Share

61

Penulis: Ayu Sekti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-13 09:27:29

"Aisyah, kamu bohongi aku? Sebenarnya kamu itu masih cantik! Bahkan lebih glowing dari yang dulu?"

Maghrib itu, Denis terkejut ketika Aisyah membuka topeng kulit pada wajahnya. Ia tersenyum sinis menatap ke Denis. Denis kecewa telah menceraikan Aisyah yang ternyata wajahnya masih cantik.

"Kenapa Mas? Kamu kaget?" tanya Aisyah memastikan.

Denis mengacak rambutnya karena kecewa sudah mengucapkan talak kepada Aisyah.

"Dek, maafkan mas mu yang bodoh ini. Maukah kau rujuk denganku?" tanya Denis mengiba.

Aisyah menggelengkan kepala. "Tidak Mas. Kamu sendiri yang sudah mengucapkan talak padaku. Sudah terlambat. Saya beri waktu sampai besok untuk mempersiapkan kalian pergi dari rumah ini. Jika tidak, saya akan melaporkan kepada pihak kepolisian. Kalian sudah selingkuh dan menelantarkan Zola! Dah, saya pusing berdebat dengan kalian. Saya mau istirahat!"

Aisyah mulai masuk ke dalam kamarnya karena pusing melihat drama ikan terbang yang dimainkan oleh Mawar dan Denis.

Zola pun juga masuk k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
yaelah aisyah ngapain nangisin laki durjana doyan celap celup bodooh jijik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   62. Siapa Pacar Kamu?

    Pagi itu, Denis mendengarkan pembicaraan antara Devan dan Aisyah. Denis menjadi tahu bahwa mereka berdua bekerja sama agar dirinya terusir dari rumah tersebut.Denis cemburu buta karena Devan selalu dekat dengan Aisyah. "Syah, aku tidak akan pergi dari rumah ini. Ini rumah kita. Kenangan saat berdua di antara kita sulit untuk aku lupakan. Masih ingatkah kau saat kita pengantin baru? Kita nonton TV bareng sambil makan kacang? Setelah itu, kamu sakit perut dan aku mengambilkan minyak kayu putih agar perut kamu tidak sakit lagi?" Denis berusaha mengingatkan pada masa lampau saat masih saling mencintai dan tidak berkhianat. Devan muak mendengar pembicaraan gombal Denis. "Denis. Masalahnya kau sudah mengkhianati Aisyah. Jika kamu memang benar-benar mencintai Aisyah, harusnya kamu merelakan jika dia bahagia. Tanyakan pada dia, apakah dia masih mau hidup satu atap yang jelas-jelas kamu sudah tidak menjadi suaminya Aisyah!"Devan mulai angkat bicara. Ia tidak mau Aisyah sakit hati untuk yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Cincin Tunangan

    Saat pagi, sekitar jam 10, Mama Linda menelepon Devan. Ia disuruh Mama Linda ke Butik untuk membeli gaun tunangan. Ternyata Devan dijodohkan oleh mamanya dengan Rina. Hal tersebut membuat Devan geram dan terpaksa berbohong. Ia mengaku sudah mempunyai pacar padahal ia masih jomblo."Pacar aku ada pokoknya Ma. Kalau Devan belum siap, Devan belum bisa kenalkan ke Mama. Mah, aku sudahin dulu teleponnya ya?" Devan malas menelepon mamanya yang kekeh membahas Rina. "Devan, kamu harus ke sini sekarang juga! Jangan membuat Mama malu. Jika kamu tidak ke sini, Mama marah padamu dan Mama tidak lagi anggap kau sebagai anak!" Karena Rina, Mama Linda menjadi berubah. Ia mengekang Devan agar mau menikahi Rina. "Kok Mama jadi pemaksa begitu? Mama sudah dihasut sama Rina ya? Rina itu licik Mah, jika Mama menuruti kemauan Rina, Mama akan menjadi wanita pemaksa!" Devan berusaha menasihati mamanya agar tidak terbujuk rayuan Rina. "Mama nggak dihasut kok.Mama hanya ingin kamu punya pendamping hidup

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   64.

