Pertemuan yang intens dan sikap terbuka dari kedua belah pihak membuat hubungan Kenzo dengan Tiffani semakin dekat. Mereka berdua jadi sering makan siang berdua dengan alasan membahas bisnis. Mungkin iya, ada obrolan tentang bisnis namun lebih banyak hanya obrolan ringan yang mencetuskan gelak dan
“Masa kamu enggak mau temenin aku belanja bulanan? Si bibi salah terus kalau belanja sendiri atau enggak pasti aja ada yang kurang,” kata Cindya dari kursi meja rias sedangkan Gaska sedang bermain bersama Meysha di atas ranjang. “Kamu pergi sama supir sama bibi aja … kasian Meysha kalau ditinggal.”
Baru Isvara sadari kalau beberapa minggu terakhir dia dan Kenzo jarang sekali menghabiskan waktu bersama karena mereka berdua disibukan dengan pekerjaan. Sedangkan di hari libur mereka harus mengunjungi mama dan papa atau Kenzo ada pertemuan dengan klien. Jadi Isvara berniat untuk mengajak Kenzo l
Isvara yang yakin akan cinta Kenzo padanya tidak berpikir negatif, mungkin Kenzo sedang lelah karena pekerjaan. Jadi Isvara memeluk Kenzo dari belakang lalu menyusul Kenzo ke alam mimpi. *** “Dari mana aja kamu, Cin? Kenapa baru pulang jam segini? Tadi Meysha nangis terus nyariin kamu.” Gaska ber
Lama-lama Isvara merasakan perubahan dalam diri Kenzo, suaminya tidak sehangat dan semanis dulu lagi. Isvara masih positif thinking kalau pekerjaan membuat mereka seperti ini. Dia masih berpegang pada janji Kenzo yang akan mencari waktu untuk mengambil cuti honeymoon. Mungkin setelah bussines tri
“Rickyyyy geliiii …,” pekik Cindya saat Ricky mengecup setiap jengkal kulit di lehernya. Pria itu terkekeh lantas mengecup pipi Cindya gemas. Sementara posisi mereka sungguh sangat meresahkan dengan Cindya berada di atas ranjang dan Ricky menindihnya dengan satu kaki pria itu berada di antara kaki
Terdengar dua kali ketukan di pintu membuat Kenzo mendongak. “Masuk!” titahnya lantas mengembalikan tatapan pada layar MacBook. Pria itu sedang fokus mengerjakan sesuatu, satu tangannya bolak-balik antara mouse day keyboard. Pintu terbuka, sosok wanita cantik tinggi semampai hidung mancung beramb
Kenzo dulu sangat berapi-api ingin memiliki Isvara, menyiapkan segala sesuatunya untuk memboyong Isvara ke sini tapi dia juga yang memberikan luka terbesar untuk Isvara. “Ya Tuhan, apa yang telah aku lakukan?” Kenzo membatin mengusap wajahnya kasar. Hanya karena ingin merasakan perawan dia sampai