“Kenapa Vina masih kerja di sini?” Bu Yustin masuk ke ruangan Gaska langsung melontarkan pertanyaan tersebut. Gaska mengembuskan nafas panjang. “Cindya minta aku enggak pecat Vina.” Gaska menjawab jujur. Tidak peduli bu Yustin akan menganggapnya suami takut istri. Dan benar saja, bu Yustin menatap
Gaska tertawa sumbang. “Enggak lah, tapi Wan … aku titip ya, hati Ara pernah hancir jadi tolong jangan kamu hancurkan dia juga.” Ucapan Gaska tersebut terdengar meremehkan di telinga Erwan sebab keburukan pria itu dengan para wanita sudah diketahui Gaska. Padahal Gaska sungguh-sungguh mengatakanny
Sengaja Gaska menjemput istrinya agar tidak terus overthinking kemudian tantrum menyeret Isvara dalam pertengkaran mereka. Isvara sudah cukup menderita jadi Gaska berpikir kalau sebaiknya dia bersikap baik dan hangat kepada Cindya guna menetralkan apa yang terjadi. Gaska memarkirkan mobilnya di de
Gaska menatap wajah Cindya yang tertidur pulas, di dalam rahim wanita itu ada calon anaknya yang sedang berjuang hidup. Coba tanya Gaska apakah pria itu senang mengetahui kalau dia akan menjadi ayah? Jawabannya biasa saja, mungkin karena anak itu akan lahir bukan dari rahim Isvara-wanita yang masi
Semua langsung menoleh pada Vina dengan tatapan menghakimi. Mereka semua berpikir pasti Vina biang kerok kerusuhan ini. “Dan karena itu aku enggak akan percaya kalau di antara kalian enggak terjadi apa-apa.” Cindya mengungkapkan alasan dari tuduhannya kepada Isvara. Gaska mengusap wajahnya kasar,
“Apa? Cindya berani nampar kamu?” Intonasi Erwan meninggi, raut wajahnya tampak berang. Awalnya dia tidak terlalu peduli dengan gundahnya Isvara, dia pikir hanya masalah pekerjaan biasa namun mendengar sang kekasih mendapat kekerasan membuat Erwan tidak terima. Isvara baru saja selesai menceritaka
Kenzo sempat menyerah dan tidak menghubungi Isvara lagi malah sambungan telepon mereka saat itu sengaja diputus Kenzo dengan alasan dia harus menjawab panggilan lain. Namun beberapa minggu berselang, Kenzo tidak tahan ingin mendengar suara Isvara. Dia tekan egonya untuk menghubungi sang pujaan hat
Semenjak kejadian tantrumnya Cindya di kantor JP Corp beberapa hari lalu, Gaska melakukan silent treatment kepada Cindya. Pria itu tidak menegur Cindya, tidak menjemput Cindya dati kantor bahkan tidur membelakangi Cindya. Sesekali Gaska mendengar ringisan Cindya atau desahan yang tengah mengeluh t