Bercinta dengan Galih telah menjadi candu bagi Trisha. Dia merasakan gairah dan hasratnya berbanding lurus dengan gairah dan hasrat Galih. Trisha selalu dibuat nyaris gila hingga ketagihan setiap kali pria itu menghentak di atasnya meski dengan tempo lambat seperti saat ini karena ada janin yang h
Sementara itu di luar kamar, Nanny Ida tidak bisa lagi membungkam mulutnya. Dia membutuhkan jawaban atas keputusan yang telah diambil Adrian dan Aruna yang tiba-tiba saja menyerahkan Isvara kepada Galih padahal tidak ada urusan mendesak yang masuk akal untuk membuat mereka melakukan itu. “Bu, kena
Hari ini Isvara bangun pagi sekali, dia duduk di atas ranjang sambil melamun menunggu Nanny Ida masuk ke kamar untuk membantunya mandi. Tidak ada drama seperti pagi-pagi sebelumnya karena Isvara sadar kalau dia sedang berada di rumah orang lain. Tidak akan ada yang memanjakannya seperti mami dan p
“Kenapa?” tanyanya panik. “Kamu tadi suruh buru-buru trus keguncang kayanya si Otong pas aku lari turun tangga jadi kram perut aku.” Trisha menyalahkan Galih, trik andalan khas Trisha. “Seriusan? Mau dibawa ke dokter?” Galih memapah Trisha ke teras. “Enggak usah, kamunya aja jangan galak-galak sa
Adrian mencari istrinya di kamar begitu tiba di rumah tapi dia tidak menemukan Aruna di sana padahal bi Atun mengatakan kalau semenjak pulang ke rumah, Aruna belum turun dari kamarnya. Aruna pasti ada di salah satu ruangan di rumah ini karena dia juga tadi melihat mobil istrinya terparkir di garasi
“Kamu beliin dia mobil?” Suara lantang Trisha menggelegar di ruang makan membuat Isvara yang tengah disuapin oleh Nanny Ida langsung berjengit terkejut begitu juga dengan sang Nanny. “Biar dia enggak terlambat lagi ke sekolah kalau aku harus anter kamu dulu.” Galih memberi alasan kelewat santai pad
“Cepetan Galih! Kamu bisa ngebut, enggak? Sakit ini perut aku!” Trisha berseru di antara ringisan rasa ngilu di perutnya. “Iya sebentar, ini udah kecepatan maksimal … enggak mungkin aku tabrak mobil di depan, kan?” Galih menanggapi dengan suara serendah mungkin meski panik melanda. “Sakit banget
“Kalau gitu saya mau dirawat aja, Dok … berabe kalau ternyata sampai rumah saya pendarahan, tetap aja saya harus balik pagi ke sini, kan? Saya mau diobservasi lebih lanjut … saya enggak mau janin saya kenapa-kenapa.” Trisha memang Drama Queen, tidak puas rasanya kalau tidak membuat repot dan khawat
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn