Home / Rumah Tangga / Ketika Suamiku Menikah Lagi / 66. Hati Yang Terguncang

Share

66. Hati Yang Terguncang

Author: Ayu Sekti
last update Last Updated: 2025-01-18 09:09:04

"Mama!"

Devan terkejut ketika Mama Linda datang.

"Aisyah, cepat katakan Denis ada di mana?" tanya Mama Linda kepada Aisyah dengan nada tegas.

"Dia sudah pergi dari rumah ini Mah. Dia bersama kedua istri barunya," jawab Aisyah sambil menunduk.

Mama Linda syok. "Kenapa kalian tidak menghubungi Mama? Aisyah, kamu selalu menyembunyikan masalahmu kepada Mama! Jika Denis itu be jat! Akan Mama beri hukuman! Sekarang katakan di mana Denis?

Desas-desus terdengar bahwa Denis tidak adil dengan ketiga istrinya. Kehidupan kalian semakin berantakan dan kacau. Ditambah, Devan nggak mau menikah dengan Rina? Apa saya salah mendidik anak? Hiks ... hiks!"

Mama Linda berdiri di depan Devan yang juga berdiri di depan teras. Beliau menangis karena merasa gagal mendidik anaknya menjadi pria yang baik.

"Mah, kita duduk di ruang tamu yuk? Nggak baik berdiri di sini. Aisyah jelasin semaunya. Mama jangan marah sama Aisyah ya?"

Aisyah berusaha lembut kepada mantan mertua. Ia memapah Mama Linda menuju ruang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   67. Di Hotel Tulip

    Pada siang itu, Aisyah sudah selesai pekerjaannya mengawasi jalannya pekerjaan. Saatnya kini ia menuju ke gedung "TULIP".Aisyah sudah berada di mobil dan menyalakan mesin mobilnya. Ia segera tancap gas menuju gedung tersebut.Dua puluh menit kemudian, ia sudah sampai di gedung tersebut. Ia turun dari mobil dan menuju gedung bernuansa eksotik tersebut.Gedung indah berwarna merah muda. Di samping gedung tersebut, dikeliling j taman dan dihiasi bunga beraneka warna. Ada air mancur juga sehingga terkesan asri dan segar. Hatinya yang gelisah sedikit memudar ketika Aisyah melihat alam yang segar tersebut. Ia memberanikan diri memasuki gedung indah tersebut. Saat sampai di dalam ruangan luas pada gedung itu, para tamu undangan sudah banyak yang datang. Terlihat Mama Linda sedang berbincang dengan wanita cantik bergaun merah muda. Seperti Dewi Kahyangan. Dia adalah Rina. Namun, Devan masih saja belum kelihatan. "Aisyah! Akhirnya kamu sudah datang juga! Teriak kasih, Sayang." Senyum hang

    Last Updated : 2025-01-18
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   68. Karena Reputasi

    Pada siang itu, bukannya memberikan cincin di jemari milik Rina, Devan malah merebut mikrofon yang dipegang oleh moderator. Devan ingin berbicara kepada semua yang hadir pada acara tersebut. "Selamat siang para tamu undangan sekalian. Serta keluarga besar dari Rina yang saya kagumi. Yang telah lelah dan semangat menyambut tunangan kami. Namun, saya ingin sampaikan hal terpenting yang belum kalian ketahui. Sebelumnya saya mengucapkan maaf kepada Papa dan Mama saya yang mendesak untuk bisa bertunangan dengan Nona Rina. Saya pribadi, ingin mengatakan, apakah jodoh itu bisa dipaksakan? Saya tanya kepada Ibu yang memakai gamis berwarna biru di sana sialan ke sini dan jawab pertanyaan saya!" Devan memanggil seorang Ibu-Ibu tamu undangan yang memakai gamis berwarna biru. Ibu-Ibu tersebut tidak lama, maju ke atas panggung dan berada tepat di depan Devan. "Jawabnya jodoh nggak bisa dipaksakan anak muda? Apakah kamu ada masalah dengan tunangan ini?" tanya Ibu-Ibu tersebut dengan rasa curiga

    Last Updated : 2025-01-19
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   69. "Mana Devan!!"

    Saat siang, perdebatan antara Devan dengan papanya semakin panas. "Silakan Pah. Jika Papa ingin menyita aset dari Perusahan Papa yang dikelola. Saya akan mencari peluang lain agar bisa berbisnis kembali. Rezeki itu datangnya tak disangka-sangka. Papa belum sadar apa yang saya katakan tadi? Cinta dan jodoh itu tidak bisa dipaksakan. Seandainya Mama kemarin nggak ngotot, hal ini tidak akan terjadi!" Papa Hadi geram. "Kamu memang keras kepala Devan! Jangan membuat Papa jantunga seperti ini! Argh!" Karena Papa Devan tidak bisa menerima semua kemauan Devan, penyakit jantung Pap Hadi mulai kambuh. Papa Hadi pingsan tak sadarkan diri."Pah, kenapa Papa harus pingsan. Selemah ini kah Papa? Pah, Devan tidak suka dengan Rina. Kenapa malah Papa yang pingsan?" Akhirnya para tamu undangan berhamburan pulang karena Papa Hadi malah pingsan.Papa Hadi dibawa ke kamar khusus yang ada di ruangan tersebut untuk diperiksa oleh Dokter yang sudah dipanggil oleh Mama Linda. Terpaksa Moderator mempersilak

    Last Updated : 2025-01-19
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   70. Tunggu!

    Saat sore hari, Devan ditampar habis-habisan oleh papanya Rina. Tidak hanya ditampar, ia juga didorong sampai rubuh ke lantai keramik. Papanya Rina tidak terima jika tunangan tersebut dibatalkan. Hanya Devan yang berani menolak acara keluarga besar dari Rina. Devan mimisan dan masih dalam posisi duduk di lantai. Mama Linda panik. "Tuan Brama? Maafkan kesalahan Devan! Kita bisa bicara baik-baik mengenai acara tunangan ini? Sepenuhnya bukan salah Devan. Kami sebagai orang tua juga bersalah. Dari awal memang Devan tidak menyetujui tunangan ini. Namun, saya, Jeng Siska dan Rina ingin kekeh mengadakan acara tunangan! Semua serba terpaksa."Akhirnya Mama Linda sadar diri atas kesalahannya. Mengetahui bahwa keluarganya Rina diduga licik karena telah mengambil sebagian omset Perusahaan yang harusnya dibagi secara adil."Tapi kalau Devan sudah mau dalam acara tunangan tersebut, harusnya mau dan tidak mempermalukan keluarga kita! Saya sebagai pemimpin keluarga sangat malu! Saya merasa dihinak

    Last Updated : 2025-01-20
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   71. Tapi

    Masih pada sore hari, Devan mengejar Aisyah yang berjalan cepat untuk pulang. "Ada apa Kak Devan? Aku bisa pulang sendiri, aku kan bawa mobil?" Devan tidak tahu kalau Aisyah membawa mobil sendiri saat berangkat tadi. "Syah, aku mohon, aku ingin bicara denganmu di suatu tempat. Kamu mau ya? Kita ke Kafe X yuk? Mumpung kita bertemu, Syah?" Devan menatap wajah Aisyah dengan gelisah saat Aisyah berbalik badan dan tak sengaja memandang Devan sekilas. Lalu Aisyah menunduk kembali karena malu dengan Devan. "Memang penting?" tanya Aisyah sambil mengernyitkan dahi. Aisyah sedikit tidak enak dengan kedua orang tuanya Devan karena baru saja ada acara tunangan yang gagal. Ia takut akan disalahkan. Devan menatap Aisyah dengan serius. "Penting banget Syah. Aku mohon?" Devan memohon agar Aisyah mau bertemu dengannya. "Tapi aku takut Mama dan Papa kamu marah, Kak? Aku pulang dulu ya?" Aisyah masih membantah omongan Devan karena ia tidak mau bermasalah dengan kedua orang tua D

    Last Updated : 2025-01-20
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   72. "Mas Denis!"