    Saat siang, Rina dan Devan sedang memilih cincin tunangan. Wajah Mama Linda cemas. "Devan, Rina, kalian sudah membeli cincinnya belum? Jika sudah, Rin, biar kamu nanti diantar pulang Devan. Mama mau ada meeting dadakan ini. Mama naik taksi aja!"Mama Linda tiba-tiba ditelepon karyawannya untuk meeting. Devan menatap Mama Linda. "Devan yang Antar Mama. Rina naik taksi saja. Kasihan jika Mama naik taksi sendiri? Boleh ya?" Devan lebih memilih mengantar mamanya rapat dari pada mengantar wanita seperti Rina. Yang jelas-jelas Devan sangat ilfil melihatnya.Mama Linda menggelengkan kepala. "Jangan Van. Mama dah pesan taksi kok. Kasihan Rina, dia nggak biasa pulang naik taksi sendirian. Dia kan wanita muda, harusnya dijaga dan kamu antar! Dah, Mama berangkat ke kantor dulu! Tuh, taksinya sudah Atang!"Terlihat taksi berwarna biru berhenti tepat di depan Mama Linda. Beliau segera masuk ke dalam taksi tersebut dan tidak lama, taksi berwarna biru melesat pergi dengan cepat.Di depan toko ema

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   65. Tegang

    Menjelang sore, Zola ditarik paksa oleh Denis di sebuah taman. "Lepaskan aku, Mas Denis! Aku masih ingin bersama Aisyah! Aku nggak mau hidup sama kamu dan Mawar. Hiks ... hiks."Zola menangis karena Denis menarik paksa Zola. "Lepaskan Zola, Mas Denis! Kamu mau ajak Zola ke mana?"Asiyah berusaha melepas Zola dari genggaman Denis namun, tak bisa. Tangan Denis begitu kuat. Ia juga langsung menggendong Zola dan masuk ke dalam sebuah mobil entah mobil siapa. Tidak lama, Denis dan Zola pergi entah ke mana. "Tuhan, kenapa Zola pergi dariku secepat ini! Aku masih butuh teman curhat! Nggak nyangka, Denis selalu membuat kacau hidupku! Hiks ... hiks."Aisyah rubuh di taman dan menangis. Dad4nya terasa sesak. Baru saja ia senang sedikit bersama Zola, Denis datang dan membuat dirinya bersedih lagi."Nona, Aisyah? Kamu menangis?"Saat sedih-sedihnya dan dalam posisi duduk di paving, Aisyah mendengar suara pria memanggilnya. Aisyah kemudian menoleh ke sumber suara. Setelah melihat siapa yang data

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   66. Hati Yang Terguncang

    "Mama!" Devan terkejut ketika Mama Linda datang."Aisyah, cepat katakan Denis ada di mana?" tanya Mama Linda kepada Aisyah dengan nada tegas. "Dia sudah pergi dari rumah ini Mah. Dia bersama kedua istri barunya," jawab Aisyah sambil menunduk. Mama Linda syok. "Kenapa kalian tidak menghubungi Mama? Aisyah, kamu selalu menyembunyikan masalahmu kepada Mama! Jika Denis itu be jat! Akan Mama beri hukuman! Sekarang katakan di mana Denis?Desas-desus terdengar bahwa Denis tidak adil dengan ketiga istrinya. Kehidupan kalian semakin berantakan dan kacau. Ditambah, Devan nggak mau menikah dengan Rina? Apa saya salah mendidik anak? Hiks ... hiks!"Mama Linda berdiri di depan Devan yang juga berdiri di depan teras. Beliau menangis karena merasa gagal mendidik anaknya menjadi pria yang baik. "Mah, kita duduk di ruang tamu yuk? Nggak baik berdiri di sini. Aisyah jelasin semaunya. Mama jangan marah sama Aisyah ya?" Aisyah berusaha lembut kepada mantan mertua. Ia memapah Mama Linda menuju ruang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   67. Di Hotel Tulip

