“Adrian mempertahankan Ara bukan ingin membalas Galih, dia menyayangi Ara … dia tidak ingin mental Ara terguncang karena tiba-tiba harus tinggal dengan Galih dan dipaksa mengerti kalau dia bukanlah anak kandung Adrian-pria yang selama ini dia anggap sebagai papinya … Ara masih kecil, biarkan dia ber
“Sayang, ini malam jum’at lho.” Dan tangis Aruna berhenti seketika, dia mendongak. “Aku ganti baju dulu ya?” Aruna meminta persetujuan. “Hu’uh … sok … sok.” Aruna turun dari tempat tidur, dia langsung berlari menuju walk in closet untuk mengganti baju tidurnya menjadi lingery. *** Aruna baru s
“Papi … mau ice cream? Tadi om Galih datang ke sekolah Ara beliin Ara ice cream … baik lho om Galih, Ara sayang sama om Galih.” Isvara menyambut sang papi yang baru pulang kerja dengan celotehannya. Raut wajah Adrian tiba-tiba mengeras, dia menatap dingin Aruna yang sosoknya baru saja tiba di ruan
Aruna menuntun Isvara turun dari atas sofa, menaiki tangga dengan tujuan kamar Isvara. Sampai di sana, Aruna membawa Isvara ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci tangan. Lalu naik ke atas ranjang dan mereka membalut diri mereka menggunakan selimut yang sama. Aruna memeluk Isvara erat, d
“Mas Adrian akan menyerahkan Ara sama Mas Galih.” Kalimat Aruna tersebut membuat bibir Galih tersenyum lebar. Pria itu menatap oma Yeni dan Aruna secara bergantian. Mereka sedang berada di coffe shop yang terletak di dekat rumah sakit tempat Galih praktik. Kebetulan tadi ketika Aruna menghubungi
Aruna menundukan kepala tidak berani bersitatap dengan Adrian. Lalu terdengar langkah kaki kecil menuruni tangga. “Mami … bantuin Ara kerjain PR.” Isvara mengangkat sebuah buku di tangan kanan dan pensil di tangan kiri. “Waaah, ayo sini opa bantu kerjain PRnya …,” kata opa Kusuma antusias. Adri
Galih tidak bisa tiba-tiba membawa Isvara langsung tinggal di rumahnya, dia harus mengambil hati Isvara dulu membuat gadis kecil itu mempercayainya. Untuk membuat Isvara bersedia tinggal dengan Galih sangat lah tidak mudah dan Adrian sangat menikmati momen pendekatan Galih kepada Isvara yang sampai
Bercinta dengan Galih telah menjadi candu bagi Trisha. Dia merasakan gairah dan hasratnya berbanding lurus dengan gairah dan hasrat Galih. Trisha selalu dibuat nyaris gila hingga ketagihan setiap kali pria itu menghentak di atasnya meski dengan tempo lambat seperti saat ini karena ada janin yang h