Share

Bab 66

Penulis: Sinda
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-12 20:07:43

Kiandra menggigiti ujung ibu jari. Wajahnya gusar, mata itu berkedip berkali-kali, karena terlalu cemas. Saat ini ia tengah bertelepon dengan Lidia.

"Tolong, ya, Lid. Kamu tahu Damar senekat apa, 'kan?"

"Iya, Ki. Hari ini aku rencana tungguin Kai pulang dari sekolah. Biar kita lebih tenang."

Kemarin malam Kiandra mendapat pesan ancaman dari Damar. Terang-terang sepupunya Lidia itu berkata akan menyakiti Kai. Karena itu Kiandra menghubungi Lidia dan meminta tolong agar menjaga anak mereka lebih intens dari sebelumnya.

"Kayaknya kita harus kasih tahu Evan juga, Ki."

Kiandra menimbang. Pikirannya bercabang. Mereka tahu sepintar apa Damar menyusun rencana untuk membuat susah. Kalau Kia memilih memberitahu ancaman ini pada Evan, apa itu baik?

Bagaimana jika tujuan Damar memang ingin membuat Evan kelimpungan, khawatir dan melupakan pekerjaan, lalu Damar akan mengambil tindakan seperti waktu itu lagi. Menyuruh orang untuk membuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 67

    Damar lebih dari sekadar gila. Kiandra tak menemukan sebutan yang pantas untuk diberikan pada lelaki kejam dan aneh itu. Setelah berusaha mencelakai Kai, Damar masih tak berhenti. Hari ini tepat tiga hari sudah Kia terkurung di sebuah kamar yang entah berada di mana. Ternyata Damar sudah mempersiapkan segalanya.Sepupunya Lidia itu sengaja membayar orang untuk menabrak Kai sewaktu pulang sekolah. Menjadikan itu pancingan agar Kia datang ke rumah Damar dan bisa diculik. Dibuat pingsan lalu dibawa kemari, ponsel, bahkan kemeja Kiandra diambil lelaki gila itu. Sejak kemarin si perempuan disekap di kamar ini, dengan tangan dan kaki terikat. Diberi makan tiga kali sehari, yang lebih tak masuk akal, yang mengantar makanan adalah Tia, istrinya Damar. Kiandra tak menemukan celah untuk bisa kabur. Ikatan di tangan dan kakinya sama sekali tak bisa dibuka Hanya menimbulkan luka lecet yang perih tiap kali Kia berusaha melepaskan benda itu. Ini ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-13
  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 68

    Duduk dengan dua tangan terikat di belakang punggung, Kiandra gemetar. Bukan hanya karena rasa sakit akibat beberapa pukulan yang tubuhnya dapatkan beberapa saat lalu--ulah Damar--melainkan juga karena pemandangan yang saat ini terlihat di depan mata. Di sofa yang berada tepat di hadapan ranjang yang Kiandra tempati, Damar sedang mencumbui Tia. Entah apa yang Damar inginkan hingga sampai berani melakukan hubungan suami-istri di hadapannya seperti saat ini. Menggigit bibir, menahan tangis ketakutan, Kiandra memejam saat Damar menoleh dan melempar senyum puas. Benak Kiandra penuh dengan harapan akan adanya keajaiban. Seseorang, entah siapa pun itu bisa datang kemari dan membebaskannya dari lelaki sinting di hadapan. Tia meringis dan memekik. Kiandra mengerjap, masih berusaha memalingkan wajah. "Kamu lihat itu? Dia sama sekali enggak seperti kamu. Suaranya bahkan bikin aku mual. Kalau aku enggak membayangkan wajah kamu, aku enggak akan sanggup me

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-13
  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 69

    Warn! 18+ Usai memukulkan kepala Kia ke dinding di belakang perempuan itu, Damar menjauh. Tubuh Kia tampak merosot pelan, lelaki itu mengusak rambut putus asa. Kembali, perempuan yang paling Damar inginkan itu menolak untuk disentuh. Damar tak habis pikir. Emosinya mendidih hingga terasa sudah membakar ubun--ubun. Atas penolakan yang Kia barusan suarakan, ia sungguh tak terima. "Aku cuma milik Evan. Walau kamu berhasil menyentuh atau bahkan meniduriku, hatiku tetap milik Evan, bukan pria kejam seperti kamu." Damar menendang kaki ranjang. Meski kondisinya sudah hampir tak sadarkan diri, Kia masih bisa mengulang kalimat menjijikkan sekaligus konyol yang berhasil membuat Damar merasa harga dirinya diinjak. Sialan. Sungguh Damar membenci Evan. Setelah merebut Lidia, lelaki itu juga bisa mencuci otak Kia hingga sanggup berucap seperti tadi, mengabaikan perasaan yang ada di antara mereka. "Uangku lebih banyak dari mantan suaminya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 70

    Lidia memantapkan langkah saat menapaki lantai ruang tamu Dina. Sengaja tak memberitahu sang ibu mertua atas kedatangannya, perempuan itu disambut Buk Ani, asisten rumah tangga. "Sebentar, Buk Dinanya dipanggilkan dulu." Duduk di sofa, Lidia meremat kesepuluh jemari. Berulang kali ia menarik napas guna mencari sedikit ketenangan. Hari ini, sebuah keputusan besar akan perempuan itu ambil. Lidia meyakinkan diri. Ini yang terbaik. Ini yang paling benar. Sebab terus-terusan mempertahankan sesuatu yang bukan milik kita adalah sebuah kesalahan. Egois hanya akan menyebabkan luka. "Lidia? Kenapa enggak kabarin Ibu?" Dina menghampir menantunya. Memberikan pelukan, kemudian duduk di sofa. "Ada yang ingin Lidia bicarakan, Buk." Dina tampak menanggapi dengan anggukan serius disertai heran. "Ada apa?" Lidia meraih tangan Dina untuk digenggam. Mencari kekuatan. Belum juga bibirnya berucap, air mata sudah tumpah. "Lidia mencinta

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 71

    Sambil menggendong Vano, Evan menuruni tangga rumah. Sekarang pukul tiga sore, sang anak merengek ingin bertemu ibunya. Padahal, mereka baru saja menjenguk Kia kemarin. Awalnya, sikap Vano yang selalu ingin bersama Kia ini dianggap Evan aneh. Lidia hampir tak punya cacat saat mengurusi dan merawat anak mereka itu. Pun, masalah status, Evan membuat penjelasan yang mudahnya saja. Lidia Mamah, Kia Ibuk. Keduanya adalah ibu Vano. Namun, sepertinya naluri Vano cukup kuat. Karena itu selalu lebih ingin bersama Kia, walau Lidia tak kalah sempurna sebagai ibu. "Kalian mau ke mana?" Di ruang tamu, Evan mendapat tanya dari sang istri. "Vano mau ketemu Kia lagi katanya." Pria itu memperhatikan raut wajah sang istri. Lidia tampak resah. Perempuan itu ragu buka suara, tetapi pada akhirnya berkata, "Kita bisa bicara malam ini? Habis kalian dari rumah Kia?" Evan memasang ekspresi serius. Sudah kesekian kali Lidia mengatakan hal sama. Namu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-16
  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 72

    "Kamu kenapa mandi malam-malam?" tanya Kia pada Evan yang terlihat berjalan dari dapur dengan rambut basah. Evan melirik malas. Pria itu berjalan melewati Kia yang berdiri di depan kamar yang Vano tempati. Anaknya itu sudah tidur sejak satu jam lalu. Kiandra menyusul Evan yang duduk di tikar. "Enggak dingin?" Kembali Evan tak menanggapi. Pria itu mengibaskan kemejanya, sengaja tepat di depan Kia, hingga mengenai wajah perempuan itu. Kia meringis, memegangi mata. "Sakit, Evan." Kiandra memegangi matanya yang memerah. Sengaja sekali si lelaki mengibas kemeja di depan muka. "Aku titip Vano. Enggak usah macam-macam kamu selama dia di sini." Melihat Evan mengenakan kemeja, Kia cemberut. "Kamu pulang? Sekarang juga? Ini udah jam sembilan." Tangan Evan mengancing kemeja. "Apa, sih, enaknya kabur-kaburan? Pengin banget dicariin? Tukang cari perhatian." Tak pria itu lirik atau toleh wajah ibunya Vano. Ia kesal. K

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-17
  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 73