    "Rina? Kenapa kamu selalu mengganggu hidupku! Jaga mulut kamu! Aisyah itu tidak serendah apa yang kamu ucapkan! Aku menyukai dia dan yang mengajak dia ke sini adalah aku! Pergi dari sini dan jangan ganggu aku lagi!" Devan geram ketika pada waktu senja itu, Rina tiba-tiba datang dan menghina Aisyah. Rina tersenyum kecut. "Karena aku menyukaimu Devan! Aku tidak akan rela jika kamu bersama wanita lain! Aku ingin kita jadi menikah! Apa itu salah?"Rina masih saja kekeh dalam pendiriannya. "Sudah-sudah. Jangan banyak drama begini. Kamu yang pergi, atau kami yang akan pergi. Syah, kita pergi saja dari sini. Dia akan lebih cerewet kalau diladenin terus!"Karena Devan tidak mau ribut dengan Rina, Devan mengajak Aisyah untuk pergi.Karena Aisyah sangat tidak nyaman dengan tingkah Rina, Aisyah menuruti permintaan Devan. Devan dan Aisyah berjalan menuju tempat lain. "Syah, kita pulang yuk? Ini sudah malam. Aku antar ya?" Karena waktu hampir Maghrib, Devan ingin mengantar Aisyah untuk pulang

    Last Updated : 2025-01-21
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   73. Kamu Tega

    Pada pagi itu, ketika Aisyah hendak diajak Devan kerumahnya, mereka dikejutkan oleh kedatangan Denis. Denis berniat ingin meminjam uangnya Aisyah untuk melunasi hutang hutangnya yang belum kelar. Tidak hanya itu, Denis juga mengaku bahwa Zola telah meninggal dunia akibat operasi sesar. Aisyah sok mendengar berita dari Denis tersebut."Innalilahi wainnailaihi roji'un. Jadi Zola meninggal dunia? Ya ampun Mas! Kenapa kau nggak bilang dari kemarin? Aku sudah bilang, kemarin Zola sama aku saja. Sekarang Zola malah tidak tertolong. Mungkin ini sudah takdir. Maaf, Mas aku nggak bisa pinjamkan uang untuk kamu. Kamu telah menyakiti aku Mas! Cari pinjaman ke Bank atau minta sama siapa terserah Mas!" Aisyah tidak mau meminjamkan uang ke Denis. Rasa sakit hati Aisyah masih ada walaupun Denis sudah ia maafkan. Denis menunduk lesu. "Dek, kamu kok tega sama aku? Aku bisa dipenjara kalau nggak bisa melunasi hutang temanku! Apa aku m4ti saja di dunia ini!" Denis frustasi dengan apa yang sedang ter

    Last Updated : 2025-01-22
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   74. Debaran Rasa

    Siang itu, Devan dan Aisyah berencana akan sepakat untuk nembungnkepada Mama Linda dan Papa Hadi untuk menikah. Devan memberanikan diri menjawab pértanyaan papanya yang sudah tidak sabar. "Pah, Mah, saya membawa Aisyah ke sini bertujuan untuk meminta restu. Semoga kalian merestui hubungan pernikahan antara saya dan Aisyah. Kami berdua sepakat akan menikah. Kami terikat hati yang saling cintandan tidak ada paksaan. Kami sudah berdiskusi." Dengan pelan tapi pasti, Devan akhirnya bisa mengutarakan maksud hatinya kepada kedua orang tuanya. Papa Hadi memegang dagunya. Ia menghela napas. "Mah, bagaimana ini?" Papa Hadi terkejut. Ia tidak marah namun, menoleh kepada sang istri yang tampak wajahnya terkejut. Sama seperti dirinya. "Serius? Ma—ma tidak bisa berkata-kata. Kirain kalian itu nggak saling cinta. Van, ini sungguh konyol. Jangan main-main dengan pernikahan seperti Denis! Aku nggak mau, Aisyah sakit untuk yang kedua kalinya. Mama dan Papa sudah menganggap Aisyah sebagai anak k

    Last Updated : 2025-01-23

Latest chapter

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   104. Gara-gara Kue

    "Ada apa dengan Dokter Virginia? Apa ini erat kaitannya dengan racun kue itu? Oke, nanti aku akan ke sana lagi, tapi aku harus izin Aisyah dulu. Kalau perlu Aisyah ikut! Aisyah harus tahu kelicikan Rina!" batin Devan sambil melihat Aisyah yang sudah membayar totalan beberapa buah yang ia beli. "Mas, yuk kita pulang?" Ketika Aisyah sudah membayar seluruh buah yang ia beli, ia berbalik dan menatap Devan dengan wajah yang berbinar. "Sayang, kita jangan pulang dulu! Kita langsung ke Klinik milik Dokter Virginia. Lihat chat ini!" Devan langsung memberikan chat dari Bu Dokter Virginia yang baru saja muncul. Ia tidak mau ada yang ditutupi. Ia ingin selalu terbuka dengan Aisyah. Dengan terbuka, Aisyah akan semakin percaya pada dirinya. Devan tidak mau ia dianggap sebagai pria yang memiliki watak seperti Denis. "Maksud dari beliau apa ya? Yasudah, ayo kita ke Klinik. Mas, coba telepon Mbok Ginah bahwa kita tidak bisa sarapan dengan menu beliau soalnya ada keperluan penting. Kamu punya no

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Sesuatu

    "Neli, kamu ngikutin kita? Kenapa tatapan kamu benci seperti itu kepada kita?" tanya Devan kepada Neli yang sudah ada tepat di belakangnya."Eng—nggak benci, saya hanya kepedasan ini Kak. Ingin beli es jeruk di taman ini," jawab Neli secara berbohong. Padahal Neli ingin mengintai pergerakan Devan dan Aisyah. Diam-diam, Neli menyembunyikan sesuatu dalam hatinya. "Jangan berbohong kamu Neli. Aku tahu kamu itu berbohong. Kamu pulang saja temani Mbok Ginah. Jangan ganggu acara kami!" jawab Devan dengan muka sinis ke arah Neli yang memang berbohong. Devan sudah pengalaman dengan wanita berwatak seperti Neli. Ia mungkin tidak akan terjebak dengan tipu muslihatnya. "Sudah, kalian jangan bertengkar. Neli, kalau kamu mau beli es jeruk lanjutkan. Jangan lupa nanti bayar sendiri, kamu masih pinjam uang aku loh. Hutang harus dibayar!" tegas Aiayah yang masih mengingat jika Neli pinjam uang kepadanya. "Eh, iya Kak, tenang saja. Nanti kalau aku sudah kerja dan gajian, hutang Kak Aisyah akan saya

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   102. Saat di Taman

    Malam itu Devan dan Aisyah sedang mengalami puncak kebahagiaan meski salah satu pihak sedang dilanda hamil muda. Devan melakukan hubungan dengan istrinya secara lembut hingga mereka sama-sama merasakan puncak kejayaan yanh memuaskan. Hingga mereka terlelap dalam mimpi. ***Pagi pun tiba. Devan sebelum subuh bangun dan mulai mandi besar. Sementara Aisyah masih saja tertidur pulas mungkin karena kelelahan. "Aisyah, bangun. Mandi besar sana. Nanti kita sholat subuh bareng."Ketika Devan sudah mandi, ia membangunkan sang istri dengan menepuk pundak. Tidak lama, Aisyah mulai terbangun. "Ada apa Mas? Haduh, kok aku belum pakai pakaian sih? Aku belum mandi ya? Ini sudah jam berapa?" Asiyah tidak sadar jika waktu itu sudah subuh karena saking lelapnya dan lelah setelah tadi malam bertempur dengan sang suami. "Sudah mandi besar sana. Nanti sholat bareng sama aku. Kamu lupa dengan pertempuran tadi malam?" Devan tersenyum kecil dan gemas melihat Aiayah yang lupa dan cemas. Seperti boneka B

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   101.

