Ponsel yang diletakan Isvara di atas meja bergetar menunjukkan nama Cindya. Dia menahan panggilan tersebut, beruntung tadi Isvara sudah mengubahnya menjadi nada getar. Isvara dan seluruh Project Manager sedang meeting bersama bu Widya-pimpinan mereka. Namun Cindya yang pemaksa terus saja melak
Akhirnya Isvara bisa membujuk Gaska agar mengijinkan Cindya membawa Meysha ke Mall diakhir minggu. Dan malamnya sebelum mereka pergi, Gaska berinisiatif untuk menemani Meysha sampai tertidur—sesuatu yang sudah jarang dia lakukan semenjak menikah dengan Isvara. “Papi mau bacain dongeng?” Meysha m
Cindya membawa Meysha ke sebuah Mall dengan playground terlengkap dan terbesar di kota Jakarta. Sebetulnya Meysha sudah tidak merasa asing lagi dengan Cindya dan Ricky namun dia hanya masih segan saja. Nannynya pun ikut jadi Meysha tidak merasa benar- benar sendiri. Tapi Meysha malah memilih t
“Sayang, aku mau makan siang sama Cindya, kamu mau ikut atau mau makan siang sendiri aja di sini? Kalau mau makan sendiri aja aku pesenin dulu ke OB makan siang buat kamu.” Isvara sengaja datang ke ruangan suaminya untuk memberitahu hal tersebut. “Ah kamu, makan siang sama Cindya terus.” Gaska men
“Oh ya ampun ….” Cindya menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. “Aku harus minta maaf sama Caca,” kata Cindya dengan sorot mata penuh penyesalan. “Enggak usah, aku udah kasih pengertian sama Caca kalau kamu lagi hamil … aku juga sekarang udah enggak pernah suapin Caca makan, biar dia mandiri
Di usia kehamilan Isvara yang mendekati persalinan, Gaska melarangnya pergi ke kantor tapi meski begitu Isvara masih bekerja dari rumah. “Mommy, cobain deh … ini enyak,” kata Meysha sembari menyodorkan satu bucket ice cream Haagen dasz. Isvara meraih bucket kecil itu kemudian mencicipi sedikit.
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn