposisi serba salah antara tak bisa bersikap kasar terhadap wanita hingga bosnya jadi mengamuk.Namun apa daya semua sudah terjadi tak bisa dielakkan lagi,yang ada hanya pasrah saja untuk terkena amukan Bastian.Sementara itu Abel tak terima dikatakan makhluk setengah jadi,padahal dirinya saat datang sudah berdandan seperfect mungkin."Sayang kamu kok tega bilang aku seperti itu." Abel merajuk.Vigo menatap jengah kearah Abel yang sepertinya tak takut bakal kena marah,apalagi melihat wajah tak bersahabat Bastian kini."Mati kau,"Apa tadi panggilanmu?" Tanya Bastian yang memastikan pendengarannya."Sayang." Sahut Abel semangat karena dipikirannya adalah Bastian sudah menerima dirinya."Tadi sebelum datang kesini,apa kau sudah bercermin?" Tanya Bastian dengan nada datar.Abel melambung tinggi mendengar pertanyaan Bastian,yang ada dalam pikirannya kini mungkinkah Bastian ingin memujinya."Ya pastilah aku bercermin kal
Alika yang sudah dalam perjalanan menuju rumahnya,merasakan debaran jantung yang seperti baru habis lari marathon.Dalam hatinya berpikir apakah ini semua karena orang tuanya yang sedang ditahan,atau karena alasan lain.Saat pulang sekolah ia berencana menemui kedua orang tuanya ditahanan,tapi karena tubuhnya merasa gerah ia memutuskan pulang dulu untuk membersihkan tubuhnya.Sementara itu Bastian sedang terlelap ditempat tidur Alika,bahkan tak sadar jika tempat yang ia tiduri adalah kamar anak gadis orang.Menyangkut jarak rumahnya yang tak jauh dari Kampus,membuatnya tak perlu memakan waktu lama untuk sampai dirumahnya."Aku pulang Bik," teriak Alika yang langsung lolong masuk kedalam tanpa sadar jika Bik surti sedang ingin mengatakan sesuatu."Aduh Non Lika kok main langsung masuk saja,didalam kan ada tuan muda nanti kalau non Alikanya marah gimana nih?" Cemas Bik Surti."Tadi kan tuan muda sudah kasih tahu,jadi sepertinya nggak masalah," sambun
Keduanya bahkan saling bertukar Salivanya tanpa merasa jijik sedikitpun,bahkan terdengar decapan keduanya didalam kamar itu.Alika bahkan meliukan tubuhnya erotis digendongan Bastian,yang mana membuat pria tampan tersebut tak bisa lagi mengontrol gejolak ditubuhnya itu.Tanpa melepas pagutan bibir keduanya,Bastian menidurkan Alika secara perlahan diatas ranjang.Keduanya bahkan melakukan hal itu dengan tak peduli keadaan diluar kamar.Bik Surti sedang bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Ersan,yang kini sedang menunggu Alika diruang tamu.Ingin wanita paruh baya itu mengatakan kalau Alika ada dikamar,tapi dirinya ragu takut ada perang dunia ke4 dirumah itu."Gimana nih,apa aku bilang saja kalau non Alika sedang keluar?'tapi nanti kesannya aku berbohong lagi dong," gunam Bik Surti bingung."Lho Bik kok masih disitu,Alika-nya mana?" Tanya Ersan bingung."Eh itu,anu itu den,Bibik lupa kalau non Lika sedang keluar." Sahut Bik Surti gugup.Ers