    Pada siang itu, Aisyah sudah selesai pekerjaannya mengawasi jalannya pekerjaan. Saatnya kini ia menuju ke gedung "TULIP".Aisyah sudah berada di mobil dan menyalakan mesin mobilnya. Ia segera tancap gas menuju gedung tersebut.Dua puluh menit kemudian, ia sudah sampai di gedung tersebut. Ia turun dari mobil dan menuju gedung bernuansa eksotik tersebut.Gedung indah berwarna merah muda. Di samping gedung tersebut, dikeliling j taman dan dihiasi bunga beraneka warna. Ada air mancur juga sehingga terkesan asri dan segar. Hatinya yang gelisah sedikit memudar ketika Aisyah melihat alam yang segar tersebut. Ia memberanikan diri memasuki gedung indah tersebut. Saat sampai di dalam ruangan luas pada gedung itu, para tamu undangan sudah banyak yang datang. Terlihat Mama Linda sedang berbincang dengan wanita cantik bergaun merah muda. Seperti Dewi Kahyangan. Dia adalah Rina. Namun, Devan masih saja belum kelihatan. "Aisyah! Akhirnya kamu sudah datang juga! Teriak kasih, Sayang." Senyum hang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   68. Karena Reputasi

    Pada siang itu, bukannya memberikan cincin di jemari milik Rina, Devan malah merebut mikrofon yang dipegang oleh moderator. Devan ingin berbicara kepada semua yang hadir pada acara tersebut. "Selamat siang para tamu undangan sekalian. Serta keluarga besar dari Rina yang saya kagumi. Yang telah lelah dan semangat menyambut tunangan kami. Namun, saya ingin sampaikan hal terpenting yang belum kalian ketahui. Sebelumnya saya mengucapkan maaf kepada Papa dan Mama saya yang mendesak untuk bisa bertunangan dengan Nona Rina. Saya pribadi, ingin mengatakan, apakah jodoh itu bisa dipaksakan? Saya tanya kepada Ibu yang memakai gamis berwarna biru di sana sialan ke sini dan jawab pertanyaan saya!" Devan memanggil seorang Ibu-Ibu tamu undangan yang memakai gamis berwarna biru. Ibu-Ibu tersebut tidak lama, maju ke atas panggung dan berada tepat di depan Devan. "Jawabnya jodoh nggak bisa dipaksakan anak muda? Apakah kamu ada masalah dengan tunangan ini?" tanya Ibu-Ibu tersebut dengan rasa curiga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   69. "Mana Devan!!"

    Saat siang, perdebatan antara Devan dengan papanya semakin panas. "Silakan Pah. Jika Papa ingin menyita aset dari Perusahan Papa yang dikelola. Saya akan mencari peluang lain agar bisa berbisnis kembali. Rezeki itu datangnya tak disangka-sangka. Papa belum sadar apa yang saya katakan tadi? Cinta dan jodoh itu tidak bisa dipaksakan. Seandainya Mama kemarin nggak ngotot, hal ini tidak akan terjadi!" Papa Hadi geram. "Kamu memang keras kepala Devan! Jangan membuat Papa jantunga seperti ini! Argh!" Karena Papa Devan tidak bisa menerima semua kemauan Devan, penyakit jantung Pap Hadi mulai kambuh. Papa Hadi pingsan tak sadarkan diri."Pah, kenapa Papa harus pingsan. Selemah ini kah Papa? Pah, Devan tidak suka dengan Rina. Kenapa malah Papa yang pingsan?" Akhirnya para tamu undangan berhamburan pulang karena Papa Hadi malah pingsan.Papa Hadi dibawa ke kamar khusus yang ada di ruangan tersebut untuk diperiksa oleh Dokter yang sudah dipanggil oleh Mama Linda. Terpaksa Moderator mempersilak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   104. Gara-gara Kue

    "Ada apa dengan Dokter Virginia? Apa ini erat kaitannya dengan racun kue itu? Oke, nanti aku akan ke sana lagi, tapi aku harus izin Aisyah dulu. Kalau perlu Aisyah ikut! Aisyah harus tahu kelicikan Rina!" batin Devan sambil melihat Aisyah yang sudah membayar totalan beberapa buah yang ia beli. "Mas, yuk kita pulang?" Ketika Aisyah sudah membayar seluruh buah yang ia beli, ia berbalik dan menatap Devan dengan wajah yang berbinar. "Sayang, kita jangan pulang dulu! Kita langsung ke Klinik milik Dokter Virginia. Lihat chat ini!" Devan langsung memberikan chat dari Bu Dokter Virginia yang baru saja muncul. Ia tidak mau ada yang ditutupi. Ia ingin selalu terbuka dengan Aisyah. Dengan terbuka, Aisyah akan semakin percaya pada dirinya. Devan tidak mau ia dianggap sebagai pria yang memiliki watak seperti Denis. "Maksud dari beliau apa ya? Yasudah, ayo kita ke Klinik. Mas, coba telepon Mbok Ginah bahwa kita tidak bisa sarapan dengan menu beliau soalnya ada keperluan penting. Kamu punya no

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Sesuatu

    "Neli, kamu ngikutin kita? Kenapa tatapan kamu benci seperti itu kepada kita?" tanya Devan kepada Neli yang sudah ada tepat di belakangnya."Eng—nggak benci, saya hanya kepedasan ini Kak. Ingin beli es jeruk di taman ini," jawab Neli secara berbohong. Padahal Neli ingin mengintai pergerakan Devan dan Aisyah. Diam-diam, Neli menyembunyikan sesuatu dalam hatinya. "Jangan berbohong kamu Neli. Aku tahu kamu itu berbohong. Kamu pulang saja temani Mbok Ginah. Jangan ganggu acara kami!" jawab Devan dengan muka sinis ke arah Neli yang memang berbohong. Devan sudah pengalaman dengan wanita berwatak seperti Neli. Ia mungkin tidak akan terjebak dengan tipu muslihatnya. "Sudah, kalian jangan bertengkar. Neli, kalau kamu mau beli es jeruk lanjutkan. Jangan lupa nanti bayar sendiri, kamu masih pinjam uang aku loh. Hutang harus dibayar!" tegas Aiayah yang masih mengingat jika Neli pinjam uang kepadanya. "Eh, iya Kak, tenang saja. Nanti kalau aku sudah kerja dan gajian, hutang Kak Aisyah akan saya

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   102. Saat di Taman

    Malam itu Devan dan Aisyah sedang mengalami puncak kebahagiaan meski salah satu pihak sedang dilanda hamil muda. Devan melakukan hubungan dengan istrinya secara lembut hingga mereka sama-sama merasakan puncak kejayaan yanh memuaskan. Hingga mereka terlelap dalam mimpi. ***Pagi pun tiba. Devan sebelum subuh bangun dan mulai mandi besar. Sementara Aisyah masih saja tertidur pulas mungkin karena kelelahan. "Aisyah, bangun. Mandi besar sana. Nanti kita sholat subuh bareng."Ketika Devan sudah mandi, ia membangunkan sang istri dengan menepuk pundak. Tidak lama, Aisyah mulai terbangun. "Ada apa Mas? Haduh, kok aku belum pakai pakaian sih? Aku belum mandi ya? Ini sudah jam berapa?" Asiyah tidak sadar jika waktu itu sudah subuh karena saking lelapnya dan lelah setelah tadi malam bertempur dengan sang suami. "Sudah mandi besar sana. Nanti sholat bareng sama aku. Kamu lupa dengan pertempuran tadi malam?" Devan tersenyum kecil dan gemas melihat Aiayah yang lupa dan cemas. Seperti boneka B

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   101.

