“Bu Isvara, bisa ke ruangan saya?” Widya menghubungi Isvara melalui Line telepon. “Baik Bu.” Walau bagaimana pun wanita itu CMO-nya jadi Isvara harus menghormati beliau. Isvara langsung pergi ke ruangan Widya meninggalkan pekerjaaannya. “Selamat siang Bu,” sapa Isvara sopan saat langkahnya memasu
Mood Gaska jadi buruk, dia tidak banyak bicara semenjak memasuki mobil yang dia kemudikan menuju arah pulang. Isvara ikut bersama Gaska karena tadi pagi meninggalkan mobil di rumahnya untuk bisa mengantar Meysha ke sekolah. “Ada apa Gaska?” Isvara bertanya sembari mengusap lengan berotot Gaska. G
Gaska sudah mengurus pernikahan di Pengadilian Tinggi Agama Bandung. Dia tidak main-main saat mengatakan ingin menikahi Isvara padahal Isvaranya sendiri begitu santai malah fokus mengembalikan kejayaan JP Corp. Jadi weekend ini Gaska ke Bandung membawa Isvara dan Meysha untuk berkunjung ke rumah p
Gaska tersenyum menanggapi celotehan putrinya kemudian mendongak menatap mami Aruna dan papi Adrian. Pria itu menarik langkah mendekat untuk bersalaman dengan kedua orang tua yang sudah Isvara anggap sebagai orang tua kandungnya sendiri. Sebelumnya dia sudah bersalaman dengan papa Galih dan mama T
“Katanya kamu mau bantu aku dapetin hak asuh Caca, mana buktinya? Kamu belum utus Pengacara untuk urus ini.” Cindya menuntut dengan wajah memberengut saat suaminya baru saja sampai di rumah. Ricky mengembuskan nafas panjang, dia raih tengkuk sang istri untuk melabuhkan kecupan di kening. Suami Cin
Papa kembali lagi mengembuskan nafas jengah, beliau jadi tidak berselera makan. “Paaaa.” Cindya merengek. “Cindya, jangan cari masalah lagi … sudahlah, kamu sudah bahagia bersama Ricky,” tegur papa menggunakan suara rendah karena Cindya tidak bisa diperlakukan keras apalagi kasar. “Betul, tapi ak
Ricky memiliki kemampuan dari segi finansial dan hubungan yang baik dengan banyak orang membuatnya tidak kesulitan meminta bantuan hukum. Ada satu temannya yang merupakan Pengacara yang bisa membantu mewujudkan keinginan Cindya. Namanya Jefri dan pria Pengacara itu militan sekali membangun kasus i
“Memangnya maminya Caca ke mana?” Hera bertanya sembari mewarnai sebuah kertas bergambar seolah dia tidak begitu peduli dengan pertanyaan maupun jawabannya. Meysha mengangkat kedua bahunya. “Caca jarang ketemu mami … kemarin datang ke rumah tapi malah marah-marah … Caca enggak suka.” Meysha berubah
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn