Share

Mas Gagah 19

"A-Andini... kamu habis perawatan?" Wulandari terkesima.

"Iya, aku habis nyalon. Sudah sembuh kamu?" Aku sengaja menahan langkah. Memindai raut pucat itu.

Wulandari tersenyum sebelah bibir dan membuang muka.

"Mau perawatan seperti apa pun kamu tidak akan bisa menyaingiku." Intonasinya pelan. Tentu saja karena ada bapak di rumah.

Aku membalas senyumannya semanis mungkin. "Siapa yang mau menyaingimu?" Aku kembali mengayunkan langkah.

"Eh, iya. Aku ketemu sama Mas Burhan kemarin. Jaga kesehatan katanya."

"Ih." Wulandari mendelik tidak suka.

Aku menyimpan barang belanjaan. Mandi, lalu berbenah.

Sebelum beranjak tidur, aku mengirimkan foto dan setruk transaksi belanjaan serta biaya perawatan salon pada Nata. Sebatas memberi tahu seperti ini hasil salon dengan nominal yang tak sedikit. Nata tidak membalas, sudah tidur atau sibuk, mungkin.

Tidak peduli tidur selarut apa, jam tiga dini hari aku pasti terbangun untuk mempersiapkan sarapan bapak. Bapakku sering kali tidak sempat sarapan. Dia ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wiwik Sumarmi
keren cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status