    Dia pinjam tiga ratus ribu, Mas? Tapi aku hanya beri dia dua ratus. Aku bilang, uang yang di dompet hanya sisa segitu," jawab Aisyah yang masih menelepon Devan."Oh, yasudah nanti kita bicarakan lagi empat mata di kamar. Ini mungkin udah satu jam, aku mau lihat uji coba yang dilakukan Dokter Virginia. Kamu tetap waspada dengan Neli!'Tidak lama, sambungan telepon diputus oleh Devan. Devan mulai menemui Dokter Virginia untuk memastikan apakah hasil labnya sudah jadi. Sebelum Devan sempat berdiri dari sofa, Dokter yang dimaksud Devan ternyata mendekatinya. "Mas Devan, ayo ikut saya ke ruangan lab. Ada yang perlu saya bicarakan kepada Mas Devan!" Dengan raut wajah serius, wanita tinggi berseragam khas dokter itu mengajak Devan untuk ke ruangan lab."Bagaimana hasilnya, Dokter?" tanya Devan ketika sudah sampai di ruangan lab. Ia berharap-harap cemas dengan hasil yang akan dijelaskan oleh dokter tersebut."Hasilnya positif mengandung zat beracun. Padahal awalnya roti ini aman dan saya b

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   100. Menunggu Hasil

    Sore itu Pak Ujang sudah membawa Mbok Ginah dan wanita muda yang berpakaian sederhana. Namun, tidak berjilbab. Dari cara berpakaiannya wanita tersebut seperti orang desa. "Mbok Ginah? Pak Ujang? Mari silakan duduk ke sana!"Karena Devan sangat menghormati tamu yang datang, tamunya dipersilakan duduk di ruang tamu. Tidak lama, Aisyah datang menghampiri siapa tamunya tersebut dan sudah membawakan air teh dan beberapa jamuan makanan. Beberapa teko dan gelas, beserta jamuan, ia letakkan di meja tamu. "Ini Neng Aisyah? Istrinya Mas Devan ya? Manis sekali. Kenalin Neng, ini Mbok Ginah dan Ini Neli anak saya yang baru pulang kerja dari Arab. Kebetulan, dia sudah berhenti bekerja. Boleh kah dia sama Mbok bekerja di sini? Sekalian jagain Enang jika Nak Devan pergi. Nak Devan itu sudah saya anggap anak sendiri," tutur Mbok Ginah sambil duduk di samping anaknya berumur sekitar 22 tahun. Aisyah mengamati Neli dan Mbok Ginah. Kemudian ia menoleh kepada Devan. "Bagaimana Mas Devan? Apa mereka b

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   99. Kopi Susu

    Sore itu, Devan ingin membawa kue pemberian wanita asing ke Klinik milik Dokter Virginia. Namun, pria itu bingung karena Aisyah tidak mau diajak. Padahal Devan hanya ingin mengungkap keganjilan pada kue tersebut. "Syah, sebelum kue ini basi, ayo kita ke Klinik. Aku nggak mau kamu di rumah sendirian karena nggak ada yang jaga. Plis, ikut yuk? Kita harus tahu siapa wanita asing yang memberi kue pada kita itu!" Devan masih mendesak Aisyah untuk pergi ke Klinik. Baginya, keselamatan Aisyah lebih penting dari segalanya. Sedikit pun Devan nggak mau jika istri tercintanya celaka atau dijahatin orang. Apalagi Aisyah sedang mengandung benihnya. Suatu keluarga kecil yang harus diperjuangkan. "Tapi Mas, aku masih sedikit mual. Aku di rumah sendiri nggak papa. Yang jelas, kamu jangan lama-lama di sana. Aku 'kan bawa ponsel, jadi kamu jangan khawatir. Kita Bisa teleponan." Aisyah masih kelelahan sehingga ia hanya ingin di rumah untuk istirahat. Devan mendengus pelan. "Apa aku panggilkan Mbok

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   98. Icip-icip

    Rina sedang mengintai di balik celah jendela yang terbuka yang ada di samping kamar yang mengarah ke jalanan luar. Karena waktu itu Aisyah ada di kamar dan beristirahat dengan Devan. Wanita itu sedang memastikan apakah kita yang ia bawa benar-benar dimakan oleh Aisyah. "Kalau kamu suka dengan roti ini, saya ambilkan pisau pemotong kue dulu ya? Agar makanannya enak!" Devan mengambil pisau roti yang ada di atas piring kecil dekat dengan nakas. Kebetulan pisau tersebut ada di situ. Devan kemudian memotong-motong kue tersebut menjadi beberapa bagian. "Mas, kalau kamu suka, diicipin dulu ya rotinya. Kelihatannya enak banget! Porsinya juga jumbo. Pasti aku nek, jika makan kue sebanya itu!" Aisyah menyuruh Devan mencicipi kue yang dibawa oleh wanita yang katanya adalah suruhan dari Dokter Virginia. Yang sebenarnya wanita tersebut adalah Rina. "Oke deh, aku makan sepotong dulu!" Lalu Devan memakan sepotong kue berwarna coklat dan putih tersebut sepotong. Ia tergoda dengan ben

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   97. Tamu Tak Diundang

    "Awas saja, aku tidak akan membiarkan janin yang dikandung Aisyah hidup. Kau telah mengambil Devan dariku. Aku juga bisa mengambil janinmu dan akan melenyapkannya." Siang itu, seorang wanita bergaun pink berdiri di balik pintu sambil menatap sinis ke arah Aisyah. "Ehm. Dek Rina, kenapa kamu di situ? Katanya ingin cepat pulang? Atau masih ingin mampir di sini. Nanti aku nitip uang ini untuk Mama ya?" Dokter Virginia ternyata adalah sepupunya Rina. Kebetulan Rina menjadi asisten baru Virginia saat ini. Jadi kesempatan untuk mencelakai Aisyah lebih besar. *** Pada siang itu, Aisyah sudah berada di rumahnya bersama Devan. Aisyah berbaring di ranjang tidurnya setelah meminum vitamin dari Dokter. "Sayang, kamu istirahat dulu ya? Kamu maunya dipesankan masakan apa agar nggak mual? Aku punya makanan rekomen yang sehat di restoran langgananku. Jadi, selama hamil, kamu nggak perlu repot," kata Devan sambil melihat-lihat layar ponselnya. Karena ia ingin memesan makanan online sehat

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   96. Gara-gara Es Krim

    "Nggak papa. Terima kasih suamiku, aku menangis hari ini karena bahagia sekali," kata Aisyah yang masih dipeluk oleh Devan. Mereka menikmati pemandangan dari atas kemidi putar. "Udahlah jangan menangis lagi. Nanti kita turun beli es krim ya? Atau kita naik wahana lain?" tanya Devan yang masih di atas kemidi putar. Mereka berbincang saling tertawa dalam kesenangan sampai kemidi putar berhenti. Mereka turun dari kemidi putar menuju kantin yang menyediakan berbagai makanan dan minuman termasuk es krim. Dua wadah es krim coklat vanila sudah ia pesan. Devan dan Aisyah menikmati es krim sambil duduk di taman yang di depannya penuh dengan bunga. "Es krimnya nambah nggak? Kalau nambah, saya pesankan?" Devan menikmati es krim sambil menoleh ke Aisyah yang juka menikmati es krim dengan lahap. Dalam hati ia tertawa sendiri karena istrinya sangat menggemaskan. "Udah. Tapi Mas, perutku mual banget. Aku seperti ingin muntah! Di sini nggak ada kamar mandi ya?" Ketika Aisyah suda

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status