Trisha diam, tangisnya berhenti saat mendengarkan setiap kalimat Galih. Dia tahu Galih terkadang jengah menghadapinya tapi kenapa dia masih sabar memberikan nasihat? Trisha jadi terharu. Tangannya melingkar di pinggang Galih, membalas pelukan pria itu. Lalu mengerat seakan ingin memberitahu Gali
“Sakit sayang?” tanya Adrian setiap kali istrinya memejamkan mata di saat dirinya memberikan hentakan.“Enggak, Mas ….” Aruna menjawab untuk yang kesekian kalinya.Adrian sudah tidak tahan lagi, Aruna menjepitnya lebih ketat dibanding biasa.Mungkin karena anak mereka juga sudah lebih besar sehingga
Dan tepat di meja sebrang mereka, Aruna melihat beberapa gadis sedang berbisik-bisik sambil tersipu malu dan sesekali menatap suaminya.Mereka salah mengira, disangkanya Adrian tengah menatap mereka padahal Aruna tahu percis kalau suaminya tengah menatap si penjual dan tatapan itu pun adalah tatapan
“Mas ….” Aruna tampak lemah, wajahnya pucat saat keluar dari ruang operasi. “Sayang ….” Adrian menyahut seraya memegang tangan Aruna. Oma Yeni dan dua sahabat Aruna mengantar Akram ke ruang bayi. Adrian tidak melepaskan tangan Aruna hingga tiba di kamar rawatnya. “Aku haus, Mas …,” kata Aruna s
Hubungan Adrian dengan Galih kian membaik. Mereka tidak kucing-kucingan lagi setiap ada acara keluarga karena sekarang Galih menghormati hak Adrian yang dianggap Isvara adalah papi kandungnya. Seperti hari ini, Galih dan Trisha bersama anak mereka datang pada acara Baby shower Baby Akram yang dise
“Enggak usah, Aruna … biar aja dia ikut acaranya.” Aruna mengangguk sambil tersenyum lalu beranjak pergi menghampiri suaminya yang berdiri di ambang pintu. “Ayo Mas.” Aruna mengambil alih handle pintu yang dipegang Adrian, dia menutup benda berbahan kayu tersebut. “Kamu enggak apa-apa ‘kan sayang
“Papiii … Mamiiii … kok pintunya dikunci? Baby Akram nangis, Mamiiiiii!” Isvara menggedor-gedor pintu kamar mami papinya memberitahu kalau baby Akram menangis karena lapar. “Mas cepetan,” kata Aruna yang kancing blousenya sudah terlepas semua akibat ulah Adrian. Adrian yang mengayun di atasnya mu
“Nan … boleh saya gendong Sheila?” “Boleh Bu.” Nanny-nya Sheila juga terlihat kelelahan. “Coba tanya Bu Trisha apa saya boleh menyusui Sheila?” Aruna harus meminta ijin karena Sheila bukan anaknya, siapa tahu Trisha dan Galih keberatan. Sang Nanny masuk ke dalam sebuah ruangan di tengah speedboa
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn