“Kamu enggak mau ngurus Meysha dengan tangan kamu sendiri?” Gaska malah balas bertanya. “Kalau aku ngurus Meysha sendiri apa kamu akan semakin mencintai aku?” “Tentu saja.” Gaska mengusap kepala Cindya. “Oke … aku coba ya,” putus Cindya akhirnya. *** Cindya berusaha keras menjadi ibu yang baik
Cukup lama Kenzo mematuti iPad, dia sedang membaca ulang proposal yang akan dipresentasikan oleh CMO-nya yang bernama Tiffani di depan klien besar beberapa saat lagi. “Oke … menurut saya ini sudah sempurna tapi kita enggak tahu apa mau klien yang sebenarnya.” Kenzo meletakan iPad di atas meja. Mat
Akhirnya Cindya bisa keluar rumah juga tanpa Meysha. Gaska mengijinkannya ikut reuni semasa SMA mengingat sudah lama Cindya tidak memiliki waktu me time. Pria itu berharap kalau Cindya akan ketularan energi positif setelah bergaul dengan teman-temannya. Dan di sini lah Cindya sekarang, di sebuah
Pertemuan yang intens dan sikap terbuka dari kedua belah pihak membuat hubungan Kenzo dengan Tiffani semakin dekat. Mereka berdua jadi sering makan siang berdua dengan alasan membahas bisnis. Mungkin iya, ada obrolan tentang bisnis namun lebih banyak hanya obrolan ringan yang mencetuskan gelak dan
“Masa kamu enggak mau temenin aku belanja bulanan? Si bibi salah terus kalau belanja sendiri atau enggak pasti aja ada yang kurang,” kata Cindya dari kursi meja rias sedangkan Gaska sedang bermain bersama Meysha di atas ranjang. “Kamu pergi sama supir sama bibi aja … kasian Meysha kalau ditinggal.”
Baru Isvara sadari kalau beberapa minggu terakhir dia dan Kenzo jarang sekali menghabiskan waktu bersama karena mereka berdua disibukan dengan pekerjaan. Sedangkan di hari libur mereka harus mengunjungi mama dan papa atau Kenzo ada pertemuan dengan klien. Jadi Isvara berniat untuk mengajak Kenzo l
Isvara yang yakin akan cinta Kenzo padanya tidak berpikir negatif, mungkin Kenzo sedang lelah karena pekerjaan. Jadi Isvara memeluk Kenzo dari belakang lalu menyusul Kenzo ke alam mimpi. *** “Dari mana aja kamu, Cin? Kenapa baru pulang jam segini? Tadi Meysha nangis terus nyariin kamu.” Gaska ber
Lama-lama Isvara merasakan perubahan dalam diri Kenzo, suaminya tidak sehangat dan semanis dulu lagi. Isvara masih positif thinking kalau pekerjaan membuat mereka seperti ini. Dia masih berpegang pada janji Kenzo yang akan mencari waktu untuk mengambil cuti honeymoon. Mungkin setelah bussines tri