    Siang ini di kafe, Kia kembali masuk bekerja. Mengandalkan koneksi dengan si bos besar sekaligus memanfaatkan alasan kecelakaannya kemarin, perempuan itu masih bisa diterima bekerja. Seperti biasa, kafe yang berlokasi dekat dengan beberapa kampus itu mulai ramai di jam segini. Sejak tadi Kia sibuk mengantar pesanan pelanggan, bahkan beberapa kali sampai ikut menyiapkan jus dan kopi. Dirasa perut sudah menuntut untuk diisi, perempuan itu pamit pada rekan lain untuk istirahat makan siang. Membawa bekal sendiri, Kia memilih dapur sebagai tempat untuk menikmati setengah jam jatah istirahat. Seorang diri di sudut dapur, sembari sesekali bicara dengan pegawai lain yang lewat di dapur, dua puluh menit berlalu dan makanan di kotak bekal sudah habis. Kia tengah menyandarkan punggung ke kursi saat dilihatnya Raka datang. Tanpa minta izin, si bos duduk di depannya. Pertanyaan kelewat tak tahu tempat itu lolos begitu saja. "Jadi, bagaimana? Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-17
  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 74

    Duduk sendirian di ruang tamu rumah Evan, Kia seolah sedang mengulang masa lalu. Saat dirinya masih berstatus sebagai istri Evan dan selalu suka menghuni sofa di malam yang sudah larut. Hari ini, Kia menginap. Sonya tak mau dibujuk untuk tinggal, sedangkan Kia tak tega membiarkan mantan mertuanya yang terlihat lelah menjagai Kai. Dina sepertinya perlu istirahat dan mau tak mau Kia yang harus mengalah. Sekarang sudah pukul sebelas. Sang anak sudah tidur, Kia belum mengantuk. Tepatnya belum bisa tidur karena si tuan rumah belum juga menunjukkan batang hidung. Apa pekerjaan Evan berat? Harus pulang selarut ini setiap hari? Evan kan bos? Kenapa tidak bisa lebih santai? Sibuk menatapi ruangan itu, Kia mendengar suara pintu terbuka. Tak lama sosok Papanya Kai muncul. Perempuan itu langsung merasa iba ketika mendapati mata sayu dan raut letih si mantan suami. Kia terbayang semua tanggung jawab yang Evan pikul. Biaya hidup Kai, sekolahnya Na

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18

Bab terbaru

  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 88

    Sudah akan pulang, sudah duduk di atas jok sepeda motornya, Kai menemukan Samara menghampiri. Lelaki ini yakin benar-benar didatangi, sebab setahunya, sepeda motor karwayan lepas ibunya itu ada di sebelah kanan. Sekarang pukul satu siang, Kai dan Samara baru saja pulang mengajar. Kebetulan aneh, Kai dan gadis yang bekerja sampingan sebagai pengantar nastar Kia itu diterima menjadi guru honor di SD yang sama. Bertemu di rumah, bertemu lagi di tempat kerja. Kai mulai terbiasa, tetapi tetap merasa risih saat gadis dengan iris mata sewarna madu itu mendatangi dan muncul di hadapan muka seperti sekarang. Menurut Kai, Samara itu tidak tegak akalnya. Agak miring. Bayangkan, di hari pertama masuk kerja dan mereka bertemu, si gadis dengan rambut hitam sepunggung itu mengaku menyukai Kai. Di depan Kiandra pula. "Apa?" tanya Kai ketus saat Samara hanya diam saja di samping sepeda motornya. Kai menjadi sedikit jengkel saat gadis yang ada di depannya memasang ekspresi wajah santai, menuju da

  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 87

    Hening. Sepi. Ketenangan yang ada di kediaman Evan terasa hampa kali ini. Rumah berlantai dua yang menjadi saksi lika-liku cinta Evan dan Kia itu tidaklah kosong. Bangunan itu berpenghuni, hanya saja masing-masing penghuninya tengah diselimuti kehampaan. Ada peristiwa jelek beberapa waktu lalu. Di kamar yang berada di lantai satu, yang beberapa tahun belakangan ditempati oleh sulung Wijaya. Di sana, Evan memergoki Vano hendak menyayat nadi. Kehebohan terjadi. Evan yang biasanya tenang menjerit histeris dan berusaha mencegah anaknya melanjutkan tindakan mengerikan itu. Dibantu istri dan putrinya, Evan akhirnya berhasil menjauhkan Vano dari pisau terkutuk tadi. Memang, Vano tak baik-baik saja setahun belakangan. Sejak kecelakaan tragis yang menyebabkan kaki kanannya pincang, Vano mengalami masa-masa sulit untuk beradaptasi dengan keadaan barunya. Mengasingkan diri, menarik diri, menjauhi semua orang, bahkan menunda pengerjaan tugas akhir kuliah. Evan tahu semua itu tidak mudah. Na

