“Istri saya, Aruna … di mana?” tanya Adrian pada seorang perawat yang berjaga di depan. Perawat itu tampak bingung tapi kemudian mempersilahkan Adrian untuk masuk dan memeriksa setiap bilik di dalam sana. Ketika langkahnya masuk lebih jauh ke dalam IGD, mata Adrian kemudian menangkap sosok Galih y
Usai dokter memberikan vitamin dan obat anti mual, Adrian membawa Aruna pulang. Mereka lupa dengan Trisha dan Galih yang tadi membantu Aruna karena rasa bahagia tengah melingkupi keduanya. Adrian meminta driver untuk mengemudi secara perlahan, jangan sampai ada guncangan. Pria itu juga mengatakan
“Galiiiiiiihhhhh!!!” Teriakan Trisha dari kamar mandi membuat Galih terlonjak dari tidurnya yang lelap setelah semalaman memijat punggung Trisha yang katanya panas dan pegal. Dia langsung turun dari atas ranjang sambil masih mencoba meraih kesadarannya. “Sayang, kamu di mana?” Galih berteriak. M
Adrian dan Aruna kompak menoleh saat mendengar dering suara ponsel Adrian. Pria itu mengerutkan kening, siapa yang sepagi ini berani menghubunginya, di saat weekend pula? Dia beranjak dari sisi ranjang untuk mencari ponselnya yang di charge semalaman di meja rias Aruna. Pria itu lantas menekan ic
“Enggak Mas … Mas enggak akan kehilangan aku, aku akan menemani Mas membesarkan anak-anak kita … nanti kita akan datang ke acara wisuda mereka, kita akan duduk di kursi orang tua saat anak-anak kita menikah nanti ….” “Janji ya sayang,” kata Adrian berbisik. “Iya, aku janji.” Pelukan Adrian menger
“Cantiknya istri aku,” celetuk Adrian ketika baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat istrinya tengah berdandan di depan meja rias. Pria yang masih melilitkan handuk putih di pinggang itu pun kemudian mendekat dan berdiri di belakang Aruna yang tersipu malu atas pujian suaminya. Adrian membun
Pagi itu, Aruna mengantar Adrian dulu ke kantornya sebelum menuju sebuah hotel di mana di ballroom-nya acara IIP tersebut berlangsung. “Gugup enggak?” Adrian bertanya karena ini adalah kali pertama Aruna bertemu istri dari Pejabat Pemerintahan dalam sebuah Organisasi yang diikutinya. “Enggak, udah
Beberapa bulan kemudian, Aruna menjemput Isvara di sekolah. Isvara senang sekali karena Aruna mengatakan kalau sebelum pulang, dia akan mengajak Aruna membeli stok makanan ringan dan buah-buahan di sebuah supermarket. Pak Malik yang mengemudikan mobil, Nanny Ida juga ikut untuk membantu membawakan