Adrian berkali-kali terpukau dengan kecantikan Aruna hari ini. Matanya tidak bisa berkedip melihat Aruna melangkah anggun menggunakan gaun pengantin dan makeup yang telah dimodifikasi sedikit agar sesuai dengan gaun pengantin yang dikenakannya. Demi apapun, dia tidak sabar untuk melucuti gaun peng
Hari sudah gelap ketika Akhirnya MC mengumumkan kalau pesta pernikahan Adrian dan Aruna telah selesai. Lampu-lampu taman berwarna jingga begitu indah menghiasi dekorasi pesta tersebut. Beberapa tamu masih ada yang tetap tinggal untuk melakukan swafoto. Icha dan Irma sudah pulang lebih dulu bersam
Dia memungut taburan kelopak bunga mawar di atas seprei lalu melemparnya ke atas hingga kelopak bunga mawar itu menghujani kepalanya. “Ini bebek-bebek buat apa sih?” Entah kepada siapa Isvara bertanya, dia mengobrak-abrik hiasan dari handuk berbentuk dua angsa yang saling menempelkan paruh. “Ara …
“Sayang ….” Aruna mengerjap mendengar suara Adrian memanggil namanya. Membuka mata dan sang suami tampan sudah duduk di sisi ranjang tepat di samping ia berbaring. “Mas ….” Aruna mengerutkan kening, matanya menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melewati retina. “Ara udah tidur,” ucap Adr
Kepalanya terasa pusing dampak dari lonjakan hasrat yang telah sampai ke ubun-ubun membuat gerak tubuhnya juga terasa berat. Lama jemari Adrian bermain di bagian paling sensitif itu, dia menyukainya. Adrian terpaksa mengurai pagutan agar Aruna yang napasnya tersendat bisa mengambil oksigen. “Maas
Usai dia berhasil menetralkan detak jantungnya, Adrian menggendong Aruna dengan cara yang sama ketika dia membawa Aruna ke kamar mandi. Tapi kali ini Adrian menurunkan Aruna di bathub kemudian mengambil tempat di belakang Aruna setelah menyalakan kran dan mengatur suhu. Aruna merebahkan kepalanya
Adrian memeluk Aruna lagi dari belakang. “Jadi itu bohong?” lanjut Aruna bertanya. Dan Adrian tidak ingin menjawab karena tahu Aruna pasti terluka. “Mas … jawab aku.” Dia mendesak dengan suara lirih terkesan pasrah. Adrian tetap tidak ingin menjawab. “Maaas ….” “Jangan bahas dia lagi, aku cemb
“Dari mana aja kamu?” tanya Trisha ketus saat Galih baru saja masuk ke kamar pengantin mereka.Kedua tangannya dilipat di depan dada, matanya Trisha menatap sinis pada Galih.“Aku booking kamar lain biar tidur kamu nyaman,” jawab Galih santai.Pria itu menuju mini pantri untuk membuat kopi.“Bagus,