  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 86

    "Papa enggak sayang Vian!" Kalimat keramat, batin Evan. Di depan putrinya yang masih mengenakan seragam putih abu-abu, lelaki itu mengepalkan tangan. "Apa salahnya, Pa? Vian udah gede! Udah tujuh belas! Pacaran aja enggak boleh?" Pipi Vian merah. Ia mengingat bagaimana ayahnya memarahi Glen di muka umum tadi. Kekasihnya itu pasti malu. Tahu sendiri kalau ayahnya sudah murka, mulutnya lebih pedas dari sambal rawit buatan nenek. Mengusap wajah, Evan menarik napas. "Pacaran? Untuk apa? Dengan siapa? Kamu bahkan enggak mengenalkan dia ke Papa, Vian. Kamu sehat?" Rahangnya yang tirus mengetat, mata si gadis memerah. "Papa udah enggak sayang Vian!" tuduhnya dengan wajah terluka. Kemudian, remaja itu berbalik, menaiki tangga dengan tergesa. "Vian?" Evan memanggil. "Navian Kaiandra Wijaya!" Suaranya menggelegar ke seluruh penjuru rumah. Langkah Vian berhenti. Ia berbalik, menoleh dengan sorot marah pada ayahnya. "Papa udah enggak sayang Vian! Vian kesal! Vian enggak mau ngomong dulu sa

  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 85

    "Abang, kok, kita dilihatin mereka?" Gadis kecil dengan kaus kuning itu bergeser ke kanan agar semakin dekat dengan sang kakak. Kai melirik pada beberapa pegawai di rumah makan itu. Anak lelaki itu tahu apa yang adiknya maksud. Memang, mereka sedang jadi bahan tontonan sekarang. Bukan hanya pegawai bagian dapur yang ada di sini, pekerja yang biasanya siap siaga di depan pun sudah silih berganti muncul. Sekadar pura-pura lewat, demi bisa melihat mereka. "Abang?" Si gadis kecil menyenggol bahu kakaknya. Tangannya yang kecil itu terus berusaha mencuci kentang dalam ember yang penuh air. "Enggak apa, Vian. Mereka itu teman Papa. Vian takut?" Kai melempar senyum tulus pada sang adik. Gadis kecil berambut hitam sepundak itu mengangguk. Matanya yang sedikit bengkak mulai berkaca-kaca lagi. "Salah Vian. Maafin Vian, ya, Bang?" Ia membersit hidung. Kai mengangguk. Tangannya basah, anak itu menyentuh kepala sang adik dengan lengan. "Abang juga salah." Kai dan Vian sedang dihukum. Oleh ay

  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 84

    Menemukan Evan sedang duduk sendirian di ruang makan, Kiandra terkekeh pelan. Memasang raut datar setelahnya, perempuan itu duduk di pangkuan sang suami. "Nungguin siapa? Enggak dikasih jatah, kamu mau beneran selingkuh sama Nona Daster Putih?" Tidak dijawab, Kiandra mengalihkan tatap karena Evan malah memandangi. Dari jarak sedekat ini, dengan sorot mata dalam dan teduh pria itu, Kiandra sudah berdebar saja. "Lihat mataku," Evan meraih dagu Kia, membuat perempuan itu kembali menatapi. Evan suka saat melihat pantulan dirinya di beningnya netra coklat sang istri. Mengendalikan detak jantung, Kiandra tak bisa untuk tak memeluk lelakinya itu. "Kenapa duduk sendirian di sini?" "Pengin mi instan goreng. Buat, gih." Ah. Kia tak bisa tak tersenyum. Perempuan itu menjungkitkkan ujung bibir. Ia kecup pipi Evan lama. "Tumben," ejeknya sengaja. Evan menggeleng. Ia juga tak paham. Tadi itu sudah makan. Ikan goreng yang Kia siapkan, sungguh enak. Namun, entah k

  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 83

    Kiandra itu gila. Evan tidak akan meralat ucapan itu. Ia juga tak akan mau meminta maaf kalau pun istrinya itu mendengar apa yang barusan ia suarakan dalam hati."Kamu apa enggak bisa ambil libur satu hari aja?" Begitu rengek ibunya Kai di pagi saat Evan sudah akan berangkat bekerja. Tidak ada angin, hujan atau badai, Kiandra atau Vano juga tidak sakit. Evan menolak permintaan itu. Jelas. Untuk apa ia libur mendadak, sementara sudah ada jatah libur? Lagipula untuk apa? Kia mau apa? Tadi pagi itu, Evan sudah akan berangkat. Lalu apa? Kiandra yang berusia kepala tiga itu menangis dengan segelas air di tangan kanan dan kunci mobil Evan di tangan kiri. "Kalau kamu tetap berangkat, aku telan ini kunci mobilmu." Kia mengancam tepat di dekat tangga rumah, sedangkan suaminya di anak tangga. Reaksi Evan kala itu, hanya tertawa. "Telan, coba. Bisa memangnya?" Kia benar-benar menaruh ujung kunci mobil Evan di lidah

  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 82

    Menggandeng Kai dengan tangan kanan, Kiandra terlihat berjalan tergopoh memasuki rumah. Di balik helm yang masih terpasang, pipi wanita itu basah. "Evan!" panggilnya kencang. Sampai di ruang tamu, Kiandra langsung memeluk Evan yang terduduk di sofa. Tangisnya pecah. "Kenapa bisa? Mana yang sakit? Kamu geger otak?" Kiandra menyentuh perban kecil di dahi kiri Evan. Tadi, tepat setelah jam sekolah Kai usai, Kiandra dihubungi Evan. Lelaki itu mengabari jika dirinya ada di rumah, habis mengalami kecelakaan kecil. Sejak mendengar itu hingga di perjalanan menuju rumah, Kiandra tak berhenti menangis. Ia sungguh cemas dan sedih. Kenapa bisa Evan kecelakaan? Pria itu adalah orang yang selalu berhati-hati. Perasaannya makin tak tentu tadi, karena Evan menolak menjelaskan detail luka yang didapat. Saat melihat keadaan pria itu saat ini, Kiandra jadi makin ketakutan. Ada memar di pipi Evan. Atas pelipis kirinya ditempeli perba

  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 81

    "Jadi, kenapa waktu itu kamu cuma ngakuin Lidia?" Kiandra bertanya pada suaminya. Pukul satu dini hari. Kiandra tengah berbaring di pelukan Evan. Mereka berdua berbagi selimut. Evan menarik bibir Kia. "Hobi banget ngungkit masa lalu. Untuk apa?" "Jawab," desak Kia. Bibirnya yang barusan dicubit terasa sedikt sakit. "Ya biar enggak ribet. Kalau aku kasih tahu kamu juga istriku, kenalanku itu pasti banyak tanya. Atau, kalau dia enggak tanya langsung, dia pasti mikir aneh-aneh." Kiandra berbaring telungkup. Evan melirik sewot. Perempuan itu sepertinya sengaja pamer-pamer. Dari tempatnya, Evan bisa melihat dua benda cantik itu menggantung bebas. "Mikir aneh apa?" Kiandra bertanya seraya menarik Evan yang hendak tidur menyamping. "Pikir aja sendiri!" Evan menarik selimut, menyelimuti dirinya hingga ujung kepala. Pria itu mengulum senyum. "Evan! Jawab dulu! Mikir aneh apa?" Wah! Jebakan berhasil. Saat selimut di atas wajah Evan ditarik Kia

  • Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta   Bab 80

    Membuka mata, bangun dari tidur, pagi ini Evan heran apa dirinya sedang ada di surga atau masih di Bumi. Sebab, pemandangan di depan pria itu sungguh bagus. Lebih indah dari apa pun. Ada Kia dan Vano. Mereka di dekat lemari pakaian, si istri sedang membantu anak mereka mengenakan seragam sekolah. Ditambah senyum indah yang di wajah dua orang itu, Evan sungguh merasa dirinya sudah di surga. "Papa! Papa udah bangun!" Vano berlari, menghampiri dan naik ke tempat tidur. Anak itu memeluk ayahnya yang baru saja duduk. "Ibuk ikut antar Kai ke sekolah hari ini." Anak itu kegirangan. "Beneran Ibuk tinggal di sini dan enggak pulang-pulang lagi?" Evan mengangguk. Mengecup pipi Vano. "Tadi pagi Vano lihat sendiri, 'kan? Ibuk boboknya sama kita." Kai mengangguk. Ia turun dari pangkuan Evan dan mendatangi Kia. Membiarkan ibunya itu mengancingkan kembali seragam sekolah. Senyumnya tak pudar dari wajah. "Oke. Seragam selesai. Turun, biar sarap

DMCA.com Protection Status