    Dia pinjam tiga ratus ribu, Mas? Tapi aku hanya beri dia dua ratus. Aku bilang, uang yang di dompet hanya sisa segitu," jawab Aisyah yang masih menelepon Devan."Oh, yasudah nanti kita bicarakan lagi empat mata di kamar. Ini mungkin udah satu jam, aku mau lihat uji coba yang dilakukan Dokter Virginia. Kamu tetap waspada dengan Neli!'Tidak lama, sambungan telepon diputus oleh Devan. Devan mulai menemui Dokter Virginia untuk memastikan apakah hasil labnya sudah jadi. Sebelum Devan sempat berdiri dari sofa, Dokter yang dimaksud Devan ternyata mendekatinya. "Mas Devan, ayo ikut saya ke ruangan lab. Ada yang perlu saya bicarakan kepada Mas Devan!" Dengan raut wajah serius, wanita tinggi berseragam khas dokter itu mengajak Devan untuk ke ruangan lab."Bagaimana hasilnya, Dokter?" tanya Devan ketika sudah sampai di ruangan lab. Ia berharap-harap cemas dengan hasil yang akan dijelaskan oleh dokter tersebut."Hasilnya positif mengandung zat beracun. Padahal awalnya roti ini aman dan saya b

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   100. Menunggu Hasil

    Sore itu Pak Ujang sudah membawa Mbok Ginah dan wanita muda yang berpakaian sederhana. Namun, tidak berjilbab. Dari cara berpakaiannya wanita tersebut seperti orang desa. "Mbok Ginah? Pak Ujang? Mari silakan duduk ke sana!"Karena Devan sangat menghormati tamu yang datang, tamunya dipersilakan duduk di ruang tamu. Tidak lama, Aisyah datang menghampiri siapa tamunya tersebut dan sudah membawakan air teh dan beberapa jamuan makanan. Beberapa teko dan gelas, beserta jamuan, ia letakkan di meja tamu. "Ini Neng Aisyah? Istrinya Mas Devan ya? Manis sekali. Kenalin Neng, ini Mbok Ginah dan Ini Neli anak saya yang baru pulang kerja dari Arab. Kebetulan, dia sudah berhenti bekerja. Boleh kah dia sama Mbok bekerja di sini? Sekalian jagain Enang jika Nak Devan pergi. Nak Devan itu sudah saya anggap anak sendiri," tutur Mbok Ginah sambil duduk di samping anaknya berumur sekitar 22 tahun. Aisyah mengamati Neli dan Mbok Ginah. Kemudian ia menoleh kepada Devan. "Bagaimana Mas Devan? Apa mereka b

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   99. Kopi Susu

    Sore itu, Devan ingin membawa kue pemberian wanita asing ke Klinik milik Dokter Virginia. Namun, pria itu bingung karena Aisyah tidak mau diajak. Padahal Devan hanya ingin mengungkap keganjilan pada kue tersebut. "Syah, sebelum kue ini basi, ayo kita ke Klinik. Aku nggak mau kamu di rumah sendirian karena nggak ada yang jaga. Plis, ikut yuk? Kita harus tahu siapa wanita asing yang memberi kue pada kita itu!" Devan masih mendesak Aisyah untuk pergi ke Klinik. Baginya, keselamatan Aisyah lebih penting dari segalanya. Sedikit pun Devan nggak mau jika istri tercintanya celaka atau dijahatin orang. Apalagi Aisyah sedang mengandung benihnya. Suatu keluarga kecil yang harus diperjuangkan. "Tapi Mas, aku masih sedikit mual. Aku di rumah sendiri nggak papa. Yang jelas, kamu jangan lama-lama di sana. Aku 'kan bawa ponsel, jadi kamu jangan khawatir. Kita Bisa teleponan." Aisyah masih kelelahan sehingga ia hanya ingin di rumah untuk istirahat. Devan mendengus pelan. "Apa aku panggilkan Mbok

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   98. Icip-icip

    Rina sedang mengintai di balik celah jendela yang terbuka yang ada di samping kamar yang mengarah ke jalanan luar. Karena waktu itu Aisyah ada di kamar dan beristirahat dengan Devan. Wanita itu sedang memastikan apakah kita yang ia bawa benar-benar dimakan oleh Aisyah. "Kalau kamu suka dengan roti ini, saya ambilkan pisau pemotong kue dulu ya? Agar makanannya enak!" Devan mengambil pisau roti yang ada di atas piring kecil dekat dengan nakas. Kebetulan pisau tersebut ada di situ. Devan kemudian memotong-motong kue tersebut menjadi beberapa bagian. "Mas, kalau kamu suka, diicipin dulu ya rotinya. Kelihatannya enak banget! Porsinya juga jumbo. Pasti aku nek, jika makan kue sebanya itu!" Aisyah menyuruh Devan mencicipi kue yang dibawa oleh wanita yang katanya adalah suruhan dari Dokter Virginia. Yang sebenarnya wanita tersebut adalah Rina. "Oke deh, aku makan sepotong dulu!" Lalu Devan memakan sepotong kue berwarna coklat dan putih tersebut sepotong. Ia tergoda dengan ben

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   97. Tamu Tak Diundang

    "Awas saja, aku tidak akan membiarkan janin yang dikandung Aisyah hidup. Kau telah mengambil Devan dariku. Aku juga bisa mengambil janinmu dan akan melenyapkannya." Siang itu, seorang wanita bergaun pink berdiri di balik pintu sambil menatap sinis ke arah Aisyah. "Ehm. Dek Rina, kenapa kamu di situ? Katanya ingin cepat pulang? Atau masih ingin mampir di sini. Nanti aku nitip uang ini untuk Mama ya?" Dokter Virginia ternyata adalah sepupunya Rina. Kebetulan Rina menjadi asisten baru Virginia saat ini. Jadi kesempatan untuk mencelakai Aisyah lebih besar. *** Pada siang itu, Aisyah sudah berada di rumahnya bersama Devan. Aisyah berbaring di ranjang tidurnya setelah meminum vitamin dari Dokter. "Sayang, kamu istirahat dulu ya? Kamu maunya dipesankan masakan apa agar nggak mual? Aku punya makanan rekomen yang sehat di restoran langgananku. Jadi, selama hamil, kamu nggak perlu repot," kata Devan sambil melihat-lihat layar ponselnya. Karena ia ingin memesan makanan online sehat

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   96. Gara-gara Es Krim

    "Nggak papa. Terima kasih suamiku, aku menangis hari ini karena bahagia sekali," kata Aisyah yang masih dipeluk oleh Devan. Mereka menikmati pemandangan dari atas kemidi putar. "Udahlah jangan menangis lagi. Nanti kita turun beli es krim ya? Atau kita naik wahana lain?" tanya Devan yang masih di atas kemidi putar. Mereka berbincang saling tertawa dalam kesenangan sampai kemidi putar berhenti. Mereka turun dari kemidi putar menuju kantin yang menyediakan berbagai makanan dan minuman termasuk es krim. Dua wadah es krim coklat vanila sudah ia pesan. Devan dan Aisyah menikmati es krim sambil duduk di taman yang di depannya penuh dengan bunga. "Es krimnya nambah nggak? Kalau nambah, saya pesankan?" Devan menikmati es krim sambil menoleh ke Aisyah yang juka menikmati es krim dengan lahap. Dalam hati ia tertawa sendiri karena istrinya sangat menggemaskan. "Udah. Tapi Mas, perutku mual banget. Aku seperti ingin muntah! Di sini nggak ada kamar mandi ya?" Ketika Aisyah suda

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status